Allen mengendarai mobilnya menuju ke sebuah mall yang ada di pusat kota, pikirannya saat ini sedang sangat kacau, masalah yang dia hadapi saat ini mampu menguras energi dan membuat moodnya berantakan. Beruntungnya beberapa saat yang lalu dia baru saja dihubungi oleh Lukas, yang ingin bertemu karena hari ini dia datang ke kota ini. Jadi sedikit membantu untuk memperbaiki moodnya.Sejak beberapa bulan terakhir Lukas lebih sering berada di luar negeri karena bisnis yang di sana lebih berkembang dibandingkan di dalam kota. Dan kebetulan hari ini suasana hati Allen yang tidak bagus, untuk itu dia menyanggupi untuk bertemu dengan Lukas. Sementara Lukas sendiri juga hanya punya Allen yang bisa di ajak nongkrong seperti dulu lagi, Sean dan juga Daren sudah tidak pernah berinteraksi lagi, karena kejadian beberapa tahun yang lalu dan membuat persahabatan mereka rengang. Namun saat Allen sedang memakirkan mobilnya dia secara tidak sengaja melihat Daren keluar dari mobilnya bersama dengan Xaq
Sean sedang duduk di teras rumah El, sambil menikmati pemandangan. Matahari sudah merangkak menuju arah barat. Yang menyisakan warna merah keemasan di langit. Menambak kesan indah sebelum malam benar benar datang. “ Ayah sedang melamun, memikirkan apa?” Tanya Xhaqella sambil merusaha memanjat kursi yang ada di samping Sean. Melihat anaknya yang kesusahan untuk naik mengunakan perutnya dia langsung mengangkatnya. “ Ayah sedang menunggu kakak kamu belum pulang sedangkan hari sudah mau malam” ucap Sean sambil mengelus pucuk putrinya. “ Pasti masih ada yang di kerjakan oleh kakak dan paman, tapi aku percaya sama paman Daren jika dia akan menjaga kakak dengan baik” ucap Xhaqella sambil menganggukkan kepalanya. Sean tersenyum. “ Apakah Qella mau menceritakan saat dulu kalian hanya tinggal berempat” ucap Sean dengan hati hati. Takut menyinggung atau membuat anak itu sedih. “ Hum, apa ya” ucapnya sambil mengingat ingat apa saja yang telah terlewatkan. “ Ibu membuat kue untuk di jual di
Waktu terus berjalan, meskipun masalah masih menumpuk. Tidak ada yang bisa menghentikan waktu. Sean bangun pagi-pagi sekali dengan wajah yang segar, hari ini dia sudah berada di rumahnya, setelah beberapa hari berada di rumah El. Sakitnya kedua anaknya membawa berkah untuknya. Dia semakin dekat dengan mantan istrinya dan juga anak anaknya. Bahkan anak sulungnya juga memperhatikan dirinya meskipun dengan caranya yang sangat dingin dalam mengungkapkannya. Tapi Sean tahu anak sulungnya juga mengkhawatirkannya. Flashback… “ Xaquil sebelum ayah pulang, Ayah akan melakukan pengakuan dosa. hari ini Ayah telah melakukan kesalahan yang mungkin akan membuat kamu kesal. tapi percayalah jika itu semua tidak disengaja. Ayah tidak tahu akan hal itu” ucap Sean saat berada di kamar anaknya. Xaquil langsung memincingkan mata tanjamnya kearah ayahnya, sementara kedua tangan kecilnya dia silangkan di depan dadanya. “ Apa yang telah paman lakukan, dan kenapa mengatakan padaku? Apakah itu sesuatu y
Marco sangat kesal saat keluar dari rumah Sean, apalagi saat mendengar jika Sean baru saja ingin menemui orang yang akan memberikan sebuah rahasia yang akan membuat Sean terkejut saat mendengarnya. Siapakah yang sudah mengacaukan dirinya? apakah masih ada orang dari masa lalu yang tengah bersembunyi? Banyak sekali pertanyaan yang ada di kepala Marco saat ini. Rasa khawatir dan marah bercampur jadi satu. “ Marco kira kira siapa orang yang ingin menghancurkan kita, jangan sampai dia benar benar menemui Sean” ucap Ambar juga penasaran. Jika Marco hancur maka dirinya pasti akan terseret,“ Entahlah, aku juga tidak tahu itu siapa, yang pasti ancaman untuk kita, jangan sampai orang itu benar-benar bertemu dengan Sean, karena jika itu terjadi pasti Sean akan mencari tahu apa yang terjadi dengan keluarga Hill. Aku hanya takut jika dia meminta bantuan pada El, meskipun hubungan keduanya tidak bagus tapi kita tidak tahu perkembangan hubungan mereka. El bisa memulihkan data data yang telah te
Sean langsung mengemudikan mobilnya menuju kantor setelah memastikan jika tidak ada anak buah dari papanya yang ada di sekitar rumahnya.Sejujurnya dia sangat tahut jika ada beberapa anak buah dari Marco ataupun Allen yang mengikuti dirinya.‘ Aku harus tetap waspada dengan keadaan sekitar seperti yang dikatakan oleh anak aku, bagaimanapun juga aku tidak tahu rencana mereka, apakah dia hanya ingin mengambil aset milik aku atau ingin melenyapkan aku’ batin Sean sedikit cemas. Apalagi dia baru tahu jika dulu Ayahnya juga dilenyapkan oleh mereka. “ Aku harus mengetahui apa yang terjadi dengan Ayah dulu, aku harus mencari tahu bagaimana cara mereka melenyapkan Ayah. Jadi aku bisa membayangkan hal apa yang akan dia lakukan padaku” ucap Sean. “ Tapi yang di foto oleh Daren hanyalah foto makam Ayah yang punya nama Shaun Hill, lalu di mana ibu? Apakah dia masih hidup? Kenapa tidak ada jejaknya. Jangan sampai dia masih hidup dan saat ini sedang ditawan oleh Marco dan juga Ambar. Aku harus me
" Brengs*k kau Sean! bisa bisanya dia membekukan rekening ini. Itu artinya dia mengetahui semua yang terjadi. Dan juga dia sudah menguras dana yang aku simpan" umpat Allen dengan kesal. " Ada apa Allen, kenapa kamu mengumpat? apakah ada hal yang membuatmu marah" ucap Marco pada Anaknya. Ya, mereka semua masih berada di apartemen milik Allen. Pembahasan mereka baru selesai mengenai rencana mereka semua. Dan sekarang mereka sedang menunggu dana yang akan ditarik oleh Allen. " Sial! akun bank nya sudah dibekukan dan juga semua dananya sudah ditarik, termasuk dana yang telah aku simpan. Apakah Sean mampu membuat semua kekacauan ini? Kira-kira siapa yang sudah membantunya" ucap Allen sangat kesal. Semua orang yang ada di apartment milik Allen langsung membelalakan matanya saat mendengar jika rekening yang mereka buat kini sudah tidak ada dana yang tersisa, bahkan dana yang sudah dia alihkan dari Hill Corporation ke rekening pribadi juga hilang tanpa bekas. Dan hal ini membuat Allen d
Keributan terjadi di Hill Corporation saat Marco dan Ambar tidak bisa masuk ke dalam lift khusus CEO, kartu yang biasanya dia gunakan untuk masuk kini semuanya sudah tidak berguna lagi. sepertinya Sean sudah menganti keamanan kantor ini. Marco benar benar marah dengan semua ini. Dia tidak menyangka jika dia tidak bisa masuk ke dalam Perusahaan yang dulu dia pimpin mengantikan Shaun, sebelum Perusahaan itu di ambil Sean saat dia dewasa. “ Apa apaan ini, kenapa saya tidak bisa masuk ke ruangan anak saya, siapa yang sudah menganti akses masuk? Tidak masuk akal, saya ini orang tuanya” ucap Marco setengah berteriak pada staff yang menjaga di resepsionis. “ Mohon maaf Tuan, saya juga tidak mengerti kenapa, tapi mungkin setelah Nona Yunita dan sejumlah petinggi melakukan koropsi, Jadi Tuan Sean menganti akses masuknya. Tapi jika Tuan mau, bisa mengunakan lift karyawan dan itupun sampai di lantai dua saja, karena lantai tiga keatas sudah memiliki akses masing masing. namun di lantai dua ada
“ Aaaaarrrggghh! Sial! Siapa yang melakukan hal seperti ini, dan kenapa tidak ada satupun yang memberitahukan aku” teriak Allen frustasi. Saat ini Allen sedang berada disebuah gedung yang dulu dia gunakan untuk menyekap ibu dari Rizky, tadinya Allen ingin mengunakan ibu Rizky untuk menekan Rizky supaya bisa melakukan sesuatu untunya yang pasti untuk mencelakai Sean. Karena saat ini dunia Allen sudah dipenuhi dengan balas dendam pada Sean. Namun yang terjadi, dia tidak menemukan ibu Rizky sama sekali, begitu pula dengan anak buahnya, yang tidak terlihat batang hidungnya. Hanya ada ceceran darah yang mulai mengering. Serta dompet dan juga ponsel milik anak buahnya. “ Apa mungkin Rizky mampu mengalahkan anak buah aku dan membawanya pergi? Karena tidak mungkin anak buah aku berkhianat” gumam Allen sambil melihat kesekelilingnya, mungkin saja ada hal yang tertinggal sebagai petunjuk. Namun nihil! Allen masih berdiri mondar mandir di gedung yang sudah tampak usang itu, dia masih menging