Di sebuah kamar hotel bintang lima, Purnomo sedang menunggu Mawar yang keluar dari kamar mandi. 10 menit sudah Purnomo menunggu, akhirnya mawar keluar juga dengan mengenakan handuk kimono.
“Kemarilah Mawarku!! Aku sudah tidak sabar mencium harum tubuhmu!!!” ungkap Purnomo.
Mawar masih malu duduk di tepian ranjang menundukkan kepala, lalu Purnomo menghampirinya. Kemudian dia mengangkat dagu Mawar untuk membuat sejajar dengan matanya.
“Kamu manis sekali!! Kulit sawo matang yang kau miliki membuatmu terlihat eksotis,” bual Purnomo.
Purnomo mencium bibir Mawar, dia melepas tali kimono yang dikenakan Mawar. Sontak dia menarik handuk itu dan melemparkan handuk ke lantai.
Purnomo melepas pakaiannya sendiri dengan terburu-buru, lalu dia membaringkan tubuh Mawar dan dia menikmati aset Mawar yang masih kencang dengan cara mendaratkan ciuman brutalnya. Penyatuan itu dia laku
Selamat malam, semoga masih setia dengan MT kakak.
Mawar tidak pulang semalam, dia memilih untuk tidur di hotel setelah melayani Purnomo. Pagi ini dia ingin seperti orang kaya, sarapan enak di hotel mewah. Setelah dia selesai mandi, dia segera turun ke restoran. “Wahh!!! Semua makanan ini terlihat enak!!” seru Mawar. Mawar sedang berdiri di depan menu prasmanan yang tersedia di hotel. Berbagai hidangan tersaji diatasnya seperti, daging steak, roti croisant, spageti, kepiting lada hitam dan masih banyak lagi. Mawar mengambil 3 steak daging, 2 gelas jus jeruk dan tidak lupa nasi. Dia sangat tidak sabar untuk merasakan makanan tersebut. “Bagaimana cara makannya? Susah sekali daging ini dipotong!!” gumam Mawar. Bodohnya, Mawar tidak mengambil pisau peralatan makan untuk menu daging. Dia hanya mengambil sendok dan garpu. Karena daging sapi yang begitu tebal serta alot memerlukan pisau untuk memotongnya, akhirnya dia memilih untuk menggigitnya saja. Para tamu hotel melihat
Anthony sudah kembali bekerja, setelah kematian neneknya dia hanya izin tidak bekerja selama satu hari dan hari ini dia masuk. “Ton, turut berdukacita ya atas kematian nenekmu. Kemarin aku tahu dari supervisor serta bertanya kepadanya kenapa kamu tidak masuk, dan aku minta maaf jikatidak bisa datang ke rumahmu,” ungkap Jarot. “Iya, nggak papa, Rot,” timpal Anthony tersenyum, dia tengah beristirahat makan siang bersama Jarot. “Ton, kamu dengar tidak? Junet dapat promosi sebagai HRD. Pak Purnomo sendiri yang mengatakannya, sekarang dia sangat sombong sekali,” “Aku heran, orang kayak dia bisa dapat promosi padahal aku lihat dia kerjanya malas-
“Cepat periksa Anthony!! Cari di dalam tasnya juga!!” pinta Polisi Senior.“Siap Pak, laksanakan!” jawab Polisi Junior.Polisi menggeledah tas maupun saku Anthony, tapi dia tidak menemukan bukti itu.“Lapor Pak!! Saya tidak menemukan bukti!!” kata Polisi Junior.“Anda tidak akan menemukannya Pak, karena saya tidak menggunakan uang itu sepeserpun,” sanggah Anthony.“Bohong Pak!! Jangan percaya dia, mungkin saja sudah dia habiskan!!” protes Junet.“Uang itu ada di laci meja ruang manager, Pak. Silahkan periksa saja!!” saran Anthony.Polisi Junior itu menatap Polisi Senior, lalu Polisi Senior mengangguk tanda memberi izin untuk menggeledah ruang manager.Purnomo mengikuti Polisi Junior itu ke ruang manager, dia juga
Ketegangan di ruang istirahat berakhir dengan Junet yang dibawa ke kantor polisi. Para karyawan terkejut melihat kejadian yang berbalik ke Junet, mereka tidak menduga akan hal itu. “Ton, aku balik duluan ya. Ada menu tamu yang belum aku masak,” kata Koki. “Iya, Pak. Sekali lagi terimakasih ya, Pak,” ungkap Anthony. Koki itu tersenyum sambil mengangguk, lalu dia berlalu meninggalkan Jarot. Dia juga tidak lupa untuk mengingatkan Jarot segera kembali. Anthony berjalan keluar ruang istirahat bersama Jarot, tapi dia dihadang oleh karyawan yang menyampaikan pesan. “Ton, kamu diminta untuk datang menemui pak Purnomo di ruang manager,” kata karyawan, lalu dia pergi begitu saja. “Pak Purnomo itu kenapa lagi? Bukannya urusan sudah beres ya?” gerutu Jarot. “Entahlah!! Aku akan cari tahu deng
“Assalamualaikum,” sapa Anthony sambil membuka pintu. Anthony sadar betul tidak akan ada yang menjawab salam yang dia ucapkan, tapi dia tetap melakukannya dan membayangkan nenek tersenyum menyambut kedatangannya. Anthony memasuki rumah sunyinya, lalu dia menyandarkan diri ke kursi yang terbuat dari anyaman rotan. “Hah!!! Capek sekali hari ini!!!” gumam dia sambil menengadahkan kepala melihat genting tua rumah Yasmini. “Sepi sekali!! Aku belum terbiasa dengan keadaan seperti ini!!” Anthony mengeluh, setiap kali masuk ke dalam rumah Dia pasti kembali merasa sunyi, entah apa yang barusan dia alami di luar itu tidak mengubah kenyataannya. Akhirnya suara nyaring dering telepon Anthony yang ketinggalan zaman berhasil memecahkan keheningan malam itu. Anthony segera mengambil ponsel, lalu dia mengangkat panggilan telepon ters
“Apa yang kalian cari??” Jika harta, kalian salah tempat,” kata Anthony dengan sangat jelas.Mereka saling tatap, Anthony masih waspada terhadap gerak-gerik mereka. Karena salah satu dari mereka membawa senjata api.Aku harus tetap tenang untuk bisa mencari kelemahan mereka, batin Anthony.“Jangan hiraukan dia!! Cepat geledah seluruh sudut dirumah ini!!” seru ketua dari orang berpakaian serba hitam itu.Tiga orang dari mereka mengangguk, lalu menyebar ke seluruh ruangan untuk mencari benda berharga. Di rumah Anthony tidak ada televisi, emas, bahkan HP Anthony pun ketinggalan zaman. Yasmini hanya memiliki radio baterai berwarna hitam punya orang dulu-dulu.Anthony melirik ketika salah satu dari mereka masuk ke kamar neneknya. Sekitar 5 menit di dalam kamar Yasmini, tapi mereka tidak menemukan apa-apa.Syukurlah
“Selamat malam semua istriku, kenalkan ini adalah Mawar,” ucap Purnomo dengan senyum khasnya. Hah!!! Istrinya 2?? Gila benar bandot tua itu!! Batin Mawar. Purnomo menggandeng Mawar, lalu menarik kursi untuk ditempati Mawar. Purnomo dan Anita masih berdiri, lalu Anita menghampiri suaminya. Anita menarik lengan Purnomo menjauhi meja makan. Setelah sampai di depan pintu rumah, lalu dia berkata, “Mas, siapa wanita itu?” “Tamu Sayang, kamu duduklah kembali ke meja makan,” pinta Purnomo. “Tamu siapa? Kok aku tidak mengenalnya? Kenapa kalian bisa datang bersama?” Anita masih butuh penjelasan, dia bertanya sampai benar-benar mengerti. Perasaannya sudah tidak karuan, ketika melihat wanita muda seumuran dengan Vanya. Dia juga tidak mau berpikiran terlalu jauh sebelum mendengarnya sendiri.
“Ehmm!!! Senang rasanya bisa menghirup udara segar dengan bebas!!” gumam Vanya sambil menarik napas dalam-dalam. Vanya keluar dari mobil, lalu dia berjalan menuju ruang manager. Setelah semalam di rumah Purnomo gonjang-ganjing, Vanya menikmati cela kebahagiaan yang dia dapat dari masalah tersebut. Tidak dipungkiri Vanya merasa sedikit lega, dia berharap Purnomo segera menceraikannya dan terlepas dari pernikahan yang membuatnya tertekan. Di sisi lain dia juga merasa prihatin kepada Anita. Perasaan Vanya campur aduk, dia sampai bingung harus merasa sedih maupun senang. “Selamat pagi Bu Vanya,” sapa salah satu karyawan restoran sambil berlalu melakukan aktivitasnya. “Pagi juga,” Vanya membalas seulas senyum kepada karyawan tersebut. Dia sangat merindukan restoran, sudah berapa minggu dia tidak datang akibat penyakit asam lambung