Share

Part 6

Sean tengah berdiri di balkon kamarnya sambil memandang hamparan luas di bawah sana, dulu di tempat itu ditanami berbagai bunga yang selalu bermekaran, namun beberapa tahun terakhir ini bunga bunga itu tidak lagi terlihat hidup. Mungkin karena pemiliknya tidak kembali lagi makanya bunga bunga pun ikut mati.

“ Sudah lima tahun dia menghilang tanpa jejak sejak kejadian itu” ucapnya sambil menatap kosong hamparan depannya. Ia merasa kehilangan El yang sangat dicintainya karena kebodohan yang dia buat. Benar apa yang diinginkan oleh El dan juga Dareen dulu, jika dirinya akan hidup dalam penyesalan seumur hidupnya. Hingga kini Sean masih belum bisa memaafkan dirinya sendiri, bagaimana dia bisa begitu bodoh memperlakukan El seperti sampah. Andai saja dulu dia tidak mengusir El malam itu, El tidak akan mengalami penghinaan itu. Andai saja ia mau memberikan kesempatan pada El untuk membuktikan jika itu bukan dia. Andai… dan andai yang kini memenuhi pikiranya selama lima tahun terakhir ini.

Tok! …. Tok….

Ketukan pintu samar samar terdengar, namun Sean enggan untuk membukanya, paling juga ibunya yang selalu bawel jika akhir pekan. Sudah hampir satu bulan ini Ibunya mendorongnya untuk dekat dengan wanita pilihan dia.

Sean sendiri memang tidak ada niat untuk menikah lagi, karena ia tidak akan menyakiti wanita lain, karena hatinya tidak bisa melupakan El mantan istrinya dan juga rasa bersalahnya, selalu menghantui dirinya setiap saat.

Ini seperti sebuah kutukan!

Tok.. Tok…

Brak!.... Brak!

Gedoran pintu semakin kencang, memuat Sean mendengus kesal, meski demikian ia tetap berjalan dan meraih gagang pintu dengan kasar.

“ Ma.. sudah ku bila……

“ Lama amat sih buka pintunya, mang lagi apa kau, bos” ucap Joe. Ternyata yang mengedor pintunya sahabat sekaligus asistennya.

“ Aish! Ternyata kau, lagipula kenapa sih datang datang tidak kasih kabar dulu. Kan aku bilang  kalau akhir pekan jangan datang atau membahas pekerjaan” omel Sean kemudian ia kembali kedalam kamarnya dan langsung duduk di sofa. Sudah beberapa bulan ini, Sean sudah tidak gila kerja seperti biasanya. Dalam satu minggu ia mengambil libur, meskipun hanya sekedar merenungkan hidup yang dia jalani.

“ Cepat tua kau, ngomel mulu udah kaya nenek nenek kehilangan kaca matanya saja. Nih coba lihat” ucap Joe ikut menjatuhkan tubuhnya di sofa samping tempat Sean duduk.

Sean menerima amplop yang diberikan oleh Joe, dan langsung melihat kumpulan foto yang membuatnya mengernyitkan dahinya.

“ Maksud kamu apa memberikan ini padaku? Yang ku cari buka Daren, ngapain kamu memberikan aku foto Daren” ucap Sean kemudian langsung melemparkannya keatas meja, Dadanya terlihat naik turun karena kesal, saat ia melihat foto Daren. Sejak saat itu sahabatnya itu juga tidak mau lagi berteman dengannya.

Selain itu, Sean merasakan iri dengan Daren yang bisa lengsung mempercayai El di bandingkan dirinya. Apakah cintaku tidak tulus seperti yang mereka katakan? Apakah aku sudah terlalu jahat?

“ Di lihat baik baik dulu bos, jangan asal marah saja. Bingung deh aku, kayanya sifat pemarahmu itu semakin meningkat” ucap Joe.

“ Terus apanya yang harus aku lihat, itu semua foto Daren, terus buat apa aku menyimpan foto dia yang membuat darahku semain naik” ucap Sean semakin kesal.

Benar apa yang Joe katakan jika emosinya tinggi, dulu jika ia tidak terlalu emosi saat Vio memberikan foto El yang ternyata paslu itu, semuanya pasti akan baik baik saja. Sean tidak bisa membaca semua kesaksian Vio hanyalah palsu belaka.

“ Hadeh!, ini foto dari lima tahun yang lalu, dan aku baru mendapatkan ini beberapa hari yang lalu, foto ini menunjukan jika Daren keluar dari kantor pengadilan. Dan dia yang mengambil surat milik El. dan setelahnya ini foto dia saat bersama El. setelah itu aku tidak menemukan jejak El sama sekali hingga sekarang. Bukankan ini sangat aneh, dan juga kita semua tahu Daren dan El sangat pandai dalam hal meretas dan menghapus semuanya” ucap Joe. Dan itu membuat Sean kini mampu berpikir dengan jernih. Ia benar benar bodoh, bukankah sudah  jelas sejak awal jika Daren sudah memberikan kesempatan saat itu untuk memaafkan El dan mencari tahu apa yang terjadi. Namun saat itu Sean masih marah dan terhasut oleh Vio ditambah lagi kedua orang tuanya juga lebih percaya dengan Vio selalu memprovokasinya.

“ Bukankah aku bodoh Joe, aku lebih mempercayai Vio yang hanya orang luar dibandingkan percaya dengan El dan Daren yang selalu ada di saat aku berada dalam kesusahan” ucap Sean dengan sedih.

Joe satu satunya sahabat yang masih tetap berdiri di sampingnya sejak kejadian itu, meskipun yang lain masih sering menyapanya, namun sudah berbeda apalagi Daren benar benar memutuskan persahabatan mereka. Bahkan Daren sudah memblokir nomornya.

“ Mungkin kita memang harus menjadi bodoh untuk tahu jika itu benar benar bodoh, supaya kamu juga bisa belajar bagaimana harus menyelesaikan masalah. Ingat Sean, kamu adalah pemimpin perusahaan yang pasti banyak musuh yang ingin menjatuhkan kamu. Kedepannya kamu harus lebih hati hati, jangan percaya dengan orang begitu saja. Bahkan sahabat bisa saja menusuk dari belakang. El terlalu baik, jadi dia tidak menyadarinya saat sahabatnya telah merencanakan sesuatu yang jahat sejak lama” ucap Joe. Yang sebenarnya dia tidak tega pada sahabatnya yang sangat terpuruk hingga sekarang.

Dia memang salah tapi, tidak juga harus menanggung penderitaan seperti ini, bahkan untuk membuka kembali hatinya saja, sepertinya sangat susah.

“ Entahlah Joe, aku sangat sulit untuk menghapus semua rasa salahku padanya, aku selalu mengingat video di mana dia dihakimi banyak orang. Aku melalukan itu pada istri yang sangat tulus mencintai aku, namun aku tidak sempat membalaskan apa yang di alami El pada wanita itu” ucap Sean penuh penyesalan.

“ Tapi sepertinya ada pengkianat diantara kita, aku sudah mencarinya sejak dulu. Tapi aku tidak ada bukti kuat yang membuktikan siapa pengkianat itu. Kita sudah menangkap Vio dan tiba tiba dia menghilang begitu saja, padahal penjagaan di tempat itu sangat ketat. Hanya orang orang kita yang mengetahui seluk beluk tempat itu. Dia tidak akan bisa keluar tanpa bantuan orang lain” ucap Joe.

“ Betul juga apa yang kamu katakan aku juga sudah curiga sejak awal, namun aku terlalu sibuk dengan mencari keberadaan El” ucap Sean.

“ Aku mendengar jika Daren semingggu lagi akan pulang, kamu bisa bertemu dengan dia dan tanyakan keberadaan El, pasti Daren tahu di mana El” ucap Joe.

“ Beri tahu aku jika dia sudah di kota ini, aku sendiri yang akan menemuinya. Aku juga akan meminta maaf” ucap Sean bertekad.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
kmu hrs cari Vio sampe dpt karena perrmpuan itu hidup mu hancur juga pisah dgn istri dn anak2mu yg kmu blum tau bhw kmu punya anak kembar dr El .
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status