Jantung Janice berdebar makin tidak karuan melihat video yang ada di hadapannya. Terlihat seorang pria sedang duduk di kursi kantor dengan seorang wanita yang duduk di pangkuan pria itu. Pria dan wanita itu nampak berciuman bibir dengan begitu panas dan sang wanita pun membiarkan pria itu menjelajah sampai ke leher dan dadanya yang masih tertutup baju lengkap itu. Kedua orang itupun terus bermesraan di sana dan membuat Janice makin menegang saat mengenali pria dan wanita itu sebagai dirinya dan Fabian. "Apa ini, Bu Olla? Apa ini, Wina? Dari mana kalian mendapatkan video ini?" seru Janice tidak percaya. "Video apa ini?" Olla dan Wina pun saling melirik, sebelum ia mencoba menenangkan Janice. "Janice, tenanglah dulu! Kami juga tidak tahu bagaimana video ini tersebar tapi saat kami datang di pagi hari, beberapa orang sudah begitu heboh dan memberikan kami link ini, katanya ini video CCTV kantor," jelas Wina. "Benar, Janice! Tenanglah dulu! Kami tidak masalah kau dan Fabian, hanya
"Video itu benar! Janice itu kekasihku, bahkan dia memilih berselingkuh denganku padahal dia sudah mempunyai kekasih yang hebat." "Tentu saja itu membuktikan kalau aku lebih hebat daripada kekasihnya dan aku bangga pada diriku sendiri." Fabian yang akhirnya masuk ke kantor terlambat pun langsung diserbu begitu ia masuk ke ruang divisinya dan Fabian pun langsung memberikan klarifikasi mengenai video yang beredar itu. "Meskipun begitu, aku tidak tahu siapa yang menyebarkan video itu. Kalau kalian tahu, kalian harus memberitahuku karena aku harus melindungi kekasihku." "Ini pasti membuat Janice sangat malu dan tertekan..Aku tidak tega sekali. Tapi di sini bukan Janice yang salah. Aku tahu di perusahaan ada peraturan yang melarang sesama karyawan untuk berpacaran kan? Karena itu, kalau ada yang harus keluar dari perusahaan ini, biar aku saja!" "Aku sangat mencintai Janice dan aku tidak rela dia kehilangan pekerjaannya hanya karena aku." Fabian berseru dengan begitu lantang dan gentl
"Hentikan, Edgard! Hentikan!"'Janice langsung memegangi tangan Edgard saat Edgard sudah mengangkat tinjunya untuk menghajar Fabian. Fabian sendiri masih sengaja menatap Edgard dengan tampang nyolot dan ucapan yang memprovokasi, seolah sengaja minta dihajar. "Sudah, Edgard! Jangan melakukan itu! Brengsek kau, Fabian! Apa salahku padamu sampai kau melakukan ini padaku! Di video itu sudah jelas bukan aku!" pekik Janice sambil menatap Fabian tidak percaya. "Tidak usah menyangkalnya lagi, Janice! Semua buktinya juga sudah ada. Mengaku saja di depan calon suamimu yang sebentar lagi akan menjadi mantan ini!" sahut Fabian yang membuat darah Edgard mendidih. Bukannya Edgard meragukan Janice atau terpengaruh oleh ucapan Fabian. Tidak sama sekali karena di mata Edgard, Fabian adalah pria sinting. Tapi Edgard sudah kesal setengah mati sampai ia ingin sekali menghajar Fabian sampai babak belur. Namun, Janice terus menghentikannya. "Jangan, Edgard! Jangan!" Edgard pun akhirnya mengembuskan
"Akhirnya masalah ini selesai juga, Edgard. Jantungku tidak berhenti berdebar kencang sejak tadi." Janice terus memegangi dadanya saat ia dan Edgard akhirnya sudah masuk ke ruang kerja Edgard. Janice dan Edgard sempat diminta keterangan oleh polisi mengenai Fabian dan mereka pun memberi keterangan. Fabian pun akan dihukum sesuai dengan kesalahannya yang memanipulasi video dan menimbulkan keresahan. "Aku juga lega semuanya sudah berakhir, Janice," sahut Edgard sambil membelai kepala Janice dengan sayang lalu memeluknya. Mereka pun masih berpelukan saat pintu ruang kerja diketuk dan Jefry masuk ke sana. "Permisi, Bos! Ada seorang wanita yang ingin menemuimu," lapor Jefry.Edgard pun melepaskan pelukannya dan mempersilakan tamunya masuk yang ternyata adalah ibunya Fabian. Umur wanita itu belum terlalu tua, Janice memperkirakan umur wanita itu mungkin sama dengan Nara, namun raut wajahnya dan rambutnya yang sudah memutih membuat wanita itu terlihat tua."Selamat siang! Apa Anda pim
"Papa, tangkap!" Calista cekikikan sambil melempar bola pada Edgard di dalam kolam renang. Mereka berenang bersama di hari Minggu dan semua orang begitu bahagia setelah berhasil melewati ketegangan di kantor yang begitu menguras emosi. Janice yang juga lega pun ikut berenang dan bermain bersama di dalam kolam renang itu dengan tawa yang juga merekah. "Hap! Papa sudah menangkapnya, Sayang!" "Sekarang lempar ke Collin, Papa!" "Haha, baiklah, Collin, tangkap ya!" "Ahh, lempar, Papa!" teriak Collin sambil cekikikan. Edgard pun melempar bolanya dan Collin pun terus tertawa sambil mengejar bola itu. "Ah, Papa jauh sekali melemparnya! Jangan jauh-jauh!" seru Collin sambil melempar balik bola itu pada Edgard. "Haha, baiklah, maafkan Papa ya! Ayo sekali lagi! Tangkap, Collin!"Kali ini Edgard melemparnya pelan dan dengan cepat Collin bisa menangkapnya diiringi bunyi kecipak air saat tangannya tanpa sengaja memukul air. Bola itu berhasil ditangkap bersamaan dengan air yang menyembur
"Selamat berlibur ya, cicit-cicitku!" Elizabeth dan Mefi melambaikan tangannya pada keluarga Edgard karena Edgard akan mengajak keluarganya berlibur ke Singapore. Begitu sulit bagi Edgard untuk mencari waktu libur karena pekerjaan mendadak datang tanpa bisa diputus, tapi itu berarti berkah dan yang namanya berkah, tidak boleh ditolak. Janice pun menjadi ikut sibuk bahkan saat mereka sudah berada di rumah pun terkadang mereka masih membicarakan tentang pekerjaan. Edgard dan Janice hidup begitu harmonis bersama anak-anak mereka walau tanpa status pernikahan. Karena itu, Edgard harus segera meresmikan hubungan mereka. Dan itu juga tujuan Edgard mengajak keluarganya ke Singapore karena Edgard sudah menyiapkan kejutan lamaran untuk Janice, selain untuk mengajak anak-anaknya berlibur tentu saja. Mereka pun mempersiapkan semuanya dan ini adalah pertama kalinya bagi Collin dan Calista naik pesawat. Mereka pun begitu antusias sampai satu hari sebelum berangkat, mereka sama sekali tidak b
Setelah makan malam, Edgard mengajak semuanya menikmati pertunjukan laser dan dancing fountain di Marina Bay Sands dan mereka pun sampai menganga melihat pemandangan yang begitu indah di sana. Collin dan Calista sendiri terus memekik senang dan begitu heboh mengagumi pertunjukan yang indah itu.Begitu banyak orang yang juga mengikuti pertunjukan malam itu, namun keluarga Edgard seolah mendapat kehormatan berada di posisi paling depan saat menonton pertunjukan itu.Cukup lama pertunjukan itu berlangsung sampai Collin dan Calista pun serak karena terlalu banyak berteriak dan terlalu antusias. Hingga akhirnya pertunjukan berakhir dan suasana kembali tenang. Namun, suasana tenang itu tidak berlangsung lama karena tidak lama kemudian, terdengar alunan lagu yang lebih romantis dengan suara dengung di langit. Seketika semua orang pun terpana melihat cahaya dari begitu banyak drone yang beterbangan cukup rendah di sana sebelum akhirnya drone itu membentuk tulisan "I LOVE U" di langit. So
Kalau ditanya siapa wanita yang paling bahagia di muka bumi ini, mungkin Janice akan dengan lantang menyebut dirinya adalah wanita itu. Bagaimana tidak? Dilamar dengan cara yang begitu romantis dan gentle di hadapan orang banyak. Diajak liburan bersama ibu dan kedua anaknya, bahkan setelah lamaran itu, Edgard memperpanjang liburan mereka dan mengunjungi negara lain di Asia Tenggara. Liburan mereka pun menjadi lebih panjang, melelahkan, tapi super menyenangkan. Dan setelah liburan berakhir, Janice pun diajak untuk langsung mempersiapkan pernikahan karena Edgard tidak mau menunggu lama. Edgard pun langsung mengatur ulang pesta pernikahan dengan tema yang hampir sama seperti pesta mereka yang batal itu karena Janice menyukai pesta taman. Tapi kali ini Edgard membuat pesta besar yang akan mengundang begitu banyak orang karena Edgard ingin menunjukkan Janice pada dunia. "Sungguh, itu terlalu berlebihan, Edgard!" "Tidak ada yang berlebihan selama itu untukmu, Sayang. Aku mau pesta y