Share

30. Arif Pemuda Desa

Lili menghela napas. Ia pun mencoba mengikuti alur percakapan Arif. Lili merasa ia harus bersabar saat ini. Hal itu dilakukannya agar maksud dan agendanya dapat tersampaikan dengan lancar.

“Oh iya. Sepertinya kita perlu saling menyimpan kontak telepon. Sewaktu-waktu bila ada keperluan kan jadi bisa berkoordinasi dengan mudah?”

bujuk Arif.

Lili mengerenyitkan dahinya sejenak. Ia lalu mencoba melayangkan senyuman palsunya kepada Arif. Tak lama, ia pun memberikan nomor ponselnya kepada Arif. Seketika Arif langsung mencoba mengirimkan pesan pertamanya ke WA Lili.

“Tiiing..”

terdengar suara notifikasi di ponsel Lili.

“Nah, itu chat dariku udah masuk kan?”

ucap Arif sambil melongoh ke layar ponsel Lili.

Lili lalu tersenyum dan menunjukkan layar ponselnya kepada Arif.

“Udah masuk,”

ucap Lili.

Wajah Arif begitu sumringah. Ia begitu lega sudah dapat berkomunikasi dengan Lili m

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status