Share

Bab 100.

Author: Ellea Neor
last update Last Updated: 2025-01-31 12:32:11

Kecupan itu disambut hangat oleh Sebastian, keduanya saling memagut mesra, tanpa peduli tatapan orang lain yang menghujam ke arah mereka.

Sebastian merengkuh tubuh Clara, memperdalam kecupan, dan sesekali menjulurkan lidah. Mengabsen setiap inci gigi Clara yang segera disambut oleh hal yang sama.

Seolah dunia milik berdua. Dan seolah tidak ada sesuatu yang mampu menghentikan mereka. Sebastian dan Clara benar-benar telah dimabuk asmara.

Permainan bibir itu berlangsung lama sebelum akhirnya sebuah suara mengganggu keduanya.

"Maaf, Nona..."

Suara itu seketika menyadarkan keduanya dari buaian permainan perang lidah itu. Keduanya saling melepas pagutan lalu menoleh ke arah sumber suara.

"Ada apa? Kamu siapa?" tanya Sebastian yang tampak kesal karena kesenangan telah diganggu.

"Maaf, Nona ini belum membayar ongkos taksi."

Mendengar itu, Clara seketika menepuk keningnya. "Astaga! Aku lupa!"

Karena Clara tidak membawa uang, akhirnya biaya taksi diselesaikan oleh Sebastian dengan perw
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 101.

    Puas menikmati es krim, Sebastian mengajak Clara untuk berkeliling. Anggap saja sebagai hiburan bagi Clara yang baru saja dirundung kesedihan. Meski kesedihan itu dipatahkan oleh kenyataan bahwa Sebastian selamat, tetap saja Clara merasa ketakutan."Kamu ingin pergi berbelanja?" tanya Sebastian.Clara menggeleng. "Saya sudah lama tidak pergi ke pantai.”“Kamu akan mendapatkannya.” Tanpa pikir panjang, Sebastian mengabulkan keinginan Clara. Itu karena Clara tengah mengandung dan dia tidak ingin membuat wanita itu stress.Clara dan Sebastian memutuskan untuk berkunjung ke pantai. Pagi itu, matahari bersinar cerah, dan angin sepoi-sepoi menyambut kedatangan mereka. Dengan penuh semangat, mereka melangkah menuju pantai.Sementara Ramon, akan mengawasi kedua tuannya dari kejauhan sembari memeriksa laporan yang masuk dari alamat surel miliknya.Setibanya di sana, Clara segera melepas sandalnya dan berlari menuju tepi pantai, merasakan lembutnya pasir yang hangat di bawah kakinya. Sementara

    Last Updated : 2025-01-31
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 102.

    Clara terbangun ketika langit di luar jendela mulai diselimuti kegelapan. Cahaya senja telah menghilang, digantikan oleh redupnya sinar bulan yang muncul di antara awan tipis. Dia mengerjapkan mata beberapa kali, mencoba menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar. Rupanya dirinya sudah berada di dalam kamar.Dengan perlahan, dia menoleh ke arah jendela. Dari balik kaca yang sedikit berembun, dia bisa melihat taman yang terhampar luas di luar sana, dihiasi dengan lampu-lampu kecil yang mulai menyala, menciptakan suasana yang tenang dan menenangkan.Menyadari bahwa dia telah tidur cukup lama, Clara segera bangkit dari tempat tidurnya. Kakinya melangkah menuju kamar mandi, dan dia mulai membersihkan diri. Air yang mengalir membasuh wajahnya membawa kesegaran, mengusir sisa kantuk yang masih tersisa.Setelah selesai, dia mengenakan pakaian yang rapi dan merapikan rambutnya. Kini, dia siap untuk turun untuk menemui Sebastian. Sebelum keluar, Clara melihat ke arah jam dinding. Waktu menunjuk

    Last Updated : 2025-01-31
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 103.

    Sensasi wanita hamil memang beda. Itulah yang dirasakan oleh Sebastian. Ketika dia memasukkan miliknya, dia merasa seperti dia telah merasakan Clara untuk pertama kali.Hanya saja, Sebastian harus menahan diri untuk tidak melakukannya dengan gaya ekstrim. Itu karena Sebastian tidak ingin membahayakan bayinya.Sebastian menarik diri setelah mencapai beberapa kali puncak kepuasan. Sebastian lantas turun dari atas ranjang."Tidurlah!" titah Sebastian. Dia lantas meraih jubah tidurnya, dan memakainya dengan gerakan yang elegan.Sudah lama Clara tidak melihat kebiasaan buruk Sebastian setelah selesai berhubungan. Itu lantaran dirinya yang selalu tertidur. Saat ini, Clara kembali melihat Sebastian dengan kebiasaan buruknya itu.Clara memalingkan wajahnya. Dia merasa ini adalah hal yang tidak sesuai dengan kata hatinya. Meski itu bukan suatu kejahatan. Tetap saja Clara merasa itu adalah hal yang salah."Tuan," panggil Clara.Sebastian memalingkan wajahnya ke arah Clara. "Ada apa?" tanyanya y

    Last Updated : 2025-01-31
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 104.

    Clara segera menutup mulutnya dengan tangan, matanya membesar saat menyadari kata-kata yang baru saja meluncur dari bibirnya. Jantungnya berdegup kencang, seakan waktu berhenti sesaat. Apa yang baru saja ia katakan?Suasana di ruangan itu mendadak hening. Tatapan orang-orang di sekitarnya tertuju padanya, menunggu kelanjutannya. Wajahnya memanas, dan ia merasakan gelombang penyesalan yang tiba-tiba menghantam dirinya.Menyadari kesalahannya, Clara segera menarik napas dalam dan berusaha mengendalikan dirinya. Dengan cepat, ia meralat ucapannya, mencoba memperbaiki keadaan sebelum semuanya semakin memburuk.“Maaf, saya terbiasa memanggil suami saya begitu,” ujar Clara kemudian memberikan berkas yang diminta oleh Sebastian.Tatpan pria itu membuat Clara menelan ludah.“Kita bicara setelah ini,” bisik Sebastian.“Baik, Tuan.”Selesai meeting, Clara harus berhadapan dengan Sebastian. Pria itu duduk di kursi kerjanya dengan kedua tangan yang terlipat di dada. Tatapannya tajam ke arah wanit

    Last Updated : 2025-01-31
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 105.

    Bab 105. Clara memasuki ruang rawat inap William. Seperti biasa, wanita itu menyapa suster Cintya. Sebelum datang kemari, Clara sudah mencari tahu terlebih dahulu bahwa Ben dan Julia tidak datang hari ini. Menurut keterangan suster Cintya, Ben dan Julia jarang datang. Mereka hanya menelpon dan bertanya kabar. Terakhir kali, mereka menelpon adalah tiga hari yang lalu. Clara menghela napas panjang. "Kedua orang tuamu begitu kejam. Bagaimana bisa mereka mengabaikanmu," gumam Clara sesekali menggenggam erat jemari William yang semakin kurus. "Maafkan aku, aku bukan tidak ingin kamu bangun. Tapi untuk saat ini biarlah semua seperti ini. Tunggu semua selesai baru kamu bangun," kata Clara. Dia melihat wajah William yang masih sama seperti dahulu. Hanya saja sedikit pucat dan kurus. "Bertahanlah sebentar lagi." Clara mengecup tangan William sekilas. Kemudian dia berdiri dari duduknya. Dia melihat Suster Cintya yang memperhatikannya. Clara lantas menghampiri suster itu. "Suster Ci

    Last Updated : 2025-01-31
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 106.

    Tiada hari yang menyenangkan tanpa kebersamaan dengan orang tercinta. Semalam, Clara tidur dengan nyenyak dalam dekapan Sebastian. Sesuatu yang belum pernah dia dapatkan dari sosok suami, yaitu William. Pagi-pagi sekali Clara bangun. Mendadak dia ingin turun ke dapur untuk memasak. Tentu saja itu menuai protes dari kepalan pelayan, Andrew.Selain itu para pelayan sendiri juga turut menolak keinginan Clara berkutat dengan peralatan dapur. Mereka khawatir akan terjadi sesuatu pada Clara. Terlebih saat ini Clara tengah mengandung. “Aku ingin memasak, dan ini adalah keinginan bayiku,” pinta Clara dengan wajah memelas.Mendengar itu, para pelayan saling pandang, kemudian menatap Andrew yang kini menghela napas panjang.“Tapi, Nona. Tuan bisa marah jika Anda melakukannya,” ujar Andrew.“Tenang, saja. Dia tidak akan marah pada calon bayinya.” Clara terus saja meyakinkan para pelayan.Melihat wajah Clara yang seperti itu, akhirnya Andrew tak kuasa menolak. “Baiklah, Nona. Kalau begitu birk

    Last Updated : 2025-01-31
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 107.

    107Clara memperhatikan Sebastian dengan saksama. Wajah pria itu tampak menegang, seolah sedang memikirkan sesuatu yang berat. Garis rahangnya mengeras, dan sorot matanya menunjukkan ketegangan yang tak biasa.Clara mengerutkan kening. Rasa penasaran mulai menyelimuti benaknya. Apa yang sedang terjadi pada pria itu? Apakah dia sedang menghadapi masalah? Atau ada sesuatu yang mengganggunya?Tak ingin larut dalam dugaan, Clara akhirnya memberanikan diri untuk bertanya. Dengan suara lembut, dia berkata, “Sayang, ada apa? Kamu terlihat gelisah.”Pertanyaan itu membuat Sebastian mengalihkan perhatiannya kepada Clara. Sesaat kemudian wajahnya yang semula tegang, berubah menjadi tenang dalam sekejab. “Ada masalah kecil, sepertinya aku harus segera pergi,” jawab Sebastian.Clara memicingkan matanya. Entah mengapa dia merasa Sebastian sedang menyembunyikan sesuatu. Clara tidak ingin terus merasa penasaran. Dan dia kembali bertanya, “Apakah masalah pekerjaan?”“Ya, aku akan pergi bersama Ramon.

    Last Updated : 2025-01-31
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 108.

    Clara nyaris menjatuhkan ponselnya ketika mendengar suara di seberang. Tangannya yang semula normal kini berubah gemetar. Wajah cantiknya seketika memucat. Bahkan kakinya tidak dapat menopang anggota tubuhnya dengan benar. Apa yang yang baru saja dirinya dengar? Orang di seberang sana menyebut dirinya sebagai William? Apa itu tidak salah?Dengan menekan rasa terkejutnya. Clara kembali membuka suara. Dia harus memastikannya lagi, bahwa pendengarannya tidak salah."William?" Suara Clara sangat lirih, seakan tidak mau keluar."Ya, Sayang. Aku sudah sadar. Tapi kenapa orang pertama yang aku lihat bukan kamu. Kamu di mana? Kamu mengganti nomor ponselmu?" Sederet pertanyaan itu seketika mengguncang sudut hati Clara. Sesaat, dia merasa kebingungan, bagaimana caranya dia menjawab pertanyaan William.Terlintas dalam benak Clara untuk menutup panggilan secara sepihak. Namun, rasa-rasanya Clara tidak tega. Bagaimanapun, William adalah suaminya. Pria yang dinikahinya secara sadar dan tanpa paksaan

    Last Updated : 2025-01-31

Latest chapter

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 252.

    Keesokan harinya, suasana rumah keluarga Abraham tetap dipenuhi semangat baru. Matahari pagi menyinari halaman luas, membelai kebun kecil tempat Kaisar biasa bermain. Burung-burung berkicau riang seolah turut merayakan kebahagiaan keluarga itu.Sebastian duduk di teras bersama Maxime, sambil menyeruput kopi hangat. Kaisar berlari-lari kecil di halaman, diawasi oleh Clara dan Lucia yang duduk di ayunan."Kaisar benar-benar menjadi pusat dunia kita sekarang," ujar Maxime, matanya tidak pernah lepas dari cucu buyut kecilnya itu.Sebastian tersenyum bangga. "Dia anugerah terbesar kami, Kek. Kami ingin membesarkannya dengan nilai-nilai yang sudah Kakek ajarkan."Maxime mengangguk pelan. Ia tahu, Sebastian bukan hanya berkata-kata. Ia melihat sendiri bagaimana putranya itu kini menjadi sosok pemimpin keluarga yang kuat namun penuh kasih."Kau tahu, Sebastian," kata Maxime setelah beberapa saat hening. "Aku sempat khawatir, ketika dulu semua terasa begitu kacau... Aku takut keluarga ini akan

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 251.

    Keesokan paginya, Sebastian dan Clara kembali mengunjungi rumah sakit. Mereka membawa beberapa barang kesukaan Maxime, seperti selimut hangat, buku bacaan, dan foto-foto keluarga yang telah dipilih Clara semalam. Mereka ingin membuat ruangan rawat Maxime terasa lebih nyaman, lebih seperti rumah.Ketika mereka memasuki ruangan, Maxime tampak sudah jauh lebih segar. Pipi tuanya mulai bersemu merah, matanya tampak berbinar meski tubuhnya masih tampak rapuh."Kakek!" seru Kaisar kecil yang diajak serta. Dengan langkah kaku, balita itu berlari menuju ranjang Maxime.Maxime tertawa kecil, suaranya serak. Ia membuka kedua lengannya. "Kemarilah, jagoan kecilku," katanya lembut.Kaisar memanjat ke atas ranjang dengan bantuan Clara, lalu memeluk Maxime erat-erat. Pemandangan itu membuat Sebastian dan Clara tersenyum haru."Terima kasih kalian sudah datang," ujar Maxime lirih, menatap Sebastian dan Clara dengan penuh kebanggaan."Kami selalu di sini untuk Kakek," jawab Sebastian, mengambil kursi

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 250.

    Satu tahun berlalu, kehidupan keluarga besar Abraham terus dipenuhi dengan kebahagiaan dan keberkahan. Sejak penggabungan resmi antara Abraham Group dan Diamond Company, kedua perusahaan itu tumbuh pesat menjadi satu kekuatan bisnis yang mengagumkan. Di bawah kepemimpinan Sebastian Abraham yang penuh dedikasi, berbagai pencapaian baru terus diraih, mengukuhkan nama Abraham Group sebagai salah satu perusahaan terkuat di negara itu.Sebastian sendiri kini semakin disibukkan dengan berbagai agenda bisnis. Namun, di sela kesibukannya, ia tidak pernah melupakan keluarganya. Kaisar, putra kecilnya yang kini berusia dua tahun, menjadi sumber semangat baru dalam hidupnya dan Clara.Sementara itu, Dareen menunjukkan perkembangan yang luar biasa. Dengan kerja keras dan ketekunan yang tidak pernah surut, ia akhirnya dipercaya oleh Sebastian untuk naik jabatan menjadi seorang manajer. Kenaikan itu bukan semata-mata karena hubungan keluarga, melainkan murni atas kegigihan dan kerja keras yang tela

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 249.

    Minggu-minggu berlalu sejak kepulangan mereka dari Swiss. Kenangan manis liburan itu masih hangat membekas dalam ingatan mereka. Foto-foto perjalanan dipajang di ruang keluarga, Kaisar bahkan masih tidur dengan Luzie, boneka sapi kecil yang kini menjadi sahabat tidurnya.Sejak liburan itu, Clara dan Sebastian mulai menerapkan kebiasaan baru yang mereka sepakati: satu akhir pekan setiap bulan sebagai “Hari Keluarga.” Hari itu menjadi waktu khusus yang tidak boleh diganggu oleh pekerjaan, urusan luar, ataupun janji sosial lainnya. Mereka hanya akan bertiga, melakukan apa pun yang mereka sepakati bersama.Pada bulan pertama, mereka memilih mengunjungi kebun stroberi di daerah Puncak. Kaisar begitu gembira bisa memetik buah sendiri, sementara Clara dan Sebastian duduk di bawah pohon rindang sambil bercakap-cakap santai.“Sebastian,” ujar Clara saat mereka duduk di tikar piknik, “aku merasa sangat beruntung. Bukan karena kita pernah ke Swiss, atau punya rumah yang nyaman. Tapi karena kamu

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 248.

    248. Keesokan paginya, cahaya matahari musim dingin menyelinap lembut melalui jendela besar kamar hotel mereka. Clara terbangun lebih dulu. Ia bangkit perlahan, membiarkan Kaisar dan Sebastian masih terlelap di bawah selimut hangat. Ia berdiri di balkon, memandangi danau yang tenang, permukaannya memantulkan warna langit dan puncak-puncak bersalju.Tak lama kemudian, Sebastian keluar dari kamar mandi dengan rambut masih basah dan senyum di wajahnya. “Selamat pagi, nyonya Sebastian,” ujarnya sambil memeluk Clara dari belakang.Clara tertawa kecil. “Selamat pagi juga, tuan romantis. Si kecil masih tidur?”“Masih. Tapi kurasa tidak lama lagi. Bau sarapan khas Swiss di restoran bawah pasti akan membuatnya bangun,” jawab Sebastian.Mereka pun bersiap untuk menjelajahi hari terakhir liburan mereka. Rencana hari itu cukup sederhana: menikmati sarapan di hotel, lalu berjalan santai di sekitar danau Lucerne sebelum mengunjungi sebuah desa kecil di pegunungan yang terkenal dengan kerajinan tan

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 247.

    247. Clara dan Sebastian kembali menjalani kehidupan mereka yang normal, jauh dari gejolak emosi yang sempat menguji rumah tangga mereka. Kaisar tumbuh sehat dan ceria, menjadi pusat perhatian serta cinta di rumah itu.Setiap akhir pekan, mereka kerap mengunjungi perkebunan milik kedua orang tua Clara yang terletak di dataran tinggi. Perkebunan itu luas dan terawat, penuh dengan tanaman teh dan bunga-bunga yang tumbuh rapi. Udara di sana selalu segar, membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang baru disiram embun pagi. Di tempat itulah Clara merasa paling damai.Meski kesibukan kerja kembali menyita waktu Sebastian, ia tidak pernah melewatkan waktu berkualitas bersama keluarganya. Ia menyadari bahwa kebahagiaan rumah tangganya tidak bisa dibeli dengan kesuksesan semata. Oleh sebab itu, setelah melalui berbagai pertimbangan, Sebastian merancang satu rencana besar—liburan untuk mereka bertiga. Bukan liburan singkat ke luar kota, tetapi sebuah perjalanan ke luar negeri. Ia ingin memberi

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 246.

    246. Beberapa minggu berlalu sejak pertemuan sore itu di taman. Hubungan antara Sebastian dan William mulai menemukan bentuk baru. Bukan sebagai rival, melainkan sebagai dua pria dewasa yang memilih saling menghargai, meskipun di masa lalu mereka berdiri di sisi yang berbeda. Kaisar, yang masih terlalu kecil untuk memahami kompleksitas hubungan orang dewasa, menerima kehadiran keduanya dengan gembira. Baginya, selama ada cinta dan perhatian, ia merasa utuh.Clara menyadari perubahan ini dengan rasa syukur. Bagi seorang ibu, tidak ada yang lebih melegakan daripada melihat anaknya dikelilingi kasih sayang, tanpa harus menjadi korban perselisihan orang dewasa. Namun di balik ketenangan itu, Clara tetap waspada. Ia tahu luka di hati William mungkin masih menganga, dan bisa saja berdarah kembali sewaktu-waktu.Suatu pagi yang cerah, Sebastian bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Ia mengenakan jas abu-abu rapi, sambil merapikan dasi di depan cermin. Clara masuk ke kamar membawa secangki

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 245.

    244Langkah kaki William terasa berat saat meninggalkan rumah Clara. Matahari mulai condong ke barat, memantulkan cahaya oranye yang suram di sepanjang jalan. Udara sore terasa pengap, seperti menyesakkan dadanya yang sudah lebih dulu penuh oleh kemarahan dan penyesalan.Ia mengemudi tanpa arah. Jalanan tampak kabur di matanya, bukan karena cuaca, melainkan oleh pikiran yang kacau. Kata-kata Clara tadi terus terngiang-ngiang di telinganya:“Kamu sendiri yang memilih jalan itu.”Ia tahu itu benar. Ia yang meninggalkan Clara, meninggalkan rumah, meninggalkan semua yang pernah dibangun bersama. Tapi saat itu, ia merasa tidak punya pilihan. Tekanan pekerjaan, pertengkaran kecil yang terus membesar, dan rasa tidak percaya diri sebagai suami membuatnya menjauh. Ia berpikir, dengan pergi, semuanya akan membaik.Ternyata tidak. Sejak berpisah, kehidupannya justru kosong. Ia mencoba menjalin hubungan baru, tapi tidak ada yang terasa seperti Clara. Bahkan saat bersama orang lain, pikirannya sel

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 244.

    243Sebastian duduk di beranda rumah mertuanya dengan perasaan lega bercampur haru. Hari itu adalah hari yang telah lama ia nantikan. Setelah sekian lama membuktikan ketulusan dan kesungguhannya, akhirnya restu yang selama ini terasa jauh kini datang mendekat. Richard dan Mariana—kedua orang tua Clara—akhirnya menerima Sebastian sebagai menantu mereka sepenuhnya.Perjalanan menuju titik ini bukan hal yang mudah. Sejak menikahi Clara, Sebastian harus menghadapi pandangan sinis dari Richard yang masih belum sepenuhnya bisa menerima kehadiran pria lain menggantikan posisi William, mantan suami anaknya. Mariana pun, meskipun lebih lembut dalam bersikap, tetap menunjukkan jarak.Namun Sebastian tidak pernah menyerah. Ia datang setiap minggu, membantu apa pun yang ia bisa di rumah orang tua Clara. Ia tak pernah mengeluh saat disuruh memperbaiki keran bocor atau ikut memanen sayur di kebun belakang. Ia bersabar saat omongan Richard menusuk harga dirinya. Ia melakukan semua itu bukan demi puj

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status