Tiga puluh menit tepat Narwan datang, satu menit yang lalu Junet dan Dodit sudah pergi meninggalkan ruang manager. Purnomo sedang berpikir rencana bagus apa yang akan dijalankannya.
Narwan mengetok pintu ruang manager, Purnomo melihat jam yang tergantung di dinding tepat 30 menit saat dia selesai berbicara dengan Junet.
“Narwan!! Masuk!!” teriak Purnomo dari dalam ruangan.
Narwan membuka pintu, dia berjalan mendekati Purnomo sambil menundukkan kepala, lalu dia berkata, “Maaf atas kesalahan saya, Pak.”
“Sudahlah! Duduk!! Aku tidak mengira besok yang kamu maksud bukan hari ini. Kesalahanku juga tidak menghubungimu sebelumnya,” jelas Purnomo.
“Baik Pak,” sahut Narwan.
Untunglah Pak Purnomo mau memaafkanku. Tapi kenapa ya? Biasanya dia lama redanya jika sudah marah, batin Narwan.
<Selamat malam, selamat bertemu dengan MT kakak.
“Ton, nenek capek sekali. Nenek mau berbaring di kamar dulu,” kata Yasmini. “Iya Nek,” sahut Anthony. Mereka selesai dari mengunjungi makam suami Yasmini. Yasmini menangis cukup lama, dia tidak seperti biasa dengan kepribadiannya yang tenang. Anthony sedikit merasa aneh dengan sifat yang ditunjukkan neneknya. Anthony meneruskan pekerjaannya membuat kandang, dia keluar rumah dan melihat jalan seberang cukup lama . “Mobil mewah di seberang jalan tadi siapa ya? Rasanya aku seperti sedang diawasi,” gumam Anthony. “Ahhh!!! Mungkin hanya perasaanku saja!!” Anthony menepis pikiran buruk yang sempat mengganggunya, lalu dia kembali tenggelam dengan pekerjaannya. Matahari sudah semakin tinggi, akhirnya Anthony selesai juga membuat kandang. Dia segera masuk rumah untuk mengambil segela
Di sebuah kamar hotel bintang lima, Purnomo sedang menunggu Mawar yang keluar dari kamar mandi. 10 menit sudah Purnomo menunggu, akhirnya mawar keluar juga dengan mengenakan handuk kimono. “Kemarilah Mawarku!! Aku sudah tidak sabar mencium harum tubuhmu!!!” ungkap Purnomo. Mawar masih malu duduk di tepian ranjang menundukkan kepala, lalu Purnomo menghampirinya. Kemudian dia mengangkat dagu Mawar untuk membuat sejajar dengan matanya. “Kamu manis sekali!! Kulit sawo matang yang kau miliki membuatmu terlihat eksotis,” bual Purnomo. Purnomo mencium bibir Mawar, dia melepas tali kimono yang dikenakan Mawar. Sontak dia menarik handuk itu dan melemparkan handuk ke lantai. Purnomo melepas pakaiannya sendiri dengan terburu-buru, lalu dia membaringkan tubuh Mawar dan dia menikmati aset Mawar yang masih kencang dengan cara mendaratkan ciuman brutalnya. Penyatuan itu dia laku
Mawar tidak pulang semalam, dia memilih untuk tidur di hotel setelah melayani Purnomo. Pagi ini dia ingin seperti orang kaya, sarapan enak di hotel mewah. Setelah dia selesai mandi, dia segera turun ke restoran. “Wahh!!! Semua makanan ini terlihat enak!!” seru Mawar. Mawar sedang berdiri di depan menu prasmanan yang tersedia di hotel. Berbagai hidangan tersaji diatasnya seperti, daging steak, roti croisant, spageti, kepiting lada hitam dan masih banyak lagi. Mawar mengambil 3 steak daging, 2 gelas jus jeruk dan tidak lupa nasi. Dia sangat tidak sabar untuk merasakan makanan tersebut. “Bagaimana cara makannya? Susah sekali daging ini dipotong!!” gumam Mawar. Bodohnya, Mawar tidak mengambil pisau peralatan makan untuk menu daging. Dia hanya mengambil sendok dan garpu. Karena daging sapi yang begitu tebal serta alot memerlukan pisau untuk memotongnya, akhirnya dia memilih untuk menggigitnya saja. Para tamu hotel melihat
Anthony sudah kembali bekerja, setelah kematian neneknya dia hanya izin tidak bekerja selama satu hari dan hari ini dia masuk. “Ton, turut berdukacita ya atas kematian nenekmu. Kemarin aku tahu dari supervisor serta bertanya kepadanya kenapa kamu tidak masuk, dan aku minta maaf jikatidak bisa datang ke rumahmu,” ungkap Jarot. “Iya, nggak papa, Rot,” timpal Anthony tersenyum, dia tengah beristirahat makan siang bersama Jarot. “Ton, kamu dengar tidak? Junet dapat promosi sebagai HRD. Pak Purnomo sendiri yang mengatakannya, sekarang dia sangat sombong sekali,” “Aku heran, orang kayak dia bisa dapat promosi padahal aku lihat dia kerjanya malas-
“Cepat periksa Anthony!! Cari di dalam tasnya juga!!” pinta Polisi Senior.“Siap Pak, laksanakan!” jawab Polisi Junior.Polisi menggeledah tas maupun saku Anthony, tapi dia tidak menemukan bukti itu.“Lapor Pak!! Saya tidak menemukan bukti!!” kata Polisi Junior.“Anda tidak akan menemukannya Pak, karena saya tidak menggunakan uang itu sepeserpun,” sanggah Anthony.“Bohong Pak!! Jangan percaya dia, mungkin saja sudah dia habiskan!!” protes Junet.“Uang itu ada di laci meja ruang manager, Pak. Silahkan periksa saja!!” saran Anthony.Polisi Junior itu menatap Polisi Senior, lalu Polisi Senior mengangguk tanda memberi izin untuk menggeledah ruang manager.Purnomo mengikuti Polisi Junior itu ke ruang manager, dia juga
Ketegangan di ruang istirahat berakhir dengan Junet yang dibawa ke kantor polisi. Para karyawan terkejut melihat kejadian yang berbalik ke Junet, mereka tidak menduga akan hal itu. “Ton, aku balik duluan ya. Ada menu tamu yang belum aku masak,” kata Koki. “Iya, Pak. Sekali lagi terimakasih ya, Pak,” ungkap Anthony. Koki itu tersenyum sambil mengangguk, lalu dia berlalu meninggalkan Jarot. Dia juga tidak lupa untuk mengingatkan Jarot segera kembali. Anthony berjalan keluar ruang istirahat bersama Jarot, tapi dia dihadang oleh karyawan yang menyampaikan pesan. “Ton, kamu diminta untuk datang menemui pak Purnomo di ruang manager,” kata karyawan, lalu dia pergi begitu saja. “Pak Purnomo itu kenapa lagi? Bukannya urusan sudah beres ya?” gerutu Jarot. “Entahlah!! Aku akan cari tahu deng
“Assalamualaikum,” sapa Anthony sambil membuka pintu. Anthony sadar betul tidak akan ada yang menjawab salam yang dia ucapkan, tapi dia tetap melakukannya dan membayangkan nenek tersenyum menyambut kedatangannya. Anthony memasuki rumah sunyinya, lalu dia menyandarkan diri ke kursi yang terbuat dari anyaman rotan. “Hah!!! Capek sekali hari ini!!!” gumam dia sambil menengadahkan kepala melihat genting tua rumah Yasmini. “Sepi sekali!! Aku belum terbiasa dengan keadaan seperti ini!!” Anthony mengeluh, setiap kali masuk ke dalam rumah Dia pasti kembali merasa sunyi, entah apa yang barusan dia alami di luar itu tidak mengubah kenyataannya. Akhirnya suara nyaring dering telepon Anthony yang ketinggalan zaman berhasil memecahkan keheningan malam itu. Anthony segera mengambil ponsel, lalu dia mengangkat panggilan telepon ters
“Apa yang kalian cari??” Jika harta, kalian salah tempat,” kata Anthony dengan sangat jelas.Mereka saling tatap, Anthony masih waspada terhadap gerak-gerik mereka. Karena salah satu dari mereka membawa senjata api.Aku harus tetap tenang untuk bisa mencari kelemahan mereka, batin Anthony.“Jangan hiraukan dia!! Cepat geledah seluruh sudut dirumah ini!!” seru ketua dari orang berpakaian serba hitam itu.Tiga orang dari mereka mengangguk, lalu menyebar ke seluruh ruangan untuk mencari benda berharga. Di rumah Anthony tidak ada televisi, emas, bahkan HP Anthony pun ketinggalan zaman. Yasmini hanya memiliki radio baterai berwarna hitam punya orang dulu-dulu.Anthony melirik ketika salah satu dari mereka masuk ke kamar neneknya. Sekitar 5 menit di dalam kamar Yasmini, tapi mereka tidak menemukan apa-apa.Syukurlah