Sean menatap Xavier dan Calistha bergantian. Apakah anaknya dan juga Calistha saling mengenal. Dan kenapa kini Xavier menatap Calistha dengan sangat dingin. Ada apakah ini? Apa yang telah dia lewatkan? Pikiran Sean terus bertanya tanya. Dia memang tidak di beritahukan oleh Daren jika yang telah mendorong anaknya adalah Calistha. Daren menyembunyikan semua itu, karena dia tidak mau membuat Sean mengamuk. Apalagi masih ada sangkut pautnya dengan Ambar. Yang itu artinya Sean sedikit banyak akan bersedih dan merasa dikhianati bertubi tubi.“ Kamu apa apaan sih, jangan menuduh anak saya nakal. Apakah begini cara ibu kamu mendidik kamu” Ucap Almira sengit. Apalagi melihat wajah anak itu yang sangat mirip dengan El, semakin membuatnya muak. “ Apakah aku menuduh anak Bibi tua dengan asal? Semua bukti sudah ada dan berada di tangan paman kok. Oh iya,... sebenarnya Bibi tua sedang dalam pencarian paman Daren. Bagaimana jika aku mengatakan pada paman jika ternyata anak nakal ini anak Bibi tua y
“ Kenapa kamu mengerutu seperti itu, apakah ponakan kesayangannku membuat masalah, tapi sepertinya dia bukan type anak yang membuat masalah. Atau karena kamu menyesal karena tidak ikut bersama ke dua kembar kerumah ayahnya” ucap Daren sambil terkekeh, dia sengaja mengoda adik angkatnya. “ Menyesal? Tidak pernah ada di dalam kamus hidup saya, bahkan bertemu dengannya saja aku sudah muak” ucap El semakin kesal dengan bercandaan Daren. Tidak bisa dipungkiri jika akhir akhir ini dia selalu kepikiran dengan Sean. Dan itu membuat El sering banget uring uringan. “ Yah, siapa tahu saja kamu masih memikirkan dan mengharapkan bisa rujuk Kembali dengannya, pasti itu akan membuatnya semakin sombong” ucap Daren kini dia duduk di tempat tadi Xaquil duduk. “ Aku heran deh, bukannya dulu waktu kamu kecil sahabatan dengan dia, tapi kenapa setiap bertemu kalian berdua selalu saja bertengkar, ada saja yang diperdebatkan” ucap El penasaran dengan hubungan Daren dan juga Sean. “ Entahlah, sejak dia me
Jerry bingung mendaatkan pertanyaan itu dari Daren, dia lupa jika dia janji sampai minggu depan cutinya. Selain itu dia juga tahu Daren tadi pergi tapi dia tidak menyangka akan secepat itu pulangnya. “ Tuan Muda, he..he..iya tapi ternyata saya lupa. Saya kira lusa sudah masuk makanya saya datang lebih pagi supaya aku bisa melepas lelah” ucap Jerry sambil menunduk. ‘ Pasti ada yang disembunyikan dari ini anak, tidak biasanya Jerry bicara padaku dengan menunduk seperti ini. Seolah olah dia sedang menyembunyikan sesuatu’ batin Daren. “ Pasti ada yang kalian sembunyikan berdua” ucap El penuh selidik. “ Hum, sebenarnya kita memang menyembunyikan fakta dari ibu dan paman” ucap Xaquil sambil bangun dari baringnya dan menatap ibu dan pamannya dengan imut. Jika sudah mendapatkan tatapan imut seperti ini siapa yang bisa tahan! “ Apa yang kalian sembunyikan, kasih tahu ibu dan paman” ucap El kemudian meraih tubuh Xaquil untuk di pangku. “ Sebenarnya kita berdua memang sangat dekat, tapi
Daren langsung memutuskan untuk kembali ke rumah Sean tanpa sepengetahuan dari El. Hati Daren tidak tenang saat ponakannya menelponnya mengunakan nomor Sean dan meminta dirinya untuk menjemputnya. “ Apa yang dilakukan oleh Sean sehingga anak anak itu langsung memintanya pulang bahkan belum ada 10 jam. Dan juga anak anak itu terlihat sangat ketakutan sekali” gumam Daren sambil terus memacu mobilnya menuju rumah Sean. Dia mencium aroma tidak beres di sana. Sambil setir mobil Daren mencoba menelepon Joe untuk pergi ke rumah Sean karena jarak dari apartemen Joe ke rumah Sean tidak begitu jauh. Daren tidak tenang jika belum mengetahui apa yang terjadi pada keponakannya. Daren hanya memikirkan Xhaqella yang sedikit sensitif apalagi dia baru saja didorong hingga membuat dia masuk rumah sakit. Anak itu masih ada sedikit trauma jika bertemu dengan orang yang baru. Jika Xavier dia lebih berani meskipun tidak seberani Xaquil. “ Tadi pagi anak itu masih ceria saat memasuki rumah Sean, tapi kena
Ambar tiba tiba jantungnya berdetak sangat cepat saat mendengarkan ucapan Daren. Meskipun Daren tidak terlalu jelas mengucapkannya, Ambar tahu jika orang yang dia maksud adalah Vio. ‘ Sial! Bagaimana bisa Daren tahu jika aku yang telah membebaskan Vio, bahkan rekaman CCTV juga sudah di hapus. Apa mungkin El yang sudah memulihkan rekaman itu. Jika memang dia itu Artinya El sudah tahu apa yang terjadi’ batin Ambar. Meskipun dia membenci El, tapi Ambar tahu seperti apa kemampuan El, apalagi mereka sudah hidup bersama dalam waktu yang lama. “ Omong kosong apa yang kamu ucapkan” ucap Ambar dengan terbata bata sementara dia tidak berani menatap Daren. Namun dalam hatinya dia tidak berhenti mengutuk Daren, karena telah ikut campur. ‘ Dia benar tahu jika aku yang membatu Vio kabur atau dia hanya menebaknya’ batinnya terus menduga duga semua kemungkinan. “ Apakah aku perlu kirimkan buktinya padamu, Nyonya!” ucap Daren dengan cukup keras, mampu membuat Ambar langsung gemetaran. “ Siapa ya
Rombongan Kembar akhirnya sudah sampai di kebun Binatang terbesar di kota itu, kedua anak kembar itu terlihat sangat antusias saat mobil mulai memasuki kebun Binatang. “ Wah patung gajahnya sangat besar sekali” pekik Xhaqella sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan kecilnya, saat melihat patung gajah berada di tengah tengan begitu memasuki kebun binatang. ini pertama kalinya kembar pergi ke kebun Binatang yang sangat besar. Biasanya, saat mereka dulu tinggal di bukit mereka hanya bisa melihat binatang binatang ternak yang biasa orang pelihara. Atau sesekali mereka melihat rusa dan kijang. Karena memang di kota kelahiran kembar tidak ada kebun Binatang seperti yang ada di kota ini.“ Paman di sini nanti apakah ada harimau juga” tanya Xavier sambil melihat ke sekelilingnya. “ Tentu saja ada nanti kita akan melihatnya juga” ucap Daren sambil mengelus pucuk kepala Xavier yang kini berdiri di sampingnya sementara Xhaqella berada di dalam pangkuannya. “ Tunggu sebentar di sini aku ak
Weekend Xhaqella dalam minggu ini sangat berantakan, yang awal mulanya ingin tinggal bersama Ayahnya di istana milik sang Ayah. Tidak terlaksana karena dengan adanya Ambar dan juga Almira. Anak itu sudah terlanjur tidak minat lagi. Setelah dari kebun binatang mereka langsung ke rumah Daren dan menginap bersama sang Ayah. Tapi itu juga tidak bisa memuaskan keinginan gadis kecil itu. Karena tidak ada Ibunya, belum lagi minggu siang Sean sudah harus pergi yang tiba tiba ada pekerjaan mendadak yang tidak bisa ditinggalkan. Dan di sinilah Xhaqella menghabiskan sisa liburnya bersama dengan dua kakaknya. Mereka berkumpul di kamar Xaquil dan Xavier. Duduk melingkar di karpet bulu sambil sesekali tangan kecil mereka memasukan kue ke dalam mulutnya. Xaqella langsung menceritakan semua kejadian yang dialami di rumah sang Ayah pada kakak sulungnya. Meskipun Xaquil sendiri sudah tahu karena Xavier langsung menceritakan kejadian itu kemarin. Selain itu Xhaqella juga menceritakan keseruannya saat
Pulang dari Meeting Sean dikejutkan dengan kedatangan Almira bersama anaknya yang menunggunya di halaman rumahnya.‘ Masih berani dia menampakan batang hidungnya di hadapan aku’ batin Sean. “ Sean!” Ucap Almira saat Sean diam dan melewatinya begitu saja, bahkan dia tidak diijinkan masuk oleh penjaga, hanya sampai halaman karena Almira membawa anak kecil. Jika tidak pasti sudah diseret oleh penjaga. “ Mau apa lagi kau ke sini, apa belum puas! Kamu meracuni anak kamu untuk berbuat jahat pada anak aku. Dan juga aku tidak mengenalmu sebelumnya tapi kenapa kamu selalu mengganggu aku” ucap Sean dengan kesal. “ Paman Sean, saya mau minta maaf karena telah mendorong anak paman, sebelumnya saya tidak tahu jika itu anak paman Sean” ucap Calistha maju mendekati Sean. “ Terus kalau bukan anak aku kamu bisa seenaknya saja mendorongnya. Apakah kamu tidak diajarkan oleh ibumu jika berbuat nakal maka kamu akan dipenjara di jeruji besi” ucap Sean sebenarnya kesal. Pasti Calistha meminta maaf padan