Share

6. Tutor Dan Pengasuh Baru

"Hhhhh ...." Wendy menghela napas panjang. "Kak, sepertinya kau benar-benar tidak percaya padaku," ucap Wendy. Nadanya kecewa. "Baiklah kalau begitu, mari Rosella, kita pergi." Wendy menatap Rosella.

Rosella pun mengangguk lemah. Ia dan Wendy kemudian bangkit dari duduknya.

Melihat Wendy kecewa atas keputusannya, Rex lantas berubah pikiran. "Siapa bilang kalian boleh pergi, padahal aku belum selesai bicara?" tanyanya, dingin. Yang ditanya menatapnya bingung. "Duduk," titah pria ini tegas. Wendy dan Rosella pun mengikuti perintahnya tanpa ragu.

Lalu detik berikutnya, Rex mengatur napasnya dan menatap Rosella. "Aku dengar dari Wendy kalau kau menyelamatkan bocah laki-laki yang hampir kecelakaan saat mengejar bola di depan rumah ini. Apa itu benar? tanya Rex lembut kepada Rosella. Yang diajak bicara hanya mengangguk tegas. "Bocah itu namanya Jiro. Dia adalah putra bungsuku," aku pria ini. Pernyataan Rex itu kontan membuat mata Rosella terbelalak. Ia terkejut saat mendengarnya. "Rosella, terima kasih sudah menyelamatkan Jiro," ucapnya tulus.

"Itu bukan apa-apa, Pak," balas Rosella sopan dan disertai dengan senyuman canggung. "Meski bukan aku, siapa pun pasti akan melakukan hal yang sama. Itu bukan hal besar," terang si Penulis Novel Kurang terkenal ini.

Mendengar itu, sang Billionaire yang sedang duduk berhadapan dengan Rosella lantas mengangguk samar. "Aku juga dengar dari Wendy kalau lututmu terluka karena menyelamatkan Jiro," katanya. Dan, yang diajak bicara hanya mengangguk pelan beberapa kali. "Aku tak tahu itu. Maaf aku sudah salah paham denganmu hari ini." Nada bicara pria ini merendah, merasa bersalah. "Apa lututmu baik-baik saja?" Ia menatap Rosella dengan raut wajah khawatir.

Rosella mengambil napas. Setelah itu, ia memilih kata-katanya dengan hati-hati sebelum bicara, "Tidak apa-apa, Pak. Lututku baik-baik saja." Senyum Rosella melebar. Si Penulis Novel kurang terkenal ini tampak senang sebab sikap dan cara bicara Rex kepadanya lebih lembut dari beberapa saat sebelumnya. "Aku akan mengoleskan salep dan memakai perban setelah ini. Besok pasti sembuh," tambahnya.

Penuturan Rosella itu membuat Rex bernapas lega dan tersenyum tipis sekilas. "Syukurlah. Aku senang kau tidak terluka parah," ucapnya dengan tenang. "Oh ya, aku sengaja memanggilmu karena aku ingin memberitahumu sesuatu," ungkap pria ini. Mendengar itu, Rosella lantas mengernyitkan dan menatapnya bingung juga penasaran. "Aku sudah mempertimbangkan semuanya. Dan hasilnya, kau diterima jadi tutor juga pengasuh tinggal kami," terang ayah tiga orang anak ini.

Kontan Rosella terbelalak. Ia terkejut tak percaya saat menatap Rex dan Wendy silih berganti. Sementara, mereka yang ditatap tersenyum lebar. "Benarkan, Pak?" tanya wanita 40 tahun ini kepada Rex. Bicaranya terbata-bata. Yang ditanya mengangguk tegas. "Jadi, kenapa kau mempekerjakanku?" tanyanya lagi, seolah ia masih tidak percaya dan bermimpi saat mendengar Rex menerimanya sebagai tutor dan pengasuh tinggal.

"Joy dan Kids Service merekomendasikanmu, dan Wendy...." Rex mengarahkan pandangannya pada adiknya yang duduk di samping Rosella. "Adikku ini menyukaimu. Dia sangat menyukaimu. Dan, aku juga bersyukur karena kau telah menyelamatkan Jiro," beber Rex lugas. Rosella yang mendengarnya lantas menganguk mengerti. "Tolong jaga dengan baik ketiga putraku dan keempat ponakanku. Mereka putranya Wendy," pintanya sopan.

Seketika saja Rosella memasang wajah bahagia usai mendengar dirinya resmi diterima menjadi tutor dan pengasuh tinggal di Kediaman Alba. "Baik, Pak!!" tegas Ro sambil mengangguk dan tersenyum pada Rex. "Aku akan berusaha sebaik mungkin dan bekerja keras," terangn si Penulis Novel kurang terkenal ini penuh semangat.

Usai keluar dari ruang kerja Rex, Wendy langsung mengantar Guru Rosella ke kamar barunya. Di sana, Ibu empat orang anak ini memberitahu Rosella dengan runut siapa-siapa saja anak yang harus ia asuh sekaligus tugas-tugas apa saja yang harus ia ingat sebagai seorang tutor di Kediaman Alba.

"Rosella, ada tujuh orang anak laki-laki di rumah ini. Empat orang di antara mereka kembar. Jovin dan Jovan, mereka adalah putra kembar Kak Rex. Dan bocah laki-laki yang tadi kau selamatkan adalah adiknya Jovin dan Jovin. Lalu, ada anak sulungku—Mark, putra kembarku—Riku dan Riku, dan terakhir adalah anak bungsuku—Chio." Wendy mengambil napas. Sementara, yang diajak bicara hanya manggut-manggut selama Ibu empat anak itu bicara.

"Semua anak di rumah ini kecuali si bungsu, Jiro dan Chio, dapat pelajaran tambahan untuk mata pelajaran utama. Dan, mereka juga punya guru privat. Jadi, dengan mereka, periksa saja apakah mereka benar-benar berhasil mengimbangi pelajaran dan mengerjakan PR tepat waktu. Terutama Jovin, dia butuh bantuan dalam hal apa pun karena kondisi badannya lemah. Pada dasarnya tugasmu adalah mengurus Jovin dan Jiro. Setahun belakangan ini Jovin kami menderita gagal ginjal dan sekarang sedang dirawat di rumah sakit. Sementara Jiro, dia masih sangat kecil. Jadi, tolong lebih berhati-hati," terang Wendy lebih mendetail kali ini.

"Baiklah. Akan kulakukan apa yang mejadi tugasku dengan baik, Bu," balas Rosella. Nadanya terdengar penuh semangat sementara matanya berbinar-binar. Mendengar itu, Wendy pun tersenyum senang.

"Aku akan membantumu dengan tugas mendetail hari ini. Mari saling memberitahu saat kau sudah terbiasa dengan semuanya," balas Wendy, yang juga bersemangat sama seperti Rosella.

"Baik, Bu. Aku akan berusaha keras untuk belajar," jelas Rosella.

"Oh ya, satu lagi. Selain Kak Rex, aku dan suamiku, Jay, juga tinggal di rumah ini," ungkap Wendy. Dan Rosella mengangguk mengerti.

Tidak! pada awalnya, Rosella terlihat biasa bahkan mengangguk mengerti saat Wendy memberitahu dirinya tentang siapa-siapa saja orang yang menghuni Kediaman Alba. Tetapi tiba-tiba Rosella tersadar lantas bingung dan penasaran karena Wendy tak menyinggung soal istri Rex dalam bicaranya. Entah karena Wendy lupa atau memang ia sengaja melakukannya. Apapun itu, hanya Wendy yang tahu alasannya.

Meskipun penasaran, Rosella memilih diam. Ia tak mencari tahu alasan Wendy tak menyinggung nama atau seperti apa sosok istrinya Rex dalam daftar orang-orang yang tinggal di Kediaman Alba. Menurutnya, Wendy pasti memiliki alasan tersediri mengenai hal itu. Dan sebagai orang baru, Rosella cukup tahu diri. Masih terlalu dini bagi dirinyw untuk masuk ke ranah privasi keluarga kaya itu.

"Rosella, kalau kau membutuhkan sesuatu atau bantuan, jangan sungkan untuk langsung memberitahuku. Aku akan selalu siap membantumu," terang Wendy pada Rosella sungguh-sungguh.

"Baik, Bu. Jangan khawatir," balas Rosella ramah dan sopan.

"Sekarang, aku akan mengenalkanmu kepada anak-anak. Mereka sedang berkumpul di ruang keluarga," ujar Wendy yang langsung dibalas Rosella dengan anggukkan kepala. Setelah itu, kedua wanita ini beranjak pergi ke ruang keluarga dengan berjalan berdampingan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status