Share

4

last update Last Updated: 2025-03-24 12:44:43

"Yang Mulia, ada selir baru yang baru masuk istana. Dan dia sudah berani mempermalukan saya dengan memaksa saya berlutut padanya selama dua jam," kata Yuyan.

Yuyan saat ini sedang berada di Paviliun Seruni Jingga, paviliun milik selir agung. Yuyan berada di sini karena dia ingin mengadu pada selir agung atas perbuatan Ruyan padanya. 

"Selir baru? Aku tidak tahu kalau ada selir baru," kata Selir Agung Shang Lianyi. 

"Yang Mulia Kaisar membawa selir baru dari Kerajaan Yunxi," kata Yuyan. 

"Sepertinya Yang Mulia Kaisar berencana memperluas wilayah dengan besar-besaran. Sebelumnya Yang Mulia Kaisar membawa putri dari Kerajaan Fengxu, lalu putri dari Kerajaan Lingxao, dan sekarang dari Kerajaan Yunxi," kata Lianyi. 

"Yang Mulia, wanita yang kali ini benar-benar sangat sombong. Padahal dia sangat jelek tapi dia sama sekali tidak sadar diri. Saya benar-benar tidak suka padanya," kata Yuyan. 

"Aku jadi penasaran padanya. Panggilkan dia ke sini," kata Lianyi pada seorang pelayannya. 

Pelayan yang diberikan perintah langsung bergegas untuk pergi dan menjalankan perintah. Beberapa saat kemudian pelayan itu kembali ke tempat ini bersama Ruyan. 

Yuyan cukup terkejut saat melihat penampilan Ruyan yang sekarang. Penampilan Ruyan saat ini terlihat berbanding terbalik dari pada penampilan Ruyan kemarin. Penampilan Ruyan sekarang benar-benar terlihat seperti seorang putri. 

Ruyan membungkuk pada Lianyi sambil berkata, "Xi Ruyan memberi salam kepada Selir Agung." 

"Bangunlah," kata Lianyi. Ruyan langsung kembali berdiri dengan tegak.

Ruyan melihat ada Yuyan di sini. Ruyan bisa menebak dengan mudah kenapa dirinya dipanggil ke sini. Yuyan pasti mengadu pada selir agung. Ruyan pikir masalah kemarin sudah selesai. Namun, Yuyan malah ingin memperpanjang masalah ini. 

"Aku dengar kau membuat salah satu selir di sini berlutut selama dua jam," kata Lianyi. 

"Saya tidak akan menyangkal, Yang Mulia," kata Ruyan sambil melirik ke arah Yuyan yang berdiri di sebelah tempat duduk Lianyi. 

"Kenapa kau melakukan hal itu?" tanya Lianyi. 

"Saya hanya membalas perbuatan Selir He dengan balasan yang setimpal," kata Ruyan tanpa rasa takut. 

"Oh? Memangnya apa yang Selir He lakukan padamu?" tanya Lianyi sambil menatap Ruyan dengan penasaran.

"Selir He berteriak-teriak pada saya dan memaksa saya untuk berlutut. Padahal peringkat saya lebih tinggi dari pada Selir He," kata Ruyan. Lianyi cukup kagum dengan keberanian Ruyan saat mengatakan hal itu. 

"Bohong! Beraninya kau berbohong pada Selir Agung!" teriak Yuyan. 

Ruyan benar-benar tidak habis pikir dengan kalimat yang dilontarkan oleh Yuyan. Bisa-bisanya dia menuduh Ruyan berbohong. Padahal dirinya sendiri yang sedang berbohong di sini. 

"Selir He, apakah Anda tahu tentang peribahasa yang mengatakan bahwa 'semakin ingin ditutupi, semakin nyata terlihat'? Sebaiknya Anda jangan berbohong, Selir He. Ada banyak saksi yang menyaksikan kejadian kemarin. Sebaiknya kita lupakan saja kejadian kemarin. Jangan merepotkan Selir Agung seperti ini," kata Ruyan dengan tenang. 

"Apa kau sedang menggurui aku? Apa kau pikir aku bodoh? Aku tidak bohong! Panggil saja saksi itu lalu kita dengarkan kesaksian mereka!" teriak Yuyan. Yuyan berani mengusulkan hal tersebut karena Yuyan sudah menyuap semua saksi kecuali Mei. 

Ruyan hanya diam saja dan menunggu reaksi Lianyi. Namun, Lianyi juga hanya diam menunggu aksi Ruyan melawan Yuyan. 

"Kenapa kau diam saja? Apa kau takut padaku sekarang? Aku ini sudah berada di sini selama bertahun-tahun sebelum dirimu. Aku yakin kau takut pada seorang senior sepertiku," kata Yuyan sambil tertawa dengan sangat keras. 

Ruyan masih diam untuk menunggu reaksi Lianyi. Namun, Lianyi juga tetap diam.

"Yang Mulia, lihatlah dia. Dia benar-benar takut sekarang. Jelas-jelas dia lah yang berbohong, bukan saya," kata Yuyan sambil tertawa. 

Yuyan merasa percaya diri karena dia pikir Lianyi berada di pihaknya karena Yuyan adalah selir yang lebih senior dibandingkan oleh Ruyan. Terlebih lagi dia sudah memanipulasi para saksi agar para saksi mengatakan bahwa Ruyan yang bersalah. Oleh karena itu, sekarang dia berani menantang Ruyan. Namun, sebenarnya Lianyi tidak memihak siapa pun di sini. Lianyi hanya menjalankan tugasnya untuk menjaga ketenangan di harem. 

"Saya sama sekali tidak takut pada Anda, Selir He," kata Ruyan. 

"Kau pasti takut karena kau diam saja dari tadi," kata Yuyan. 

Ruyan merasa sudah lelah dengan Yuyan sekarang. Ruyan sama sekali tidak ingin menanggapi Yuyan dan ingin segera pergi dari tempat ini. Namun, Ruyan harus menyelesaikan masalah ini terlebih dulu sebelum dia bisa pergi dari tempat ini. Ruyan sangat berharap bahwa Lianyi akan membantu untuk menyelesaikan masalah ini. 

Sementara itu, Lianyi juga sudah tidak habis pikir dengan kelakuan Yuyan. Lianyi mulai menyesali keputusannya untuk menanggapi aduan Yuyan. Ini bukan pertama kalinya Yuyan membuat masalah dan mengadu padanya. Namun, entah kenapa Lianyi terus menanggapi masalah Yuyan. 

"Selir He, apakah Anda sadar bahwa Anda sudah mulai kelewatan?" tegur Ruyan. 

"Akui saja bahwa kau takut dan minta maaflah padaku lalu aku akan membiarkanmu hidup tenang di istana ini," kata Yuyan. 

Ruyan menghela napas panjang setelah mendengar perkataan Yuyan. Ruyan sama sekali tidak sudi untuk meminta maaf dari Yuyan karena Ruyan sama sekali tidak merasa melakukan kesalahan pada Yuyan. 

"Tidak," kata Ruyan. 

Yuyan cukup terkejut saat mendengar penolakan Ruyan. Yuyan sempat percaya diri apabila Ruyan pasti akan meminta maaf padanya di hadapan Lianyi. 

"Kau—"

"Sudah cukup." Lianyi memotong perkataan Yuyan. 

Suasana langsung hening seketika. Yuyan hendak membuka mulutnya lagi untuk berbicara. Namun, Lianyi memberinya tatapan tajam. Sehingga Yuyan mengurungkan niatnya untuk berbicara. 

"Maaf Anda jadi terganggu karena masalah kecil ini, Yang Mulia," kata Ruyan pada Lianyi. 

"Tidak apa-apa. Tadi aku pikir ada masalah besar yang terjadi. Tapi ternyata ini hanya salah paham saja," kata Lianyi sambil tersenyum pada Ruyan. Lianyi ingin segera mengakhiri drama ini secepatnya. 

"Tapi—"

"Kalian berdua boleh kembali keluar." Lianyi kembali memotong perkataan Yuyan dengan mengusir mereka berdua secara halus. 

"Terima kasih, Yang Mulia," kata Ruyan sambil membungkuk pada Lianyi. 

Yuyan benar-benar merasa sangat kecewa dengan Lianyi. Yuyan merasa bahwa Lianyi telah mengkhianatinya. Yuyan menatap Ruyan dengan penuh kebencian. 

Ruyan dan Yuyan segera keluar dari paviliun ini. Begitu mereka keluar dari gerbang Pavilium Seruni Jingga, Yuyan berdiri menghalangi jalan Ruyan. 

“Selir He, sebaiknya kita jangan memperpanjang masalah ini dan saling memaafkan. Mari kita hidup rukun di istana ini dan memiliki persaingan yang sehat,” kata Ruyan. 

“Aku tidak akan memaafkanmu,” kata Yuyan. 

“Oh, baiklah. Namun, Anda juga belum meminta maaf pada saya sama sekali,” kata Ruyan. 

“Tunggu saja pembalasanku,” kata Yuyan. Yuyan berbalik arah lalu berjalan menjauh dari Ruyan. 

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Mawar Berduri di Istana Kaisar   5

    Sudah sekitar dua minggu sejak Ruyan berselisih dengan Yuyan. Hingga saat ini Yuyan terus mencoba untuk memprovokasi Ruyan. Namun, Ruyan mengabaikan Yuyan. Saat ini hari sudah malam. Ruyan sudah bersiap untuk tidur di kamarnya. Namun, Yuyan datang ke paviliunnya lagi. Yuyan sudah menyiapkan cara baru untuk memprovokasi Ruyan malam ini. Yuyan berada di halaman Paviliun Embun Pagi bersama dengan beberapa pelayannya. Dia membuat suara berisik dengan memukul benda-benda yang bisa membuat suara berisik dan berteriak-teriak tidak jelas.Niat Yuyan adalah membuat Ruyan memanggil penjaga untuk mengusir dirinya. Setelah hal itu terjadi, Yuyan akan melaporkan pada permaisuri bahwa dia diusir dengan sangat kasar oleh Ruyan. Tentu saja, dia akan memutar balikkan fakta dalam kejadian ini saat melapor pada permaisuri. "Yang Mulia, bukankah sebaiknya kita memanggil penjaga saja?" saran Mei. Mei sudah tidak tahan dengan kelakuan Yuyan selama beberapa hari terakhir ini. "Aku tidak bisa mendengarm

    Last Updated : 2025-03-24
  • Mawar Berduri di Istana Kaisar   1

    "Ruyan, kau harus pergi ke Kekaisaran Tianlong." Itu adalah kalimat yang selalu dinantikan oleh Ruyan selama ini. Ruyan sudah menantikan hari di mana dia bisa terbebas dari istana yang kejam ini. “Apakah saya boleh tahu apa alasannya, Ayah?” tanya Ruyan pada ayahnya sekaligus raja dari Kerajaan Yunxi. “Aku akan memberikan dirimu pada Kaisar Tianlong sebagai sandera untuk menghindari konflik dengan mereka,” kata Xi Yuefeng, sang raja. Ruyan sudah menduga hal ini akan terjadi. Dia sudah tahu bahwa dia pasti akan dibuang oleh ayahnya sendiri suatu hari nanti. Tapi, Ruyan sama sekali tidak merasa sedih akan hal tersebut. Ruyan justru merasa sangat bahagia saat dia tahu bahwa dia akhirnya terbebas dari orang tuanya. “Sandera? Apakah Anda menjual saya?” tanya Ruyan sambil menyembunyikan senyuman di wajahnya.“Kau tidak memiliki hak untuk protes. Setidaknya buat dirimu berguna untuk kami. Kerjaanmu hanya mengurung diri di kamar selama ini. Dasar putri tidak berguna. Besok, kau akan menge

    Last Updated : 2025-03-24
  • Mawar Berduri di Istana Kaisar   2

    Matahari baru saja terbit, para pelayan berbondong-bondong masuk ke kamar Ruyan untuk mendandani Ruyan agar terlihat sangat cantik. Hal ini sama sekali belum pernah terjadi sebelumnya. Ruyan belum pernah mendapatkan perlakuan yang begitu istimewa seperti ini setelah ibunya tiada. Ruyan tampak begitu cantik dengan tubuh yang berbalutkan gaun pengantin berwarna merah serta rambut yang dihias dengan sedemikian rupa. Tak lupa wajah Ruyan juga didandani agar terlihat lebih cantik.Sementara Ruyan masih bersiap di kamarnya, dua kereta kuda dan rombongan dari Kekaisaran Tianlong sudah sampai di area istana. Raja dan ratu kerajaan Yunxi sudah bersiap di depan pintu utama istana untuk menyambut kedatangan Kaisar Long Shengli. Shengli keluar dari kereta kudanya dan membuat pandangan semua orang tertuju padanya. Sosoknya yang terlihat sangat tampan, gagah dan berwibawa, membuat siapa saja yang melihatnya langsung merasa terintimidasi. Shengli memakai jubah kaisarnya yang berwarna merah, jubah

    Last Updated : 2025-03-24
  • Mawar Berduri di Istana Kaisar   3

    Setelah menempuh perjalanan kurang lebih selama dua bulan, akhirnya Ruyan sampai di Istana Kekaisaran Tianlong. Ruyan sampai di istana ini tanpa Shengli karena mereka berpisah di perbatasan. Shengli harus mengecek kondisi di perbatasan. Jadi Shengli menyuruh Ruyan untuk pergi ke istana duluan. Ruyan turun dari kereta kuda. Dia langsung disambut oleh seorang pelayan yang sudah menunggu kedatangan Ruyan. "Selamat datang di Istana Kekaisaran Tianlong, Yang Mulia Selir Xi," kata pelayan itu sambil membungkuk pada Ruyan. Ruyan mengangguk pada pelayan itu. "Yang Mulia, Yang Mulia Permaisuri sudah menunggu," kata pelayan itu. "Baiklah, tunjukkan jalannya," kata Ruyan. Pelayan tersebut segera menunjukkan jelan ke Paviliun Mahkota Langit, tempat tinggal Permaisuri Zhao Wanyin. Ruyan terus berjalan mengikuti pelayan itu sambil melihat sekeliling istana. Setelah beberapa saat, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Di dalam kamar, sang permaisuri terlihat sedang mengecek laporan. Wanyin

    Last Updated : 2025-03-24

Latest chapter

  • Mawar Berduri di Istana Kaisar   5

    Sudah sekitar dua minggu sejak Ruyan berselisih dengan Yuyan. Hingga saat ini Yuyan terus mencoba untuk memprovokasi Ruyan. Namun, Ruyan mengabaikan Yuyan. Saat ini hari sudah malam. Ruyan sudah bersiap untuk tidur di kamarnya. Namun, Yuyan datang ke paviliunnya lagi. Yuyan sudah menyiapkan cara baru untuk memprovokasi Ruyan malam ini. Yuyan berada di halaman Paviliun Embun Pagi bersama dengan beberapa pelayannya. Dia membuat suara berisik dengan memukul benda-benda yang bisa membuat suara berisik dan berteriak-teriak tidak jelas.Niat Yuyan adalah membuat Ruyan memanggil penjaga untuk mengusir dirinya. Setelah hal itu terjadi, Yuyan akan melaporkan pada permaisuri bahwa dia diusir dengan sangat kasar oleh Ruyan. Tentu saja, dia akan memutar balikkan fakta dalam kejadian ini saat melapor pada permaisuri. "Yang Mulia, bukankah sebaiknya kita memanggil penjaga saja?" saran Mei. Mei sudah tidak tahan dengan kelakuan Yuyan selama beberapa hari terakhir ini. "Aku tidak bisa mendengarm

  • Mawar Berduri di Istana Kaisar   4

    "Yang Mulia, ada selir baru yang baru masuk istana. Dan dia sudah berani mempermalukan saya dengan memaksa saya berlutut padanya selama dua jam," kata Yuyan.Yuyan saat ini sedang berada di Paviliun Seruni Jingga, paviliun milik selir agung. Yuyan berada di sini karena dia ingin mengadu pada selir agung atas perbuatan Ruyan padanya. "Selir baru? Aku tidak tahu kalau ada selir baru," kata Selir Agung Shang Lianyi. "Yang Mulia Kaisar membawa selir baru dari Kerajaan Yunxi," kata Yuyan. "Sepertinya Yang Mulia Kaisar berencana memperluas wilayah dengan besar-besaran. Sebelumnya Yang Mulia Kaisar membawa putri dari Kerajaan Fengxu, lalu putri dari Kerajaan Lingxao, dan sekarang dari Kerajaan Yunxi," kata Lianyi. "Yang Mulia, wanita yang kali ini benar-benar sangat sombong. Padahal dia sangat jelek tapi dia sama sekali tidak sadar diri. Saya benar-benar tidak suka padanya," kata Yuyan. "Aku jadi penasaran padanya. Panggilkan dia ke sini," kata Lianyi pada seorang pelayannya. Pelayan y

  • Mawar Berduri di Istana Kaisar   3

    Setelah menempuh perjalanan kurang lebih selama dua bulan, akhirnya Ruyan sampai di Istana Kekaisaran Tianlong. Ruyan sampai di istana ini tanpa Shengli karena mereka berpisah di perbatasan. Shengli harus mengecek kondisi di perbatasan. Jadi Shengli menyuruh Ruyan untuk pergi ke istana duluan. Ruyan turun dari kereta kuda. Dia langsung disambut oleh seorang pelayan yang sudah menunggu kedatangan Ruyan. "Selamat datang di Istana Kekaisaran Tianlong, Yang Mulia Selir Xi," kata pelayan itu sambil membungkuk pada Ruyan. Ruyan mengangguk pada pelayan itu. "Yang Mulia, Yang Mulia Permaisuri sudah menunggu," kata pelayan itu. "Baiklah, tunjukkan jalannya," kata Ruyan. Pelayan tersebut segera menunjukkan jelan ke Paviliun Mahkota Langit, tempat tinggal Permaisuri Zhao Wanyin. Ruyan terus berjalan mengikuti pelayan itu sambil melihat sekeliling istana. Setelah beberapa saat, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Di dalam kamar, sang permaisuri terlihat sedang mengecek laporan. Wanyin

  • Mawar Berduri di Istana Kaisar   2

    Matahari baru saja terbit, para pelayan berbondong-bondong masuk ke kamar Ruyan untuk mendandani Ruyan agar terlihat sangat cantik. Hal ini sama sekali belum pernah terjadi sebelumnya. Ruyan belum pernah mendapatkan perlakuan yang begitu istimewa seperti ini setelah ibunya tiada. Ruyan tampak begitu cantik dengan tubuh yang berbalutkan gaun pengantin berwarna merah serta rambut yang dihias dengan sedemikian rupa. Tak lupa wajah Ruyan juga didandani agar terlihat lebih cantik.Sementara Ruyan masih bersiap di kamarnya, dua kereta kuda dan rombongan dari Kekaisaran Tianlong sudah sampai di area istana. Raja dan ratu kerajaan Yunxi sudah bersiap di depan pintu utama istana untuk menyambut kedatangan Kaisar Long Shengli. Shengli keluar dari kereta kudanya dan membuat pandangan semua orang tertuju padanya. Sosoknya yang terlihat sangat tampan, gagah dan berwibawa, membuat siapa saja yang melihatnya langsung merasa terintimidasi. Shengli memakai jubah kaisarnya yang berwarna merah, jubah

  • Mawar Berduri di Istana Kaisar   1

    "Ruyan, kau harus pergi ke Kekaisaran Tianlong." Itu adalah kalimat yang selalu dinantikan oleh Ruyan selama ini. Ruyan sudah menantikan hari di mana dia bisa terbebas dari istana yang kejam ini. “Apakah saya boleh tahu apa alasannya, Ayah?” tanya Ruyan pada ayahnya sekaligus raja dari Kerajaan Yunxi. “Aku akan memberikan dirimu pada Kaisar Tianlong sebagai sandera untuk menghindari konflik dengan mereka,” kata Xi Yuefeng, sang raja. Ruyan sudah menduga hal ini akan terjadi. Dia sudah tahu bahwa dia pasti akan dibuang oleh ayahnya sendiri suatu hari nanti. Tapi, Ruyan sama sekali tidak merasa sedih akan hal tersebut. Ruyan justru merasa sangat bahagia saat dia tahu bahwa dia akhirnya terbebas dari orang tuanya. “Sandera? Apakah Anda menjual saya?” tanya Ruyan sambil menyembunyikan senyuman di wajahnya.“Kau tidak memiliki hak untuk protes. Setidaknya buat dirimu berguna untuk kami. Kerjaanmu hanya mengurung diri di kamar selama ini. Dasar putri tidak berguna. Besok, kau akan menge

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status