“ Ibu apakah Xavier sudah pulang” ucap Xaquil pada ibunya sambil menunggu Sean mendonorkan darahnya untuk Xhaqella. “ Hum, tadi ibu memintanya untuk pulang karena terlalu bahaya anak kecil kalau berada di rumah sakit. Banyak virus dan bakteri” ucap El pada anaknya. “ Xaquil sudah mengunakan masker dan juga aku selalu minum madu, makan buah dan masih banyak lagi lainnya untuk menambah kekebalan tubuh. Jadi aku bisa menemani ibu. Lagi pula di rumah sakit ini sudah ada disinfectantnya yang di taruh di Ac central. Jadi meskipun banyak bakteri dan virus orang orang yang berkunjung bahkan para dokter dan suster tetap sehat” ucap Xaquil sambil tersenyum, dia mencoba meyakinkan ibunya jika dirinya kuat, Dia tidak mau jika di suruh pulang oleh ibunya seperti adiknya. “ Tapi jangan lupakan fakta jika sistem kekebalan anak anak yang masih dalam masa pertumbuhan belum seratus persen mampu melawan bakteri dan Virus, masih rentan. Untuk itu anak anak sebisa mungkin harus dijauhkan dari bakteri
“ Bos apa yang terjadi padamu? Kenapa wajah kamu terlihat pucat sekali, apakah anak itu benar benar mengambil nyawamu” ucap Joe saat menjemput Sean di rumah sakit. Dia tidak menyangka jika bosnya akan mudah diperdaya seperti ini, tadi siang berangkat ke rumah sakit dengan bugar tapi belum ada dua puluh empat jam sudah lemas dan pucat. “ Ha..ha..ha..Joe, aku memang bodoh” ucap Sean sambil menyandarkan kepalanya ke jok mobil.“ Apa yang terjadi Sean, ceritakan jangan membuatku mati penasaran” ucap Joe setengah berteriak. Melihat Joe yang penasaran Sean terkekeh, namun Sean langsung membagi ceritanya pada Joe. “ Joe, Qella habis kecelakaan! Kejadian yang sebenarnya aku belum tahu sepertinya ada yang mencelakakan anak aku. Dan dia kekurangan darah dan golongan darahnya sama denganku” ucap Sean. Joe terkejut dengan fakta yang sedang terjadi. Jadi anak lakinya tadi yang datang untuk membawa Sean ke rumah sakit dan mengambil darah ayahnya untuk adiknya.“ Jadi Bos pucat ini habis diambi
Malam sudah semakin larut membuat suasana malam menjadi sunyi karena ditinggalkan oleh para insan yang lebih memilih memeluk guling dari pada berbicara pada malam. Namun, Tidak untuk di sebuah tempat dengan tiga lantai di selatan kota. Lampu masih menyala dengan terang benderang. Di lantai dasar terlihat sangat ramai, dengan hiasan lampu warna warni yang membuat ruangan menjadi lebih hidup. Apalagi diiringi dentuman musik disko yang membuat para penikmat dunia malam mulai mengoyangkan badannya mengiringi alunan musik. Sorak gembira terdengar di sana sini, sementara tangan mereka mengangkat gelas berisi wine. Kebebasan! Itulah yang diminati oleh para muda mudi jaman sekarang, bahkan anak dibawah umur mulai pandai mengelabuhi para petugas supaya bisa lolos masuk kedalam. Dan ikut berpesta, menari dan juga mencoba minuman keras. Tidak jauh dari sana, di sebuah bar seorang pria muda sedang menikmati wine dengan kanan dan kirinya dua wanita dengan mengunakan pakaian seksi yang membuat
Malam itu Almira belum bisa tidur, setelah mendapatkan laporan jika anaknya telah membuat anak El terjatuh hingga masuk kedalam rumah sakit. Almira sendiri tidak tahu apa yang terjadi pada anaknya dan juga anak dari El. ' Jangan sampai ada saksi yang melihatnya, atau aku akan berhadapan dengan Daren. Satu satunya manusia yang tidak bisa dibohongi' batin Almira.“ Apakah kamu sudah memeriksa lokasi kejadian di mana Calistha mendorong anak itu? Apakah ada CCTV di sana” ucap Almira pada salah satu anak buahnya yang dia tugaskan untuk menyelidiki kejadian tadi siang. “ Saya sudah menyelidikinya, memang ada CCTV tapi saat saya menanyakan ke bagian keamanan, CCTV itu rusak. Aku sudah cek sendiri jika memang tidak ada rekaman saat kejadian” ucap anak buahnya.“ Baguslah kalau gitu” ucap Almira kini tenang. Padahal semua itu sudah direncanakan oleh Daren, dia memang menyuruh pihak keamanan untuk mengatakan jika rekaman CCTV rusak.Daren melakukan itu, karena dia penasaran dengan anak itu, s
Setelah melakukan pergolakan batin yang tidak sebentar akhirnya Sean memberanikan diri untuk mengetuk pintu. Tok!Tok!El dan Daren langsung menoleh ke pintu dan melihat Sean berdiri dengan senyuman canggung menghiasi wajahnya. ‘ Bisa senyum juga itu orang’ batin Daren julid namun dia membiarkan Sean masuk dan mendekati anaknya. lAjaib! Xhaqella langsung menghentikan tangisnya saat melihat Sean masuk keruangannya. Kekuatan seorang ayah untuk anak perempuannya. “ Hai, cantik bagaimana keadaan kamu, Hum” ucap Sean sambil mengelus Xhaqella dengan sayang. Mendapat elusan hangat dari tangan ayahnya, langsung membuat Xhaqella mencebik kan bibir mungilnya, dengan air mata yang kembali menetes. “ Mau digendong Ayah” ucap Daren dengan hangat sambil menyodorkan Xhaqella pada Sean, yang juga menerimanya dengan senang hati karena diberi kesempatan untuk mengendong anaknya.Sebesar apapun Daren memberikan cinta untuk keponakannya, namun dia tidak bisa memberikan cinta seperti cintanya seor
Setelah jam makan siang akhirnya Sean kembali ke kantornya dengan wajah baru karena sepanjang jalan dia tersenyum. Dan itu membuat para staff kantornya heran. Karena hal itu tidak pernah terjadi sebelumnya.“ Bukankah ada yang salah dengan Tuan, sejak tadi dia tersenyum begitu” ucap salah satu staff pada temannya saat Sean melewati mereka dan tersenyum. “ Hum, aku senang dengan perubahannya itu, semoga saja perubahan itu permanen. Jangan sampai seperti biasanya habis memberikan senyum lebar dia langsung berubah menjadi lebih dingin dari biasanya” sahut temannya dengan lirih takut Sean mendengarnya. Semua orang sudah tahu dengan sikap bos besarnya.“ Semoga saja” ucapnya sambil melihat Sean yang semakin menjauh. Sedangkan Sean sendiri seolah olah tidak pedulikan setiap tatapan dari para Staffnya. Seolah olah dia bahagia dengan dunianya sendiri. Brugh! “ Maaf Tuan!.... maaf!” tiba tiba seorang staff tidak sengaja menabrak Sean yang sedang berjalan menuju ruangan miliknya. Dengan
Daren dan Xaquil kini terdiam dan tenggelam dengan pikirannya masing masing. setelah menemukan fakta baru keduanya berpikir keras. suasa yang tadi penuh canda kini sangat sepi bahkan hanya ada suara napas. Huft! Xaquil tampak menghela napas dengan berat, dia membayangkan kehidupan orang dewasa yang menurutnya sangat rumit. ‘ Ibu dulu pasti sangat lelah harus bersikap baik sama semua orang yang ternyata orang orang itu punya niat jahat. Kali ini aku benar benar bersyukur karena ibu diceraikan. Jika tidak, pasti ibu dan adik adik yang diincar oleh mereka. Dan saat itu aku juga masih sangat kecil’ batin Xaquil sambil melihat diluar kaca mobilnya. Kota yang sangat sesak. “ Paman, bukankah kita lebih enak tinggal di kota pinus? Di sana kita tidak akan terancam dan juga suasana di sana sangat sehat” ucap Xaquil sambil menghela napas untuk kesekian kalinya. “ Melihatmu menghela napas sejak tadi, kamu terlihat seperti kakek kakek yang terperangkap dalam tubuh bocah kecil. Atau jangan jan
Joe tersenyum senang saat Sean bisa bahagia bahkan dia bisa melihat binar binar cemerlang dari pancaran mata Sean. “ Bos, aku berharap kedepannya hidupmu akan jauh lebih baik. Jika anak Bos benar ingin memberikan rahasia pada kita. Itu artinya kita akan mencapai titik terang dalam waktu dekat” ucap Joe sambil bersandar pada dinding dekat jendela yang ada di ruang Sean. Sesekali Joe melihat ke bawah sana, melihat orang orang yang terlihat sangat kecil. “ Hm aku juga berharap begitu Joe, aku sudah lelah dengan semua drama kehidupan yang sejak dulu tidak pernah usai. Aku hanya ingin hidup bahagia bersama keluarga kecilku” ucap Sean. “ Tapi kira kira rahasia apa yang akan diberitahukan padaku Joe? Siapa orang terdekatku yang berkhianat?” lanjut Sean. Huft! Joe menghela napas dengan berat, dia sendiri juga menerka nerka siapa orang yang berkhianat. Dan tujuannya apa? “ Bos, siapapun itu, percayalah aku akan berada disisimu. Kita hadap