Setelah memesan makanan untuk mereka dan juga pamannya sekalian, Xaquil langsung mengembalikan ponsel pamannya. Dan kembali ke sofa tempat kedua adiknya berada. “ Aku sedang memikirkan ini untuk ibu kita” ucap Xaquil membuka pembicaraan yang membuat kedua adiknya mengerutkan dahinya. “ Apa yang kamu pikirkan” ucap kedua adiknya kemudian langsung duduk di depan kakaknya karena penasaran apa yang akan kakaknya rencanakan. “ Ini hanya ide kakak, nanti kita sampaikan pada ibu apakah setuju atau tidak” ucap Xaquil. “ Ide apa yang kakak punya, jika itu memang baik untuk ibu aku akan mendukung kamu” ucap Xavier. “ Hum” Xhaqella menganggukan kepalanya. “ Aku terinspirasi dari pesan online seperti yang barusan kita lakukan, jadi kita minta ibu buka toko online saja. Bukankah itu lebih baik untuk dilakukan sekarang ini, jadi ibu tidak perlu capek capek buka toko setiap hari. Cukup dari rumah” ucap Xaquil meminta pendapat pada adik adiknya. Tapi alasan yang sebenarnya, karena ia tidak mau
El benar benar panik saat melihat Sean bersama dengan Joe berada di supermarket, apalagi mantan suaminya itu berjalan kearahnya. El melihat kedua anaknya yang berjalan mengikutinya setengah berlari karena menyamakan langkahnya. Melihat itu, El jadi merasa bersalah pada kedua anaknya. " Sayang biar ibu gendong ya" ucap El langsung menggendong Xavier dan Xaquil sekaligus mengunakan satu tangan, karena tangan kirinya sudah menggendong adik Perempuan mereka. El buru buru berjalan keluar dari supermarket, ia belum siap jika bertemu dengan Sean saat ini juga, apalagi ia membawa anak anaknya. Belum siap! Itulah yang El rasakan.Bagaimana jika Sean akan berusaha untuk mengambil anak anaknya? Sean adalah orang yang sangat egois, dia tidak akan mempertimbangkan perasaan El,apa yang dia inginkan maka akan menjadi miliknya. Bagaimanapun caranya. Sean adalah seorang yang sangat dominan. ‘Apakah itu Ayah? terlihat sangat mirip denganku! Aku senang tapi aku juga sedih ibu takut pada ayah, jika na
Malam harinya selepas bekerja Joe sedikit bimbang dengan apa yang dia lihat tadi sore saat bersama dengan Sean. Antara percaya atau tidak! " Aku harus memastikan sendiri dengan apa yang aku lihat tadi, tapi secepat itu kah atau itu bukan seperti yang aku lihat" batin Joe saat sudah sampai di apartemen miliknya. Sebenarnya sejak tadi di supermarket saat Sean mengatakan seperti diperhatikan oleh seseorang, Joe juga merasakan itu. apalagi tadi dirinya melihat seseorang yang berjalan terburu buru sambil mengendong anak, meskipun tidak begitu jelas tapi Joe sangat mengenali siapa pemilik punggung itu. Tadi Joe ingin memberitahukan pada Sean takut dia salah orang. Mau mengikutinya pun tidak bisa, takut Sean membuat keributan di tempat keramaian, yang itu akan membuat Sean semakin sulit. " Ya aku harus benar benar memastikan, apakah dia benar kembali kekota ini. Tapi anak siapa yang digendong tadi jika itu benar dia? apakah dia sudah punya keluarga?" Monolog Joe, kemudian langsung beran
“ Sudah berani Joe menutup telephoneku, sementara aku masih berbicara dengan dia! Lihat saja aku akan memberikan Pelajaran supaya dia tidak semena mena dengan bosnya. Dan kalau sampai aku mengetahui dia yang membantu Vio kabur, awas saja! Aku tidak akan melepaskan dia sedikitpun” geram Sean saat diabaikan oleh Joe untuk kesekian kalinya. Entah kenapa hari ini Sean merasa Joe sudah sangat keterlaluan mulai dari tadi pagi hingga sekarang semua yang Joe lakukan sangat mengesalkan. Sean sebagai bos tidak terima diperlakukan seperti itu oleh bawahannya. “ Lagian apa juga yang ingin disampaikan padaku, apakah dia sudah mengetahui orang yang membuat Vio kabur? Kenapa dia membuat teka teki yang sangat menyebalkan. Awas saja jika berita yang dia bawa tidak penting” Sean terus saja mengomel dan mengancam asistennya yang kini sedang dalam perjalanan. Joe pun sudah bisa memastikan jika bosnya pasti sedang kesal dengannya, namun untuk sementara Joe tidak memperdulikan itu, ia focus dengan jala
Hati Sean benar benar hancur sehabis melihat video yang Joe perlihatkan, meskipun kemarin dia sudah diberitahukan jika El sudah punya anak. Kini ia benar benar sangat yakin jika mantan istrinya memang benar punya anak, mengingat wajah anak kecil itu sangat mirip sengan El. Namun, Sean tidak bisa berpikir kenapa anak itu bohong padanya." Aah, aku baru ingat waktu itu, dia mengatakan padaku jika anaknya El telah menemukan masa lalu ibunya melalui koran lama, sepertinya itu yang membuatnya benci padaku. Berarti waktu itu yang ingin menghancurkan aku adalah anak itu. Bah! anak kecil saja sudah bersikap sok jagoan, ku tendang juga sudah nangis" ucap Sean dengan kesal. "Jika saat itu tahu itu anak El dan Daren pasti sudah aku tendang bokongnya"lanjutnya.' Daren dan El sudah benar benar mempermainkan diriku, jika di antara mereka tidak ada cinta tidak mungkin mereka secepat itu menikah apalagi sampai punya lebih dari satu anak' batin Sean benar benar tidak terima dengan kenyataan ini. " A
Sambil menunggu jemputan Si kembar sedang melukis di dinding yang memang disediakan untuk anak anak sekolah Bale International School menyalurkan bakat dan suara mereka. Pihak sekolah menghimbau jika anak anak ingin menyalurkan pikiran mereka lewat tulisan atau lukisan maka sudah ada tempatnya masing masing. Itu dilakukan guna untuk mengetahui sebenarnya apa saja yang dirasakan oleh anak anak didik mereka. Terkadang ada anak yang tidak mendapatkan kasih sayang dari keluarga dan juga tidak berani menceritakan pada orang lain. Jadi mereka bisa menceritakan melalui gambar ataupun tulisan, seperti puisi.“ Qella kamu sangat hobi banget melukis, apakah kamu ingin menjadi seorang pelukis saat besar nanti” tanya Xavier pada adik bungsunya.“ Qella? Itu terdengar sangat manis,aku menyukai panggilan itu. Mulai sekarang panggil aku dengan Qella saja dari pada Xhaqella terlalu panjang. Dan untuk melukis aku hanya hobi saja, entah saat besar nanti aku ingin jadi apa aku belum tahu” jawab Xhaqella
Hari yang sangat melelahkan bagi Sean, bagaimana tidak? hari ini dia meninjau proyek yang sedang dia kerjakan, seorang diri! Harusnya itu pekerjaan Joe, tapi berhubung asistennya yang tiba tiba diare maka dari itu Sean turun tangan langsung untuk datang ke lapangan, karena ada beberapa masalah yang harus di selesaikan juga. Selain itu, dia tidak membawa sopir karena Joe bilang tidak terlalu jauh, tapi nyatanya tempat yang dikunjunginya daerah yang sangat padat penduduknya. Dan juga jalanan yang hanya memuat satu mobil. Sangat melelahkan bagi Sean. Belum lagi dia yang salah jalan dan akhirnya dia semakin kesasar. " Bre**s*k! ini gara gara Joe, aku jadi kesasar sampai sini. Mana perut lapar pula" gerutu Sean di sepanjang jalan. " Macet parah banget! ada apa di depan sana? Dan kenapa macat sih, apa saja kerja para aparat negara jika mengatasi macat seperti ini saja tidak bisa" Lagi lagi Sean mengerutu, Emang kalau lagi kesal apa saja dikomentari. Bahkan macat di kota ini memang sudah
Kekecewaan yang Sean rasakan membuatnya semakin marah, mendengar El sudah punya anak saja Sean sudah merasa dikhianati apalagi ini mendengar sendiri jika El sangat menyesal pernah mencintainya. Apakah dia tidak layak untuk di cintai? Sean sadar dia juga bersalah karena pernah menuduh El berselingkuh dan itu mungkin membuat El marah. Tapi Sean tidak terima jika El menyesalinya kebersamaannya di masa lalu. “ Katakan sekali lagi! Ucap Sean sambil mencengkeram lengan El dengan keras. “ Kenapa? Kamu tidak terima? Aku kira kamu bisa berubah setelah melakukan kesalahan tapi kamu memang tidak pernah berubah dan egois Sean, jadi lepaskan aku dan jangan pernah mengganggu aku lagi. Ingat kamu yang telah membuangku jadi jangan bersikap seolah olah kamu adalah korban yang tercampakan” ucap El sambil menatap Sean dengan dingin. Sean tersenyum sinis saat El menatapnya dengan kebencian yang sangat dalam, Sean bisa merasakan itu, namun akal sehatnya sudah tidak bisa diajak kompromi lagi. Ego Sean t
Waktu terus berlalu, kehidupan terus berjalan seperti biasanya. Aktivitas yang sama membuat mereka tidak terlalu menyadari jika waktu sudah berjalan dengan begitu cepat. Tapi itulah kehidupan yang datang dan pergi. Rizky dan Kevin sudah menjalani tes DNA beberapa bulan yang lalu, dan hasilnya 99,9999% mereka berdua adalah sepasang kakak dan adik. Kevin sangat senang. Dia tidak masalah jika adiknya tidak mengingatnya. Toh dia dan Rizky sudah akrab. Dan karena Kevin tidak mau mengecewakan Ibunya Rizky, Kevin menambahkan nama Rizky pada nama Keenan. Dan juga Ibunya Rizky kini menjadi satu keluarga dengan Kevin. Kevin membatalkan adopsi yang dilakukan oleh Gandhi, karena mempertimbangkan ibu angkat Rizky. Dan Gandhi dan juga Erni senang dengan pilihan Kevin. Karena sekarang semuanya keluarga apapun yang terjadi. Meskipun tidak satu kartu keluarga, tapi Gandhi dan Erni tetap menganggap Kevin anaknya. Begitupula dengan Rizky. Meskipun Rizky sudah punya rumah, tapi Kevin meminta Rizky dan
Semua orang juga bingung, ketika ketiga orang mengklaim Rizky adalah Keenan. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa apa, karena Rizky juga menunjukan kebingungan yang jujur. Tidak dibuat buat. " Ky, apakah kamu benar benar bukan Keenan?" Ucap Joe yang memang dekat dengan Rizky. " Ya Tuhan Bos! Bos kan tahu kehidupan saya, dan juga Bos yang menemukan saya saat itu. Data pribadi saya juga Bos yang pegang" ucap Rizky. Sementara ibunya Rizky terharu melihat ketiga orang yang memeluk anaknya. Anak yang selama ini dia rawat dan juga merawatnya, kini menemukan keluarganya. Sedangkan Rizky masih bingung dan mulai menyingkir, apalagi saat Kevin mulai memeluk dan menciumi dirinya. " Maaf Tuan, jangan berlebihan, saya masih lelaki normal" ucap Rizky kemudian bersembunyi dibelakang ibunya, saat Kevin memeluknya dengan erat." Ibu apakah Rizky anak kandung ibu?" Ucap Joe biar semuanya segera kelar. Jika Rizky adalah Keenan. Kenapa anak itu tidak mengingat sama sekali. Reaksi bingung dan takut mem
Malam telah tiba, satu persatu para pengawal masuk ke halaman rumah Sean. Wajah mereka terlihat sangat ceria. Karena baru kali ini mereka berkumpul dengan bebas. Halaman depan samping dan juga belakang terisi semua oleh para anak buah yang berkumpul. Keluarga Hill hanya mengundang keluarga mereka, tidak ada orang lain selain keluarga. Karena memang acara ini adalah acara keluarga. Kevin sedang berada di balkon lantai satu ditemani Xaquil. Dia terus menatap gerbang. Semua orang yang masuk tidak luput dari mata Kevin. Jantungnya bergetar, deg-degan menantikan sosok yang dia tindukan. Namun hingga kini dia belum menemukan sosok yang mungkin tidak asing baginya. Huft! Dia menghela napas saat belum ada yang masuk lagi melewati gerbang utama. " Apakah ada jalan masuk selain gerbang utama, Xaquil" ucap Kevin sambil terus menatap gerbang. " Khusus malam ini hanya gerbang itu, apakah paman belum menemukan kemiripan dengan Paman Keenan sejak tadi" ucap Xaquil sambil melirik Kevin. Kevin
Jerry menghampiri Rizky yang saat ini sedang berada di rumah bersama ibunya. Terkadang Jerry iri melihat kehidupan Sahabat barunya, karena Rizky selalu terlihat bahagia, meskipun dia hidup tidak bergelimang harta. Rizky terlalu menyayangi ibunya yang sudah renta. Padahal Rizky masih tergolong sangat muda, tapi ibunya sudah terlihat sangat tua. " Nak Jerry, masuk dulu, jangan di luar pagar, apakah kalian berdua akan pergi" ucap Ibu Rizky sambil membuka pagar supaya Jerry bisa masuk. " Terima kasih Ibu, tapi malam ini kita semua diundang oleh keluarga Hill, jadi Ibu juga harus datang, Saya ingin menyampaikan pesan ini. Karena ponsel Rizky tidak aktif" ucap Jerry menyalami tangan Mama Rizky. " Oh ada acara apa, Rizky ada di dalam, sejak tadi dia memang membantu ibu untuk membuat kebun di belakang rumah" ucap Ibu Rizky kemudian memanggil anaknya. Setelah masalah ini, Rizky memutuskan untuk membeli rumah di perumahan yang dijaga ketat oleh Satpam. Dia tidak mau ibunya diculik seperti w
Pagi itu Kevin dan Jaden sedang bersama, Jaden menceritakan semua yang terjadi pada Kevin. Bagaimana dia bisa terpisah dari Keenan, dan bersembunyi dimana dia selama ini. " Maafkan aku Kevin, aku tidak bisa menjaga amanah kamu, aku kehilangan Keenan, padahal kamu berkorban untuk Mama" ucap Jaden dengan penuh penyesalan. " Tidak perlu menyalahkan diri, aku tahu pasti sangat sulit, kita terus dikejar oleh penjahat itu jadi hilangnya Keenan adalah bagian takdir dari Tuhan. Yang penting sekarang kita cari Keenan bersama sama" ucap Kevin. Dia tahu Jaden tidak mungkin sengaja meninggalkan adiknya begitu saja. Semuanya pasti sangat berat, harus hidup dalam persembunyian. " Aku sudah meminta bantuan sama si kembar supaya bisa menemukan keberadaan Keenan" ucap Jaden. " Apakah bayi bayi kecil itu bisa menemukan, karena yang menghubungi aku selama ini juga kedua bayi itu. Tapi bukanlah itu tidak masuk akal" ucap Kevin dia sulit percaya, jika kedua bayi itu yang bisa menemukan mereka semua.
Erni masih tidak bisa percaya jika dia bisa berkumpul dengan anak dan juga suaminya. Begitupula dengan yang lainnya. Perjalanan hidup mereka kini semakin berwarna, dengan berkumpulnya keluarga besarnya. Erni masih tidak bisa lepas dari anak anaknya. Dia tidak berhenti untuk mencium Joe, dan itu membuat Joe malu. " Kakak Ipar!" Ucap Gaina mendekati Erni, sejak tadi Erni masih belum terbiasa melihat banyak orang dia masih belum sadar jika Gaina, adik iparnya masih hidup. Erni menoleh dan terkejut saat melihat Gaina, meskipun berpuluh tahun lamanya tidak bertemu dan Gaina mengunakan penutup mata, tapi Erni masih bisa mengenali adik iparnya. " Gaina! Itu kamu? Kenapa bisa..." ucap Erni sambil mengucek matanya berkali kali. " Kakak Ipar, ini aku, maafkan aku, gara gara Kak Gandhi menyelidiki kematianku, kalian jadi hancur..." ucap Gaina kemudian memeluk Erni, mereka berdua menangis sesunggukan. Sebenarnya jika pun Erni marah dia juga berhak. Tapi melihat adik iparnya yang matanya hila
Di atas sana langit sudah sangat merah keemasan, karena matahari sudah hampir menyentuh garis cakrawala.Magic hour!Begitulah kebanyakan orang menyebutnya.Si kembar si paling penikmat matahari terbit dan terbenam, saat ini mereka berada di halaman rumah kediaman Hill. Selalu hening saat menikmati pemandangan. Xhaqella tampak menengadahkan kedua tangannya dan memejamkan matanya. Sementara angin mempermainkan ramput panjangnya.' Tuhan terima kasih sudah mengabulkan doa aku selama ini. Sekarang aku sudah punya keluarga yang banyak, dan saling menyayangi kita dan juga yang lainnya. Tuhan Engkau sangat Maha Kaya. Untuk itu hari ini aku akan berdoa meminta lagi. Jangan anggap aku serakah Ya Tuhan, jika boleh aku ingin meminta Ayah dan Ibu bersatu kembali. Kikislah rasa trauma ibu, dan turunkanlah ego dan gengsi Ayah. Tapi aku tidak mau ada pengorbanan yang besar, seperti kehilangan mereka atau hal yang menyakitkan,..Aamiiin' doa Xhaqella dalam hatinya.' Ya Tuhan, Terima kasih atas berk
Kevin dan Mama Erni sudah sampai di kota tempat tinggal keluarga Hill, mereka semua masih proses lending. Kevin tampak berkaca kaca matanya, dia akhirnya menginjakan kakinya lagi di kota ini, tempat kelahirannya. Hal yang kemarin tidak pernah Kevin bayangkan, bisa kembali lagi ke sini.' Akhirnya aku kembali, sekarang tanpa rasa takut lagi. Papa dan Mama aku kembali, tapi hanya berdua dengan Mama Erni, adik hilang. Tapi Kevin janji akan mencari Keenan' batin Kevin sambil melihat ke luar jendela. Melihat gumpalan awan yang sudah ada semburat merahnya karena kena sorot cahaya matahari. Suasana yang sangat indah, yang selalu Kevin rindukan.Tidak hanya Kevin yang hanyut dalam lamunannya. Erni juga merasakan hal yang sama. Dia merasa seperti terlahir kembali, kesehatan mentalnya sudah membaik, meskipun belum seratus persen pulih. Dan mungkin tidak akan pernah bisa sembuh. Penyakit mental berbeda dengan penyakit biasa, yang bisa disembuhkan dengan meminum obat.' Puluhan tahun aku pergi m
Di tempat lain, keadaan juga tidak jauh beda dengan Ambar dan Vero. Vio juga mendapatkan ganjaran yang sangat mengerikan. Meskipun Vio tidak dipenjara oleh pihak berwajib, namun dia lebih mengenaskan nasibnya. Bagaimana tidak! Saat ini dia sedang di pasang rantai lehernya dan di taruh di sebuah tempat yang sangat sempit. Keadaan Vio juga sudah sangat tidak terlihat seperti manusia, wajahnya penuh dengan luka. Setiap hari dia disiksa. Tap! Tap! Tap!Suara langkah mendekati ke dalam sel milik Vio, dia sudah tidak berdaya. Bahkan sudah ratusan kali dia memohon untuk dibunuh saja, namun tidak ada yang bisa mengabulkan.Vio mengangkat kepalanya dan melihat Robin dan Vinsen datang. " Robin, terakhir kali aku mengatakan jika aku bukan wanita yang kamu maksud. Aku tidak peduli kamu mau percaya atau tidak, tapi kamu membuat orang yang seharusnya mendapatkan hukuman, bebas diluar sana. Aku adalah Violetta, aku tidak pernah berbohong" ucap Vio berharap Robin mau mendengarkan apa yang dia k