Jerry bingung mendaatkan pertanyaan itu dari Daren, dia lupa jika dia janji sampai minggu depan cutinya. Selain itu dia juga tahu Daren tadi pergi tapi dia tidak menyangka akan secepat itu pulangnya. “ Tuan Muda, he..he..iya tapi ternyata saya lupa. Saya kira lusa sudah masuk makanya saya datang lebih pagi supaya aku bisa melepas lelah” ucap Jerry sambil menunduk. ‘ Pasti ada yang disembunyikan dari ini anak, tidak biasanya Jerry bicara padaku dengan menunduk seperti ini. Seolah olah dia sedang menyembunyikan sesuatu’ batin Daren. “ Pasti ada yang kalian sembunyikan berdua” ucap El penuh selidik. “ Hum, sebenarnya kita memang menyembunyikan fakta dari ibu dan paman” ucap Xaquil sambil bangun dari baringnya dan menatap ibu dan pamannya dengan imut. Jika sudah mendapatkan tatapan imut seperti ini siapa yang bisa tahan! “ Apa yang kalian sembunyikan, kasih tahu ibu dan paman” ucap El kemudian meraih tubuh Xaquil untuk di pangku. “ Sebenarnya kita berdua memang sangat dekat, tapi
Daren langsung memutuskan untuk kembali ke rumah Sean tanpa sepengetahuan dari El. Hati Daren tidak tenang saat ponakannya menelponnya mengunakan nomor Sean dan meminta dirinya untuk menjemputnya. “ Apa yang dilakukan oleh Sean sehingga anak anak itu langsung memintanya pulang bahkan belum ada 10 jam. Dan juga anak anak itu terlihat sangat ketakutan sekali” gumam Daren sambil terus memacu mobilnya menuju rumah Sean. Dia mencium aroma tidak beres di sana. Sambil setir mobil Daren mencoba menelepon Joe untuk pergi ke rumah Sean karena jarak dari apartemen Joe ke rumah Sean tidak begitu jauh. Daren tidak tenang jika belum mengetahui apa yang terjadi pada keponakannya. Daren hanya memikirkan Xhaqella yang sedikit sensitif apalagi dia baru saja didorong hingga membuat dia masuk rumah sakit. Anak itu masih ada sedikit trauma jika bertemu dengan orang yang baru. Jika Xavier dia lebih berani meskipun tidak seberani Xaquil. “ Tadi pagi anak itu masih ceria saat memasuki rumah Sean, tapi kena
Ambar tiba tiba jantungnya berdetak sangat cepat saat mendengarkan ucapan Daren. Meskipun Daren tidak terlalu jelas mengucapkannya, Ambar tahu jika orang yang dia maksud adalah Vio. ‘ Sial! Bagaimana bisa Daren tahu jika aku yang telah membebaskan Vio, bahkan rekaman CCTV juga sudah di hapus. Apa mungkin El yang sudah memulihkan rekaman itu. Jika memang dia itu Artinya El sudah tahu apa yang terjadi’ batin Ambar. Meskipun dia membenci El, tapi Ambar tahu seperti apa kemampuan El, apalagi mereka sudah hidup bersama dalam waktu yang lama. “ Omong kosong apa yang kamu ucapkan” ucap Ambar dengan terbata bata sementara dia tidak berani menatap Daren. Namun dalam hatinya dia tidak berhenti mengutuk Daren, karena telah ikut campur. ‘ Dia benar tahu jika aku yang membatu Vio kabur atau dia hanya menebaknya’ batinnya terus menduga duga semua kemungkinan. “ Apakah aku perlu kirimkan buktinya padamu, Nyonya!” ucap Daren dengan cukup keras, mampu membuat Ambar langsung gemetaran. “ Siapa ya
Rombongan Kembar akhirnya sudah sampai di kebun Binatang terbesar di kota itu, kedua anak kembar itu terlihat sangat antusias saat mobil mulai memasuki kebun Binatang. “ Wah patung gajahnya sangat besar sekali” pekik Xhaqella sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan kecilnya, saat melihat patung gajah berada di tengah tengan begitu memasuki kebun binatang. ini pertama kalinya kembar pergi ke kebun Binatang yang sangat besar. Biasanya, saat mereka dulu tinggal di bukit mereka hanya bisa melihat binatang binatang ternak yang biasa orang pelihara. Atau sesekali mereka melihat rusa dan kijang. Karena memang di kota kelahiran kembar tidak ada kebun Binatang seperti yang ada di kota ini.“ Paman di sini nanti apakah ada harimau juga” tanya Xavier sambil melihat ke sekelilingnya. “ Tentu saja ada nanti kita akan melihatnya juga” ucap Daren sambil mengelus pucuk kepala Xavier yang kini berdiri di sampingnya sementara Xhaqella berada di dalam pangkuannya. “ Tunggu sebentar di sini aku ak
Weekend Xhaqella dalam minggu ini sangat berantakan, yang awal mulanya ingin tinggal bersama Ayahnya di istana milik sang Ayah. Tidak terlaksana karena dengan adanya Ambar dan juga Almira. Anak itu sudah terlanjur tidak minat lagi. Setelah dari kebun binatang mereka langsung ke rumah Daren dan menginap bersama sang Ayah. Tapi itu juga tidak bisa memuaskan keinginan gadis kecil itu. Karena tidak ada Ibunya, belum lagi minggu siang Sean sudah harus pergi yang tiba tiba ada pekerjaan mendadak yang tidak bisa ditinggalkan. Dan di sinilah Xhaqella menghabiskan sisa liburnya bersama dengan dua kakaknya. Mereka berkumpul di kamar Xaquil dan Xavier. Duduk melingkar di karpet bulu sambil sesekali tangan kecil mereka memasukan kue ke dalam mulutnya. Xaqella langsung menceritakan semua kejadian yang dialami di rumah sang Ayah pada kakak sulungnya. Meskipun Xaquil sendiri sudah tahu karena Xavier langsung menceritakan kejadian itu kemarin. Selain itu Xhaqella juga menceritakan keseruannya saat
Pulang dari Meeting Sean dikejutkan dengan kedatangan Almira bersama anaknya yang menunggunya di halaman rumahnya.‘ Masih berani dia menampakan batang hidungnya di hadapan aku’ batin Sean. “ Sean!” Ucap Almira saat Sean diam dan melewatinya begitu saja, bahkan dia tidak diijinkan masuk oleh penjaga, hanya sampai halaman karena Almira membawa anak kecil. Jika tidak pasti sudah diseret oleh penjaga. “ Mau apa lagi kau ke sini, apa belum puas! Kamu meracuni anak kamu untuk berbuat jahat pada anak aku. Dan juga aku tidak mengenalmu sebelumnya tapi kenapa kamu selalu mengganggu aku” ucap Sean dengan kesal. “ Paman Sean, saya mau minta maaf karena telah mendorong anak paman, sebelumnya saya tidak tahu jika itu anak paman Sean” ucap Calistha maju mendekati Sean. “ Terus kalau bukan anak aku kamu bisa seenaknya saja mendorongnya. Apakah kamu tidak diajarkan oleh ibumu jika berbuat nakal maka kamu akan dipenjara di jeruji besi” ucap Sean sebenarnya kesal. Pasti Calistha meminta maaf padan
Pagi sudah mulai menyapa dengan sinar matahari yang begitu hangat. Setelah mengantar ketiga anak kembarnya. El langsung mengunjungi tokonya. Namun pagi El hari ini tidak begitu menguntungkan, sejak datang ke kota ini sepertinya masalah selalu datang menghampirinya. Saat El memasuki tokonya dia dikejutkan oleh Almira, wanita yang dulu memperingatkan dirinya untuk tidak mendekati Sean. Kini wanita itu datang lagi, entah apa yang akan dilakukan oleh dia. Tapi yang membuat El terkejut adalah adanya anak kecil wajahnya mirip seperti yang ada di rekaman video yang mendorong anaknya hingga jatuh. ‘ Oh, ternyata wanita itu bernama Almira, dan anak itu ternyata anaknya. Sekarang aku tahu kenapa Calistha mendorong Qella. Sepertinya sifat nakal anak itu menurun dari ibunya. Atau memang Almira yang menyuruh anaknya untuk mencelakai Qella. Dan itu artinya saat di pantai waktu itu, dia juga ada di sana. Apakah selama ini ada yang menguntit aku’ batin El sambil tersenyum miring. Namun, El tidak m
El merasa pernah berada di posisi seperti ini ketika Almira mengucapkan kata kata yang tidak masuk akal padanya. Kata yang keluar dari mulut orang egois. ‘ Aku merasa pernah berada diposisi ini, tapi kapan dan dengan siapa?’ El terus mengingat ingat kejadian apa yang mengelitik memori masa lalunya. ‘ Dimasa lalu aku tidak pernah berdebat dengan seseorang yang sangat tidak masuk akal, aku hanya berdebat dengan....... Ah iya, kenapa aku tiba tiba memikirkan wanita sinting yang berkamuflase sebagai orang baik? Tapi...’ batin El kemudian dia ingat dan mulai meragu. Saat pikirannya sedang bingung tiba tiba kata kata Xaquil kemarin langsung memenuhi kepalanya. Flashback....“ Ibu bukankah ini sangat aneh jika anak yang mendorong Qella juga pernah mendorongnya saat dulu di pantai. Apakah mungkin ada musuh ibu yang mengikuti kita dan melihat gerak gerik kita” ucap Xaquil saat dia sedang menyelidiki kasus yang menimpa adik perempuannya. “ Ibu juga merasa sangat aneh, tapi siapa? Musuh yan