" Xaquil kamu dipanggil ke ruang guru” ucap ketua kelas sambil mendekati Xaquil yang sedang membaca buku. Anak anak murid yang lain langsung menoleh ke Xaquil dengan khawatir begitu pula dengan Xhaqella dan juga Xavier. Sementara murid yang satu sedang tertunduk di bangkunya dalam diam, sesekali dia menyeka air matanya. “ Kak biarkan aku menemani kakak ya” ucap Xavier sambil memeluk kakaknya. “ Jangan cengeng, semua akan baik baik saja, Kakak adalah pria dewasa yang akan dengan mudahnya menyelesaikan masalah ini” ucap Xaquil sambil menepuk kepala adiknya dengan sayang, setelahnya ia berjalan keluar dari kelas. “ Xaquil semangat! Jika para guru menyalahkan kamu, kita satu kelas siap berdemo untuk membela kamu. Kelas kita harus menjadi kelas yang paling unggul, berprestasi, disiplin dan juga baik terhadap sesama. Kita akan membela teman kita dari ketidakadilan dan pembullyan” seru Gabriel dengan tangan mengepal dan diangkat ke atas. “ Betul! Semangat! Kita tumpas anak anak nakal y
Xaquil berjalan ke ruang guru dengan percaya diri, sorakan semangat teman temannya dan untuk membela keadilan membuatnya berjalan dengan tegap dan mengangkat dagunya. Selama ia berjalan ditempat yang benar dia tidak akan gentar. Ia akan membela keadilan apapun yang terjadi, begitulah pikir Xaquil. Ia tidak mau ada Arza yang lainnya yang diperlakukan tidak pantas selayaknya manusia. Apa salahnya menjadi miskin? Jujur tidak ada satu orang pun yang mau hidup miskin di dunia ini, tapi mereka bisa apa, Ketika Tuhan sudah memberikan takdir itu padanya, tidak ada yang bisa dia lakukan selain menerimanya dengan lapang dada. Tok! Tok! “ Masuk! Sang guru mempersilahkan Xaquil masuk, di dalam ruangan sudah ada beberapa orang termasuk wali kelas Xaquil. “ Oh jadi ini yang menghajar anak saya, masih kecil saja sudah jadi preman mau jadi apa jika nanti besar” ucap seorang pria dengan perut sedikit membuncit sedang menghampiri Xaquil dan memegang kedua lengannya. “ Yang pasti bukan seperti ana
Daren terkejut melihat ponakannya dihukum dengan berdiri menghadap tembok dan mengangkat kedua tangannya, seharusnya wakil kepala sekolah tidak memberikan hukuman sebelum tahu ada masalah apa keduanya bertengkar, bukti luka dari salah satu pihak tidak bisa dijadikan bukti sah! Harus ada bukti lainnya, bisa saja ada fitnah. Mungkin saja anak itu jatuh dan menuduh Xaquil. Dengan perasaan yang geram, Daren langsung mengambil Xaquil kemudian di dudukan di kursi, sebelum akhirnya dia juga ikut duduk disampingnya. Melihat Daren yang tiba tiba berubah menjadi dingin, membuat Jasper selaku wakil kepala sekolah dan Irfan tidak bisa berkutik. Mereka semua tahu siapa Daren, salah satu orang yang harus dihindari dan tidak membuat konflik dengannya. Tapi mereka berdua telah salah memilih lawan. Jasper juga tidak mengetahui jika Daren adalah wali dari Xaquil dan kedua adiknya. “ Maaf Tuan Daren, sepertinya ini hanya salah paham. Kita tidak bertindak berlebihan….. “ Salah paham anda katakan? Dan
Xaquil kembali ke kelas setelah masalahnya sudah jelas, sisanya akan di selesaikan oleh orang dewasa. Selain itu Xaquil percaya dengan pamannya. Semuanya pasti akan baik baik saja, apalagi tadi wakil kepala sekolah dan juga Ayah dari Bara terlihat sangat takut pada pamannya. Itu artinya pamannya adalah orang yang sangat berpengaruh di kota ini. “ Kakak!” “ Xaquil!” Sontak semua teman temannya langsung meneriakkan namanya saat ia membuka pintu ruang kelas yang memang tidak ada guru yang mengajar. Karena masalah tadi para guru kini sedang mengadakan rapat. Mendapat sambutan dari teman temannya, Xaquil hanya melambaikan tangannya dengan wajah datarnya. “ Semua masalah sudah selesai jadi tidak perlu khawatir lagi, anak itu akan dikeluarkan dari sekolah ini jadi kalian tidak perlu takut lagi” ucap Xaquil sambil duduk dibangkunya dan tidak menghiraukan teman temannya lagi. “ Hore! Anak nakal itu akhirnya dikeluarkan juga dari sekolah ini” sorak anak anak dengan senanngnya.Namun tidak
Bel pulang sekolah telah berbunyi, semua anak anak langsung berkemas dan langsung menunggu intruksi siapa yang orang tuanya sudah di halaman sekolah dan siapa yang harus pulang mengunakan bus sekolah karena tidak dijemput oleh kedua orang tuanya. Wali kelas yang akan memberikan intruksi itu. Xaquil masih melihat ke arah Arza yang sepertinya sedang bingung dan juga takut.Setelah mendengarkan alasan kenapa Arza mau menuruti apa yang diperintahkan oleh Bara Xaquil menjadi sedih. Ternyata kehidupan teman temannya tidak ada yang sempurna, bahkan ada yang mengalami kehidupan seperti Arza. ‘Aku bersyukur Ibu selalu memberikan kita bertiga kasih sayang yang lebih untuk kita bertiga. Dan juga ibu memberikan apa yang kita inginkan, meskipun saat itu ibu tidak banyak uang’ batin Xaquil, dia benar benar bersyukur dengan kehidupannya. ‘ Maafin aku Tuhan, karena sebelumnya aku sempat membenci kehidupan ini karena kita tidak punya ayah’ lanjutnya dalam hati. Sekuat kuatnya Xaquil dia pernah me
Setelah mengantar kembar dan Arza pulang ke rumah, Daren kembali menyambangi keluarga Irfan, ia tidak akan membiarkan keluarga itu menindas orang lain lagi. Semua ini harus segera dihentikan! Sejak dulu Daren tidak menyukai jika ada orang yang merundung orang lain apalagi hanya karena miskin. Kali ini dia akan memperingatkan Irfan untuk tidak merundung orang lain, dan mengambil ibunya Arza. Karena kemungkinan ibu dari anak itu pasti akan menjadi pelampiasan dari Irfan ataupun Bara.Setelah sampai di depan rumah mewah akhirnya Daren ditemani oleh asistennya langsung turun dari mobil kemudian masuk kedalam gerbang setelah mendapatkan ijin dari penjaga. Namun tiba tiba telinganya mendengar suara suara gaduh dari samping rumah milik Irfan, oleh karena itu Daren langsung menuju samping rumah dan melihat pemandangan yang sangat mengerikan.Daren bahkan tidak bisa berkata kata lagi, karena melihat seorang Wanita yang tidak muda lagi sedang merintik kesakitan, sementara di depannya berdiri Ba
Sore itu Sean kembali ke teman tempat dia dulu menenangkan pikiran di saat sedang suntuk, gara gara tadi sempat bersitegang dengan ibunya, kini pikirannya menjadi sangat kacau. Hatinya sakit saat Mamanya masih tidak menerima El, padahal semua orang tahu mantan istrinya tidak salah, tapi kenapa Orang tuanya masih membenci mantan istrinya bahkan Mamanya terlihat sangat membenci El dengan kebencian yang besar. Setahu Sean selama El menjadi istrinya dia telah menjadi menantu yang baik dan lembut. Bahkan tidak pernah mendengar keributan di antar mertua dan menantu selama mereka bersama.“ Kira kira apa yang membuat Mama membenci El sedemikian dalam? Padahal selama ini mereka terlihat kompak dan baik baik saja. Apakah Mama juga menyimpan sebuah kepalsuan pada hubungan aku dan juga El seperti halnya Wanita ular itu yang dengan teganya menusuk dari belakang” monolog Sean sambil menendang kerikil kerikil kecil yang ada di jalanan menuju taman.Huft!Sepertinya perjuangan Sean tidak akan mudah
Sean pulang Ketika hari sudah berganti menjadi malam, ia sangat senang bisa berbincang bincang dengan anaknya dari dekat meskipun ada rasa sedihnya saat anak itu mengucapkan untuk tidak menemuinya, bahkan dia melarangnya untuk menyapa jika tidak sengaja bertemu kembali.“ Apa yang terjadi? Kenapa anak itu melarangnya untuk bertemu? Apakah dia sangat kecewa denganku?” monolog Sean sambil berjalan menuju kamarnya. “ Tapi apa yang dimaksud dengan jangan meminum obat? Kenapa dia tidak mengatakan dengan jelas, apakah dia mulai mengejekku karena selama ini tidak mengenali mereka sebagai anakku? Ataukah ini balas dendam karena beberapa waktu lalu aku membuatnya menangis ketakutan?” lanjut Sean yang masih belum memahami apa yang diucapkan oleh Xaquil. Apakah hal yang serius ataukan hanya kejahilan Xaquil pada ayahnya seperti biasanya dia melakukan hal hal konyol pada ayahnya. “ Entahlah, apa maksudnya anak itu! Nanti sajalah aku memikirkannya, sekarang lebih baik aku mandi dulu siapa tahu se