Bel pulang sekolah telah berbunyi, semua anak anak langsung berkemas dan langsung menunggu intruksi siapa yang orang tuanya sudah di halaman sekolah dan siapa yang harus pulang mengunakan bus sekolah karena tidak dijemput oleh kedua orang tuanya. Wali kelas yang akan memberikan intruksi itu. Xaquil masih melihat ke arah Arza yang sepertinya sedang bingung dan juga takut.Setelah mendengarkan alasan kenapa Arza mau menuruti apa yang diperintahkan oleh Bara Xaquil menjadi sedih. Ternyata kehidupan teman temannya tidak ada yang sempurna, bahkan ada yang mengalami kehidupan seperti Arza. ‘Aku bersyukur Ibu selalu memberikan kita bertiga kasih sayang yang lebih untuk kita bertiga. Dan juga ibu memberikan apa yang kita inginkan, meskipun saat itu ibu tidak banyak uang’ batin Xaquil, dia benar benar bersyukur dengan kehidupannya. ‘ Maafin aku Tuhan, karena sebelumnya aku sempat membenci kehidupan ini karena kita tidak punya ayah’ lanjutnya dalam hati. Sekuat kuatnya Xaquil dia pernah me
Setelah mengantar kembar dan Arza pulang ke rumah, Daren kembali menyambangi keluarga Irfan, ia tidak akan membiarkan keluarga itu menindas orang lain lagi. Semua ini harus segera dihentikan! Sejak dulu Daren tidak menyukai jika ada orang yang merundung orang lain apalagi hanya karena miskin. Kali ini dia akan memperingatkan Irfan untuk tidak merundung orang lain, dan mengambil ibunya Arza. Karena kemungkinan ibu dari anak itu pasti akan menjadi pelampiasan dari Irfan ataupun Bara.Setelah sampai di depan rumah mewah akhirnya Daren ditemani oleh asistennya langsung turun dari mobil kemudian masuk kedalam gerbang setelah mendapatkan ijin dari penjaga. Namun tiba tiba telinganya mendengar suara suara gaduh dari samping rumah milik Irfan, oleh karena itu Daren langsung menuju samping rumah dan melihat pemandangan yang sangat mengerikan.Daren bahkan tidak bisa berkata kata lagi, karena melihat seorang Wanita yang tidak muda lagi sedang merintik kesakitan, sementara di depannya berdiri Ba
Sore itu Sean kembali ke teman tempat dia dulu menenangkan pikiran di saat sedang suntuk, gara gara tadi sempat bersitegang dengan ibunya, kini pikirannya menjadi sangat kacau. Hatinya sakit saat Mamanya masih tidak menerima El, padahal semua orang tahu mantan istrinya tidak salah, tapi kenapa Orang tuanya masih membenci mantan istrinya bahkan Mamanya terlihat sangat membenci El dengan kebencian yang besar. Setahu Sean selama El menjadi istrinya dia telah menjadi menantu yang baik dan lembut. Bahkan tidak pernah mendengar keributan di antar mertua dan menantu selama mereka bersama.“ Kira kira apa yang membuat Mama membenci El sedemikian dalam? Padahal selama ini mereka terlihat kompak dan baik baik saja. Apakah Mama juga menyimpan sebuah kepalsuan pada hubungan aku dan juga El seperti halnya Wanita ular itu yang dengan teganya menusuk dari belakang” monolog Sean sambil menendang kerikil kerikil kecil yang ada di jalanan menuju taman.Huft!Sepertinya perjuangan Sean tidak akan mudah
Sean pulang Ketika hari sudah berganti menjadi malam, ia sangat senang bisa berbincang bincang dengan anaknya dari dekat meskipun ada rasa sedihnya saat anak itu mengucapkan untuk tidak menemuinya, bahkan dia melarangnya untuk menyapa jika tidak sengaja bertemu kembali.“ Apa yang terjadi? Kenapa anak itu melarangnya untuk bertemu? Apakah dia sangat kecewa denganku?” monolog Sean sambil berjalan menuju kamarnya. “ Tapi apa yang dimaksud dengan jangan meminum obat? Kenapa dia tidak mengatakan dengan jelas, apakah dia mulai mengejekku karena selama ini tidak mengenali mereka sebagai anakku? Ataukah ini balas dendam karena beberapa waktu lalu aku membuatnya menangis ketakutan?” lanjut Sean yang masih belum memahami apa yang diucapkan oleh Xaquil. Apakah hal yang serius ataukan hanya kejahilan Xaquil pada ayahnya seperti biasanya dia melakukan hal hal konyol pada ayahnya. “ Entahlah, apa maksudnya anak itu! Nanti sajalah aku memikirkannya, sekarang lebih baik aku mandi dulu siapa tahu se
Di pagi pagi hari buta Sean sudah berada di depan rumah Daren, hari ini dia sengaja untuk berkunjung kemudian meminta maaf pada keluarga Daren. Sekaligus melihat apakah El tinggal bersama dengan Daren atau tinggal di rumah lain. Jika dulu Sean datang dengan keangkuhan yang tinggi, lain halnya dengan hari ini yang datang dengan menundukan kepalanya. Dan tentu saja hal itu membuat para penjaga gerbang rumah Daren mulai bergosip.“ Kesambet setan apa itu Tuan Sean pagi ini? biasanya dia datang dengan aura kemarahan yang meluap luap hingga tumpah dan mengenai orang yang disekitarnya” ucap salah satu penjaga gerbang saat Sean masuk dengan sopan bahkan menyapanya.“ Jangan begitu, orang berubah jadi baik itu harus didukung jangan di ejek meskipun dia berubah hanya untuk beberapa jam atau hari” sahut temannya sambil terkekeh.Mereka semua sudah tahu bagaimana sikap Sean, sejak dulu dia terkenal angkuh dan dingin, tapi saat dia mendekati Elvaretta dan menjadi pasangan, sikap Sean berubah sera
Daren langsung masuk kembali ke kamarnya, kemudian dia menghampiri ponakannya yang tidur di kamarnya setelah semalam berdiskusi dengannya. Daren kemudian langsung mencium kepala Xaquil yang tidak terganggu sama sekali. sepertinya anak itu terlalu kelelahan.“ Harusnya kamu melihat momen mengharukan pagi ini Boy” ucap Daren sambil mengusap usap kepala Xaquil.Karena tidak mau mengganggu tidur keponakannya, Daren memutuskan untuk turun sekaligus mengusir Sean yang beraninya pagi pagi membuat masalah di rumah ornag lain seperti ini.“ Dia benar benar keras kepala, baru kemarin dia mengatakan untuk tidak menemui keluarganya dulu sebelum menemukan musuh musuhnya. Ternyata keras kepala Xaquil itu berasal dari bapaknya” gumam Daren sambil mematikan lampu dan menggantinya dengan lampu yang redup supaya Xaquil tetap tidur dengan nyaman. Dan setelahnya Daren langsung menutup pintunya dengan pelan pelan.Sementara itu, di halaman depan Sean terlihat mengusak air mata yang membasahi kedua pipinya
Pagi itu Arza mengunjungi ibunya di sebuah rumah sakit di antar oleh salah satu anak buah Daren. Kondisi ibu dari Arza masih harus di rawat, karena kondisinya yang kurang baik. banyak luka disekujur tubuhnya. sebetulnya Daren dan El sudah meminta Arza untuk tinggal sementara bersamanya, tapi sepertinya anak itu tidak mau merepotkan orang lain, jadi dia tinggal sendiri di rumah, tapi Daren meminta anak buahnya untuk menemani anak itu. " Selamat Pagi Ibu, bagaimana kondisi ibu saat ini" Ucap Arza dengan ceria. Ia ingin memberikan kekuatan pada ibunya supaya lekas sembuh. " Pagi juga sayang, Ibu sudah lebih baik, Maafin ibu ya/1 gara gara ibu kamu harus menyiapkan semuanya dengan sendiri" Sahut ibunya dengan lirih, ia melihat anaknya dengan penuh kasih sayang. " Selama ibu baik baik saja maka akupun juga akan senang, mulai sekarang ibu jangan khawatir karena tidak ada yang akan marahin ibu lagi" ucap Arza kemudian dia mengeluarkan bekal dari dalam tasnya." Ini Arza bawain ibu buah, pa
El masih bingung, siapa yang datang menemui dirinya dipagi hari seperti ini, apa ada salah satu temannya yang tahu jika dirinya sekarang berada dikota ini dan membuka toko kue. Meski dia bingung El langsung memutuskan untuk menemuinya, dari pada dia penasaran dan bertanya tanya orang itu mau apa? menemuinya adalah cara yang cepat untuk mendapatkan jawaban. “ Tamunya ada di mana?” tanya El pada staff yang tadi memberitahukan pada dirinya, “ Ada di dalam bu yang tempat dekat bunga bunga katanya dia sangat tertarik dengan tempat ini, mungkin dia mau membuat acara ditempat ini kali bu, soalnya sejak tadi dia melihat lihat dan mengambil gambar di setiap sudutnya” ucap Staff dengan senang. “ Baiklah biar saya temui dia, kamu lanjut bekerja saja, Mbak kan bagian depan kalau ada yang meminta tidak sesuai dengan standar dari toko kita, langsung tolak saja ya” ucap El memberitahukan pada staffnya, sebelum ada kejadian yang tidak diinginkan. El melintasi ruangan yang penuh dengan bermacam mac