Tiara tak ingin berfikir lebih dalam lagi tentang apa saja yang terjadi hari ini. Badannya sudah sangat letih dan lengket. Dia memutuskan untuk mandi lalu merebahkan tubuh cantiknya keatas Kasur kosannya yang menurutnya sangat nyaman.
Tanpa menunggu lama Tiara sudah terlelap, wajah damainya Ketika tertidur sunguh indah bila dipandang. Keesokan harinya Tiara terbangun dengan tubuh yang sangat segar, karena tadi malam dia tertidur dengan sangat pulas.
Setelah merenggangkan otot-ototnya Tiara memutuskan untuk mandi lalu pergi ke kantornya.
Clarke Corp’s, kata – kata tersebut yang sedang Tiara pandangi saat ini. Itu adalah nama perusahaan tempatnya berkerja. Tiara menjabat sebagai salah satu staf di devisi pemasaran, hal itu karena sifat periangnya yang mebuatnya mudah bergaul dengan siapa saja. Hari ini seperti hari biasanya, Tiara sedang duduk didepan computer merekap hasil kerjanya.
Tak lama kemudian, bu Lia kepala divisi bagian pemasaran datang memanggil Tiara.
“Tiara tolong kamu keruangan saya sebentar.”
Tiara merasa bingung, kerena menurutnya selama ini dia tidak pernah membuat kesalahan, Yang mengakibatkan dia harus menghadap atasannya tersebut.
“Baik bu.”
Tiara tanpa basa – basi dan pikir Panjang langsung mengikuti bu Lia. Sebenarnya perasaannya sedang campur aduk sekarang. Namun dia mencoba menutupinya dengan senyum manis di bibirnya.
Setelah sampai di ruangan bu Lia, Tiara langsung duduk setelah bu Lia mempersilahkan. Tiara memasang muka bingung.
“Maaf bu sebelumnya, ada apa ibu memanggil saya? apakah saya membuat kesalahan?”
“Tidak kamu tidak membuat kesalahan, sebaliknya kinerja kamu sangat bagus. Saya sangat suka semangat kerja kamu. Sebenarnya saya memanggil kamu kesini ingin memberika dua buah kabar”
“Ada kabar apa bu yang menyangkut dengan saya?”
Tiara merasa janggal, atasan tidak biasanya berlaku seperti ini. Biasanya bu Lia sangat ramah, namun hari ini mimik wajah bu Lia sangat serius. Hal itu membuat Tiara mengernyitkan dahinya dalam.
“Saya mempunyai dua kabar, kabar buruk dan kabar baik. kamu ingin mendengar yang mana dulu?”
“Kenapa Ibu membuat saya semakin penasaran, saya ingin mendengar kabar buruknya terlebih dahulu bu. Saya tidak ingin terbang lalu di jatuhkan”
Tiara mencoba bergurau denga Bu Lia untuk mencairkan keadaan.
“Ada – ada saja kamu Tiara” bu Lia Terkekeh.
“Baik kalau begitu jika kamu ingin mendengar kabar buruknya terlebih dahulu. Mohon maaf Tiara, saya tidak bisa membimbing kamu lebih dari ini. Dan semoga ilmu yang saya berikan ke kamu tidak kamu sia – siakan dan dapat kamu pergunakan dengan baik”
Tiara yang mendengar hal tersebut langsung tersentak.
‘Apalagi ini, kenapa nasib sialku terus berlanjut. Kalau begini caranya bisa mati kelaparan aku’
Batinnya resah, dia tak habis fikir bagaimana bisa dia dipecat dari pekerjaan yang sudah dua tahun ia geluti. Dengan muka sedih Tiara bertanya pada bu Lia.
“Kabar yang sungguh mengejutkan bu, saya merasa tidak pernah berbuat salah. Namun kenapa saya bisa sampai dipecat, saya tidak habis fikir. Lalu bu kabar baik yang ibu maksud apa?”
Tida sudah tak berharap apa – apa lagi, karena tongkat pegangan satu -satunya sudah hilang terbawa angin. Tubuh tiara terasa lemas, dan dia hanya bisa menghembuskan nafas dengan kasar
“Jangan berkecil hati Tiara, kamu tidak pernah melakukan kesalah apapun. Bahkan ibu bangga bisa memiliki karyawan sepertimu. Namun takdir berkata lain, ibu harus melepasmu untuk terbang lebih tinngi lagi.”
Tiara semakin bingung dengan perkataan bu Lia.
“Maksud ibu terbang lebih tinggi lagi?”
“Selamat Tiara, mungkin kamu tersingkir dari divisi pemasaran. Namun kamu naik jabatan menjadi sekertaris CEO Clarke Corp’s. Bapak CEO sendiri yang pagi – pagi sekali memberitahu saya untuk menyerahkan surat pengangkatan jabatanmu.”
Tiara tercengang, otaknya blank dia tidak dapat berfikir apa – apa lagi. Hal tersebut sangat tiba – tiba, hingga membuatnya sangat terkejut. Lalu dia mengingat kejadian kemarin.
‘Biasakan saja kamu memanggilku Bastian, karena kamu memang harus terbiasa dengan hal itu’
Tiara yang tidak dapat berkata – kata lagi, hanya mampu merenung akan apa yang terjadi padanya hari ini. Sebernya pekerjaan sekertaris tidaklah terlalu sulit bagi Tiara, karena dirinya sebenarnya adalah lulusan S1 Administrasi Bisnis. Apalagi ditambah pengalaman kerjanya sebagai bagian pemasaran, hal itu dapat mempermudah dirinya untuk menjalankan tugas -tugas sekertaris.
‘Jadi ini yang di maksud Bastian, aku gak nyangka dia senekat ini. Apa yang harus aku lakukan, dengan begini aku harus melihatnya setiap hari’
Tiara semakin pusing dengan apa yang terjadi.
“Oke Tiara saya sudah selesai menyampaikan apa yang harus saya sampaikan. Pak Bastian berkata hari kamu masih boleh melanjutkan tugas – tugasmu, namun mulai besok kamu sudah harus menjadi sekertaris pribadinya.”
Perkatan bu lia membuat Tiara semakin frustasi saja, dengan badan lemas Tiara bangkit dan izin undur diri dari bu Lia.
“Terima kasih atas informasi yang sudah ibu berikan, kalau begitu saya pamit undur diri. Karena masih banyak pekerjaan yang harus di saya kerjakan bu. Permisi bu Lia”
“Oh iya Tiara, Pak Bastian menyuruh saya agar kamu tidak memfosfir tenaga kamu hari ini. Karena mulai besok tugasmu akan dialihkan tugaskan pada orang lain. Kamu hanya perlu fokus untuk menyiapkan mental kamu sebagai sekertaris esok hari. Tiara semangat! masa naik jabatan lemes gitu badannya”
Bu lia terkekeh setelah menyemangati Tiara. Tiara yang mendengar hal itu hanya tersenyum tipis, lalu berjalan lunglai meninggalkan ruangan bu lia.
“Terimakasih bu.”
Tiara berjalan dengan lunglai menuju meja kerjanya, belum sampai dia duduk di kursi teman – teman kerjanya sudah menyerbunya dengan berbagai pertanyaan.
“Tir kenapa tadi lo di panggil bu Lia?”
“Lo buat masalah apa sampe di panggil sama Bu Lia?”
“gak biasa bu Lia sampe manggil keruangannya, lo kena masalah apa?”
Begitulah kira – kira beberapa pertanyaan yang dilontarkan teman - teman kerja Tiara. Tiara yang mulai merasa risih ahirnya angkat bicara.
“Gue gak ada buat masalah apapun. Tapi mulai besok gue gak kerja lagi disini…”
Belum sempat Tiara menyelesaikan kata- katanya, sudah dipotong lagi oleh salah satu temannya.
“Lah katanya lo gak buat masalah, kok lo bisa gak kerja lagi disini mulai besok?”
Raut muka teman – temannya menjadi bingung sekaligus sedih. Mereka tidak ingin kehilangan teman sekaligus kolega seperti Tiara.
“ckck… makanya klo orang lagi ngomong jangan di potong. Mulai besok gue udah gak kerja di divisi ini lagi, soalnya gue pindah jadi sekertaris CEO.”
Tiara menghembuskan nafas kasar setelah mengatakan hal itu. Bukan maksudnya tidak bersyukur, karena mengeluh akan hal itu. Dia sangat bersyukur artinya kehidupnya kedepannya akan lebih terjamin. Hanya saja dia tak bisa membayangkan jika harus bertatap muka setiap hari dengan Bastian.
“Lah harus lo seneng dong, bisa naik jabatannya. Jadi sekertaris bos besar gajinya gede lo. Berarti lo gak bakal kesusahan lagi doang. Kok muka lo malah gak senang gitu?”
Kali ini yang melemparkan pertanyaan tersebuat adalah Kenzo, sahabat karib Tiara sejak SMA. Entah kenapa Kenzo sangat suka mengikuti Tiara, sampai terjun ke dunia kerjapun dia masih mengikuti Tiara. Tiara bukannya kesal, dia malah senang karena Kenzo dia dapat melewati hari – hari kelam dengan sedikit lebih mudah.
“Bukan gitu maksud gue Kenzo, lo inget gak kemaren gue pergi sendirian?”
Kenzo mengangguk, mengingat kemarin Tiara pamit untuk menenangkan diri.
“Apa hubungannya sama kemaren?”
Kenzo belum paham maksud Tiara, apa hubungan pamitnya Tiara kemarin dengan hal ini.
“Pokoknya ada hubungannya, nanti pas jam makan siang gue ceritain. Udah sana – sana pergi kerjain sana kerjaan lo.”
Tiara mengusir kenzo dari meja kerjanya, kenapa hanya Kenzo karena hanya tinggal Kenzo yang masih di mejanya. Kolega lainnya langsung pergi setelah mendengar Tiara naik jabatan. Mimik wajah mereka menunjukan ketidaksukaan pada Tiara.
Tiara tidak ambil pusing, entah apa bagaimana kolega koleganya menganggap dirinya. Entah itu merendah untuk meroket ataupun sok merendahkan diri. Dia tak ambil pusing lagi, karena hal yang harus dipikirkannya bagaimana dia harus menghadapi Bastian esok hari.
“Bodo amat dah, yang besok dipikirin besok aja. Dari pada otak gue blank, mending gue kerjain ini semua”
Tiara memutuskan untuk melanjutkan perkerjaannya yang tadi sempat terbengkalai. Saking seriusnya dia tidak sadar bahwa sekarang sudah masuk jam makan siang. Tandanya dia harus menepati janjinya menceritakan semuanya pada Kenzo.
Belum selesai dia memikirkan Kenzo, tiba – tiba orangaya sudah berada tepat di sebelahnya.
“Hei! Ngelamun mulu, ayok makan lo punya utang cerita sama gue”
Kenzo membuat Tiara tenjengkit kaget, ahirnya Tiara pasrah mengikuti Kenzo yang entah membawanya kemana untuk makan siang. Ternyata Kenzo membawanya kerestoran depan kantornya, Kenzo lalu memesan makanan.
Setelah memesan makanan Kenzo melihat Tiara lagi, Tiara yang paham akan hal itu. Mulai menceritakan apa yang terjadi kemaren.
“Jadi kemaren tu….”
Setelah Panjang lebar Tiara bercerita hingga tak sadar makanan mereka sudah datang. Mereka lalu menyatap makan siang mereka, Kenzo merasa sedikit tidak suka dengan hal yang terjadi pada Tiara. Setelah makan siang Tiara dan Kenzo memutuskan untuk Kembali ke kantor.
Tanpa mereka sadari ada dua pasang mata yang memperhatikan mereka dari kejauhan.
Setelah semua pekerjaannya selesai, handphone Tiara bergetar. Tertera notif dari Jonathan, yang membuat harinya semakin buruk. Dia hampir lupa bahwa hari ini, dia harus membantu Jonathan menyiapakan bebrbagai kebutuhan untuk membuat kejutan bagi wanita yang Jonathan suka.Jonathan : “Tiara gak lupakan sama hari ini, lo udah janji sama gue. Gue tunggu dibawah jangan lama – lama”Tiara : “Ok, tunggu bentar, gue selesain kerjaan gue dulu”Jonathan Denondra adalah pria yang Tiara suka sejak kecil. Sifat Jonathan yang sangat ramah dan senyumnya yang manis membuat Tiara terpikat. Namun malangnya Tiara malah terjatuh dalam lingkaran friendzone dan berujung yang membuat hatinya tersakiti.Dengan sisa – sisa tenaga yang
DOK.. DOK…DOK.. DOKK..“Tiara bangun! Lo mau kerja apa kagak! Tiara!”Suara bising tersebut adalah ulah Nathan yang membangunkan Tiara. Nathan merasa kesal, karena dia sudah menelpon Tiara ribuan kali namun tidak mendapatkan jawaban. Bahkan dia mengetuk dengan keras pintu kosan Tiara masih saja belum mendapat jawaban.“iya bentar, siapa sih berisik banget.”Suara lemah tersebut berasal dari Tiara yang baru saja membuka pintu kamarnya dengan keadaan yang sangat berantakan. Ternyata Tiara baru bangun dari Tidurnya, tak biasanya Tiara telat bangun. Entah apa yang terjadi dengan Tiara hari ini.“Tiara sadar! Lo e
Sudah sekitar seminggu Tiara menjadi sekertaris Bastian, selama menjadi sekertaris belum pernah dia menemui hal – hal yang pernah ia fikirkan. Sikap Bastian sangatlah sopan, tidak seperti kesan pertamanya saat menjadi sekertaris.Setelah lama berselang ahirnya Tiara tau siapa wanita yang keluar dari ruangan Bastian pagi itu. Ternyata wanita itu adalah mantan sekertaris Bastian. Pantas saja Bastian ingin mengganti sekertaris, kelakuan skertaris lamanya saja memang seperti tak memiliki urat malu.Hari ini Tiara sangat sibuk dan lelah, karena sudah dua hari ini setiap pulang dari kantor Tiara harus membantu Nathan mendekor rooftop. Dan hari ini adalah hari dimana Nathan akan menyatakan perasaannya pada monica. Hari ini pula Tiara harus mengecek ulang ag
Sinar matahari yang menyilaukan membuat Tiara yang sedang tertidur terganggu.“Enggh”Tiara terbangun dari tidurnya, Tiara kebingungan kerena dia berada dikamar yang tidak dia kenal. Lalu dia memeriksa pakainnya, dia menghembuskan nafas lega karena masih memakai pakaian lengkap.‘Ini gue dimana? Kenapa gue bisa tidur disini?’Terdengar suara gemericik air dari kamar mandi yang membuat Tiara merasa penasaran. Tak lama Bastian keluar dari kamar mandi dengan keadaan topless dan rambut basah. Tiara tertegun melihat keadaan Bastian yang sangat indah dipandang mata. Kemudian Tiara sadar lalu membalikkan tubuhnya.“Aaaa! Bapak kenapa bisa disini?!”
Bastian dan Tiara baru sampai Kosan Tiara. Baru saja Tiara turun dari mobil Bastian, dia sudah di sambut oleh Kenzo dan Nathan. Mereka terlihat sangat marah, membuat Tiara ketakuan. Bastian melihat hal tersebut bergegas keluar dari mobil dan menghampiri Tiara.“Tiara mereka siapa?”Kemudian Tiara berbicara dengan berbisik pada Bastian.“Mereka yang aku bicarakan tadi, kamu hati – hati mereka itu ganas”Kenzo dan Nathan yang meliat hal tersebut menatap dengan tidak suka. Menurut mereka kedekatan Tiara dengan pria itu sangat tidak wajar. Dan dalam hati mereka, mereka sangat tidak suka melihat Tiara dekat dengan laki -laki lain selain mereka.“Tiara kamu berani se
Kenalin gue Kenzo Adera Putra, gue temen Tiara semenjak SMA. Kenapa gue bisa jadi temen Tiara? gue sendiri kurang paham. Dulu pertama kali ketemu Tiara gue merasa, dia itu sangat menarik dan berbeda dari cewek cewek lainnya.Kenapa gue bisa ketemu sama dia, waktu itu dia lagi mau pergi ke kantin. Dia pergi sama temen cowoknya, tapi temennya jailin dia sampe dia mau jatuh. Gue bantuin dia buat enggak jatuh, tapi dia cuma bilang makasih lalu pergi gitu aja.Di situ gue ngerasa dia beda, biasanya kalo anak cewek lain pasti lama lamain natap gue. Bukannya gue kepedean tapi itu kenyataaannya. Mulai dari situ gue minta kenalan sama dia, bukannya dia langsung mau kenalan sama gue. Apa coba yang di lakuin ke gue.“Hei, kamu tadi yang mau jatuh kan? Boleh kenalan gak? Kenalin nama gue Kenzo”
Senin pagi yang cerah, menyambut Tiara. Hari ini, Tiara berniat berterima kasih pada Bastian karena sudah membantunya menjelaskan semuanya pada Nathan dan Kenzo. Karena bantuan Bastian dia tidak harus mendengar ocehan Nathan dan Kenzo.Tapi dia merasa bersalah pada Kenzo, karena Kenzo mendengar hal yang seharusnya dia dengar dari Tiara malah dia dengar dari orang lain. Jadi siang ini Tiara berniat mengajak Bastian dan Kenzo untuk makan bersama. Dia ingin meminta maaf pada Kenzo sekaligus berterima kasih pada Bastian.Dengan memakai setelan yang sederhana namun tetap sopan. Tiara berangkat menuju kantornya, dia memilih menggunakan angkutan umum. Sebenarnya pagi ini menerima pesan dari Nathan, bahwa Nathan ingin mengantarkannya ke kantor tapi Tiara menolak.Bukan tak beralasan, Tiara masih belum in
Waktu yang di tunggupun datang, Tiara tidak sabar menunggu Bastian keluar dari ruangannya. Bahkan dari tadi Tiara tak henti hentinya melihat kearah jam dinding. Menunggu jam makan siang datang, dan entah kenapa rasanya sangat lama sekali.Tak lama kemudian Bastian keluar dari ruangannya dengan wajah kusut. Tiara tak ambil pusing dan langsung mengajak Bastian untuk makan siang. Tapi dia memberi tahu Bastian untuk menunggu di lobi beberapa saat sebelum keluar dari Gedung kantor.“Pak, mari pak kita makan siang bersama”“Baik Tiara mari kita turun sekarang”“Mohon maaf sebelumnya pak, saya minta tolong nanti kita menunggu di lobi sebentar”“Memangnya ada apa
Bastian dan Nathan buru buru mencari keberadaan Tiara dan Azel. Hingga ahirnya mereka menemukan pintu toilet yang ditutupi dengan label 'Toilet Rusak'. Namun, samar samar mereka mendengar tangisan lirih dari dalam, tanpa pikir panjang keduanya langsung mendobrak pintu tersebut.Terkejutnya mereka menemukan Tiara yang sudah tergeletak tak berdaya dan dengan darah dikepalanya. Bastian langsung menghampiri Tiara, sedangkan Nathan menatap tajam Monica dan teman temannya yang berdiri ketakutan. Mereka tak menyangka bahwa mereka akan tertangkap basah. Bastian berdiri dan menatap tajam Monica, membuat nyali Monica semakin menciut."Berani beraninya kau berbuat seperti ini pada Tiara!" kata Bstian tajam."A-a-aku, A-a-aku" Monica terbata bata tak berani menjawab Bastian ataupun menatap Nathan.Tiara dengan sisa sisa tenaganya, berusaha memanggil Bastian agar mendekat padanya. Nathan yang mengetahui hal tersebut langsung memberi tahu Bastian. Bastian l
Tiara dan Azel yang sudah lelah bermain main ahirnya memutuskan beristirahat. Mereka duduk disalah satu bangku yang disediakan. Karena merasa bosan ahirnya dia mengajak Azel untuk membeli es krim."Azel kita beli es krim yuk!" kata Tiara."Ayuk kakak cantik, Azel mau es krim coklat, vanila, strawberry, grentea pokoknya Azel mau semua rasa" kata Azel."Hahaha kamu ada ada aja, emangnya sebanyak itu kamu bisa abisin?" tanya Tiara gemas."Bisa dong kakak cantik, Azel gituloh" kata Azel percaya diri."Yaudah kalo gitu kakak beliin semua rasa buat Azel" kata Tiara."Hore!!" teriak Azel kegirangan.Mereka lalu berjalan meninggalkkan timezone menuju toko es krim terdekat. Selama perjalanan entah kenapa perasaan Tiara tidak enak. Dia merasa sedang di ikuti oleh seseorang, tapi dia tidak tau siapa.Tapi karena tidak ingin membuat Azel panik, Tiara berusaha bersikap biasa saja. Se
Hari ini adalah yang sangat menyenangkan bagi Tiara. Bagaimana tidak hari ini dia akan main ke Time Zone sepuasnya tanpa mengeluarkan uang seperserpun. Dan semua ini berkat Kenzo yang tidak bisa mengontrol kata katanya saat membujuknya. Asal kalian tau hal tersebut adalah salah satu anugrah punya sahabat seperti Kenzo dan Nathan. Bukan kehendak Tiara sebenarnya, namun mereka sendiri yang menawarkan hal hal yang sangat Tiara suka. Saat Tiara sedang marah dengan mereka, oh iya Tiara bukan tipe cewek matre yang suka barang barang branded ya. Tiara lebih suka di ajak pergi ke Timezone untuk bermain semua permainan yang ada disana. Atau pergi ke toko buku,
Tiara sudah bersiap siap menunggu kedatangan Kenzo. Dia menerima tawaran Kenzo karena dirinya juga masih lelah. Dia sebenernya masih ingin tidur di ranjangnya yang nyaman. Tapi apa boleh buat dia memiliki tanggung jawab sebagai karyawan. Tak lama setelahnya Kenzo sampai di kosan Tiara. "Ara! Buruan nanti kita telat!" teriak Kenzo dari dalam mobil. Tiara berjalan menuju mobil Kenzo dengan muka masam "Kenzo sialan, yang buat telatkan elo! Ngapain lo marah marah sama gue!"Tiara membuka pintu mobil Kenzo lalu menutup dengan cara membantingnya. Dia terlalu kesal dengan Kenzo, seenaknya sendiri marah marah dengannya padahal yang salah bukan dirinya.
Setelah sekitar semingu Tiara dan Bastian pergi bersama, ahirnya hari ini mereka pulang. Kenzo yang mendengar kabar tersebut sangat antusias sehingga dia memutuskan untuk menjemput Tiara langsung ke bandara. Tiara yang melihat sambutan hangat dari Kenzo langsung berlari menghapirinya.“Huaa! Kenzo gue kangen banget sama lo” kata Tiara sambil memeluk Kenzo kencang.“Gue juga kangen sama lo, gimana rasanya pergi berduaan doang sama si bos?” tanya Kenzo dengan kerlingan nakal pada Tiara.Tiara yang mendengar hal tersebut langsung memukul kepala Kenzo. “Berduaan pala lo, gue ini kerja tau. Gak tau aja lo, gue capek bener pergi – pergi begini gue belum siap kayaknya. Masih awam gue, banyak bener pekerjaan yang keteteran. Untung aja si Bos baik, bisa maklumin gue&rdq
Nathan kebingungan mencari Tiara, hampir setiap hari, jam, dan menit dia menelpon dan memberi pesan pada Tiara. Namun Nathan tidak pernah mendapat balasan apapun, hal tersebut membuatnya sangat frustasi. Dia tidak tau apa kesalahannya, tapi yang dia tau Tiara menghidarinya tanpa sebab yang jelas.Hari ini hari ketiga Tiara mengabaikannya, Nathan tidak sanggup lagi. Hari ini dia memutuskan untuk mencari Tiara di perusahaannya. Bukan hanya menunggu di depan kantornya saja, dia bahkan akan mencari Tiara di setiap sudut Gedung perusahaan.‘Tiara lo kenapa menghidar dari gue, apa salah gue sama lo?’Nathan pagi pagi sekali, sudah bersiap untuk pergi ke kantor Tiara. Dia tidak tahuTiara sebenarnya juga tidak ada di kantor, karena Tiara sedang melakukan perjalanan bisnis bersama Bastian. Tia
Tiara berada di dalam Mobil Bastian, mereka sedang melakukan perjalanan bisnis. Tiara hanya membawa baju seadanya saja, karena dia tak sempat mempersiapkan segalanya. Informasi mendadak yang diterimanya sungguh menyebalkan.Namun hal itu tak memudarkan semangatnya, karena ini adalah kali pertamanya melakukan perjalanan bisnis. Dia sangat bersemangat sekali, apalagi dia memiliki niat terselubung di perjalanan bisnis pertamanya. Hal ini dapat menambah pengalamannya sekaligus membantunya menghindar dari Nathan.“Tiara kamu boleh tidur jika mengantuk, perjalanan kita masih sangat jauh. Dan juga ini sudah larut malam”“Aku masih belum mengantuk Bas, aku masih ingin menikmati pemandangan yang sangat saying untuk dilewatkan”&ldq
Waktu yang di tunggupun datang, Tiara tidak sabar menunggu Bastian keluar dari ruangannya. Bahkan dari tadi Tiara tak henti hentinya melihat kearah jam dinding. Menunggu jam makan siang datang, dan entah kenapa rasanya sangat lama sekali.Tak lama kemudian Bastian keluar dari ruangannya dengan wajah kusut. Tiara tak ambil pusing dan langsung mengajak Bastian untuk makan siang. Tapi dia memberi tahu Bastian untuk menunggu di lobi beberapa saat sebelum keluar dari Gedung kantor.“Pak, mari pak kita makan siang bersama”“Baik Tiara mari kita turun sekarang”“Mohon maaf sebelumnya pak, saya minta tolong nanti kita menunggu di lobi sebentar”“Memangnya ada apa
Senin pagi yang cerah, menyambut Tiara. Hari ini, Tiara berniat berterima kasih pada Bastian karena sudah membantunya menjelaskan semuanya pada Nathan dan Kenzo. Karena bantuan Bastian dia tidak harus mendengar ocehan Nathan dan Kenzo.Tapi dia merasa bersalah pada Kenzo, karena Kenzo mendengar hal yang seharusnya dia dengar dari Tiara malah dia dengar dari orang lain. Jadi siang ini Tiara berniat mengajak Bastian dan Kenzo untuk makan bersama. Dia ingin meminta maaf pada Kenzo sekaligus berterima kasih pada Bastian.Dengan memakai setelan yang sederhana namun tetap sopan. Tiara berangkat menuju kantornya, dia memilih menggunakan angkutan umum. Sebenarnya pagi ini menerima pesan dari Nathan, bahwa Nathan ingin mengantarkannya ke kantor tapi Tiara menolak.Bukan tak beralasan, Tiara masih belum in