Keesokan harinya, Ken mendatangi kantor milik sang mommy, di mana Violet bekerja di sana. Beberapa staff yang satu ruangan dengan Violet segera berhamburan keluar, setelah Ken memintanya.Di ruangan itu, hanya menyisakan Ken dan Violet."Vio … aku ingin menjelaskan semuanya. Aku tahu ini sangat menyakitkan untuk kamu, tapi …."Violet melihat ke arah Ken yang berdiri di samping meja kerjanya. "Kenapa, Ken? Kenapa harus aku yang menjadi orang ketiga itu?"Violet tidak habis pikir, Ken bisa memacari kedua sahabatnya sendiri. Dia sadar, tidak ada seorang pun bisa menahan perasaan, tetapi setidaknya Ken bisa menahan ucapannya agar tidak mengungkapkan cinta padanya dan dia sendiri tidak menaruh harapan yang lebih pada lelaki itu."Aku minta maaf," ucap Ken."Semua sudah terlanjur, Ken. Mari kita akhiri hubungan ini, aku tidak ingin menyakiti Feira. Aku akan menyimpan kisah kita rapat-rapat dan … mungkin saja aku tidak bisa dekat denganmu seperti dulu lagi," tutur Violet.Ada rasa tidak teri
Jennifer melihat keadaan putrinya yang belum juga keluar dari kamar, sedangkan putrinya harus datang ke kantor untuk bekerja seperti biasa di Love My Outfit Group."Vio, sudah jam berapa ini, Nak?" Jeniffer membuka pintu dan masuk ke dalam kamar Violet.Selimut tebal terlihat masih menutup tubuh putrinya, ia segera mendekat pada ranjang."Vio … bangun! Kamu harus ke kantor," kata Jennifer."Ken …." Suara Violet terdengar sangat lirih di telinga Jennifer.Jennifer heran dengan putrinya yang memanggil nama Ken, ia pun segera menyibak selimut dan membangunkan kembali Violet."Vio, ini Mommy," ujar Jennifer."Tega kamu … Ken."Tangan Jennifer menyentuh kening Violet, ia terkejut saat suhu tubuh putrinya sangat panas."Vio … bangun, Sayang." Jennifer menepuk-nepuk pipi Violet agar segera terjaga."Mom?" Violet tampak kebingungan dengan kehadiran sang mommy di sana, tetapi tubuhnya terasa sangat lemas, sehingga ia kembali memejamkan matanya."Mom, kepala Vio pusing. Sepertinya Vio tidak masu
Ken yang sedang menenangkan Violet terkejut dengan kehadiran Feira di sana. Ia segera menjauh dari Violet dan menghampiri sang kekasih yang mematung di ambang pintu."Fei, kamu di sini?""Ken jawab pertanyaanku, sedang apa kalian?" tanya Feira dengan wajah yang datar."Sayang, kami tidak melakukan apa-apa. Aku hanya berusaha menenangkan Vio … dia akan menerima perjodohan yang direncanakan orang tuanya," ujar Ken.Feira menatap ragu pada Ken, yang ia tahu memang Violet sudah mengatakannya saat di Mansion Williams."Apa jawabanmu bisa aku percaya?" tanya Feira."Tentu," jawab Ken sungguh-sungguh.Feira menatap ke arah Violet yang masih duduk di ranjang. Namun, ia memutuskan untuk meninggalkan Violet dan Ken di sana.Melihat Feira, pergi Ken segera menyusul wanita itu. Langkah sang kekasih semakin cepat, Ken pun mempercepat langkahnya dan mencekal pergelangan tangan Feira agar wanita itu berhenti."Fei … jangan salah paham. Aku dan Vio tidak melakukan apa pun," kata Ken."Kenapa kamu har
Alexa dan Arley tidak bisa menanyakan kelanjutan dari ucapan Ken semalam. Karena itu, pagi ini mereka membahas kembali mengenai hubungan putranya dengan Feira Davis, putri dari sahabat Arley."Ken …." Alexa berusaha hati-hati bicara pada Ken yang tengah sarapan."Apa benar ucapan kamu semalam? Kamu mencintai Fei? Apa Fei juga begitu?" tanya Alexa.Ken hanya menjawab dengan anggukan kepala membuat Arley angkat bicara. Ia menatap serius pada putranya. "Lalu, apa reaksi daddy Fei?""Melarang hubungan kami, tetapi aku dan Fei tidak akan menyerah begitu saja. Kami akan berusaha membuat hati daddy Fei meluluh," ujar Ken tenang dan percaya diri.Alexa dan Arley hanya saling menatap. Mereka tidak menyangka jika permasalahan orang tua bisa berimbas kepada anak-anak mereka."Kamu sudah berapa lama menjalin hubungan dengan Fei, Ken? Lalu bagaimana dengan ucapan Mommy saat meminta kamu untuk menjalin hubungan dengan Vio?" tanya Alexa. Ia khawatir ucapannya melukai hati Feira."Kami menjalin hubun
"Ken bangun!" Feira berbaring di ranjang berhadapan dengan Ken yang masih terpejam.Feira mengusap pipi sang kekasih dan terkekeh pelan. "Kamu ini sebenarnya manusia atau bukan sih? Mengapa tampan sekali?"Feira selalu kagum dengan ketampanan Ken. Bibirnya yang tipis selalu memancarkan senyum yang manis dan tatapan matanya yang tajam, meskipun tidak sedang marah. Ken benar-benar selalu membuat Feira terpikat."Sayang, ayo bangun!" Feira mulai bosan membangunkan Ken yang masih nyaman dalam tidurnya."Sebenarnya kamu lagi mimpi apa sih?""Ken …." Feira menghentikan ucapannya saat mata ken terbuka dan membuat tatapan mereka terpaut.Feira tersenyum, Ken meletakkan telapak tangannya di pipi Feira. Ia juga mengusap pipi mulus itu dengan ibu jarinya."Selamat pagi, Sayang," ucap Feira.Bukan menjawab, Ken malah memejamkan matanya kembali dan tersenyum. "Aku ingin terus tidur dan aku tidak ingin terbangun dari mimpi indah ini Sayang.""Ken, ini nyata, Sayang. Aku di sini di kamar kamu," ujar
"Daddy, please! Buka!" teriak Feira ketakutan.Sejak semalam Feira dikunci di dalam gudang, hingga pagi oleh Jeremy. Semua karena sang daddy mengetahui Feira pergi bersama Ken dan pulang saat malam hampir larut.Pintu pun terbuka, Feira melihat siapa yang datang. Ia langsung bangkit berdiri menghampiri orang tersebut."Daddy," panggil Feira.Wajah Jeremy datar seolah tak peduli dengan putrinya yang ketakutan. "Apa kamu lupa bahwa daddy tidak suka dengan keluarga Williams. Apa tidak cukup hanya berteman? Sekarang kamu sudah mengkhianati kepercayaan Daddy, Daddy tidak izinkan kamu berhubungan dengan Ken lagi!""Dad, kenapa harus kami yang menanggungnya. Haruskah kami merasakan juga permusuhan orang tua?" Napas Feira naik turun, air mata sudah menggenang di pelupuk mata.Tatapan antara anak dan daddy itu sama-sama terpaut."Siapa yang Daddy izinkan untuk menjalin hubungan denganku? Bawa lelaki itu ke hadapanku, biarkan saja aku seperti Vio dijodohkan oleh daddy-nya," tutur Feira.Jeremy
Feira datang ke Mansion Williams. Walaupun ia dilarang keras bertemu dengan Ken, tetapi Feira tidak mendapatkan pengawasan yang ketat. Ia masih sama seperti biasanya, bebas."Mungkin, aku akan menunggu Ken kembali dari kantor. Aku tidak akan mengabari kedatanganku karena itu akan mengganggu pekerjaannya," gumam Feira.Feira yakin jika ia beri tahu kekasihnya bahwa ia sudah berada di Mansion Williams, hal itu akan membuat Ken meninggalkan pekerjaan hanya untuk menemuinya Kedatangannya langsung disambut hangat oleh Alexa. Ia sangat beruntung, meskipun sang daddy membenci keluarga Williams, tetapi ia masih mendapatkan perlakuan baik dari keluarga itu. Beruntung Ken juga tidak membenci daddy-nya, meskipun selalu diperlakukan tidak baik."Fei, kamu datang? Tadi Ken nunggu kabar dari kamu, tapi kamu tidak bisa dihubungi juga. Bagaimana kabarmu?" tanya Alexa. Terlihat raut wajah wanita itu sedikit panik."Fei baik, Mom."Alexa mengajak Feira untuk duduk di sofa ruang tamu. Ia juga meminta M
Saat jam makan siang hampir tiba, Arley mendatangi Jeremy di kantornya. Kedatangannya ke sana tentu saja memiliki maksud, ia ingin kembali membicarakan masalah yang sudah puluhan tahun membuat hubungannya dengan Jeremy merenggang. Arley bukannya tidak pernah meminta maaf, hanya saja selama ini Jeremy selalu saja menghindari Arley.Namun, kini karena masalah tersebut sudah berimbas pada anak-anak mereka. Tentu Arley harus melakukan sesuatu yang bisa membuat hati Jeremy terbuka. Sebagai orang tua, melihat Ken dan Feira seolah kesusahan menembus dinding yang begitu kokoh, hati Arley merasa iba."Selamat siang." Arley membuka pintu ruangan Jeremy.Jeremy menatap ke arah pintu, yang kini memperlihatkan sosok seorang lelaki paruh baya dengan tubuh yang terlihat masih sangat gagah mengenakan setelan jas. "Kau.""Aku ingin bicarakan sesuatu. Untuk itu izinkan aku masuk dan mengatakan hal ini padamu," ujar Arley masih berdiri di ambang pintu."Mas