Ketegangan di ruang istirahat berakhir dengan Junet yang dibawa ke kantor polisi. Para karyawan terkejut melihat kejadian yang berbalik ke Junet, mereka tidak menduga akan hal itu.
“Ton, aku balik duluan ya. Ada menu tamu yang belum aku masak,” kata Koki.
“Iya, Pak. Sekali lagi terimakasih ya, Pak,” ungkap Anthony.
Koki itu tersenyum sambil mengangguk, lalu dia berlalu meninggalkan Jarot. Dia juga tidak lupa untuk mengingatkan Jarot segera kembali.
Anthony berjalan keluar ruang istirahat bersama Jarot, tapi dia dihadang oleh karyawan yang menyampaikan pesan.
“Ton, kamu diminta untuk datang menemui pak Purnomo di ruang manager,” kata karyawan, lalu dia pergi begitu saja.
“Pak Purnomo itu kenapa lagi? Bukannya urusan sudah beres ya?” gerutu Jarot.
“Entahlah!! Aku akan cari tahu deng
Selamat malam kakak, selamat menikmati
“Assalamualaikum,” sapa Anthony sambil membuka pintu. Anthony sadar betul tidak akan ada yang menjawab salam yang dia ucapkan, tapi dia tetap melakukannya dan membayangkan nenek tersenyum menyambut kedatangannya. Anthony memasuki rumah sunyinya, lalu dia menyandarkan diri ke kursi yang terbuat dari anyaman rotan. “Hah!!! Capek sekali hari ini!!!” gumam dia sambil menengadahkan kepala melihat genting tua rumah Yasmini. “Sepi sekali!! Aku belum terbiasa dengan keadaan seperti ini!!” Anthony mengeluh, setiap kali masuk ke dalam rumah Dia pasti kembali merasa sunyi, entah apa yang barusan dia alami di luar itu tidak mengubah kenyataannya. Akhirnya suara nyaring dering telepon Anthony yang ketinggalan zaman berhasil memecahkan keheningan malam itu. Anthony segera mengambil ponsel, lalu dia mengangkat panggilan telepon ters
“Apa yang kalian cari??” Jika harta, kalian salah tempat,” kata Anthony dengan sangat jelas.Mereka saling tatap, Anthony masih waspada terhadap gerak-gerik mereka. Karena salah satu dari mereka membawa senjata api.Aku harus tetap tenang untuk bisa mencari kelemahan mereka, batin Anthony.“Jangan hiraukan dia!! Cepat geledah seluruh sudut dirumah ini!!” seru ketua dari orang berpakaian serba hitam itu.Tiga orang dari mereka mengangguk, lalu menyebar ke seluruh ruangan untuk mencari benda berharga. Di rumah Anthony tidak ada televisi, emas, bahkan HP Anthony pun ketinggalan zaman. Yasmini hanya memiliki radio baterai berwarna hitam punya orang dulu-dulu.Anthony melirik ketika salah satu dari mereka masuk ke kamar neneknya. Sekitar 5 menit di dalam kamar Yasmini, tapi mereka tidak menemukan apa-apa.Syukurlah
“Selamat malam semua istriku, kenalkan ini adalah Mawar,” ucap Purnomo dengan senyum khasnya. Hah!!! Istrinya 2?? Gila benar bandot tua itu!! Batin Mawar. Purnomo menggandeng Mawar, lalu menarik kursi untuk ditempati Mawar. Purnomo dan Anita masih berdiri, lalu Anita menghampiri suaminya. Anita menarik lengan Purnomo menjauhi meja makan. Setelah sampai di depan pintu rumah, lalu dia berkata, “Mas, siapa wanita itu?” “Tamu Sayang, kamu duduklah kembali ke meja makan,” pinta Purnomo. “Tamu siapa? Kok aku tidak mengenalnya? Kenapa kalian bisa datang bersama?” Anita masih butuh penjelasan, dia bertanya sampai benar-benar mengerti. Perasaannya sudah tidak karuan, ketika melihat wanita muda seumuran dengan Vanya. Dia juga tidak mau berpikiran terlalu jauh sebelum mendengarnya sendiri.
“Ehmm!!! Senang rasanya bisa menghirup udara segar dengan bebas!!” gumam Vanya sambil menarik napas dalam-dalam. Vanya keluar dari mobil, lalu dia berjalan menuju ruang manager. Setelah semalam di rumah Purnomo gonjang-ganjing, Vanya menikmati cela kebahagiaan yang dia dapat dari masalah tersebut. Tidak dipungkiri Vanya merasa sedikit lega, dia berharap Purnomo segera menceraikannya dan terlepas dari pernikahan yang membuatnya tertekan. Di sisi lain dia juga merasa prihatin kepada Anita. Perasaan Vanya campur aduk, dia sampai bingung harus merasa sedih maupun senang. “Selamat pagi Bu Vanya,” sapa salah satu karyawan restoran sambil berlalu melakukan aktivitasnya. “Pagi juga,” Vanya membalas seulas senyum kepada karyawan tersebut. Dia sangat merindukan restoran, sudah berapa minggu dia tidak datang akibat penyakit asam lambung
“Awasi orang yang bernama Anthony!! Laporkan semua kegiatannya selama 24 jam penuh!!” pinta Purnomo. “Baik, Bos!!” jawab anak buah Purnomo. Purnomo sedang di kamar hotel, malam ini dia berencana tidak pulang. Dia memilih bermalam dengan Mawar. Sedangkan Mawar masih di kamar mandi, dia minum pil KB sebelum melakukan hubungan tersebut. “Malam ini hari sialku!! Aku harus tidur tukang mengorok yang jorok itu!!!” desis Mawar. “Aku ingin melakukan ini dengan cepat!!” gumam Mawar. “Sayang!! Cepatlah!! Aku sudah tidak sabar untuk merengkuh tubuhmu!!” teriak Purnomo dari kamar. “Iya, aku akan datang!!” jawab Mawar. Mawar pun keluar dari kamar mandi, dia masih memakai pakaian lengkapnya. Purnomo yang tersenyum berubah menjadi masam. “Kenapa kau masih memakai pakaianmu?” keluh Purnom
Anthony sedang sibuk memberi makan ayam, dia membeli banyak ayam negeri untuk diternak baik itu telur maupun daging ayamnya. Uang dari Yasmini sudah Anthony amankan ke bank, dia merasa tenang jika pun ada perampok seperti kemarin lagi mereka tidak akan bisa mengambil uangnya. “Kur..kur!!! Makan yang banyak ya!!” gumam Anthony senang. Pekarangan milik Yasmini cukup luas, dia membuat kandang untuk ternak ayam di kebun belakang rumah. Sebagian lahannya, Anthony membiarkan tanah itu untuk ditumbuhi pohon pisang dan beberapa jenis sayur lainnya. “Mana Sean?? Katanya mau datang ke rumah, padahal dia bilangnya sudah 3 hari yang lalu,” gerutu Anthony. Dari dalam kantong celana Anthony smartphone barunya berdering, orang yang dia pikirkan ternyata sedang menghubunginya. “Hallo!! Sean!! Gimana?? Nggak jadi mampir
Sean sudah tinggal di rumah Anthony selama 3 hari ini, dia sangat terkejut dengan perubahan yang dialami Anthony. Seperti memasak makanan yang lezat, membereskan rumah dan masih banyak lagi. Dan satu hal lagi, Anthony mau bekerja tanpa memilih jenis pekerjaannya seperti Cleaning service, atau yang sekarang usaha ternak ayam yang rela berisiko terkena kotoran ayam. “Ton, aku berangkat dulu ya?” pamit Sean, dia melihat Anthony yang sedang memberi makan ayam. “Siip!! Hati-hati di jalan,” sahut Anthony. Sean pun pergi dengan rute yang sudah dia hafal sebelumnya, dia sangat tertolong dengan tawaran Anthony untuk tinggal di rumahnya. Karena membuatnya semakin bersemangat untuk mengumpulkan modal nikah. “Wahh!! Pakan ayam sudah habis!! Sudah waktunya beli ya!!” gumam Anthony. Anthony mencuci kedua tangannya, lalu dia
“Mbak!! Buka pintunya!!” pinta Vanya lembut. Anita tidak membuka pintu, dia hanya diam tanpa ada jawaban yang keluar dari mulutnya. “Mbak Anita, jangan lah seperti ini. Aku sangat menghawatirkanmu, Mbak. Tolong buka ya!! Please Mbak!!” mohon Vanya. Anita masih tetap saja tidak mau membukakan pintu. Vanya bingung bagaimana cara membujuk Anita untuk tidak mengunci diri seperti itu. Duh!! Kenapa mbak Anita jadi uring-uringan begini?? Bagaimana aku tahu jika dia tidak membiarkan aku masuk kamar? Batin Vanya. Vanya melipat tangannya sambil bersandar di tembok kamar Anita, dia memutar otaknya untuk mencari cara. Aha!! Aku punya ide!! Batin Vanya. “Hallo!! Iya betul!! Saya istrinya Purnomo,” kata Vanya dengan sengaja mengeraskan suara sambil mendekatkan mulutnya di depan pintu. &