" Kenapa kamu menyeretku ke sini? apa yang ingin kamu katakan, sepertinya ini sangat penting karena kamu tidak akan bertingkah seperti ini" ucap Xavier saat Xaquil menyeretnya ke belakang rumah, sementara Xhaqella sudah mulai tidur siang. " Ini sangat penting dari apapun, dan kamu juga harus tahu dengan yang terjadi padaku saat berada di rumah Oma tadi pagi" ucap Xaquil lirih, meskipun sudah menjauh tapi ia tidak ingin ada orang yang mendengarnya. " Memangnya apa yang terjadi? apakah kamu takut dimarahi ibu karena kamu sudah nakal berada di rumah Oma" ucap Xavier dan itu mambuat Xaquil langsung menatap adiknya dengan tajam. " Siapa yang kamu katakan nakal? tapi .....bukankah itu juga termasuk nakal" ucapnya dengan ragu, sambil mengingat peristiwa tadi pagi. " Tuh, benarkan apa yang aku duga, apa yang membuatmu nakal? Sejak bertemu dengan paman Daren kakak berubah menjadi sedikit aneh.... Ah, maksudku bukan aneh sih, hanya saja kakak sudah tidak dingin seperti dulu. Kakak sudah leb
El terdiam membeku, mendengar ucapan Xaquil, ia belum siap untuk bertemu dengan Sean kembali, luka yang Sean berikan masih terbuka meninggalkan pedih yang terkadang membuatnya ingin berlari sejauh mungkin. Mungkin karena El terlalu mencintai Sean, jadi ia merasakan sakit saat dirinya dikhianti oleh mantan suaminya,Saat ini El belum siap berbagi anak anaknya dengan mantan suaminya, namun ia juga tidak ingin membuat ketiga anaknya tumbuh tanpa seorang ayah.“ Ibu Kenapa? Apakah ibu takut dengan orang yang berada di rumah paman tadi pagi” ucap Xaquil sambil menangkup kedua pipi ibunya dengan tangan kecilnya. Xaquil bisa melihat sorot ketakutan di mata ibunya.“ Kenapa ibu harus takut, ibu tidak mengenalnya” ucap El tergagap sambil tersenyum yang dipaksakan.“ Ya, betul! Ibu tidak boleh takut pada orang itu, karena ada anak ibu ini yang akan melindungi ibu. Dan ibu tenang saja untuk beberapa hari ini dia pasti tidak akan ada di kota ini. Aku sudah mengirimnya ke tempat yang jauh” ucap Xa
“ Joe siapkan penerbangan ke negara ini, aku mau kesana, malam ini juga” ucap Sean memberikan Joe sang asisten kertas catatan. “ Bos, Kenapa mendadak seperti ini? Besuk pagi kita ada rapat” ucap Joe yang terkejut dengan perintah bosnya. “ Tidak ada hal yang penting selain menemukan El dan juga aku hanya ingin memastikan dengan mata kepala aku sendiri” ucap Sean sambil memijat keningnya, hari ini memang sangat berat untuk dirinya. Mulai dari masalah kantor hingga masalah dia sendiri. “ Tapi Kenapa harus ke negara ini, kita selama ini sudah mencari hampir keseluruh dunia tapi kita tidak menemukan keberadaan Elvaretta bos, dan juga anak buah kita masih dalam pencarian”ucap Joe. “ Kamu selalu bilang anak buah kita selalu mencari dan mencari tapi hingga kini tidak ada hasilnya sama sekali. entah itu masalah mencari El ataupun mencari Wanita ular Vio itu. Mereka berdua hilang seperti ditelan bumi. Aku jadi curiga ada yang tidak beres disekitar kita” ucapan Sean langsung menampar Joe, ia
Setelah beberapa hari berada di tempat baru akhirnya ketiga anak kembar El sudah bisa menyesuaikan dengan suasana disekitar. Lagi pula banyak hal baru yang mereka lihat dan menyenangkan. Seperti saat Daren mengajaknya ke sebuah Pantai yang memang tidak ada di kota tempat mereka tinggal selama ini. Biasanya hanya melihat sebuah danau atau Sungai kini di tempat baru ia bisa memandang lautan luas membentang dengan debur suara ombak yang membentur karang. Dan masih banyak hal lain seperti mall mewah yang menjual berbagai macam mainan anak anak yang sangat keren. El merasa bersyukur karena anaknya sangat cepat beradaptasi di tempat yang baru, seperti pagi ini ia bisa melihat kembali keceriaan di wajah ketiganya. Bahkan ia bisa melihat wajah ceria Xaquil yang sebetulnya sangat El khawatirkan karena dia mengetahui banyak hal tentang masa lalunya. Apalagi dia membenci ayahnya, hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh anak seumur dia. “ Kak dorong kita hingga sampai ke langit” teriakan Xhaq
Haacchimmm! “ El kamu di mana sih?” ucap Sean sambil menyeka hidungnya yang merah karena bersin bersin sejak datang ke negara ini. Kemarin Sean secara implusif langsung berangkat tanpa melakukan persiapan terlebih dahulu. Ia melupakan bahwa di negara ini cuaca sangat dingin, dan ia tidak mempunyai banyak perlengkapan. Sudah beberapa hari ini dia berada di tempat ini namun ia tidak menemukan orang yang tengah ia cari. Bahkan Sean menyusuri tempat seperti orang yang tidak waras, entah kenapa Sean terlihat sangat bodoh, tidak mencerminkan seorang Ceo dari Perusahaan raksasa. “ Aku benar benar bodoh, bukan? Bagaimana bisa aku memutuskan pergi kenegara ini dari sekian negara tempat penguin hidup? Aku pergi tanpa persiapan sama sekali bahkan aku tidak menyelidiki terlebih dahulu ke negara mana dia pergi. harusnya juga waktu itu aku menanyakan negara mana yang dimaksud pada anak itu” monolog Sean di pesisir Pantai. Sambil menikmati harinya yang sangat melelahkan. Terkadan Sean berpikir
Hari ini adalah hari pertama si kembar masuk ke sekolah dasar Bale International School, sudah sejak semalam mereka bersemangat tidak sabar menunggu hari pagi datang. Pagi pagi sekali mereka sudah bangun dan mulai Bersiap siap dengan mengunakan seragam baju putih dengan bawahan hitam, tidak lupa dasi hitamnya. Sementara luarnya mereka mengunakan blazer warna merah marun. “ Kak, seragamnya keren ya berbeda di tempat kita yang lama. Kita terlihat seperti pangeran” ucap Xavir sambil berputar putar di depan kaca, sementara Xaquil masih mengaitkan dasi di lehernya. “ Hhhmm… dengan seragam ini kita terlihat seperti pria dewasa bukan?” ucap Xaquil menanggapi adiknya. “ Betul, aku tidak sabar untuk sampai di sekolah” ucap Xavier. Sementara di ruang sebelah ada Xhaqella tampak sangat cantik dengan seragam itu dengan jepit rambut kupu kupu bertengker di kepalanya. Setelah selesai Bersiap siap akhirnya ketiganya keluar kamar dengan tas ransel di punggungnya, El tersenyum melihat penampilan
Daren langsung melajukan mobilnya menuju sekolah kembar begitu selesai dari rapatnya. Untuk sementara waktu Daren yang akan mengantar jemput kembar. Ini Daren lakukan semata mata untuk melindungi El dari Sean. Ia tidak mau El disakiti oleh Sean sekali lagi. Apalagi beberapa waktu lalu Sean masih mengebu gebu mencari El. " Semoga anak anak tidak marah karena terlambat menjemput" monolog Daren sambil terus fokus menyetir. Tidak lama kemudian Daren menghentikan mobilnya di gerbang sekolah, ia langsung membuka kaca mobilnya. " Selamat siang pak.... " Tuan Daren! pasti mau menjemput si kembar kan? Sebentar saya panggilkan ya" Ucap penjaga sekolah saat tahu Daren yang datang. " Baiklah" Ucap Daren kemudian keluar mobil untuk menyambut ketiga keponakannya. Sementara itu, Ketiga anak kembar itu masih asik bermain di lapangan bola basket berlomba lomba memasukan bola kedalam ring yang sejak tadi susah untuk bisa masuk kedalam ring. Mereka akan tertawa jika gagal dalam memasukan bolanya.
Setelah memesan makanan untuk mereka dan juga pamannya sekalian, Xaquil langsung mengembalikan ponsel pamannya. Dan kembali ke sofa tempat kedua adiknya berada. “ Aku sedang memikirkan ini untuk ibu kita” ucap Xaquil membuka pembicaraan yang membuat kedua adiknya mengerutkan dahinya. “ Apa yang kamu pikirkan” ucap kedua adiknya kemudian langsung duduk di depan kakaknya karena penasaran apa yang akan kakaknya rencanakan. “ Ini hanya ide kakak, nanti kita sampaikan pada ibu apakah setuju atau tidak” ucap Xaquil. “ Ide apa yang kakak punya, jika itu memang baik untuk ibu aku akan mendukung kamu” ucap Xavier. “ Hum” Xhaqella menganggukan kepalanya. “ Aku terinspirasi dari pesan online seperti yang barusan kita lakukan, jadi kita minta ibu buka toko online saja. Bukankah itu lebih baik untuk dilakukan sekarang ini, jadi ibu tidak perlu capek capek buka toko setiap hari. Cukup dari rumah” ucap Xaquil meminta pendapat pada adik adiknya. Tapi alasan yang sebenarnya, karena ia tidak mau