Share

Bab 90.

Penulis: Ellea Neor
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-28 07:45:19

Bianca terdiam, tubuhnya kaku seperti patung. Tatapannya kosong, seolah-olah terhalang oleh kabut tebal yang mengaburkan penglihatannya. Bahkan, wajah Sebastian yang berdiri begitu dekat dengannya tampak samar, tidak bisa ia tangkap dengan jelas.

Tubuhnya bergetar hebat, bukan hanya karena rasa takut yang mencengkeram, tetapi juga karena kekecewaan yang menyayat hati. Bianca merasa seolah-olah dunianya runtuh, meninggalkan dirinya terjebak dalam jurang ketidakpastian yang mencekam.

“Apa kamu bilang? Hamil?”

Bianca kembali mengulangi pertanyaan Sebastian.

Dengan sudut bibir yang terangkat ke atas Sebastian menjawab, “Aku rasa kamu tidak tuli.”

Tubuh wantita itu kembali di hempaskan, kali dengan sangat kuat sehingga wajah Bianca nyaris menyentuh lantai.

“Ingat ini baik-baik, Bianca!” Terakhir kalinya, Sebastian menatap Bianca dengan jari telunjuk yang teracung ke arah wanita itu.

“Tuan…” Ramon memanggil dan itu adalah sebuah peringatan bahwa waktu mereka telah habis. Detik berikutnya, S
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 91.

    Bianca tercekat dan segera menatap ke arah sosok itu, dan seketika bernapas lega ketika melihatnya."Dareen? Kenapa kamu bisa ada di sini?" tanya Bianca.Dareen melihat ke arah pintu sesaat kemudian meletakkan jemarinya pada bibir."Ikut aku!" kata Dareen.Langkah Bianca sedikit menyeret mengikuti Dareen. Entah ke mana pria ini akan membawanya pergi. Bianca merupakan kerabat jauh dari keluarga Abraham. Hubungan kekeluargaan inilah yang menjadi alasan mengapa Bianca sudah lama mengenal Dareen."Dareen kita mau ke mana?" tanya Clara."Diamlah, kita harus bicara," ucap Dareen.Bianca hanya menurut ketika Dareen tiba-tiba menarik lengannya dan membawanya menuju suatu tempat tanpa memberikan penjelasan. Meskipun bingung, Bianca tidak mengajukan pertanyaan dan memilih mengikuti langkah Dareen dengan diam.Setelah beberapa saat melewati lorong-lorong rumah sakit, mereka akhirnya tiba di rooftop. Udara di atas terasa sejuk, disertai pemandangan langit yang mulai memerah karena senja. Di sana

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 92.

    "Saya dengar Nona mangandung, saya khawatir karena lantai ini sangat keras," kata Andrew."Tuan Andrew, ini justru tidak masuk akal. Saya baik-baik saja. Sekarang berdirilah," titah Clara lembut.Andrew segera menjalankan perintah Clara, dia bangkit lantas memposisikan diri di dekat Clara, dia mengulurkan lengannya yang membuat Sebastian melotot.“Apa yang kamu lakukan, Andrew?” hardik Sebastian. Dia menepis tangan Andrew yang hendak menyentuh Clara.Andrew menatap Sebastian tanpa rasa bersalah. “Saya ingin membantu Nona, Tuan,” jawab Andrew.“Berani menyentuh, kupatahkan tanganmu supaya kamu tidak bisa memasak!” Setelah mengatakan itu, Sebastian menuntun Clara menuju pintu utama.“Dia sangat pencemburu,” gumam Andrew sembari menatap punggung majikannya itu.Keduanya memasuki pintu utama yang segera dikawal ketat oleh pelayan. Mereka bertindak seolah-olah Clara adalah wanita yang rapuh yang perlu dijaga.Saat mencapai tangga, Sebastian berhenti sejenak, menoleh ke arah Clara yang tamp

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 93.

    Pertanyaan itu seketika menyadarkan Clara dari lamunannya tentang Sebastian. Tatapannya yang semula terpaku pada pria itu kini beralih dengan gugup. Dia mengerjapkan mata beberapa kali, mencoba mengumpulkan kesadarannya yang sempat melayang entah ke mana.Dengan cepat, Clara mengalihkan perhatiannya dari Sebastian. Dia melangkah sedikit mundur, menatap gaun yang masih tergantung rapi, lalu kembali menoleh ke arah pria yang kini berdiri tegap di depannya. Ada sesuatu dalam sorot mata Sebastian yang membuatnya semakin penasaran.Tanpa bisa menahan rasa ingin tahunya lebih lama, Clara akhirnya bertanya, "Memangnya ada acara apa? Mengapa saya harus memakai gaun?"Suaranya terdengar ragu-ragu, namun cukup jelas untuk menunjukkan kebingungannya. Hatinya mulai dipenuhi berbagai spekulasi. Apakah ada perayaan penting yang dia lupakan? Ataukah ini adalah kejutan yang telah Sebastian siapkan untuknya?Dia menunggu jawaban dengan perasaan berdebar, sementara Sebastian hanya tersenyum tipis, seol

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 94.

    Clara tertegun beberapa saat, membiarkan matanya menjelajahi pemandangan yang terbentang di hadapannya. Tatapan takjub sekaligus heran begitu jelas terpancar dari sorot matanya.Udara malam yang sejuk terasa membelai kulitnya, sementara kelap-kelip cahaya lilin dan lampu-lampu kecil yang tergantung di dahan pepohonan menciptakan suasana yang begitu hangat dan menenangkan.Sebastian telah menyulap taman dekat kolam menjadi sebuah arena makan malam romantis yang begitu indah. Meja bundar dengan taplak putih bersih berdiri di tengah, dihiasi dengan rangkaian bunga mawar merah dan lilin-lilin kecil yang menyala lembut.Kursi-kursi elegan telah disiapkan, dan di atas meja, dua piring porselen dengan peralatan makan berkilauan tersusun dengan rapi, seolah menunggu pemiliknya untuk menikmati hidangan istimewa.Kolam di dekatnya memantulkan cahaya dari lampu-lampu gantung, menciptakan bayangan yang berkilauan di permukaan air yang tenang. Aroma lembut dari bunga mawar yang bermekaran di sekit

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 95.

    Clara menyandarkan punggungnya ke kursi dengan napas yang sedikit berat. Perutnya terasa penuh setelah menikmati berbagai hidangan lezat yang tersaji di meja. Tanpa sadar, dia telah menyantap terlalu banyak makanan, terbawa suasana hangat dan romantis yang diciptakan Sebastian.Tangannya perlahan mengusap perutnya yang kini terasa begah. Dia menatap piring di depannya yang hampir kosong, menyadari bahwa setiap suapan yang ia nikmati tadi benar-benar menggoda seleranya. Namun kini, rasa kenyang mulai mendominasi tubuhnya, membuatnya ingin beristirahat sejenak sebelum melanjutkan percakapan dengan Sebastian.Sebastian yang duduk di seberangnya tampak menyadari perubahan ekspresi Clara. Dengan alis yang sedikit terangkat dan senyum menggoda di wajahnya, dia bertanya, "Kenyang?"Clara mengangguk pelan sambil tersenyum malu. "Sepertinya saya makan terlalu banyak," ujarnya jujur, membuat Sebastian tertawa kecil."Itu karena ada kehidupan lain di perutmu. Sebaiknya kamu beristirahar sebentar

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 96.

    Malam yang penuh kehangatan itu perlahan mencapai puncaknya. Sebastian yang telah terpenjara hasrat, membawa Clara ke kamar pribadinya. Dia meletakkan tubuh Clara di atas kasur yang empuk. Lampu utama dimatikan dan menyisakan lampu tidur.Di bawah cahaya temaram yang lembut, Sebastian menatap Clara dengan penuh kasih. Kedalaman matanya memancarkan ketulusan dan rasa cinta yang begitu nyata, seolah ingin meyakinkan bahwa malam ini sepenuhnya dia dedikasikan untuk wanita yang kini berada di bawah kungkungannya.Dengan penuh perhatian, Sebastian membelai wajah Clara, jemarinya yang hangat menyusuri pipi wanitanya dengan kelembutan yang tak terlukiskan. Dia tahu bahwa Clara kini tengah mengandung, dan itu membuatnya semakin berhati-hati dalam setiap gerakan. Baginya, Clara dan buah hati yang sedang dikandungnya adalah anugerah terbesar dalam hidupnya.“Aku akan melakukannya dengan sangat berhati-hati.” Bisikan itu terdengar begitu menggelitik daun telinga Clara. “Jika kamu merasakan kesak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 97.

    Kalau tidak ingat ini adalah pekerjaan penting, Sebastian pasti akan membatalkan niatnya untuk pergi ke Zairo dan lebih memilih menghabiskan waktu bersama dengan Clara. Bayangan permainan semalam, menari-nari di pelupuk mata Sebastian, membangkitkan gairah dalam dirinya yang sempat menghilang.Namun, karena pekerjaan, Sebastian harus menekan hasratnya itu. Kecupan berlangsung cukup lama sebelum akhirnya Sebastian lebih dulu mengakhirinya.“Kamu sudah mulai berani menggodaku?”Clara menundukkan kepalanya. “Maafkan saya.”“Tunggu aku pulang, kamu akan mendapatkan jatah yang lebih lama.” Sebastian mengelus puncak kepala Clara sebelum akhirnya membalik diri dan menghilang di balik pintu mobil.Clara melambaikan tangan, perasaan cemas, dan khawatir berlebihan merasuk dalam diri Clara. Ini tidak seperti biasanya. Perasaan ini sangat berlebihan.“Firasat macam apa ini?” gumam Clara sembari memegangi dadanya.Kendaraan mulai menghilang dari pandangannya, namun entah mengapa Clara masih ingin

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 98.

    “Penerbangan komersial bernomor 784 yang lepas landas dari Bandara Internasional Arbour hilang kontak beberapa menit setelah mengudara, pesawat tersebut membawa 169 penumpang dan 5 orang awak. Pesawat dengan tujuan Zairo itu lantas ditemukan pada titik menghilang yaitu pegunungan Arphen dalam kondisi tidak utuh.”Clara seketika tercengang setelah mendengar kabar itu. Pikirannya mendadak kosong, sementara detak jantungnya berdegup semakin cepat. Suara di sekelilingnya seolah meredup, menyisakan hanya gema kalimat mengejutkan yang baru saja masuk ke telinganya.“Tidak mungkin, Tuan Bastian.”Tubuh Clara terasa lemas, seakan seluruh kekuatannya lenyap dalam sekejap. Tanpa mampu menahan diri, dia menjatuhkan tubuhnya ke lantai. Tangannya gemetar, dan napasnya memburu cepat, dia tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.Di dalam hatinya, ribuan pertanyaan berkecamuk tanpa jawaban. Dunia yang selama ini terasa stabil tiba-tiba goyah, seolah segalanya runtuh di hadapannya dalam sa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30

Bab terbaru

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 164.

    Selera makan Sebastian tiba-tiba menghilang. Gerakan mulutnya yang semula mengoyak makanan tiba-tiba berhenti. Lalu gelas di atas meja diraih, ditenggaknya dengan cepat, guna mendorong makanan yang serasa sulit masuk ke tenggorokan. Napasnya sedikit memburu, entah karena kesal atau apa, tatapan Sebastian berubah tak sehangat sebelumnya. Kedua tangan yang memegang sendok dan garpu berubah mengeras, kemudian diletakkannya benda di tangannya itu dengan hati-hati. "Andrew, sepertinya faktor usia membuatmu lupa. Tidak ada yang boleh menggangguku saat sedang makan." Sebastian menatap Andrew yang tampak kebingungan. Entah lupa atau bagaimana, kepala pelayan itu untuk pertama kalinya telah melanggar peraturan rumah ini. Andrew tampak menghindari tatapan Sebastian. Kemudian dengan nada rendah, dia berkata, "Maaf, Tuan. Tapi Kakek Anda, beliau ingin bicara." "Kalau begitu tunggu sampai selesai makan." Setelah mengatakan itu, Sebastian kembali meraih sendok dan garpu, dan melanjutkan makan m

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 163.

    Hari-hari berlalu, dan Sebastian kembali tenggelam dalam kesibukannya. Sejak pagi, dia telah duduk di belakang meja kerjanya, dikelilingi tumpukan dokumen dan layar monitor yang menampilkan laporan keuangan serta proyek-proyek baru. Telepon di mejanya sesekali berdering, sementara suara ketikan cepat memenuhi ruangannya. Dia bekerja seperti biasa—seolah apa yang terjadi kemarin hanyalah angin lalu.Tidak ada yang berubah dalam sikapnya. Dia tetap profesional, fokus pada pekerjaannya, dan tidak membiarkan pikirannya terbebani oleh apa pun di luar tugasnya. Menurut informasi, kelurga Ziyon tidak terima dan memutuskan untuk membawa kasus ini ke pengadilan. Namun, semua hanya Sebastian anggap sebagai anjing menggonggong saja. Nyatanya, bukti-bukti surat yang telah ditandatangani Ziyon sangat kuat.Tidak ada yang bisa mengganggu gugat. Sebastian kembali memfokuskan pada pekerjaannya. Ziyon, perjanjian yang dibatalkan, dan reaksi keluarganya—semuanya berusaha dia kubur dalam-dalam.Hari i

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 162.

    Keesokan harinya, konferensi pers digelar. Suasana di ruang konferensi sebuah hotel mewah di pusat kota terasa tegang. Puluhan wartawan telah memenuhi ruangan, kamera-kamera siaran langsung siap merekam setiap momen yang akan terjadi.Mikrofon-mikrofon dari berbagai media terpasang rapi di atas meja panjang, menunggu pernyataan resmi yang akan segera diumumkan.Di tengah sorotan lampu kamera, seorang pria berjas elegan naik ke podium. Dia adalah perwakilan resmi yang akan menyampaikan keputusan penting terkait masa depan Abraham Group. Ziyon telah hadir didampingi oleh asistennya tampak menunduk lesu, seolah kehilangan gairah hidup. Dia duduk di kursi yang tersedia, di sebelah kanan podium. Suara bisik-bisik mulai terdengar di antara para wartawan, spekulasi terus berkembang sejak berita pertandingan balap mobil yang menegangkan pada hari sebelumnya.“Terima kasih telah hadir,” ujar pria itu dengan nada tegas. “Hari ini, kami secara resmi mengumumkan bahwa perjanjian yang menyatakan

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 161.

    Sebastian kehilangan kendali sehingga kendaraan miliknya bergerak tak tentu arah. Meski begitu, Sebastian mencoba bersikap tenang, dan mencoba mengendalikan laju kendaraan agar tetap berada di lintasan. Pandangannya di depan tertutup asap yang keluar dari kendaraannya. Sebastian tidak menyerah. Tetap melaju meski dengan sangat lambat. "Sial! Bagaimana bisa begini?" gerutu Sebastian. Ketika kemenangan sudah di depan mata, dia justru mengalami sesuatu yang harus membuatnya jauh tertinggal di belakang. Clara yang melihat itu segera berdiri dari duduknya. Tangannya yang memegang tas berubah meremas. Jantungnya berdegup dengan sangat kencang. Satu tangannya yang kosong memegang perutnya. Meski dia belum memastikan siapa yang berada dalam kendaraan bermasalah itu, tetap saja Clara merasa khawatir. "Mudah-mudahan semua baik-baik saja," gumam Clara. Ramon, yang berdiri di dekat lintasan seketika panik. Apa yang dia lihat sangat mengganggu ketenangannya. Ramon sudah memastikan kendaraan d

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 160.

    Para rekan-rekan Ziyon terkejut dan saling pandang antara satu sama lain. Salah satu dari mereka menyenggol lengan rekan lainnya agar membuka suaranya. Seolah tidak memiliki keberanian untuk berbicara sendiri. "Memang apa yang kamu lakukan?" tanya Michael, rekan Ziyon yang lain. "Mobil yang ada di sana itu, tidak ada benar. Para mobil itu sudah disabotase," ucap Ziyon sinis. Dengan senyum tipis yang terukir di bibir tebalnya. "Ah begitu rupanya." Para rekannya mengangguk saja. Entah mengapa mereka merasa ini tidak seru karena sudah bisa ditebak siapa pemenangnya. "Tapi ingat, kalian harus tutup mulut, masing-masing saham lima persen untuk kalian." Detik itu juga mereka tersenyum lebar. Orang gila mana yang menolak saham diberikan secara cuma-cuma. Sementara tugas mereka hanya tutup mulut saja. Itu perkara yang gampang. Sebastian sudah bersiap di dekat kendaraannya yang terparkir di garis finish. Dengan ditemani Ramon, pria itu berdiri dengan raut tanpa ekspresi. Kemudian, Ziyon

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 159.

    Ziyon menatap berkas yang diberikan oleh Sebastian. Ragu, dia meraih berkas itu. "Apa ini?" tanya Ziyon saat berkas sudah berpindah tangan. "Buka dan baca. Bukankah kamu butuh penguat, Andai kamu menang, harus ada surat-surat yang menguatkan. Karena kamu akan mendapatkan semua yang aku punya, begitu juga sebaliknya," cetus Sebastian. Ziyon menyunggingkan senyumnya. "Kamu benar." Ziyon membuka berkas tersebut, senyum kecilnya berubah menjadi senyum lebar. Matanya yang normal penuh binaran bahagia. Bukan hanya perusahaan, bahkan Sebastian mengerahkan semua yang dia punya untuk bertaruh. Ziyon tertawa setelah menutup berkas itu. "Bastian, kamu tidak jauh beda dengan adikmu, sangat percaya diri. Apa kamu yakin akan menang? Apa kamu siap kehilangan semuanya jika kamu kalah?" Ziyon berbicara dengan nada mengejek. Sebastian tersenyum tipis, nyaris tak terlihat. Kemudian dia membalas ucapan Ziyon. "Baca baik-baik, Ziyon. Hal itu juga berlaku untuk dirimu, bila aku yang menang." Ziyon me

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 158.

    Sementara kabar tentang Abraham Group yang telah berpindah kepemilikan pada Zeus Group semakin santer terdengar. Beberapa media mengabarkan bahwa Abraham berada dalam jurang kehancuran setelah berganti kursi kepemimpinan. Nyatanya, Abraham Group terus mengalami masalah setelah ditinggalkan oleh Sebastian. Permasalahan finansial menjadi pemicu utama kehancuran perusahaan tersebut. Maxime telah siuman, namun setelah mendengar kabar yang menghiasi surat kabar maupun media elektronik itu kembali kritis. Sementara Leonard berusaha menekan kabar tersebut agar menghilang dari peredaran. Dia meminta bantuan Louis sang adik, tetapi adiknya itu justru sibuk dengan pekerjaan sendiri. "Louis, kamu harus menekan berita itu," kata Leonard. "Kakak, aku banyak pekerjaan. Aku juga harus mengamankan sahamku di Abraham Group," jawab Louis. Mendengar itu, rahang Leonard mengeras. Jemarinya mengepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Tatapannya yang dingin berubah semakin gelap akibat

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 157.

    Sebastian turun ke lantai bawah, langkahnya sangat cepat menuruni anak tangga. Raut wajahnya dingin dan gelap. Tangannya yang mengepal sesekali bergerak gusar menyugar rambutnya. Semenjak Clara mengandung, Sebastian memang sangat sensitif jika menyangkut masalah keamanan. Saat Ramon melaporkan bahwa ada orang asing yang berkeliaran di luar mansionnya, Sebastian segera memberitahu para penjaga untuk bersiaga. Memeriksa CCTV bagian depan. Tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda adanya seseorang. Sementara Ramon kini berada di dalam mobilnya, memperhatikan sosok berjubah hitam, dengan penutup kepala. Pria itu tampak menunggu, saat yang tepat untuk menangkap basah orang itu. Ramon memperhatikan, sosok itu bersembunyi kala penjaga memeriksa keluar pagar. Kemudian, kembali muncul saat penjaga kembali masuk. Entah apa tujuannya. Ingin mencuri, atau merampok? Ramon, membuka pintu mobilnya perlahan. Kemudian menutupnya tanpa menimbulkan suara. Dia lantas berjalan mengendap sembari terus mempe

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 156.

    Clara dapat merasakan panasnya jemari Sebastian yang menyentuh lembut dagunya. Mengangkatnya pelan, dan membuatnya mendongak ke atas. Bisa mencium aroma kuat parfum dan bercampur dengan aroma tubuh. Begitu kuat, memikat. Deru napas Sebastian terasa hangat menyentuh kulit wajah. Ketika bibir sensual milik suaminya itu mendekat, Clara memejamkan mata. Clara kembali merasakan lembutnya bibir suaminya yang menyatu dengan bibirnya. Kecupan singkat diberikan di awalnya. Selanjutnya, gerakan itu berubah menjadi sebuah pagutan yang penuh gelora. Ganasnya permainan Sebastian, membangkitkan sesuatu dalam diri Clara. Hasrat. Sebastian semakin berani, tangannya berselancar ke tengkuk, jemari kokohnya menelusup ke rambut istrinya. Sementara gerakan bibirnya semakin dalam dan menuntut. Clara membalas pagutan lebih dalam. Menggerakkan indera perasa menjelajah isi mulut Sebastian. Gigitan kecil dirasakan Clara, dan membuat wanita itu mengeluarkan suara. Dan selanjutnya, Clara melepasnya. "Kamu m

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status