Karena keadaannya membuat Logan melakukan pekerjaannya di rumah. Anak-anak sudah pergi ke sekolah, sedangkan Valerie membereskan barang-barang Putra dan putrinya yang baru diantarkan.Logan berada di dalam ruangan bersama dengan asistennya. Di dalam sana, dia membicarakan sesuatu yang tidak boleh istrinya tahu dan sebisa mungkin Valerie tidak boleh mendengar percakapan yang dia lakukan bersama dengan asistennya.“Apa kau sudah mencari tahu siapa orang yang telah menabrakku kemarin?” Itulah yang hendak dia cari tahu. Dia tidak mau istrinya mendengar apa yang sebenarnya terjadi karena Valerie pasti akan kembali ketakutan.“Kabarnya mereka adalah sekelompok penjahat, Sir. Mereka adalah buronan yang sedang dicari dan sekarang pihak berwajib sedang berusaha mengejar mereka.”“Buronan? Apa masalah buronan itu denganku sehingga dia ingin mencelakai aku?”“Sepertinya seseorang ingin membunuhmu, Sir!”“Benarkah?” Logan memandangi asisten pribadinya. Jadi ada yang ingin membunuhnya? Biar dia
Keluarga yang tidak tahu malu, itulah yang pantas disematkan pada keluarga Valerie karena mereka masih begitu berani mencari Valerie untuk memanfaatkan dirinya supaya mereka mendapatkan uang. Valerie yang patuh dengan apa yang dikatakan oleh ayahnya tentu saja membuat ayah dan kakaknya berpikir jika mereka dapat memanfaatkan Valerie lagi untuk meminta bantuan pada Logan supaya pria itu menyuntikkan dana ke perusahaan mereka. Karena tak ada yang tahu di mana Valerie berada jadi cara satu-satunya yang bisa dilakukan yaitu mendatangi perusahaan Logan. Leon tentu begitu percaya diri. Dia yakin dapat bertemu dengan Logan dan dia pun yakin, Logan akan menyambut kedatangannya mengingat dia adalah kakak ipar dari pria itu tapi sayangnya, dia tidak bertemu dengan Logan. Dia kembali dengan tangan kosong tentunya sambil menahan amarah karena kedatangannya yang sia-sia. Ayahnya pun telah menanti dengan harapan, Leon memberikan kabar baik untuk mereka. “Bagaimana, apa kau bertemu dengan adikmu
Salju mulai turun di kota Paris, Valerie berjalan dengan cepat sambil mengencangkan mantel yang dia kenakan. Dia harus buru-buru karena hari ini, dia harus pergi menemui Logan Dmitry, calon suaminya.Dia tahu keputusan untuk menikahi pria yang tidak ia kenal itu terdengar gila. Meskipun demikian, dirinya tetap harus menikahi pria itu untuk menyelamatkan bisnis keluarga serta kakak laki-lakinya. Valerie tidak mau sakit ayahnya semakin parah karena harus memikirkan masalah itu.Dirinya hanya pernah mendengar bahwa, pria bernama Logan itu memiliki temperamen buruk dan pernah mengalami kecelakaan hingga menyebabkan kakinya lumpuh. Sesampainya di dalam restoran, Valerie segera disambut oleh pelayan. Setelah menyebutkan nama Logan Dmitry, dirinya kemudian di antar menuju salah satu meja di tengah. Dari kejauhan Valerie dapat melihat sosok pria yang duduk di kursi roda. Meskipun demikian, aura mengintimidasi dari pria itu terpancar dari tubuhnya. Semakin mendekat, Valerie semakin dapat mel
Semua terjadi dengan begitu cepat. Valerie seolah-olah tidak percaya jika hari ini dia akan menikah dengan Logan. Setelah bertemu dengan ayah Logan, semua berjalan dengan begitu cepat. Kedua orang tua mereka bertemu, membicarakan masalah pernikahan. Meski mereka berdua memiliki perjanjian namun acara pernikahan mereka akan diadakan dengan begitu meriah. Semua itu sesuai dengan keinginan ayah Logan dan tentunya, Logan tidak bisa membantah sama sekali. Mereka mengundang semua rekan bisnis juga para kerabat namun Valerie dan ayahnya tidak mengundang siapapun. Valerie telah menggunakan gaun pernikahan yang melekat indah di tubuhnya. Make up tipis yang dia pakai semakin mempercantik dirinya. Valerie memandangi dirinya di cermin. Seharusnya dia bahagia di acara pernikahannya tapi kenapa dia tidak bahagia sama sekali? Pintu ruangan yang terbuka mengalihkan perhatian. Valerie berusaha tersenyum saat ayahnya masuk ke dalam. Dia tidak boleh memasang ekspresi sedih. Dia harus memperlihat
Valerie meringis ketika menggerakkan kakinya. Pinggangnya sangat sakit. Dia lupa berapa kali melakukannya, sepertinya Logan sudah tidak sabar untuk segera mendapatkan pewaris yang dia inginkan. Bukankah itu bagus? Semakin cepat, semakin baik. Valerie berbalik, dia kira Logan masih tidur bersama dengannya tapi rupanya pria itu tidak ada. Rasanya sangat menyedihkan, bagi sebagian orang mungkin akan melewatkan pernikahan mereka dengan pagi yang bahagia tapi dirinya? Bodoh. Memangnya apa yang dia harapkan? Tidak mungkin dia mengharapkan Logan membangunkan dirinya dengan sebuah ciuman. Sepertinya dia lupa jika dia sudah dibeli untuk dijadikan wadah tapi ditinggalkan seperti itu setelah mereka bercinta, rasanya sudah seperti wanita murahan saja. Valerie belum beranjak, dia sangat lelah setelah acara pernikahannya yang panjang juga malam pertama yang menyakitkan. Kedua matanya kembali terpejam, dia ingin berbaring sejenak namun pintu yang terbuka, mengejutkan dirinya. “Mau tidur sam
Logan telah pergi setelah Valerie keluar dari kamar. Dia disambut oleh seorang wanita paruh baya dan dia adalah pelayan pribadi Logan. Wanita itu tersenyum dengan ramah sebelum menyapanya. “Pagi, Nyonya.”“Pagi, mana Logan?” Valerie melihat sekitar, mencari keberadaan pria arogan itu.“Tuan sudah pergi, Nyonya. Apa Nyonya menginginkan sesuatu? Aku akan menyiapkannya jadi katakan saja.”“Tidak perlu, aku sedang terburu-buru,” sebaiknya dia tidak menyentuh apa pun di rumah itu tanpa persetujuan Logan. Dia tidak mau membuat masalah. Dia ingin hidup tenang sampai perannya selesai.“Apa Nyonya yakin?” tanya pelayan itu.“Ya, kau tidak perlu merepotkan diri untukku karena aku bisa mengurus diri sendiri. Satu hal lagi, besok pagi tolong beritahu aku apa yang Logan sukai dan tidak supaya aku tidak membuat kesalahan.”“Baik, Nyonya,” pelayan itu terlihat baik. Semoga saja pelayan itu dapat diajak bekerja sama namun setelah Valerie pergi, dia langsung menghubungi Logan untuk memberi laporan j
Sudah jam sepuluh malam, tapi Valerie belum juga kembali. Logan mulai kesal. Sepertinya Valerie memang sengaja ingin membuatnya marah. Meskipun Valerie tidaklah berarti sama sekali bagi dirinya tapi tetap saja, wanita yang telah dia nikahi dengan mengeluarkan banyak uang itu harus kembali padanya. Dia tidak boleh rugi apalagi uang yang dibawa lari oleh Leon begitu besar. Jangan sampai terjadi sesuatu pada Valerie sebelum dia mendapatkan pewaris yang dia inginkan. Dia sudah mendapat kabar dari anak buahnya jika Valerie baru saja pulang dari restoran. Seperti yang dia ucapkan, mulai sekarang dia akan mengambil kebebasan Valerie. Valerie buru-buru kembali. Dia harap Logan sudah tidur Sebab Dia tidak mau bertengkar namun keberadaan pria itu begitu dia masuk ke dalam tentu saja mengejutkan Valerie. Dia ditunggu tapi Valeri tahu jika itu bukanlah hal baik bagi dirinya. “Kenapa kau baru kembali? Apa kau pikir kau boleh bertindak sesuka hati setelah menikah denganku?” Logan memandanginy
Udara semakin dingin karena salju turun semakin lebat. Logan tidak menyalakan penghangat ruangan yang membuat suhu kamar begitu dingin. Logan dan Valerie masih tidur karena waktu masih menunjukkan pukul tiga pagi.Beruntungnya Valerie sudah memakai bajunya karena dia baru saja melakukan kewajibannya. Dia juga menyelimuti tubuhnya sehingga tidak kedinginan tapi tidak dengan Logan.Pria itu mulai kedinginan, dia mencari kehangatan dengan memeluk Valerie yang membuat Valerie terbangun.“Hei, singkirkan tanganmu!” Valerie memukul lengan Logan tapi Logan justru semakin menariknya mendekat dan tanpa sadar sebuah nama diucapkan oleh dirinya.“Sovia,” nama itu terucap disertai dengan dekapan yang begitu erat seolah-olah Logan merindukan wanita yang baru saja dia panggil.Valerie diam membeku. Siapa? Dia sudah mendengar jika Logan pernah memiliki seorang tunangan namun hubungan mereka kandas karena Logan ditinggalkan. Apakah wanita yang bernama Sovia itu adalah mantan tunangan Logan?Lupakan.
Keluarga yang tidak tahu malu, itulah yang pantas disematkan pada keluarga Valerie karena mereka masih begitu berani mencari Valerie untuk memanfaatkan dirinya supaya mereka mendapatkan uang. Valerie yang patuh dengan apa yang dikatakan oleh ayahnya tentu saja membuat ayah dan kakaknya berpikir jika mereka dapat memanfaatkan Valerie lagi untuk meminta bantuan pada Logan supaya pria itu menyuntikkan dana ke perusahaan mereka. Karena tak ada yang tahu di mana Valerie berada jadi cara satu-satunya yang bisa dilakukan yaitu mendatangi perusahaan Logan. Leon tentu begitu percaya diri. Dia yakin dapat bertemu dengan Logan dan dia pun yakin, Logan akan menyambut kedatangannya mengingat dia adalah kakak ipar dari pria itu tapi sayangnya, dia tidak bertemu dengan Logan. Dia kembali dengan tangan kosong tentunya sambil menahan amarah karena kedatangannya yang sia-sia. Ayahnya pun telah menanti dengan harapan, Leon memberikan kabar baik untuk mereka. “Bagaimana, apa kau bertemu dengan adikmu
Karena keadaannya membuat Logan melakukan pekerjaannya di rumah. Anak-anak sudah pergi ke sekolah, sedangkan Valerie membereskan barang-barang Putra dan putrinya yang baru diantarkan.Logan berada di dalam ruangan bersama dengan asistennya. Di dalam sana, dia membicarakan sesuatu yang tidak boleh istrinya tahu dan sebisa mungkin Valerie tidak boleh mendengar percakapan yang dia lakukan bersama dengan asistennya.“Apa kau sudah mencari tahu siapa orang yang telah menabrakku kemarin?” Itulah yang hendak dia cari tahu. Dia tidak mau istrinya mendengar apa yang sebenarnya terjadi karena Valerie pasti akan kembali ketakutan.“Kabarnya mereka adalah sekelompok penjahat, Sir. Mereka adalah buronan yang sedang dicari dan sekarang pihak berwajib sedang berusaha mengejar mereka.”“Buronan? Apa masalah buronan itu denganku sehingga dia ingin mencelakai aku?”“Sepertinya seseorang ingin membunuhmu, Sir!”“Benarkah?” Logan memandangi asisten pribadinya. Jadi ada yang ingin membunuhnya? Biar dia
Anak-anak sangat senang dengan kamar baru mereka. Barang-barang mereka telah dipindahkan, kali ini mereka akan menetap di rumah itu dan tidak akan pindah ke manapun lagi.Paul dan Amanda tentu saja tidak keberatan. Asalkan ada ibu mereka bersama jadi itu tidaklah menjadi soal untuk kedua anak itu. Lagi pula hubungan Paul dan Amanda dengan sang ayah sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya.Semua berjalan begitu saja dan dengan perlahan, hubungan mereka membaik. Semua berjalan dengan lancar meski Amanda masih malu-malu pada ayahnya. Valerie yang tadinya ragu ingin memperbaiki hubungan mereka, sekarang justru memiliki tekad kuat untuk memperbaiki rumah tangga mereka walaupun banyak rintangan yang harus mereka lewati bersama.Malam itu, Ayah Logan memutuskan untuk menginap. Dia ingin menghabiskan waktu dengan sang cucu. Tidak saja menghabiskan waktu bersama dengan kedua cucunya, dia juga ingin Logan menghabiskan waktu lebih banyak bersama dengan istrinya.Mereka sedang makan malam bers
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, Logan meminta Valerie untuk tinggal di rumahnya. Kali ini Valerie tidak menolak karena dia juga takut keberadaan mereka telah diketahui oleh Andre. Mungkin saja tinggal di rumah Logan akan lebih aman.Sebisa mungkin dia ingin menjauhi bahaya agar Putra dan putrinya dapat hidup dengan nyaman. Belum genap satu bulan dia kembali, tapi masalah sudah datang dan menghantui mereka.Orang-orang dari masa lalu meneror tiada henti seolah-olah tidak mengizinkan mereka untuk bahagia. Apa yang harus dilakukan untuk menghentikan mereka?Sovia mungkin tidak akan datang mengganggu lagi setelah pukulan yang diberikan oleh Logan tapi yang paling berbahaya adalah Andre.Ambisi gila pria itu yang tak juga berhenti menjadi ancaman paling besar bagi hidup mereka. Apakah dia telah mengambil keputusan yang salah? Seandainya waktu itu dia tidak melarikan diri dari Andre, seandainya waktu itu dia memilih Andre, bukankah hal seperti ini tidak akan pernah terjadi?S
Paul dan Amanda sangat senang kakek mereka datang menjemput tapi kedatangan kakek mereka juga membuat kedua anak itu heran karena yang seharusnya datang adalah ibu mereka.Dua pengawal yang berjaga tampak begitu waspada. Mereka melihat sekitar dan menjaga Paul dan Amanda dengan baik. Melihat kedua pengawal itu membuat Adam cukup puas karena putranya telah mengambil tindakan untuk menjaga Putra dan putrinya.“Kakek, kenapa Kakek yang datang? Bukankah yang seharusnya yang menjemput kami adalah Mommy?” Tanya Paul padanya.“Ibumu tidak bisa datang karena ada urusan jadi Kakek yang datang. Kebetulan Kakek ingin tahu bagaimana sekolah kalian,” Adam melihat sekolah itu, agar Paul dan Amanda percaya dengannya.“Kenapa Mommy tidak bisa datang, kakek?” Amanda memegangi ujung baju kakeknya dan memandangi kakeknya.“Ibumu sibuk.”“Sibuk apa?” Kini Paul juga memandanginya. Adam jadi serba salah, dia tidak bisa menipu anak-anak.“Kakek, jangan berbohong,” mereka berdua seperti tahu jika sang kakek
Adam pergi menjemput kedua cucunya, sedangkan Valerie dan Logan akan kembali tapi mereka menunggu dokter yang baru saja memeriksa keadaan Logan. Dia harus mendapatkan beberapa obat untuk mengobati luka di kepala dan lengannya.Padahal dia diminta untuk beristirahat beberapa hari tapi Logan tidak mau karena dia tidak mau meninggalkan istri dan putra-putrinya di rumah. Dia tidak akan tenang selama berada di rumah sakit jadi dia lebih memilih pulang.Kabar akan kecelakaan yang dia alami olehnya telah didengar oleh Sovia. Dia datang ke rumah sakit untuk melihat keadaan Logan. Ini kesempatan bagi dirinya untuk menunjukkan jika dia peduli dengan Logan. Apa pun yang dialami oleh Logan, dia tidak akan meninggalkannya seperti dulu sekalipun Logan kembali mengalami kelumpuhan.Pintu yang dibuka dengan kasar secara tiba-tiba, mengejutkan Valerie dan Logan. Seolah tidak melihat keberadaan Valerie, Sovia berjalan masuk dan menghampiri Logan.“Apa yang terjadi denganmu, Logan? Apa kau baik-baik saj
Valerie memeluk suaminya dengan erat dan tak berhenti menangis. Adam memutuskan untuk keluar karena dia tidak ingin mengganggu waktu mereka berdua. Seperti yang Logan katakan, Valerie yang paling takut akan masalah itu. Dia dihantui perasaan takut sepanjang malam dan rupanya rasa takutnya terbukti karena keadaan suaminya saat ini. Meski dia belum mendengar bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi, tapi dia takut jika Andre yang melakukannya. “Jangan menangis, aku baik-baik saja,” Logan mengusap punggungnya, untuk menenangkan istrinya. “Apa yang sebenarnya terjadi, Logan? Kenapa kau mengalami kecelakaan? Apa pelakunya adalah orang-orang yang mencurigakan kemarin?” “Tidak, apa yang aku alami murni kecelakaan. Jangan berpikir buruk. Semua yang terjadi karena kelalaian sopir pribadiku.” “Bohong! Jangan berbohong untuk menutupi apa yang terjadi hanya supaya aku bersikap tenang!” “Aku tidak berbohong padamu, Valerie,” Logan mendekapnya erat. Dia bisa merasakan ketakutan yang dirasakan ol
Ponsel berdering tiada henti dan Valeri tak mendengarnya karena dia tertidur dengan pulas. Dia belum tahu apa yang terjadi dengan suaminya dan yang menghubunginya adalah Ayah mertuanya. Telepon di rumah pun tak berhenti berdering. Adam mencoba segala cara untuk memberitahu menantunya jika Logan berada di rumah sakit akibat kecelakaan yang dia alami. Lagi-lagi putranya harus mengalami hal itu dan kali ini sepertinya kecelakaan yang terjadi dilakukan dengan sengaja karena pelaku yang menabraknya langsung melarikan diri dan pelaku itu dikatakan telah mengintai Logan. Adam tak berhenti mencoba sampai Valerie terbangun. Ponsel yang ada di atas meja pun diambil. Valerie mengira itu dari suaminya tapi rupanya bukan meski begitu dia tetap menjawabnya. "Halo.""Valerie, akhirnya kau menjawab panggilan dariku," Ayah mertuanya terdengar cemas. "Ada apa, Dad?" Tiba-tiba firasat buruk kembali dia rasakan. "Logan baru saja mengalami kecelakaan setelah mengantarkan Paul dan Amanda.""Apa?" Val
Anak-anak sudah siap untuk pergi ke sekolah. Logan yang akan mengantar mereka. Dia meminta Valerie untuk beristirahat di rumah karena dia kurang tidur. Pagi ini dilewatkan dengan begitu menyenangkan, rasanya tidak ingin kebersamaan itu berakhir tapi mereka harus menyudahinya karena mereka memiliki kegiatan. Valerie tampak was-was, lagi-lagi rasa takut menghantui dirinya. Tak hentinya dia memandang keluar jendela untuk memastikan apakah ada yang mencurigakan atau tidak. Melihat orang asing saja sudah membuatnya ketakutan. "Valerie," panggilan suaminya membuat Valerie berpaling. Logan menghampiri dirinya yang berdiri tidak jauh dari teras rumah. "Apa yang kau lakukan di luar? Apa kau menunggu seseorang?""Aku hanya memastikan keadaan saja, Logan. Aku takut orang-orang itu mengikuti kita sampai ke rumah!""Kau terlalu takut, Valerie. Kau lihat, tidak ada siapa pun di sekitar rumah kita," memang tidak ada siapa pun dan dia rasa Valeri sedikit berlebihan akan rasa takutnya. "Kau bena