Share

Bab 74.

Penulis: Ellea Neor
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-20 21:49:09

Malam itu, nyatanya Sebastian ketagihan untuk kembali memainkan sebuah permainan. Dengan semangat, Sebastian mencoba berbagai jenis permainan yang tersedia. Ia memulai dengan permainan dart, di mana ia harus tepat mengenai balon-balon kecil yang digantung.

Setelah beberapa kali mencoba, ia berhasil memenangkan hadiah kecil berupa gantungan kunci denga bentuk yang sangat unik dan juga menarik.

“Ini untukmu!” Lagi-lagi, Sebastian memberikan hadiah itu kepada Clara dan segera diterima oleh wanita cantik itu.

“Terima kasih, Tuan.”

Tidak puas hanya dengan itu, Sebastian melanjutkan ke permainan memancing ikan mainan. Dengan hati-hati, ia mengarahkan pancingannya, berusaha menangkap ikan plastik yang terus bergerak di dalam kolam kecil. Tepuk tangan riuh dari Clara terdengar ketika ia berhasil menangkap beberapa ekor ikan sekaligus.

Hadiah kali ini berupa bantal berbentuk hati dengan hiasan bulu di tepian bantal. Clara jelas saja menerima hadiah itu dengan senang hati.

Permainan terakhir ya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 75.

    Ekspresi wajah Sebastian berubah seketika begitu mendengar suara di ujung telepon. Tatapan matanya yang semula penuh ketenangan kini menjadi tajam, mencerminkan keterkejutan sekaligus rasa cemas yang tak dapat disembunyikan.Ia menggenggam telepon itu lebih erat, seolah-olah ingin memastikan bahwa suara yang baru saja ia dengar bukan sekadar ilusi. Detak jantungnya semakin cepat, dan keringat dingin mulai membasahi telapak tangannya. Dalam keheningan, Sebastian berusaha mengendalikan dirinya dan kembali fokus ke depan.“Untuk apa kamu menelponku?” hardik Sebastian. Suaranya terdengar sangat dingin seolah mampu menembus ke ujung sana. “Apa lagi, tentu saja karena aku merindukanmu. Bastian tahukah kamu, aku tidak pernah bisa melupakanmu,” ujar Bianca dengan nada yang mendayu-dayu pilu.Akan tetapi, itu justru terdengar menjijikkan di telinga Sebastian. Seperti yang pernah dia katakan kepada Clara, dirinya menerima Bianca hanya untuk melupakan teman masa kecilnya yang tak lain adalah C

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 76.

    Jantung Clara berdegup kencang, seolah-olah setiap denyutnya menggetarkan seluruh tubuhnya. Perasaan aneh dan cemas melanda dirinya, sementara kesadaran akan keberadaan Sebastian yang begitu dekat semakin mengganggu ketenangannya.Dengan hati yang berdebar, Clara berusaha mengalihkan pandangan, tetapi tak bisa menepis perasaan canggung yang menyelubungi dirinya. Ia menyadari betul betapa rapatnya jarak antara mereka, dan bagaimana setiap detail kecil—deru napas, sentuhan hangat udara—menciptakan rasa yang sulit dijelaskan.Sebastian berada tepat di atasnya, begitu dekat sehingga Clara bisa mendengar deru napasnya yang hangat menyentuh kulit wajahnya. Setiap hembusan napasnya terasa begitu dekat, seolah-olah itu bergetar di udara sekitarnya.“Tu-tuan, ini masih pagi.” Suara Clara terbata-bata.Tatapan Sebastian menghujam tepat ke arah wanita yang ada di bawahnya. “Memangnya kenapa kalau masih pagi, aku menunggumu semalaman, tapi kamu tidak bangun.” Sebastian mengoceh.Clara mengerjap p

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 77.

    Saat nama Bianca terdengar, ekspresi wajah Sebastian seketika berubah menjadi kelam. Seperti awan mendung yang menutupi langit cerah, keceriaan yang mungkin ada sebelumnya langsung lenyap.Tatapannya, yang semula tenang, kini memancarkan kilatan tajam penuh arti. Seolah-olah ada amarah yang tersimpan rapi di balik sorot matanya, sebuah emosi yang tak dapat disembunyikan meski bibirnya tetap terkatup rapat. Nama itu jelas membawa beban yang berat dalam benaknya, membuka kembali lembaran kisah yang mungkin ingin dia lupakan.Tangan Sebastian mengepal dengan kuat, menunjukkan ketegangan yang menguasai dirinya. Otot-otot di lengannya tampak tegang, seolah-olah menahan ledakan emosi yang hampir tak terkendali. Rahangnya mengeras, menandakan amarah yang terpendam di dalam dirinya.Wajahnya yang memerah dan sorot matanya yang tajam mencerminkan pergulatan batin yang tengah ia alami, seolah-olah ia sedang berjuang untuk tetap menguasai dirinya di tengah badai perasaan yang melanda.Clara memp

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 78.

    Kecemburuan tampak begitu nyata di wajah Bianca. Matanya yang biasanya penuh kehangatan kini menampilkan sorot yang dingin dan penuh rasa tidak suka. Bibirnya terkatup rapat, membentuk garis tipis yang menunjukkan usahanya untuk tetap tenang, meskipun emosi di dalam dirinya bergolak.Pipinya yang sedikit memerah menjadi bukti lain dari perasaan yang tak bisa ia sembunyikan. Bianca berusaha untuk tetap terlihat tenang, tetapi gerak-geriknya yang gelisah mengungkapkan segalanya. Perasaan yang ia coba kubur dalam-dalam kini terangkat ke permukaan, menjadi saksi bisu atas luka yang sedang ia rasakan.Sebastian tampak menikmati setiap jejak kecemburuan yang terpancar dari raut wajah Bianca. Tatapan matanya seolah menelanjangi emosi yang tak mampu disembunyikan oleh perempuan itu. Dengan senyum penuh kemenangan, Sebastian menunjukkan kepuasan yang nyata. Bibirnya melengkung halus, mencerminkan perasaan puas yang tak dapat ditutupi. Setiap gerakan kecil dari Bianca seakan menjadi hiburan ba

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 79.

    “Aku benci seseorang meremehkanku, jadi aku akan membuktikannya padamu.”Dalam hitungan detik, kemeja yang melekat di tubuh Sebastian telah terlepas, memperlihatkan sosoknya yang tegap dan berotot. Gerakannya begitu cepat dan penuh percaya diri, seolah hal itu adalah sesuatu yang biasa ia lakukan.Kain kemeja itu kini tergeletak di lantai, melipat dengan sembarangan, sementara Sebastian berdiri tegap, menatap ke depan dengan tatapan tajam. Tidak ada keraguan dalam gerakannya, hanya ketegasan yang mencerminkan karakter pribadinya. Suasana di sekitarnya terasa berbeda, seolah setiap tindakannya membawa dampak yang tidak bisa diabaikan.Clara yag melihat itu seketika merinding, dia memperhatikan sekitar, dan melihat Andrew tengah berdiri sembari menundukkan kepala. Lantas dia kembali menatap Sebastian.“Tuan, ini ruang tamu.” Clara berkata dengan nada sedikit ketakutan. Dia merasa Sebastian sudah tidak waras.Sebastian menyunggingkan senyumnya. Menikmati ketakutan di wajah Clara. “Kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 80.

    "Maaf untuk apa?"Begitu mendengar suara Sebastian, Clara merasa seperti mendapat angin segar. Dia menggerakkan kepalanya, menatap ke samping. "Maaf untuk sikap saya kemarin," ucap Clara.Tatapan Sebastian yang sempat mengarah pada Clara, kini kembali lurus ke depan."Lupakan saja," kata Sebastian dengan raut wajah dingin. "Sampai kapan pun kamu tidak akan mengerti perasaanku," imbuhnya.Clara terdiam untuk beberapa saat. Apakah Sebastian sedang membahas masalah perasaan? Sedangkan Clara tidak pernah lupa kata Sebastian berkata bahwa dirinya tidak boleh menggunakan perasaan dalam hubungan ini."Tuan, Anda pernah berkata bahwa saya tidak boleh menggunakan perasaan saya dalam hubungan ini." Clara mencoba mengingatkan."Itu karena aku hanya ingin tahu bagaimana perasaanmu yang sesungguhnya." Sebastian tetap mempertahankan tatapannya ke depan. Namun, dalam detik selanjutnya, dia tidak bisa lagi mengalihkan perhatiannya dari wanita itu. "Clara, aku mencintaimu sejak pertama kali bertemu."M

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 82.

    Clara terdiam untuk beberapa saat, memastikan kembali bahwa dirinya tidak salah baca. Rupanya ekspektasi Clara tentang Sebastian ini terlalu tinggi. Entah mengapa dia ingin pria itu melarangnya seperti biasa.Menahannya dengan sejuta alasan. Mengancamnya dengan mengingatkan kembali masalah kontrak. Bila jauh, pria itu menyuruhnya datang. Lalu mengajaknya bermain seharian.Namun sekarang, semua itu hanya khayalan semata. Sebastian tidak akan melakukan itu karena dalam kondisi marah padanya. Clara kembali menghela napas. Menunggu beberapa saat, bisa saja Sebastian berubah pikiran.Namun, sepertinya Clara sudah menunggu terlalu lama. Dia membuka kembali aplikasi hijau miliknya dan melihat profil Sebastian, dan pria itu terlihat sudah menonaktifkan kontaknya.Napas berat kembali dihembuskan oleh Clara."Sebaiknya aku pergi sekarang." Clara melirik jam di pergelangan tangan. Waktu menunjukkan pukul 7 malam. Clara segera menuju ke tepi jalan. Dia melihat taksi dari arah berlawanan dan seger

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 82.

    Suara lantang itu refleks mengalihkan perhatian Clara. Dia menoleh ke arah sumber suara dan seketika membulatkan matanya."Papa, Mama."Orang yang sedang Clara hindari akhirnya datang. Clara segera menegakkan tubuhnya. Wajahnya menegang seketika.Julia melangkah cepat mendekati Clara. "Untuk apa kamu datang kemari?" cecar Julia dengan tatapan tajam."Kenapa, Ma/ Tentu saja untuk mengunjungi suamiku," ujar Clara."Cih, kamu kira aku tidak tahu? Kamu tidak pernah datang kemari, kenapa? Kamu menjadi simpanan bos kamu itu, ha?" Suara Julia melengking nyaring.Clara membulatkan. Ini terdengar seperti tamparan bagi Clara. Apa yang sebenarnya Julia ketahui tentang hubungannya dengan Sebastian? Tidak mungkin wanita itu mengetahui semuanya. Atau jangan-jangan Julia pernah melihat dirinya jalan berdua bersama Sebastian?"Ma, apa yang Mama katakan?""Kamu tidak dengar aku bicara? Apa saja yang kamu lakukan sampai tidak sempat datang kemari?" tanya Julia."Tentu saja aku bekerja," jawab Clara.La

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24

Bab terbaru

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 182

    Sebastian merasa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia tak bisa membiarkan ini berlarut-larut. Malam itu, setelah memastikan Clara dan Kaisar sudah tidur, ia duduk di ruang kerjanya, menatap foto-foto yang bertebaran di mejanya. Pikirannya berputar, mencoba menghubungkan titik-titik yang belum tersambung. Ia mengambil ponselnya dan mengetik pesan: "Siapa kau dan apa yang kau inginkan?" Pesan terkirim. Namun, tak ada balasan. Sebastian mendengus kesal. Ia tahu orang ini tidak akan memberi jawaban dengan mudah. Ia perlu mencari cara lain. Di sisi lain kota, pria berjas hitam kembali menerima pesan. Ia menyeringai. "Sebastian mulai gelisah," katanya kepada pria di seberangnya. "Itu berarti rencana kita berjalan sesuai harapan," jawab pria itu tenang. "Tapi jangan gegabah. Kita harus membuatnya semakin terpojok." "Aku punya sesuatu yang akan membuatnya tak bisa menghindar lagi," kata pria berjas hitam sambil mengeluarkan sebuah amplop lain dari dalam tasnya. Pagi harin

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 181.

    Pagi itu, Sebastian tiba di kantornya lebih awal dari biasanya. Pikirannya masih dipenuhi pertanyaan tentang pesan misterius yang ia terima. Ia berjalan melewati lorong-lorong dengan ekspresi serius, nyaris tak menyadari sapaan para karyawan yang lewat. Sesampainya di ruangannya, ia melemparkan jasnya ke kursi dan duduk di balik meja.Ia membuka laptop dan mulai memeriksa email. Namun, sebelum sempat berkonsentrasi, ponselnya kembali bergetar. Sebuah pesan masuk dari nomor yang sama seperti sebelumnya."Kau pasti sudah melihatnya. Kita akan bertemu segera. Bersiaplah."Sebastian mengepalkan tangannya. Ia tidak suka permainan seperti ini. Jika seseorang ingin menemuinya, kenapa tidak datang secara langsung? Namun, ia tahu lebih baik untuk tetap tenang dan menunggu langkah selanjutnya dari si pengirim pesan.Sementara itu, di mansion, Clara merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan suaminya. Sebastian memang tidak banyak bicara pagi ini, dan cara ia menghindari pertanyaan hanya menamba

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 180.

    Di mansion, kehidupan terus berjalan dengan suasana yang semakin hangat. Hari-hari Sania dihabiskan bersama Kaisar dan Clara, menciptakan ikatan yang semakin erat di antara mereka. Sebastian, yang dahulu kaku dan menjaga jarak, mulai menunjukkan sisi lembutnya. Ia tak lagi canggung menyaksikan interaksi ibunya dengan Clara dan putranya. Suatu sore, Sania membawa Kaisar ke taman kecil di belakang mansion. Clara menemaninya, membawa selimut kecil untuk alas duduk mereka. Kaisar yang mulai aktif menggerakkan tangan dan kakinya tampak begitu ceria dalam dekapan neneknya. "Dia semakin aktif setiap hari," kata Clara sambil tersenyum. Sania mengusap kepala cucunya dengan lembut. "Ya, dia tumbuh dengan sangat baik. Aku bahagia bisa melihatnya berkembang seperti ini." Clara menatap Sania dengan penuh penghargaan. "Mom, aku ingin berterima kasih. Kehadiran Mom benar-benar membuat keluarga ini lebih lengkap. Aku bisa melihat Sebastian juga mulai menerima Mom sepenuhnya." Sania menatap Clara

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 179.

    Hari-hari berlalu dengan penuh kehangatan di mansion. Sania semakin sering datang, selalu membawa berbagai perlengkapan bayi atau hadiah kecil untuk Kaisar. Hubungan antara dirinya dan Clara pun semakin akrab.Sebastian yang awalnya masih menjaga jarak dengan ibunya, perlahan mulai menerima kehadiran Sania dalam kehidupan mereka. Ia melihat betapa ibunya benar-benar berusaha menebus kesalahan di masa lalu.Suatu sore, saat Sebastian baru saja pulang dari kantor, ia mendapati pemandangan yang menghangatkan hati. Sania tengah duduk di ruang keluarga, memangku Kaisar yang sudah tertidur pulas. Di sampingnya, Clara tersenyum sambil menyesap teh hangat.Sebastian berjalan mendekat dan duduk di samping istrinya. "Sepertinya Kaisar semakin dekat dengan Mom," ujarnya pelan.Sania mengangkat wajahnya dan tersenyum. "Tentu saja. Dia adalah cucuku, dan aku ingin berada di sisinya sebanyak mungkin."Sebastian terdiam sejenak sebelum akhirnya berkata, "Terima kasih, Mom."Sania menatap putranya de

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 178.

    Dareen mengernyitkan dahi, merasa tidak nyaman dengan nada tegas pria di hadapannya. "Apa maksud Anda?" tanyanya dengan nada kesal.Pria itu tetap tenang, tatapannya dingin dan profesional. "Reservasi Anda telah dibatalkan, Tuan. Kami menerima perintah langsung dari pemilik hotel. Anda memiliki waktu satu jam untuk meninggalkan tempat ini."Dareen terkekeh sinis. "Batal? Aku sudah membayar untuk satu bulan penuh!""Benar, namun pemilik hotel memiliki kebijakan untuk tidak menerima tamu dengan riwayat... mencurigakan," jawab pria itu tanpa ekspresi.Dareen semakin bingung. "Riwayat mencurigakan? Omong kosong macam apa ini?"Pria itu tidak menjawab, hanya menyerahkan sebuah amplop berisi dokumen. Dareen merobeknya dengan kasar dan membaca isi surat di dalamnya. Matanya membelalak saat melihat sebuah nama yang tidak asing baginya—Abraham."Brengsek..." gumamnya, meremas kertas di tangannya. Jadi ini ulah Abraham? Dia bahkan tidak menyangka pria tua itu masih memiliki pengaruh sebesar ini

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 177.

    Tiada hari tanpa kehadiran Sania. Pagi-pagi sekali wanita itu datang dengan beberapa tas belanja di tangan. Kedatangan wanita itu jelas membuat heboh penghuni mansion. Para pelayan tengah sibuk dengan pekerjaan dapur, perhatian mereka teralihkan oleh perhatian Sania. Penasaran lantaran kedatangan Nyonya besar mereka sepagi ini. Menimbulkan berbagai macam pertanyaan di benak mereka. "Apa yang membuat Nyonya Besar datang sepagi ini?" "Ada urusan apa?" Suara-suara bisikan itu menggema di antara suara dentingan peralatan dapur. Para pelayan yang belum terbiasa dengan kedatangan Sania jelas merasa heran. Seperti yang mereka tahu, tuannya sempat tidak menghendaki kedatangan kedua orang tuanya lantaran sempat berselisih paham dalam kurun waktu yang cukup lama.Namun, keberadaan Clara mampu mencairkan hubungan mereka yang sempat memanas. Kedatangan Clara dalam keluarga ini memang benar-benar membawa keberuntungan. "Semua berkat Nyonya Clara. Hubungan Tuan dan kedua orang tuanya jadi mem

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 176.

    Sejak hari itu, hubungan Clara dan kedua orang tua Sebastian mulai membaik. Sania kembali datang, kali ini dia seorang diri karena Leonard tengah disibukkan oleh urusan Abraham Group. Pria itu kembali menjadi pemimpin perusahaan tersebut dan kembali membangun kekuatan dari nol. "Nyonya Sania di sini, Nyonya." Clara yang tengah bersantai dengan Kaisar sembari berjemur segera menatap pelayan yang memberi laporan. Wanita cantik itu menyunggingkan senyumnya. Tidak terkejut, lantaran Sania sudah berkata akan kembali esok hari. Rupanya wanita itu menepati ucapannya. Clara lantas bangun, bersiap untuk menyambut kedatangan sang ibu mertua. Kaisar yang kini lelap dalam kereta bayi itu didorong masuk. Sania berdiri dari duduknya ketika mendengar suara ketukan sepatu yang mulai menggema, ketika dia menoleh, wajah antusiasnya segera terlihat. "Cucuku!" Sania melangkah cepat, sedikit berlari menghampiri Kaisar. Dia bahkan tidak menyapa Clara karena terlalu bersemangat terhadap cucunya. Bayi

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 175.

    Clara mendelik, pupil matanya membesar. Dari pada mendengarkan ucapannya, sepertinya suaminya ini tetap bersikeras dengan keinginannya untuk tidak memaafkan kedua orang tuanya. Sementara Clara memiliki pemikiran yang berbeda dengan pria itu. Bagi Clara, berhubungan baik dengan kedua orang tua adalah hal yang penting. Sania yang mendengar itu, wajahnya seketika berubah sendu. Sementara Leonard seperti sebelumnya, terlihat dingin dan datar seolah apa yang dikatakan oleh Sebastian adalah hal yang biasa. Kenyataannya, dia memang mulai terbiasa dengan sikap puteranya. Sebastian memperhatikan perubahan wajah Sania. Sedikit iba. Namun, dia masih tidak bisa melupakan perlakuannya terhadap Clara. Bisa jadi, hal itu akan terulang kembali suatu hari nanti. "Kalian pergi saja, acara sudah selesai. Hadiahnya juga sudah kami terima." Kali ini Sebastian bicara dengan nada sedikit ringan. Kemarahan yang sempat menghiasi wajahnya sedikit mereda. Clara yang sejak tadi mengamati, kini mendekati sua

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 174.

    Clara terpejam, kala sebuah sentuhan dia rasakan di bibirnya. Clara dapat merasakan hawa panas yang mengalir dari sentuhan bibir Sebastian. Deru napasnya yang begitu memburu kuat. Kemudian, pegangan di pinggangnya semakin mengencang. Membuat tubuh Clara seketika menegang. Clara refleks menekan kukunnya di pundak Sebastian, menekannya dengan kencang. Setiap pagutan terasa begitu liar, indera perasa Sebastian menjelajah memasuki rongga mulut istrinya. Clara merasakan mulutnya penuh. Dalam hatinya ingin sekali menolak, namun tubuhnya bereaksi berbeda. Bukan hanya sekedar menerima, melainkan mendorongnya untuk melakukan lebih. Sebelum Clara akhirnya benar-benar hanyut dalam permainan panas dan penuh gairah, Clara segera tersadar. Dia menarik diri, dan melepaskan pagutannya. "Sayang..." Dada bidang suaminya itu didorong pelan. Dan itu sempat membuat Sebastian kesal. "Kamu jangan coba menahanku, kamu tahu aku sudah lama berpuasa..." Clara tahu itu bohong. Buktinya saat hamil besar, s

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status