Share

PERMINTAAN MAAF

Penulis: Almah Kartika
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-11 19:46:34

Di balkon kamar, seorang gadis sibuk membaca novel yang belum tuntas ia baca. Ditemani dengan segelas coklat panas yang sudah mulai dingin karena terlupakan dan tidak di minum.

Suara notifikasi dari ponselnya bahkan ia abaikan. Alur novel nampaknya lagi seru-serunya sampai ia tidak memperdulikan sekitar. Selimut kecil yang tersampir di bahunya membantu ia melawan udara dingin malam hari.

Notif ke tiga yang terdengar dari ponselnya baru bisa membuatnya mengalihkan perhatian. Ia meraih ponsel yang tersimpan di sampingnya, membuka pesan yang ternyata dari Yasir.

Satu buah video diterimanya lalu ia buka karena jarang sekali kakaknya mengiriminya video. Jangan sampai ini video gak jelas, ia akan marah besar kepada kakaknya karena ia sudah rela menunda membaca novel karena sebuah video ini.<

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Me and Seniors   PELAJARAN PAK HAMDI

    Hari ini jadwalnya pak Hamdi mengajar di kelas Qiya. Tepat saat bel masuk berbunyi guru itu pun langsung muncul di pintu kelas. Entah mengapa, kata telat di kamus pak Hamdi tidak pernah ada. Beliau selalu tepat waktu dalam segala hal. Itu memang contoh yang baik jika para murid berpikir positif, tapi tidak dengan otak-otak murid yang selalu menyumpahi kebiasaan tepat waktu pak Hamdi. Bukan hanya karena mereka harus datang lebih pagi ketika pelajaran pak Hamdi ada di jam pertama, tapi karena sanksi yang akan mereka terima jika telat di jam pelajaran pak Hamdi. Guru itu tidak segan-segan mencoret nama siswa dari daftar absen yang dipegangnya. Juga tidak akan mendapat nilai di rapot karena dianggap tidak ada di daftar murid pelajaan pak Hamdi. Untuk itu, bagi sebagain murid bandel sepe

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-11
  • Me and Seniors   HUJAN

    Sejak subuh hujan turun lumayan deras. Bergelung di bawah selimut pasti terasa nikmat. Udaranya dingin membuat mata Qiya tergoda untuk kembali terpejam. Selepas sholat subuh Qiya benar-benar melaksanakan permintaan matanya dan merebahkan tubuhnya lagi di atas kasur. Ia pikir 30menit cukup untuk menikmati cuara pagi ini. Tapi ia salah, ternyata sudah satu jam berlalu. Waktu seolah mendukung Qiya untuk tidak pergi sekolah, rasanya cepat sekali. Gedoran dari pintu kamar membuat Qiya mendengus, ia sudah hafal siapa pelakunya. "Iya udah banguunn!! Lo mau sekolah emang?" Teriaknya tanpa berniat membuka pintu. "Iyalah, gue ada jadwal wali kelas! Kudu masuk. Buruan siap-siap," jawab Yasir dari luar. "Ah hujan kali.. mending tidur. Gue gak

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-16
  • Me and Seniors   HUJAN 2

    Jam istirahat sudah habis dari beberapa menit yang lalu. Tapi guru tidak juga masuk. Mungkin para guru sama malasnya dengan murid disaat hujan seperti ini. Bukannya reda, malah semakin deras. Udaranya bahkan lebih terasa dingin daripada hujan sebelumnya. Mungkin karena hujannya sejak subuh.Qiya keluar kelas bersama Ajeng dan Rissa. Niatnya mau duduk santai menikmati hujan di bangku lorong yang mengarah ke area SMP. Di tengah-tengah antara area SMA dan SMP hanya dipisahkan oleh pagar setinggi dada dan taman yang ukurannya sedang. Hujan gini pasti sejuk memandang taman itu.Tapi niat mereka harus urung karena bangku lorong basah oleh air hujan yang terbawa angin beberapa kali ke arah lorong ini. Pantas saja bangkunya basah.Mereka tidak kembali ke kelas karena tergiur untuk main hujan s

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-19
  • Me and Seniors   REZEKI GAK BOLEH DI TOLAK

    Qiya merasa lapar dan rasanya saat cuaca dingin di malam hari begini, enak untuk makan ayam pedas kesukaannya. Apalagi kalau bukanRechesse.Sudah lama ia tidak memakai ayam favoritnya itu.Kebetulan, saat ini ia sedang bertelepon dengan Irham yang katanya ingin di temani ngobrol sambil main PS.Qiya berinisiatif mengkode sang pacar agar membelikan BMnya itu, semoga saja Irham termasuk ke jajaran cowok peka."Ham, udah makan belum?" Tanya Qiya."Tumbenan lo perhatian sampe nanya udah makan atau belum?"Qiya meringis ketika mendengar pertanyaan balik dari Irham. Kayaknya permulaan mengkode Irham dengan pertanyaan itu bukan hal yang bagus, kesannya malah jadi aneh ka

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-24
  • Me and Seniors   SUSU KOTAK

    Makasih susu kotaknya :)Sebuah pesan singkat dari Qiya mampu membuat Bara overthingking sampai tidak fokus memperhatikan guru yang mengajar. Bara benar-benar tidak percaya, ini beneran Qiya atau bukan yang kirim pesan?Tumben sekali gadis itu mengiriminya pesan. Manis sekali menurut Bara. Ia seperti diberi harapan kembali, tapi Bara juga sadar Qiya sudah memilih Irham. Jalannya semakin sulit karena gadis yang di cintainya telah bersama dengan yang lain.Bara dilema, ia harus apa? Maju terus atau berhenti sejenak. Atau bahkan ia harus sepenuhnya berhenti? Mencintai Qiya kenapa harus sesulit ini? Ia takut Qiya tak nyaman jika terus didekati padahal jelas-jelas Qiya sudah punya pacar. Bara juga tidak ingin disebut perebut. Kondisinya sudah tidak seperti dulu, sekarang Qiya tidak

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06
  • Me and Seniors   MASIH SUKA

    Irham tidak kembali ke kelas sejak istirahat. Qiya sudah tau kalau pacarnya itu kabur bersama Rendi. Sekarang Qiya bingung mau pulang sama siapa. Pesan yang tadi ia kirim ke Yasir tak juga mendapat balasan.Saat Qiya akan memesan grab, tiba-tiba ada motor yang berhenti di hadapannya. Kak Bara."Belum pulang?" Tanya Bara.Qiya hanya menggeleng pelan sebagai jawaban."Si Irham kabur ya? Si Acil juga tadi balik pas jam 12, ngantuk katanya."Qiya tau sekarang, kenapa pesannya tidak dibaca oleh Yasir ternyata orangnya tidur. Ah sudahlah, tidak bisa diharapkan. Ia juga malu jika harus nebeng pulang ke Bara. Masa dulu setiap Bara nawarin pasti di tolak sekarang masa harus minta anterin pula

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06
  • Me and Seniors   TARUHAN KARENA MARAHAN

    Qiya berjalan di samping Irham menuju kelas. Pagi ini mereka berangkat bersama tapi Irham tidak mengajaknya bicara sama sekali. Bahkan Qiya diabaikan hingga sekarang."Irham jelek kalo cuekin gue, Bye!" Ucap Qiya lalu berjalan meninggalkan Irham yang mengernyit bingung."Bukannya di rayu-rayu malah di katain," gumam Irham yang masih menatap punggung kecil Qiya.Sampai kelas, Qiya terlihat acuh dan tidak menatap Irham sama sekali. Irham tidak mau ambil pusing. Harusnya kan dia yang marah, kenapa Qiya malah ikutan?"Auranya dingin sekali pren!!!" Seru Ajeng yang menyadari interaksi Qiya dan Irham yang tidak baik."GELUD GELUUD GELUUDD" teriak Rendi.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06
  • Me and Seniors   PUTUS?

    Qiya tidak menemukan Irham di dalam kelas, tapi tasnya masih ada di atas meja cowok itu. Qiya langsung sadar kalau setiap istirahat Irham akan lebih banyak menghabiskan waktunya di warung belakang.Ia bergegas pergi ke sana. Tapi di tengah jalan ia berpikir lagi, pasti di warung belakang isinya cowok doang.Qiya merogoh ponselnya di saku rok berniat menghubungi Irham, namun sudah panggilan ketiga tidak juga diangkat. Ah benar juga, pesannya semalam saja hanya di baca dan teleponnya semalam di tutup sepihak.Qiya menghembuskan nafasnya. "Ribet banget sih punya pacar!" Keluhnya.Akhirnya Qiya menelepon Yasir untuk menanyakan keberadaan Irham di warung belakang."Ada Irham gak?" Tanya Q

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06

Bab terbaru

  • Me and Seniors   MEMULAI YANG BARU

    Belum lama putus, Qiya sudah terlihat bersemangat lagi. Sudah kembali menjadi Qiya yang biasanya. Hal itu memang terdengar positif untuk Qiya. Tapi tidak dengan penglihatan orang sekitarnya. Terutama Arumi, entah sejak kapan kabar Qiya putus dengan Irham sudah menyebar ke seantero sekolah. Oh hampir saja lupa, ini semua karena ulah Rendi tempo hari. Qiya mendengus kesal saat berjalan melewati Arumi ketika akan pergi ke kantin. Qiya cukup menyesal menolak tawaran Rena yang ingin menemaninya ke toilet sebelum menyusul teman-temannya yang lain."Emang dasar jalang sih ya... baru aja putus udah bisa ketawa ketiwi lagi. Parahnya sih udah ada cowo baru? Kesian deh cowo barunya."Sindiran itu membuat langkah Qiya terhenti. Dia bilang apa? Jalang? Ya ampun kasar sekali. Sebelumnya Qiya tidak mau meladeni, tapi kata Jalang yang keluar dari mulut Arumi sangat mengganggu harga dirinya."Jalangan siapa ya? Sama cewek yang mepet-mepetin pacar orang?

  • Me and Seniors   QIYA SUDAH YAKIN

    Terlentang di atas kasur empuk favoritenya. Qiya menatap langit-langit kamar dengan tatapan yang sulit diartikan. Entah keputusannya baik atau tidak, yang pasti sekarang Qiya kembali merasakan ragu.Ia merutuki kelabilannya lagi kali ini. Rasanya baru kemarin Qiya bertekad tidak akan bersama Irham ataupun Bara walaupun hatinya ada diantara dua cowok itu.Qiya tidak ingin menyakiti atau memberi harapan kepada salah satu dari mereka.Ya.. itulah yang Qiya pikirkan sebelum berbincang dengan Bara di kantin berdua.Entah apa yang Qiya pikirkan saat itu hingga bisa-bisanya mulut manisnya berkata "oke, kita jalanin dulu."Qiya mendengus kala otaknya mengingat jawabannya itu. Ia menarik salah satu bantalnya kemudian menutup kepalanya dengan bantal itu. "Aaaaarrrggghhh Zelqiya lo labil banget!!!"Qiya berguling-guling gelisah di atas kasur. Pusing memikirkan apa yang akan terjadi dengan hubungannya.Eh tapi, kalau Qiya

  • Me and Seniors   CAT LAPANGAN

    "Qiyaa.. lo sama Irham gak balikan?" Tanya Bara hati-hati.Qiya menoleh sebentar lalu tersenyum. Kakinya terus melangkah ke arah kantin berdampingan dengan langkah Bara."Balikan ya??" Tanya Bara lagi karena tidak mendapat jawaban."Nggaa.. kenapa? Mau pepet gue lagi?" Qiya tersenyum jail ke arah Bara."Iyalahh... target udah jomblo masa gak di gas."Qiya tertawa. "Jangan kak.. kita gini aja, gue gak mau kelabilan hati gue buat lo ngerasain apa yang di rasain Irham. Sekarang gue, lo bahkan Irham temenan aja. Oke?""Gue sebenernya gak bisa. Tapi mau gak kalo kita jalanin dulu? Gue gak maksa. Gimana nyamannya lo aja. Walaupun gue maunya kita ada status, kalo lo gak mau gue gak papa."Qiya berpikir sampai mereka tiba di kantin. Memesan es cekek untuk mereka berdua dan teman-teman Bara di lapang. Mereka duduk tak jauh dari penjual es. Duduk berhadapan dengan mata yang saling menatap."Oke, kita jalanin dulu."Mata Bara

  • Me and Seniors   KE KANTIN BERDUA

    Pukul 12 malam, Yasir baru pulang kerumah setelah puas bermain di rumah Fatur. Sebelum masuk ke kamarnya, Yasir menoleh ke arah meja makan karena tak sengaja melihat seseorang yang terduduk sambil memainkan ponselnya.Yasir mendekat dan melihat Qiya sedang memakan mie instan sembari menonton drama korea kecintaannya. Yasir meraih gelas lalu menuangkan air untuk ia minum.Yasir duduk di hadapan Qiya, menyimpan gelasnya di meja dan mengambil toples biskuit disana."Halal gak yaa kalo jual adek kaya lo?"Qiya mendongak kaget dengan pertanyaan Yasir. Ia menatap sinis ke arah sang kakak. "Menurut lo?!""Menurut gue mah halal.. daripada bikin pusing. Mending jual.""Apaan sih?"Yasir mendengus. Lalu memakan lagi biskuitnya. "Lo balikan sama si Irham?""Mana ada."Yasir mengerutkan

  • Me and Seniors   BARA PATAH LAGI

    Istirahat kedua, Bara berjalan ke arah kelas Qiya dengan senyum lebarnya. Hatinya berbunga-bunga walaupun otaknya hampir depresi karena mikirin cara buat pepet Qiya sedikit lagi. Tapi depresi terlalu hiperbola buat penggambaran keadaan otak Bara.Tangannya menggenggam satu kotak susu kesukaan Qiya. Biarlah ia dikatakan mengambil kesempatan disaat Qiya baru saja putus, bahkan putusnya pun karena Bara.Sampai di depan pintu kelas Qiya, Bara menarik nafas dulu sebelum masuk. Entah karena rasa bahagianya sedang membuncah karena Qiya atau memang Bara saja yang sedang lebay. Pokoknya saat ini Bara degdeggan berat.Setelah dirasa siap, Bara membuka pintu kelas itu lalu mengedarkan pandangannya mencari kekasih hatinya. Bara hanya melihat beberapa cewek teman kelas Qiya sedang merebahkan kepalanya juga ada Rendi yang sibuk dengan ponsel serta telinga memakai earphone.Bara menghampiri cewek yang

  • Me and Seniors   NGOBROL

    Irham menghentikan motornya di parkiran kedai dekat SMP mereka dulu. Tempat yang pernah mereka datangi saat masih berpacaran. Rasanya Qiya ingin menangis melihat tempat ini. Satu memori indah bersama Irham berputar lagi.Irham mengajak Qiya masuk ke dalam. Sepi. Pengunjung kedai memang anak sekolah. Berhubung sekarang masih jam masuk jadi kedai pasti sepi.Mereka duduk di pojok kedai, tempat yang dulu mereka tempati juga. Tempat ini sangat cocok untuk mengobrol."Ada apa?" Tanya Qiya langsung.Jujur saja, Qiya canggung sekarang. Entah harus bersikap bagaimana. Qiya tidak bisa bersikap sebagai teman seperti sebelum mereka balikan. Rasanya masih aneh."Tegang amat.." ucap Irham santai.Tapi Qiya tau, Irham juga sama canggungnya. Sorot mata Irham membuktikan kecanggungan. Namun, sepertinya Qiya juga harus santai untuk menghargai usaha Irham menyembu

  • Me and Seniors   KANTIN

    Di kantin, Qiya memesan nasi goreng untuk sarapannya. Ia duduk sendirian. Kantin tidak begitu ramai karena masih pagi. Qiya merasa gak salah karena memilih kabur ke kantin sendiri.Tapi ketenangannya gak bertahan lama setelah gerombolan Bara datang dengan kericuhannya. Mereka jalan masuk kantin sambil bercanda. Belum lagi suara bisik bisik cewe cewe alay yang mengangumi mereka mulai terdengar di telinga Qiya.Earphone yang tadinya mati sekarang mulai Qiya nyalakan karena gak mau dengar kebisingan.Suara lagu mulai mengalun masuk ke telinga Qiya menyamarkan suara bising kantin, ia menaikan sedikit volumenya sampai suara bising itu benar-benar tidak terdengar.Qita tersentak kaget saat ibu kantin penjual nasi goreng meletakan satu piring nasi goreng dan sebotol air mineral di hadapannya."Ibu ngagetin aja.""Gimana gak kaget, orang neng pake tutup

  • Me and Seniors   GALAU

    Esoknya, Qiya sekolah seperti biasa namun dengan perasaan berbeda. Suasana hatinya masih sedih dan kehilangan. Baru kali ini Qiya merasa benar-benar putus cinta seperti kebanyakan orang.Mata Qiya sedikit bengkak karena menangis semalam. Ada beberapa teman sekolahnya yang menatap aneh ke arah Qiya saat mereka berpapasan.Sampai di kelas, Qiya melihat ke bangku Irham yang masih kosong. Belum ada tas, rupanya cowok itu belum datang.Qiya menghela nafas panjang, ia bingung bagaimana nanti Qiya harus ketemu Irham. Ia tidak tau harus bereaksi apa, bertingkah seperti apa. Qiya benar-benar belum siap.Rasanya sekolah dihari kemarin masih baik-baik saja dengan Irham. Masih bercanda dan lainnya. Sekarang, semuanya telah berubah.Tepakan di bahunya membuat Qiya terkejut. Ia menoleh dan mendapati Rena disana. Baru datang juga."Kenapa lo?"Qiya menggeleng lesu lalu jalan ke arah bangkunya meninggalkan Rena. Rena merasa Qiya tidak baik-baik saja.

  • Me and Seniors   BENERAN PUTUS?

    Sampai di rumah Qiya. Ternyata ada Irham duduk di bangku teras sambil memainkan ponselnya. Qiya mulai gugup saat melihat Irham disana. Apalagi tatapan Irham yang terlihat kesal sekali."Kak Bara pulang aja. Terima kasih."Bara mengerti keadaan, tapi ia berniat menjelaskan dulu kepada Irham daripada Irham harus marah ke Qiya.Qiya semakin panik saat melihat Bara malah turun dari motornya. Qiya menarik baju Bara agar kembali menaiki motornya lalu pergi saja dari rumahnya."Kak Bara.. pulang ajaa yaa.""Gue jelasin dulu sama Irham.""Gak perlu kak, gak papa kok. Nanti sama gue aja."Bara menatap Qiya meyakinkan. "Nanti lo yang dimarahin padahal lo gak salah apa-apa."Bara berjalan menghampiri Irham yang sekarang terlihat menghampiri Bara juga. Mata Irham semakin tajam apalagi saat bertatapan dengan Bara. Tapi Bara malah terlihat biasa saja.

DMCA.com Protection Status