Share

Bab 60.

Author: Ellea Neor
last update Huling Na-update: 2025-01-15 22:45:54
Clara terdiam untuk beberapa saat. Dia segera teringat permainan panasnya bersama Sebastian. Mana mungkin Sebastian menyukai sesama jenis sedangkan permainannya bergitu liar di atas ranjang.

Clara rasa, tuduhan Dareen tidak berdasar. Soal Ramon, pria itu memang sangat dekat dengan Sebastian. Itu karena pria itu telah lama menjadi kaki tangan Sebastian. Bukan karena memiliki hubungan.

“Tuan Dareen, sepertinya Anda salah menduga,” ujar Clara mencoba mematahkan dugaan Dareen tentang Sebastian.

“Mana mungkin, aku sudah mengenal dia sangat lama.” Dareen bersikeras dengan tuduhannya.

Clara menghela napas. Tidak ada gunanya meladeni orang seperti Dareen. Clara yakin, pria ini hanya ingin memecah dirinya dan Sebastian.

Di ruang perjamuan, Sebastian menyadari sesuatu ketika tidak melihat Dareen berada dikursinya. Dia bukannya tidak tahu bila Dareen sejak tadi memperhatikan Clara.

Untuk seorang yang gemar bermain wanita, jelas akan merasa tertarik ketika melihat Clara.

Terlebih malam ini Clara
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 61.

    Clara menatap wanita itu. Dia sangat cantik. tubuhnya seksi, dia juga tinggi. Penampilannya sangat sempurna dengan aksesoris mewah yang melekat di tubuhnya. Lalu Clara menatap Sebastian. Ekspresinya terlihat dingin dan datar."Kamu sadar apa yang kamu katakan? Aku tahu kamu sejak tadi berada di ruang perjamuan. Dan kamu pasti mendengar semua percakapan antara kami 'kan? Jadi jangan berpura-pura tuli."Setelah mengatakan itu, Sebastian membalik diri. Namun, suara wanita itu kembali terdengar."Tunggu, Bastian. Apa kamu sungguh akan menikah? Apa kamu lupa dengan janji kita dulu?" tanya wanita itu.Langkah Sebastian terhenti. Dia terdiam untuk beberapa saat. Selanjutnya dia membalik diri, dia menatap wanita itu dengan intens."Janji?" Kemudian Sebastian tertawa. Ekspresi pria ini berubah dalam waktu yang sangat singkat. "Bianca, aku hanya perlu mengingatkanmu bahwa kamu yang telah melanggar janji itu dengan pergi tanpa pamit," ucap Sebastian."Tapi aku punya alasan," sahut wanita itu cep

    Huling Na-update : 2025-01-16
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 62.

    "Ke mana dia akan pergi?" Clara bertanya-tanya dalam hati. Dia terus memperhatikan langkah Sebastian yang begitu tenang, seolah tidak ada sesuatu yang mengganggunya."Ini sudah malam, seharusnya beliau tidur,” gumam Clara lagi. Dia ingin mengabaikannya. Namun, ini justru mengganggunya. Clara tidak bisa membiarkan rasa penasaran ini membunuhnya.Pada akhirnya Clara memutuskan untuk turun ke bawah. Kaki telanjangnya menapaki satu-persatu anak tangga. Tak dia pedulikan rasa dingin yang menusuk telapak kakinya. Nalurinya begitu tajam menginginkan dirinya keluar rumah.Clara melewati ruang tamu, beberapa lampu telah dimatikan. Ketika dia mencapai pintu utama, dia segera membukanya, namun, malah dikunci. Clara menghela samar. Mencoba untuk tidak bersuara.Saat malam begini rumah ini terlihat menakutkan, terlebih dalam kondisi sepi seperti ini. Clara segera menuju pintu samping yang terhubung dengan taman. Dan Clara begitu senang ketika mendapati pintu ini tidak dikunci.Entah ini kebetulan

    Huling Na-update : 2025-01-16
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 63.

    Clara menatap Sebastian dengan tatapan bingung sekaligus takut. Bagaimana dirinya harus menjawab. Apa dirinya begitu ketara? Padahal tadi Clara sudah mencoba untuk berjalan seperti biasa. Namun sepertinya Sebastian sangat teliti.“Saya? Memangnya kenapa, Tuan?” tanya Clara balik. Dia mencoba menyangkal ucapan Sebastian.Sebastian melihat ke bawah. “Cara berjalanmu terlihat aneh!”Damn!Clara memejamkan mata ketika mendengar ucapan Sebastian. Sudah Clara duga, pria ini sangat teliti dalam menilai suatu hal. Pantas saja selama ini Sebastian selalu sukses dalam setiap pekerjaannya. Karena sudah ketahuan, mau tidak mau Clara harus mencari alasan.“Kaki saya sedikit sakit karena terkilir tadi,” jawab Clara. Dia tidahk percaya bahwa dirinya semakin mahir membual. Sebastian menarik sedikit sudut bibirnya. “Kalau kamu sakit, tidak perlu datang ke kantor,” kata Sebastian.“Tidak, Tuan. Ini hanya sakit biasa, tidak perlu khawatir,” balas Clara."Hari ini kita akan kedatangan tamu penting di P

    Huling Na-update : 2025-01-16
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 64.

    Clara terdiam untuk beberapa saat, manik indahnya mengedar ke sekitar. Beruntung tidak ada siapa pun. Bisa-bisanya Sebastian bicara seperti itu dengan nada yang keras. Padahal lelaki itu sendiri yang berkata bahwa saat di kantor harus bersikap professional. Sekarang pria itu sendiri yang justru membahas masalah pribadi.“Kenapa masih di situ? Kamu tidak mau pulang?”“Ya, Tuan.”Clara menghela napas panjang. Sebisa mungkin bersabar ketika menghadapi Sebastian. Walau bagaimanapun, pria itu telah berjasa besar dalam melunasi biaya rumah sakit William. Selain itu, Sebastian juga sudah memperlakukan dirinya dengan baik akhir-akhir ini. Ya meskipun kadang sifat menyebalkannya itu kambuh, seperti sekarang ini.Padahal Clara ingin pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kakinya. Clara tidak tahu bahwa tindakannya malam itu berdampak besar terhadap dirinya. Apa ini yang dinamakan karma karena diam-diam mengikuti Sebastian?Clara menggeleng cepat, membuang jauh-jauh pikiran konyolnya. Apa yang

    Huling Na-update : 2025-01-17
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 65.

    Teriakan Clara mengejutkan semua yang ada dalam ruangan termasuk Sebastian yang sedang duduk di sofa. Pria itu seketika melihat ke arah Clara dengan rasa khawatir yang tersembunyi di balik ekspresinya yang datar."Apa ini sakit?" tanya Dokter Daniel."Menurut Dokter?" sahut Clara yang terlihat kesal.Dokter Daniel kembali fokus dengan kaki Clara. Serangkaian pemeriksaan dilakukan.Dokter Daniel memeriksa secara keseluruhan hingga dia menemukan sesuatu."Ada duri kecil yang tertanam di dalam kakinya, jika tidak diambil maka bisa menyebabkan infeksi." Dokter Daniel memaparkan hasil diagnosa terhadap pemeriksaan yang dilakukan pada kedua telapak kaki Clara.Sebastian menutup majalah di tangan kemudian mengalihkan perhatiannya pada Dokter tampan itu.“Lalu tindakan apa yang harus dilakukan?” tanya Sebastian.“Satu-satunya cara adalah operasi,” jawab Dokter Daniel yang membuat Clara seketika melotot."Lakukan yang terbaik!" sahut Sebastian.“Tunggu,” sela Clara yang seketika menarik perhat

    Huling Na-update : 2025-01-17
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 66.

    Sebastian segera menegakkan tubuhnya, kemudian berdeham. Gerakan tangannya begitu cepat membenahi jasnya. Sebastian terlihat salah tingkah, namun, pria itu selalu bisa menguasai dirinya dan kembali bersahaja.“Lain kali kalau masuk ketuk pintu dulu!” protes Sebastian.“Maafkan saya, Tuan.” Andrew membungkukkan tubuhnya sejenak. “Kalau begitu akan saya ulangi.”Andrew menatap pelayan di dekatnya dan memberi kode untuk membawa kembali troli makanan ke depan pintu. Namun, Sebastian lebih dulu menyela."Hentikan, bawa kemari makanannya!" titahnya."Baik, Tuan."Ini kedua kalinya Clara dirawat oleh Sebastian. Alih-alih menyuruh pelayan mengurus dirinya, Sebastian justru turun tangan sendiri. Sempat merasa tidak enak hati, namun Clara sendiri juga tidak bisa protes. Semua dilakukan atas keinginan Sebastian, jadi tidak ada salahnya Clara menerimanya. "Setelah ini minum obat lalu beristirahat," tegur Sebastian."Baik, Tuan."Clara belum pernah merasa diperhatikan seperti ini. Ketika diri

    Huling Na-update : 2025-01-17
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 67.

    Clara seketika tercengang. Langkahnya ternundur beberapa langkah. Bagaimana mungkin? Sejak kapan? Dan mengapa? Pertanyaan-pertanyaan itu muncul di benak Clara. Manik indahnya menyusuri setiap bingkai berukuran besar yang menggantung di setiap sudut dinding. Nyaris tidak ada ruang kosong, semua terisi dengan bingkai dengan ukuran yang berbeda-beda.Yang membuat Clara terkejut adalah, dalam bingkai tersebut terdapat foto seorang wanita yang mirip sekali dengan dirinya. Clara menggeleng, tidak! Itu memang dirinya, bukan orang lain.Clara terus memperhatikan setiap bingkai yang tertatata dengan rapi itu. Dilihat dari pose dalam potret tersebut, diambil secara diam-diam. Clara memperhatikan salah satu foto di mana dirinya baru pertama kali bekerja di Abraham Group.Foto itu diambil tiga tahun yang lalu. Itu artinya Sebastian sudah memperhatikan dirinya selama itu. Namun sekali lagi yang menjadi pertanyaan adalah mengapa?Dari sekian banya foto di dinding, ada satu bingkai yang berisi foto

    Huling Na-update : 2025-01-18
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 68.

    Clara berdiri, pandangannya kosong sejenak, seolah terhanyut dalam ingatan yang tiba-tiba muncul begitu saja. Adegan-adegan lama itu kembali datang, seperti film yang diputar ulang dalam pikirannya.Waktu itu, semuanya terasa begitu nyata, begitu dekat. Tapi sekarang, semua itu hanya kenangan samar yang melayang di udara. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba mengusir bayang-bayang masa lalu.Kemudian, matanya bertemu dengan mata Sebastian yang sedang menatapnya, tajam dan penuh arti. Ada sesuatu dalam pandangannya yang membuat Clara merasa seperti dunia ini tiba-tiba berhenti berputar.Semuanya menjadi hening sejenak, seolah waktu tak lagi berjalan. Hati Clara berdebar, dan dia tahu, ada sesuatu yang tak bisa dia hindari. Dia tak bisa terus lari dari kenyataan, dari perasaan yang telah lama terkubur.“Ini tidak mungkin!” Clara merasa ini sangat mustahil. Insting Clara begitu kuat Sebastian adalah teman masa lalunya itu. Teman yang belum sempat dia tanyakan namanya.Sebastian terseny

    Huling Na-update : 2025-01-18

Pinakabagong kabanata

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 251.

    Keesokan paginya, Sebastian dan Clara kembali mengunjungi rumah sakit. Mereka membawa beberapa barang kesukaan Maxime, seperti selimut hangat, buku bacaan, dan foto-foto keluarga yang telah dipilih Clara semalam. Mereka ingin membuat ruangan rawat Maxime terasa lebih nyaman, lebih seperti rumah.Ketika mereka memasuki ruangan, Maxime tampak sudah jauh lebih segar. Pipi tuanya mulai bersemu merah, matanya tampak berbinar meski tubuhnya masih tampak rapuh."Kakek!" seru Kaisar kecil yang diajak serta. Dengan langkah kaku, balita itu berlari menuju ranjang Maxime.Maxime tertawa kecil, suaranya serak. Ia membuka kedua lengannya. "Kemarilah, jagoan kecilku," katanya lembut.Kaisar memanjat ke atas ranjang dengan bantuan Clara, lalu memeluk Maxime erat-erat. Pemandangan itu membuat Sebastian dan Clara tersenyum haru."Terima kasih kalian sudah datang," ujar Maxime lirih, menatap Sebastian dan Clara dengan penuh kebanggaan."Kami selalu di sini untuk Kakek," jawab Sebastian, mengambil kursi

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 250.

    Satu tahun berlalu, kehidupan keluarga besar Abraham terus dipenuhi dengan kebahagiaan dan keberkahan. Sejak penggabungan resmi antara Abraham Group dan Diamond Company, kedua perusahaan itu tumbuh pesat menjadi satu kekuatan bisnis yang mengagumkan. Di bawah kepemimpinan Sebastian Abraham yang penuh dedikasi, berbagai pencapaian baru terus diraih, mengukuhkan nama Abraham Group sebagai salah satu perusahaan terkuat di negara itu.Sebastian sendiri kini semakin disibukkan dengan berbagai agenda bisnis. Namun, di sela kesibukannya, ia tidak pernah melupakan keluarganya. Kaisar, putra kecilnya yang kini berusia dua tahun, menjadi sumber semangat baru dalam hidupnya dan Clara.Sementara itu, Dareen menunjukkan perkembangan yang luar biasa. Dengan kerja keras dan ketekunan yang tidak pernah surut, ia akhirnya dipercaya oleh Sebastian untuk naik jabatan menjadi seorang manajer. Kenaikan itu bukan semata-mata karena hubungan keluarga, melainkan murni atas kegigihan dan kerja keras yang tela

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 249.

    Minggu-minggu berlalu sejak kepulangan mereka dari Swiss. Kenangan manis liburan itu masih hangat membekas dalam ingatan mereka. Foto-foto perjalanan dipajang di ruang keluarga, Kaisar bahkan masih tidur dengan Luzie, boneka sapi kecil yang kini menjadi sahabat tidurnya.Sejak liburan itu, Clara dan Sebastian mulai menerapkan kebiasaan baru yang mereka sepakati: satu akhir pekan setiap bulan sebagai “Hari Keluarga.” Hari itu menjadi waktu khusus yang tidak boleh diganggu oleh pekerjaan, urusan luar, ataupun janji sosial lainnya. Mereka hanya akan bertiga, melakukan apa pun yang mereka sepakati bersama.Pada bulan pertama, mereka memilih mengunjungi kebun stroberi di daerah Puncak. Kaisar begitu gembira bisa memetik buah sendiri, sementara Clara dan Sebastian duduk di bawah pohon rindang sambil bercakap-cakap santai.“Sebastian,” ujar Clara saat mereka duduk di tikar piknik, “aku merasa sangat beruntung. Bukan karena kita pernah ke Swiss, atau punya rumah yang nyaman. Tapi karena kamu

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 248.

    248. Keesokan paginya, cahaya matahari musim dingin menyelinap lembut melalui jendela besar kamar hotel mereka. Clara terbangun lebih dulu. Ia bangkit perlahan, membiarkan Kaisar dan Sebastian masih terlelap di bawah selimut hangat. Ia berdiri di balkon, memandangi danau yang tenang, permukaannya memantulkan warna langit dan puncak-puncak bersalju.Tak lama kemudian, Sebastian keluar dari kamar mandi dengan rambut masih basah dan senyum di wajahnya. “Selamat pagi, nyonya Sebastian,” ujarnya sambil memeluk Clara dari belakang.Clara tertawa kecil. “Selamat pagi juga, tuan romantis. Si kecil masih tidur?”“Masih. Tapi kurasa tidak lama lagi. Bau sarapan khas Swiss di restoran bawah pasti akan membuatnya bangun,” jawab Sebastian.Mereka pun bersiap untuk menjelajahi hari terakhir liburan mereka. Rencana hari itu cukup sederhana: menikmati sarapan di hotel, lalu berjalan santai di sekitar danau Lucerne sebelum mengunjungi sebuah desa kecil di pegunungan yang terkenal dengan kerajinan tan

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 247.

    247. Clara dan Sebastian kembali menjalani kehidupan mereka yang normal, jauh dari gejolak emosi yang sempat menguji rumah tangga mereka. Kaisar tumbuh sehat dan ceria, menjadi pusat perhatian serta cinta di rumah itu.Setiap akhir pekan, mereka kerap mengunjungi perkebunan milik kedua orang tua Clara yang terletak di dataran tinggi. Perkebunan itu luas dan terawat, penuh dengan tanaman teh dan bunga-bunga yang tumbuh rapi. Udara di sana selalu segar, membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang baru disiram embun pagi. Di tempat itulah Clara merasa paling damai.Meski kesibukan kerja kembali menyita waktu Sebastian, ia tidak pernah melewatkan waktu berkualitas bersama keluarganya. Ia menyadari bahwa kebahagiaan rumah tangganya tidak bisa dibeli dengan kesuksesan semata. Oleh sebab itu, setelah melalui berbagai pertimbangan, Sebastian merancang satu rencana besar—liburan untuk mereka bertiga. Bukan liburan singkat ke luar kota, tetapi sebuah perjalanan ke luar negeri. Ia ingin memberi

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 246.

    246. Beberapa minggu berlalu sejak pertemuan sore itu di taman. Hubungan antara Sebastian dan William mulai menemukan bentuk baru. Bukan sebagai rival, melainkan sebagai dua pria dewasa yang memilih saling menghargai, meskipun di masa lalu mereka berdiri di sisi yang berbeda. Kaisar, yang masih terlalu kecil untuk memahami kompleksitas hubungan orang dewasa, menerima kehadiran keduanya dengan gembira. Baginya, selama ada cinta dan perhatian, ia merasa utuh.Clara menyadari perubahan ini dengan rasa syukur. Bagi seorang ibu, tidak ada yang lebih melegakan daripada melihat anaknya dikelilingi kasih sayang, tanpa harus menjadi korban perselisihan orang dewasa. Namun di balik ketenangan itu, Clara tetap waspada. Ia tahu luka di hati William mungkin masih menganga, dan bisa saja berdarah kembali sewaktu-waktu.Suatu pagi yang cerah, Sebastian bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Ia mengenakan jas abu-abu rapi, sambil merapikan dasi di depan cermin. Clara masuk ke kamar membawa secangki

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 245.

    244Langkah kaki William terasa berat saat meninggalkan rumah Clara. Matahari mulai condong ke barat, memantulkan cahaya oranye yang suram di sepanjang jalan. Udara sore terasa pengap, seperti menyesakkan dadanya yang sudah lebih dulu penuh oleh kemarahan dan penyesalan.Ia mengemudi tanpa arah. Jalanan tampak kabur di matanya, bukan karena cuaca, melainkan oleh pikiran yang kacau. Kata-kata Clara tadi terus terngiang-ngiang di telinganya:“Kamu sendiri yang memilih jalan itu.”Ia tahu itu benar. Ia yang meninggalkan Clara, meninggalkan rumah, meninggalkan semua yang pernah dibangun bersama. Tapi saat itu, ia merasa tidak punya pilihan. Tekanan pekerjaan, pertengkaran kecil yang terus membesar, dan rasa tidak percaya diri sebagai suami membuatnya menjauh. Ia berpikir, dengan pergi, semuanya akan membaik.Ternyata tidak. Sejak berpisah, kehidupannya justru kosong. Ia mencoba menjalin hubungan baru, tapi tidak ada yang terasa seperti Clara. Bahkan saat bersama orang lain, pikirannya sel

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 244.

    243Sebastian duduk di beranda rumah mertuanya dengan perasaan lega bercampur haru. Hari itu adalah hari yang telah lama ia nantikan. Setelah sekian lama membuktikan ketulusan dan kesungguhannya, akhirnya restu yang selama ini terasa jauh kini datang mendekat. Richard dan Mariana—kedua orang tua Clara—akhirnya menerima Sebastian sebagai menantu mereka sepenuhnya.Perjalanan menuju titik ini bukan hal yang mudah. Sejak menikahi Clara, Sebastian harus menghadapi pandangan sinis dari Richard yang masih belum sepenuhnya bisa menerima kehadiran pria lain menggantikan posisi William, mantan suami anaknya. Mariana pun, meskipun lebih lembut dalam bersikap, tetap menunjukkan jarak.Namun Sebastian tidak pernah menyerah. Ia datang setiap minggu, membantu apa pun yang ia bisa di rumah orang tua Clara. Ia tak pernah mengeluh saat disuruh memperbaiki keran bocor atau ikut memanen sayur di kebun belakang. Ia bersabar saat omongan Richard menusuk harga dirinya. Ia melakukan semua itu bukan demi puj

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 243.

    Pagi itu langit terlihat cerah, burung-burung berkicau riang di pepohonan sekitar rumah keluarga Rein. Suasana yang tenang perlahan berubah ketika suara mesin mobil terdengar mendekat di halaman depan. Dari balik jendela ruang keluarga, Clara melirik keluar dan mendapati sosok yang sudah ia duga sejak semalam—William."Dia datang lagi,” gumam Clara pelan, sambil berdiri dan merapikan rok panjangnya.Sebastian yang duduk di kursi membaca koran hanya menoleh sekilas. Wajahnya tetap tenang, meskipun hatinya bergejolak. Ia tahu bahwa kedatangan William tidak sekadar kunjungan biasa. Ada sesuatu yang disimpan pria itu, dan Sebastian bersiap untuk segala kemungkinan.Pintu rumah terbuka. Rosalia Rein, ibu Clara, menyambut William dengan senyum yang hangat.“William, Nak, kau datang lagi pagi-pagi begini. Ada angin apa?” tanya Rosalia dengan ramah.William membungkuk sedikit memberi hormat, lalu menjawab, “Saya hanya ingin berbicara sebentar dengan Paman Richard. Sekaligus… bertemu Clara.”C

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status