Di sebuah gedung yang sudah tidak terawat, terlihat seorang wanita tua yang sedang diikat di sebuah kursi. Sementara di depannya duduk Seorang laki laki sedang menghisap cerutunya, sambil menikmati kopi hitam. Apakah orang itu manusia atau binatang? Beraninya dia mengikat wanita yang sudah renta dan lemah itu. Memangnya apa yang bisa dilakukan oleh wanita yang lemah ini, sehingga dia diikat seperti hewan mau disembelih. “ Tuan, saya mohon lepaskan anak saya, jangan buat anak saya menjadi jahat. Saya jamin anak saya tidak akan berani membuka mulutnya dan saya juga jamin! Setelah Tuan melepaskan Rizky, saya janji akan pergi dari kota ini dan tidak akan pernah kembali. Selamanya saya tidak akan pernah membuka fakta yang telah kita tahu” ucap Seorang paruh baya memohon. Dia adalah Rumi, ibu dari Rizky yang telah disekap oleh anak buah Allen, dan kini ibu paruh baya itu ingin menyelamatkan ananya, setidaknya dia bisa membawa anaknya pergi dari kota ini. Dia tidak mau melihat anaknya jaha
Daren menghentikan mobilnya tidak jauh dari gedung yang tidak terawat itu. Dia melihat ke kanan dan ke kiri untuk memastikan apakah benar tempat yang dimaksud oleh ponakannya. Tapi memang tidak ada yang salah sih, karena biasanya para penculik tidak akan membawa tawanan ke tempat yang bagus. “ Apakah di tempat gedung yang kotor itu paman” ucap Xaquil sambil melihat sekitar dan juga melihat iPad untuk mencocokan apakah betul titik lokasinya. “ Jika sesuai dengan titik yang kamu berikan pada paman, benar jika gedung itu tempat mereka menyekap tawanan” ucap Daren sambil mengambil masker. “ Tempatnya sangat kotor dan jelek, kasian sekali ibu paman Rizky ditaruh di tempat seperti ini. Pasti dia seumuran Oma, dan juga dia akan sangat ketakutan. Bagaimana bisa mereka membawa seorang wanita tua ke sini? Apakah mereka tidak kasihan sama sekali” ucap Xaquil sambil menatap bangunan itu dengan tatapan yang sedih. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan wanita yang seumuran dengan Omanya
Begitu sampai di rumah sakit dan mobil sudah berhenti, Xaquil langsung membuka pintu mobil dan berlari ke dalam lobby rumah sakit. Melihat ada anak kecil yang berlari membuat semua orang khawatir, apalagi tidak ada orang tua yang mendampinginya. Untuk itu mereka berusaha memanggil staf keamanan yang bertugas tidak jauh dari sana. “ Adik kecil, tidak boleh lari lari ya, sangat berbahaya. Bagaimana kalau menabrak pasien? Di mana orang tua kamu” tegus pihak keamanan yang menjaga lobby.“ Maaf Paman, saya cucu Tuan Albert Hale,di luar Paman Daren membawa pasien kritis....“ Baik, kamu diam di sini” ucap staf keamanan langsung tahu maksud anak ini, apalagi dia menyebutkan nama Albert Hale. Dia langsung berlari mengambil tandu ambulans dan memanggil suster yang kebetulan sedang ada di lobby. Dan saat bersamaan Daren terlihat berlari sambil menggendong Ibu dari Rizky, melihat mereka menyiapkan tandu, Daren langsung menaruhnya di atasnya. “ Segera kasih tindakan” ucap Daren sengan napas y
Setelah diberitahukan oleh Daren jika Rizky selamat namun kondisinya sekarang sedang pingsan, Joe langsung meluncur ke rumah sakit milik keluarga Daren, Joe tidak bisa menunggu, sebelum dia melihatnya dengan kepalanya sendiri dan apakah Rizky terluka? Dan bagaimana kondisinya sekarang? Begitulah pertanyaan yang melintas di kepala Joe. “ Semoga baik baik saja, jika tidak, aku akan merasa bersalah seumur hidup aku?” gumam Joe kini menghentikan mobilnya di depan rumah sakit. “ Tapi ini juga tidak sepenuhnya salah aku, ini memang karma buat Rizky, andai saja Sean tidak cek terlebih dahulu pasti anak itu sekarang sudah mati, mengingat Sean kalau naik mobil dengan kecepatan di atas rata rata. Jadi tidak seharusnya aku merasa bersalah seperti ini” ucap Joe mencoba menenangkan dirinya sendiri supaya dia tidak merasa bersalah dengan Rizky. ‘ Tapi tidak seharusnya kamu menyuruh Rizky untuk mati, Joe! dia memang bersalah tapi bukankah negara ini adalah negara hukum yang masih berlaku, jadi ken
Daren menunggu ibunya Rizky di depan IGD, minimal dia bisa memastikan apakah ibu itu bisa bertahan atau tidak? Sekaligus menunggu anak buahnya untuk bergantian menjaga ibu dari Rizky.“ Kita tunggu kabar tentang keadaan nenek itu dulu ya, Xaquil! Paman masih takut jika dia tidak selamat, paman merasa bersalah karena tidak langsung menghajar penjahat tadi” ucap Daren sambil memangku keponakannya. “ Hum, aku juga ingin tahu apa yang terjadi pada nenek itu, kasihan dia sudah tua tapi di siksa seperti Binatang. Tapi aku sedikit lega karena tadi sudah menembak dia dengan pistol yang Opa belikan dulu, ternyata sangat berguna, meskipun ini hanyalah mainan” ucap Xaquil. “ Sangat berguna karena kamu sudah menganti pelurunya dengan batu, bagaimana bisa kamu kepikiran seperti itu, hum? Dan sejak kapan kamu mengantinya, karena tidak mungkin kamu menganti dalam waktu yang singkat” ucap Daren sambil mencubit pipi gemoy Xaquil. Xaquil tersenyum dengan lebar. “ Ini aku sudah lama menggantinya, aku
[ Allen mari bertemu ada yang ingin aku beritahukan padamu, dan ini mengenai ibu kamu] pesan Max yang di kirimkan padanya, membuat Allen sedikit penasaran, apa yang ingin di sampaikan oleh temannya itu. Kasus ibunya memang belum menemukan titik terang bahkan hingga kini dia dan juga papanya belum menemukan siapa pelapor sesungguhnya. Dan hari ini Max mengajak bertemu dan membahas kasus ibunya, pasti ada perkembangan. Begitulah pikir Allen!“ Mungkinkah Max sudah menemukan siapa orang yang sudah melaporkan Mama ke polisi? Ataukan dia punya kabar gembira yang bisa membebaskan Mama dari penjara? Jika aku tahu siapa yang sudah melaporkan Mama ke polisi, aku akan mendatanginya minimal mengajukan damai” gumam Allen kini sedang bersiap siap untuk pergi menemui temannya itu. Allen langsung turun ke lobby apartement dan langsung masuk ke dalam mobil anak buahnya, yang sejak tadi dia menunggu di sana. Dua puluh lima menit Allen menempuh perjalanan menuju tempat janjian dengan Max, kini Allen
Allen pulang dengan beban yang sangat berat, dia masih memikirkan apa yang dibicarakan oleh Max tadi saat di kantornya, saat ini dia benar benar tidak bisa berbuat apa apa. rasa marah terus mengelanyut di dalam benaknya. Dia tidak menyangka jika Sean akan melaporkan Mamanya. Dia sudah lengah selama ini tidak mengawasi Sean dengan baik, dia terlalu meremehkan kondisi Sean yang sudah parah.“ Entahlah, pikiranku sekarang mengarah pada Sean, orang yang benar benar menyeret Mama masuk kedalam penjara. Apakah anak buah aku telah berkhianat sehingga dia tidak melaporkan kepadaku, apa yang dilakukan Sean dalam beberapa waktu terakhir ini? Atau memang Sean bermain rapi?” gumam Allen. Seberapa dalam Sean tahu mengenai Ibunya, apakah dia juga mengetahui jika Vero adalah wanitanya Marco? Dan sampai mana Sean mengetahuinya semua rahasia yang disimpan oleh Papanya? Pertanyaan pertanyaan semacam itu selalu melintas di dalam kepala Allen. Kesal, marah dan gelisah semuanya bercampur menjadi satu.
Dddrrrreeett! Suara getar ponsel dari atas meja mengejutkan Ambar yang saat ini sedang berada di rumahnya. Dia juga masih memikirkan kemana anak Vio di bawa. Bahkan tidak ada jejak yang tertinggal. Dia meraih ponselnya, tapi ternyata bukan miliknya yag bergetar. Di meja ada ponsel satu lagi. “ Apakah ini ponsel Marco? Siapa kira kira yang mengirimi pesan? Kalau penting aku bisa mengantarnya ke atas. Lagian dia sangat ceroboh sekali” gumam Ambar sambil melihat ponsel milik suaminya itu. Namun karena terkunci dia tidak bisa melihat pesan dari siapa. “ Apakah urusan Vero belum menemui titik terang? Tapi aku sangat heran, siapa yang berani memprovokasi dokter Vero” ucap Ambar masih memikirkan masalah suami sekaligus sahabatnya itu. Takut ada pesan penting, Ambar langsung membawa ponsel milik Marco dan langsung menemuinya di lantai atas. Sepertinya suaminya itu sedang sibuk. Ceklek! “ Marco kamu di dalam?” ucap Ambar saat masuk ruang kerja Marco. Namun di sana tidak ada Marco sama
Waktu terus berlalu, kehidupan terus berjalan seperti biasanya. Aktivitas yang sama membuat mereka tidak terlalu menyadari jika waktu sudah berjalan dengan begitu cepat. Tapi itulah kehidupan yang datang dan pergi. Rizky dan Kevin sudah menjalani tes DNA beberapa bulan yang lalu, dan hasilnya 99,9999% mereka berdua adalah sepasang kakak dan adik. Kevin sangat senang. Dia tidak masalah jika adiknya tidak mengingatnya. Toh dia dan Rizky sudah akrab. Dan karena Kevin tidak mau mengecewakan Ibunya Rizky, Kevin menambahkan nama Rizky pada nama Keenan. Dan juga Ibunya Rizky kini menjadi satu keluarga dengan Kevin. Kevin membatalkan adopsi yang dilakukan oleh Gandhi, karena mempertimbangkan ibu angkat Rizky. Dan Gandhi dan juga Erni senang dengan pilihan Kevin. Karena sekarang semuanya keluarga apapun yang terjadi. Meskipun tidak satu kartu keluarga, tapi Gandhi dan Erni tetap menganggap Kevin anaknya. Begitupula dengan Rizky. Meskipun Rizky sudah punya rumah, tapi Kevin meminta Rizky dan
Semua orang juga bingung, ketika ketiga orang mengklaim Rizky adalah Keenan. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa apa, karena Rizky juga menunjukan kebingungan yang jujur. Tidak dibuat buat. " Ky, apakah kamu benar benar bukan Keenan?" Ucap Joe yang memang dekat dengan Rizky. " Ya Tuhan Bos! Bos kan tahu kehidupan saya, dan juga Bos yang menemukan saya saat itu. Data pribadi saya juga Bos yang pegang" ucap Rizky. Sementara ibunya Rizky terharu melihat ketiga orang yang memeluk anaknya. Anak yang selama ini dia rawat dan juga merawatnya, kini menemukan keluarganya. Sedangkan Rizky masih bingung dan mulai menyingkir, apalagi saat Kevin mulai memeluk dan menciumi dirinya. " Maaf Tuan, jangan berlebihan, saya masih lelaki normal" ucap Rizky kemudian bersembunyi dibelakang ibunya, saat Kevin memeluknya dengan erat." Ibu apakah Rizky anak kandung ibu?" Ucap Joe biar semuanya segera kelar. Jika Rizky adalah Keenan. Kenapa anak itu tidak mengingat sama sekali. Reaksi bingung dan takut mem
Malam telah tiba, satu persatu para pengawal masuk ke halaman rumah Sean. Wajah mereka terlihat sangat ceria. Karena baru kali ini mereka berkumpul dengan bebas. Halaman depan samping dan juga belakang terisi semua oleh para anak buah yang berkumpul. Keluarga Hill hanya mengundang keluarga mereka, tidak ada orang lain selain keluarga. Karena memang acara ini adalah acara keluarga. Kevin sedang berada di balkon lantai satu ditemani Xaquil. Dia terus menatap gerbang. Semua orang yang masuk tidak luput dari mata Kevin. Jantungnya bergetar, deg-degan menantikan sosok yang dia tindukan. Namun hingga kini dia belum menemukan sosok yang mungkin tidak asing baginya. Huft! Dia menghela napas saat belum ada yang masuk lagi melewati gerbang utama. " Apakah ada jalan masuk selain gerbang utama, Xaquil" ucap Kevin sambil terus menatap gerbang. " Khusus malam ini hanya gerbang itu, apakah paman belum menemukan kemiripan dengan Paman Keenan sejak tadi" ucap Xaquil sambil melirik Kevin. Kevin
Jerry menghampiri Rizky yang saat ini sedang berada di rumah bersama ibunya. Terkadang Jerry iri melihat kehidupan Sahabat barunya, karena Rizky selalu terlihat bahagia, meskipun dia hidup tidak bergelimang harta. Rizky terlalu menyayangi ibunya yang sudah renta. Padahal Rizky masih tergolong sangat muda, tapi ibunya sudah terlihat sangat tua. " Nak Jerry, masuk dulu, jangan di luar pagar, apakah kalian berdua akan pergi" ucap Ibu Rizky sambil membuka pagar supaya Jerry bisa masuk. " Terima kasih Ibu, tapi malam ini kita semua diundang oleh keluarga Hill, jadi Ibu juga harus datang, Saya ingin menyampaikan pesan ini. Karena ponsel Rizky tidak aktif" ucap Jerry menyalami tangan Mama Rizky. " Oh ada acara apa, Rizky ada di dalam, sejak tadi dia memang membantu ibu untuk membuat kebun di belakang rumah" ucap Ibu Rizky kemudian memanggil anaknya. Setelah masalah ini, Rizky memutuskan untuk membeli rumah di perumahan yang dijaga ketat oleh Satpam. Dia tidak mau ibunya diculik seperti w
Pagi itu Kevin dan Jaden sedang bersama, Jaden menceritakan semua yang terjadi pada Kevin. Bagaimana dia bisa terpisah dari Keenan, dan bersembunyi dimana dia selama ini. " Maafkan aku Kevin, aku tidak bisa menjaga amanah kamu, aku kehilangan Keenan, padahal kamu berkorban untuk Mama" ucap Jaden dengan penuh penyesalan. " Tidak perlu menyalahkan diri, aku tahu pasti sangat sulit, kita terus dikejar oleh penjahat itu jadi hilangnya Keenan adalah bagian takdir dari Tuhan. Yang penting sekarang kita cari Keenan bersama sama" ucap Kevin. Dia tahu Jaden tidak mungkin sengaja meninggalkan adiknya begitu saja. Semuanya pasti sangat berat, harus hidup dalam persembunyian. " Aku sudah meminta bantuan sama si kembar supaya bisa menemukan keberadaan Keenan" ucap Jaden. " Apakah bayi bayi kecil itu bisa menemukan, karena yang menghubungi aku selama ini juga kedua bayi itu. Tapi bukanlah itu tidak masuk akal" ucap Kevin dia sulit percaya, jika kedua bayi itu yang bisa menemukan mereka semua.
Erni masih tidak bisa percaya jika dia bisa berkumpul dengan anak dan juga suaminya. Begitupula dengan yang lainnya. Perjalanan hidup mereka kini semakin berwarna, dengan berkumpulnya keluarga besarnya. Erni masih tidak bisa lepas dari anak anaknya. Dia tidak berhenti untuk mencium Joe, dan itu membuat Joe malu. " Kakak Ipar!" Ucap Gaina mendekati Erni, sejak tadi Erni masih belum terbiasa melihat banyak orang dia masih belum sadar jika Gaina, adik iparnya masih hidup. Erni menoleh dan terkejut saat melihat Gaina, meskipun berpuluh tahun lamanya tidak bertemu dan Gaina mengunakan penutup mata, tapi Erni masih bisa mengenali adik iparnya. " Gaina! Itu kamu? Kenapa bisa..." ucap Erni sambil mengucek matanya berkali kali. " Kakak Ipar, ini aku, maafkan aku, gara gara Kak Gandhi menyelidiki kematianku, kalian jadi hancur..." ucap Gaina kemudian memeluk Erni, mereka berdua menangis sesunggukan. Sebenarnya jika pun Erni marah dia juga berhak. Tapi melihat adik iparnya yang matanya hila
Di atas sana langit sudah sangat merah keemasan, karena matahari sudah hampir menyentuh garis cakrawala.Magic hour!Begitulah kebanyakan orang menyebutnya.Si kembar si paling penikmat matahari terbit dan terbenam, saat ini mereka berada di halaman rumah kediaman Hill. Selalu hening saat menikmati pemandangan. Xhaqella tampak menengadahkan kedua tangannya dan memejamkan matanya. Sementara angin mempermainkan ramput panjangnya.' Tuhan terima kasih sudah mengabulkan doa aku selama ini. Sekarang aku sudah punya keluarga yang banyak, dan saling menyayangi kita dan juga yang lainnya. Tuhan Engkau sangat Maha Kaya. Untuk itu hari ini aku akan berdoa meminta lagi. Jangan anggap aku serakah Ya Tuhan, jika boleh aku ingin meminta Ayah dan Ibu bersatu kembali. Kikislah rasa trauma ibu, dan turunkanlah ego dan gengsi Ayah. Tapi aku tidak mau ada pengorbanan yang besar, seperti kehilangan mereka atau hal yang menyakitkan,..Aamiiin' doa Xhaqella dalam hatinya.' Ya Tuhan, Terima kasih atas berk
Kevin dan Mama Erni sudah sampai di kota tempat tinggal keluarga Hill, mereka semua masih proses lending. Kevin tampak berkaca kaca matanya, dia akhirnya menginjakan kakinya lagi di kota ini, tempat kelahirannya. Hal yang kemarin tidak pernah Kevin bayangkan, bisa kembali lagi ke sini.' Akhirnya aku kembali, sekarang tanpa rasa takut lagi. Papa dan Mama aku kembali, tapi hanya berdua dengan Mama Erni, adik hilang. Tapi Kevin janji akan mencari Keenan' batin Kevin sambil melihat ke luar jendela. Melihat gumpalan awan yang sudah ada semburat merahnya karena kena sorot cahaya matahari. Suasana yang sangat indah, yang selalu Kevin rindukan.Tidak hanya Kevin yang hanyut dalam lamunannya. Erni juga merasakan hal yang sama. Dia merasa seperti terlahir kembali, kesehatan mentalnya sudah membaik, meskipun belum seratus persen pulih. Dan mungkin tidak akan pernah bisa sembuh. Penyakit mental berbeda dengan penyakit biasa, yang bisa disembuhkan dengan meminum obat.' Puluhan tahun aku pergi m
Di tempat lain, keadaan juga tidak jauh beda dengan Ambar dan Vero. Vio juga mendapatkan ganjaran yang sangat mengerikan. Meskipun Vio tidak dipenjara oleh pihak berwajib, namun dia lebih mengenaskan nasibnya. Bagaimana tidak! Saat ini dia sedang di pasang rantai lehernya dan di taruh di sebuah tempat yang sangat sempit. Keadaan Vio juga sudah sangat tidak terlihat seperti manusia, wajahnya penuh dengan luka. Setiap hari dia disiksa. Tap! Tap! Tap!Suara langkah mendekati ke dalam sel milik Vio, dia sudah tidak berdaya. Bahkan sudah ratusan kali dia memohon untuk dibunuh saja, namun tidak ada yang bisa mengabulkan.Vio mengangkat kepalanya dan melihat Robin dan Vinsen datang. " Robin, terakhir kali aku mengatakan jika aku bukan wanita yang kamu maksud. Aku tidak peduli kamu mau percaya atau tidak, tapi kamu membuat orang yang seharusnya mendapatkan hukuman, bebas diluar sana. Aku adalah Violetta, aku tidak pernah berbohong" ucap Vio berharap Robin mau mendengarkan apa yang dia k