El benar benar panik saat melihat Sean bersama dengan Joe berada di supermarket, apalagi mantan suaminya itu berjalan kearahnya. El melihat kedua anaknya yang berjalan mengikutinya setengah berlari karena menyamakan langkahnya. Melihat itu, El jadi merasa bersalah pada kedua anaknya. " Sayang biar ibu gendong ya" ucap El langsung menggendong Xavier dan Xaquil sekaligus mengunakan satu tangan, karena tangan kirinya sudah menggendong adik Perempuan mereka. El buru buru berjalan keluar dari supermarket, ia belum siap jika bertemu dengan Sean saat ini juga, apalagi ia membawa anak anaknya. Belum siap! Itulah yang El rasakan.Bagaimana jika Sean akan berusaha untuk mengambil anak anaknya? Sean adalah orang yang sangat egois, dia tidak akan mempertimbangkan perasaan El,apa yang dia inginkan maka akan menjadi miliknya. Bagaimanapun caranya. Sean adalah seorang yang sangat dominan. ‘Apakah itu Ayah? terlihat sangat mirip denganku! Aku senang tapi aku juga sedih ibu takut pada ayah, jika na
Malam harinya selepas bekerja Joe sedikit bimbang dengan apa yang dia lihat tadi sore saat bersama dengan Sean. Antara percaya atau tidak! " Aku harus memastikan sendiri dengan apa yang aku lihat tadi, tapi secepat itu kah atau itu bukan seperti yang aku lihat" batin Joe saat sudah sampai di apartemen miliknya. Sebenarnya sejak tadi di supermarket saat Sean mengatakan seperti diperhatikan oleh seseorang, Joe juga merasakan itu. apalagi tadi dirinya melihat seseorang yang berjalan terburu buru sambil mengendong anak, meskipun tidak begitu jelas tapi Joe sangat mengenali siapa pemilik punggung itu. Tadi Joe ingin memberitahukan pada Sean takut dia salah orang. Mau mengikutinya pun tidak bisa, takut Sean membuat keributan di tempat keramaian, yang itu akan membuat Sean semakin sulit. " Ya aku harus benar benar memastikan, apakah dia benar kembali kekota ini. Tapi anak siapa yang digendong tadi jika itu benar dia? apakah dia sudah punya keluarga?" Monolog Joe, kemudian langsung beran
“ Sudah berani Joe menutup telephoneku, sementara aku masih berbicara dengan dia! Lihat saja aku akan memberikan Pelajaran supaya dia tidak semena mena dengan bosnya. Dan kalau sampai aku mengetahui dia yang membantu Vio kabur, awas saja! Aku tidak akan melepaskan dia sedikitpun” geram Sean saat diabaikan oleh Joe untuk kesekian kalinya. Entah kenapa hari ini Sean merasa Joe sudah sangat keterlaluan mulai dari tadi pagi hingga sekarang semua yang Joe lakukan sangat mengesalkan. Sean sebagai bos tidak terima diperlakukan seperti itu oleh bawahannya. “ Lagian apa juga yang ingin disampaikan padaku, apakah dia sudah mengetahui orang yang membuat Vio kabur? Kenapa dia membuat teka teki yang sangat menyebalkan. Awas saja jika berita yang dia bawa tidak penting” Sean terus saja mengomel dan mengancam asistennya yang kini sedang dalam perjalanan. Joe pun sudah bisa memastikan jika bosnya pasti sedang kesal dengannya, namun untuk sementara Joe tidak memperdulikan itu, ia focus dengan jala
Hati Sean benar benar hancur sehabis melihat video yang Joe perlihatkan, meskipun kemarin dia sudah diberitahukan jika El sudah punya anak. Kini ia benar benar sangat yakin jika mantan istrinya memang benar punya anak, mengingat wajah anak kecil itu sangat mirip sengan El. Namun, Sean tidak bisa berpikir kenapa anak itu bohong padanya." Aah, aku baru ingat waktu itu, dia mengatakan padaku jika anaknya El telah menemukan masa lalu ibunya melalui koran lama, sepertinya itu yang membuatnya benci padaku. Berarti waktu itu yang ingin menghancurkan aku adalah anak itu. Bah! anak kecil saja sudah bersikap sok jagoan, ku tendang juga sudah nangis" ucap Sean dengan kesal. "Jika saat itu tahu itu anak El dan Daren pasti sudah aku tendang bokongnya"lanjutnya.' Daren dan El sudah benar benar mempermainkan diriku, jika di antara mereka tidak ada cinta tidak mungkin mereka secepat itu menikah apalagi sampai punya lebih dari satu anak' batin Sean benar benar tidak terima dengan kenyataan ini. " A
Sambil menunggu jemputan Si kembar sedang melukis di dinding yang memang disediakan untuk anak anak sekolah Bale International School menyalurkan bakat dan suara mereka. Pihak sekolah menghimbau jika anak anak ingin menyalurkan pikiran mereka lewat tulisan atau lukisan maka sudah ada tempatnya masing masing. Itu dilakukan guna untuk mengetahui sebenarnya apa saja yang dirasakan oleh anak anak didik mereka. Terkadang ada anak yang tidak mendapatkan kasih sayang dari keluarga dan juga tidak berani menceritakan pada orang lain. Jadi mereka bisa menceritakan melalui gambar ataupun tulisan, seperti puisi.“ Qella kamu sangat hobi banget melukis, apakah kamu ingin menjadi seorang pelukis saat besar nanti” tanya Xavier pada adik bungsunya.“ Qella? Itu terdengar sangat manis,aku menyukai panggilan itu. Mulai sekarang panggil aku dengan Qella saja dari pada Xhaqella terlalu panjang. Dan untuk melukis aku hanya hobi saja, entah saat besar nanti aku ingin jadi apa aku belum tahu” jawab Xhaqella
Hari yang sangat melelahkan bagi Sean, bagaimana tidak? hari ini dia meninjau proyek yang sedang dia kerjakan, seorang diri! Harusnya itu pekerjaan Joe, tapi berhubung asistennya yang tiba tiba diare maka dari itu Sean turun tangan langsung untuk datang ke lapangan, karena ada beberapa masalah yang harus di selesaikan juga. Selain itu, dia tidak membawa sopir karena Joe bilang tidak terlalu jauh, tapi nyatanya tempat yang dikunjunginya daerah yang sangat padat penduduknya. Dan juga jalanan yang hanya memuat satu mobil. Sangat melelahkan bagi Sean. Belum lagi dia yang salah jalan dan akhirnya dia semakin kesasar. " Bre**s*k! ini gara gara Joe, aku jadi kesasar sampai sini. Mana perut lapar pula" gerutu Sean di sepanjang jalan. " Macet parah banget! ada apa di depan sana? Dan kenapa macat sih, apa saja kerja para aparat negara jika mengatasi macat seperti ini saja tidak bisa" Lagi lagi Sean mengerutu, Emang kalau lagi kesal apa saja dikomentari. Bahkan macat di kota ini memang sudah
Kekecewaan yang Sean rasakan membuatnya semakin marah, mendengar El sudah punya anak saja Sean sudah merasa dikhianati apalagi ini mendengar sendiri jika El sangat menyesal pernah mencintainya. Apakah dia tidak layak untuk di cintai? Sean sadar dia juga bersalah karena pernah menuduh El berselingkuh dan itu mungkin membuat El marah. Tapi Sean tidak terima jika El menyesalinya kebersamaannya di masa lalu. “ Katakan sekali lagi! Ucap Sean sambil mencengkeram lengan El dengan keras. “ Kenapa? Kamu tidak terima? Aku kira kamu bisa berubah setelah melakukan kesalahan tapi kamu memang tidak pernah berubah dan egois Sean, jadi lepaskan aku dan jangan pernah mengganggu aku lagi. Ingat kamu yang telah membuangku jadi jangan bersikap seolah olah kamu adalah korban yang tercampakan” ucap El sambil menatap Sean dengan dingin. Sean tersenyum sinis saat El menatapnya dengan kebencian yang sangat dalam, Sean bisa merasakan itu, namun akal sehatnya sudah tidak bisa diajak kompromi lagi. Ego Sean t
“ Kakak, kenapa ayah menjadi orang yang sangat kasar, kenapa ayah marah sama ibu, bukankah ibu tidak bersalah” ucap Xhaqella saat meeka masuk kedalam kamarnya, dan tidak ada siapapun. Xaquil belum pulang. Xhaqella masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat beberapa saat yang lalu, masih terekam jelas tatapan tajam dan dingin ayahnya pada ibunya. Xhaqella rindu ayahnya tapi dia juga tidak mau melihat ibunya tersakiti. “ Dia orang yang sangat kasar sejak dulu jadi jangan berharap terlalu banyak padanya, kita akan baik baik saja tanpa ayah. Kita harus tumbuh menjadi anak yang kuat meskipun tidak ada ayah disamping kita. Kita tunjukan pada dunia, pada orang yang pernah menghina kita karena tidak punya ayah. Jika kita bisa tumbuh menjadi baik, pintar dan juga kuat. Kakak dan Xaquil akan menjadi ayah untuk kamu. Jadi mulai sekarang jangan bersedih” ucap Xavier sambil mengusap pucuk kepala adiknya. “ Kak, salahkan aku kalau aku ingin kedua orang tua yang lengkap, aku hanya ingin sepert