Share

20. Berjuang

Setelah merengek dan memohon, akhirnya Fairel dan Fera sampai di panti asuhan Jeina.

Halaman luas yang tampak sepi membuat niatnya kian urung. Angin malam terus menerbangkan setiap helai rambutnya, kedua tangan yang penuh dengan makanan itu kini mulai terasa pegal.

Fera merutuki restoran itu yang super lambat dalam melayani pembeli. Pada akhirnya, semua makanan yang Fera beli akan sia-sia.

"Mereka udah tidur kayaknya, yuk pulang," ajak Fairel.

Fera malah memelotot, ia tidak ingin pergi kecuali sudah memberikan semua makanannya.

Fera memang terbiasa memberi sumbangan makanan ke panti asuhan, kadang menggunakan uangnya yang dikasih bokap, kadang juga hasil malak seperti sekarang.

Fera tidak malu dan tidak peduli, yang penting perbuatannya itu menurutnya baik. Fairel

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status