Hello! Terima kasih yang sudah membaca ceritaku yang tidak sempurna ini. jika tidak keberatan bisa berikan saran supaya bisa menjadi lebih baik lagi. Dan mohon maaf jika masih banyak kesalah dalam menulis atau typo, kedepannya saya berusaha untuk lebih teliti lagi
Hari ini Sean benar benar lelah dengan semua hal yang telah terjadi padanya, ia merasakan dunianya benar benar hancur. Kenyataan istrinya yang sudah membawa anak membuatnya terpukul. Dan kini ditambah masalah di Perusahaan miliknya. Beberapa saat yang lalu asistennya mendapatkan laporan jika di perusahan cabang sedang terjadi korupsi besar besaran. Dan itu sangat membuat Sean sangat kesal.“ Boss, apa yang harus kita lakukan untuk mengatasi semua masalah itu” ucap Joe pada Sean saat mereka berdua berada di dalam kantor.“ Apalagi yang kita tunggu? Tentu saja kita harus membereskan semua orang yang terlibat. Apakah kamu sudah mengantongi nama siapa saja yang terlibat dalam koropsi itu” ucap Sean sambil memijat keningnya.“ Kita baru mengantongi manager keuangan dan juga general manager yang sudah ada buktinya, lainnya sedang dalam penyelidikan. Karena sangat janggal jika yang melakukan hanyalah dua orang itu. Entah kenapa aku punya firasat jika direktur juga ikut terlibat” ucap Joe.Se
Sean memacu mobilnya menuju pinggiran kota yang tidak terlalu ramai, Sean masuk ke jalan yang sangat sepi dan juga hanya muat satu mobil. kemudian dia menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah yang tidak terlalu besar dengan dengan dinding batu alam. Sementara kanan kirinya terdapat hutan kecil. Dari dalam rumah keluarlah seorang Perempuan tua, begitu dia mendengar suara mobil berhenti di depan rumahnya yang memang jauh dari tetangga. Bahkan tidak terlihat rumah warga disekitarnya.“ Tuan... aku kira siapa” ucap Perempuan tua itu kemudian menyambut Sean dengan ramah. “ Bibi Rumi apa kabar?” ucap Sean kemudian menyalami tangan keriput Perempuan tua itu. “ Kabar Bibi yang begini tinggal menunggu ajal menjemput” ucapnya sambil terkekeh. “ Silahkan masuk Tuan” lanjutnya. “ Aku mencari Deon, apakah dia pergi?” ucap Sean sambil melihat ke kanan dan kekiri, mencari orang yang sedang dia cari, namun tidak menemukan siapapun. “ Tunggu sebentar paling sebentar lagi pulang, dia sedang per
Setelah makan malam, Xavier mengajak kakaknya ke ruang baca yang ada didekat kamar mereka, sementara adiknya langsung masuk kedalam kamar. Sejak kejadian tadi siang Xhaqella lebih banyak diam. Bahkan saat Xaquil mengajaknya bercanda dia hanya menanggapi dengan malas. Dan itu membuat Xaquil penasaran ada apa dengan adik bungsunya yang biasanya cerewet sekali. Begitu pula ibunya yang terlihat sangat lesu namun saat tadi dia menanyakan ibunya menjawab jika dia baik baik saja. " Xavier sebenarnya ada apa dengan ibu dan juga Xhaqella, sepertinya mereka sedang tidak baik baik saja. Apakah Xhaqella meminta ibu untuk bertemu dengan orang itu" tanya Xaquil saat mereka sudah sampai di ruang baca. " Tidak" ucap Xavier sambil menghela napas dengan berat, kemudian dia menjatuhkan tubuhnya keatas bangku yang tidak terlalu tinggi. " Terus ada apa, apakah sesuatu telah terjadi saat aku dan paman tidak ada di samping kalian" ucap Xaquil masih penasaran. huft! " Apakah masalahnya sangat berat" Ucap
Xaquil mulai merebahkan tubuhnya setelah beberapa menit yang lalu berselancar, mencari sesuatu tentang ayahnya. Namun kini dia tidak bisa tidur sama sekali, terlihat dari dia yang sedang membolak balikan tubuhnya ke kiri dan kanan. Hatinya masih gelisah dengan apa yang dia temukan. “ Aish! Kenapa menjadi seperti ini sih, Sean Hill kenapa kamu membuatku menjadi seperti ini” lirihnya sambil terus memarahi ayahnya. “ Bagaimana bisa dia menjadi CEO Hill Corporation, bahkan dia tidak tahu apa yang terjadi pada Perusahaan. Apakah dia hanya berani dengan ibu saja? harusnya dia marah dengan orang itu alih alih mencari masalah dengan ibu" omelnya dengan mulut yang di buat maju kedepan. Huft! Xaquil hanya bisa menghela napas berkali kali, melihat semua kenyataan dan yang terjadi dengan ayah dan ibunya. “ Andai saja dulu Sean Hill mau mendengarkan apa yang ibu dan paman ucapkan semua kekacauan ini tidak akan terjadi, dan ibunya tidak akan pernah bersedih sepanjang waktu. Ahhh! Semua ini gara
Pagi hari mulai menyapa dengan sinar mentari yang hangat, Sean terlihat masih fokus berada dibelakang layar komputer di perusahaan cabang. Ia benar benar sakit kepala dibuatnya dengan masalah ini, dari semalam dia tidak tidur sama sekali karena dia harus mengurus semuanya, belum lagi dia harus mengurus Joe juga. " Boss, sebaiknya istirahat sebentar tidur beberapa menit saja" Ucap Jeff asisten penganti Joe untuk sementara. " Istirahat? bagaimana aku bisa istirahat sementara kekacauan ini belum selesai" ucap Sean masih sambil fokus pada layar monitor. " Tapi kesehatan Boss lebih penting dari dokumen ini, masih ada waktu satu jam untuk tidur, biarkan aku yang menyelesaikannya" ucap Jeff yang kasihan dengan bosnya, menanggung beban perusahaan seorang diri. Jika dulu ada yang diandalkan jika ada masalah seperti ini. Yaitu Elvaretta dan juga Daren, tidak ada satu orang pun yang bisa menandingi kecerdasan El dan juga Daren dalam menangani masalah. Dulu mereka bertiga sangat ditakuti oleh
Lukas terkejut saat Sean membawanya kesebuah gedung yang sangat tua, sepertinya gedung itu tidak digunakan lagi. terlihat dari sekelilingnya yang sangat kotor dan banyaknya rumput yang menjalar ke dinding tembok. " Sean! apa maksudmu membawaku ketempat ini? apa yang mau kamu lakukan padaku dan apa salahku padamu?" Ucap Lukas kini menahan amarah pada sahabatnya yang membawanya ketempat seperti ini. " Maaf Lukas, aku tidak akan berbuat macam macam denganmu, asalkan kamu tidak mengkhianati aku. Aku hanya ingin menunjukan kepadamu apa yang dilakukan oleh temanmu" Ucap Sean datar, kemudian ia langsung mengajak Lukas masuk. Meskipun kesal Lukas pun hanya bisa mengikuti dibelakang Sean, dia juga penasaran apa yang membuat sahabatnya menyeretnya ketempat ini.Tempat yang sangat tidak bagus, pengap kotor dan juga bau tikus menguar memenuhi gedung itu.' Siapa yang ditawan Sean di tempat seperti ini' batin Lukas tergidik ngeri, membayangkan jika dirinya yang ada ditempat ini.Krak!Brak!Ana
Waktu terus berganti dengan begitu cepat, tidak terasa hari terus berganti begitu juga dengan bulan. Kehidupan juga terus berjalan dengan sebagaimana mestinya. Begitupula dengan Masalah yang akan selalu ada disetiap langkah. Hari ini Sean sudah bisa bernapas dengan lega, masalah perusahaan sudah teratasi, meskipun ia belum bisa menemukan dalang yang sebenarnya. Jeff kini yang memimpin perusahaan cabang. dan sejauh ini tidak ada masalah. Untuk Staff lainnya Sean rekrut dari beberapa teman Deon dan juga orang baru, namun kali ini sebelum diterima di perusahaannya Deon akan memeriksa latar belakangnya dan juga orang orang disekitar mereka. Deon kembali bergabung jadi team IT namun dia bekerja di rumah Deon, Dengan adanya Deon Sean sangat terbantu. Bahkan beberapa hari terakhir ini Sean sudah mengeluarkam team IT yang berkhianat. Joe juga sudah sembuh dan kembali bekerja membantu Sean, dan sejak kejadian yang menimpa Joe, kini Sean lebih perhatian padanya. Dalam artian Sean tidak seper
Sean tampak gelisah saat dia bekerja, Entah kenapa, sejak dia bertemu kembali dengan Xaquil, wajah anak itu selalu hadir pelupuk matanya. wajah bocah kecil terlihat tengil dengan menjulurkan lidahnya. ' Si4l! kenapa dia selalu mengganggu konsentrasiku, jika begini caranya aku tidak bisa bekerja dengan baik' batin Sean kesal.Sean langsung mengambil kertas kosong dan pensil kemudian mengambar Xaquil dengan sangat jelas termasuk denga lidahnya yang menjulur, tapi tubuh Xaquil dia ikat di atas pohon. Sementara disekelilingnya digambari lebah yang sedang mengerumuni anak itu. " Ha...ha...ha.. rasain kamu dengan begini hidupku akan menjadi tenang, makanya sama orang dewasa jangan macam macam" monolog Sean. " Heh, Bocah kecil, pasti wajah kamu sebentar lagi akan jelek karena bentol bentol. Ha...ha.... makanya jangan macam macam sama paman" monolog Sean kali ini dia terkikik geli membayangkan wajah Xaquil yang membesar karena tersengat lebah. Sean terkejut tiba tiba gambar itu tersenyum