Home / Romansa / Mata Elang / DPO itu Jati

Share

DPO itu Jati

Author: Vellyna Yari
last update Last Updated: 2022-02-18 19:30:29

Satu hari sudah Anthony dirawat, akan tetapi tidak menunjukkan bahwa dia akan siuman. Tetesan air infus itu menjadi pemandangan yang sangat membosankan.

Vanya selalu disisi Anthony, dia membenarkan selimut, mengelap tangan serta tubuh yang tidak tertutup baju pasien dengan handuk basah dan terus berdoa agar Anthony segera sembuh.

“Vanya, istirahatlah dulu. Biar aku yang menjaganya,” kata Sean yang baru saja masuk kamar Anthony sambil membawa makanan untuk Vanya.

Vanya menoleh ke arah pintu, dia mengulaskan senyuman dengan terpaksa dan menjawab, “Aku nggak capek, Sean. Tenang saja aku kuat.”

Sean menghampiri ranjang Anthony, dia melihat Anthony cukup lama, ketika dia mengalihkan pandangan ke Vanya, Sean tertarik dengan kotak makanan yang menumpuk tinggi seperti

Vellyna Yari

Selamat malam kakak, jika kalian suka boleh dong ninggalin jejak di ulasan. Terimakasih.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mata Elang   Rujak Cingur

    Anita sudah kembali dari rumah orang tuanya, disaat rasa lelah batin dan raga bercampur jadi satu, dia semakin capek ketika melihat rumah dalam keadaan berantakan.“Mas, aku pulang!!” seru Anita sambil masuk dalam rumah dengan mengernyitkan dahi, dia bergumam, “Rumah kotor sekali!! Kemana Bibik? Apa dia tidak datang pagi ini?”Hari ini adalah hari minggu, Purnomo sedang bersantai dengan Mawar menonton film yang ada di Channel TV kabel miliknya.Mawar sedang bermanja dengan Purnomo, dia tidur di pelukan Purnomo yang bersandar di sofa empuk. Kebetulan kamar Anita melewati ruang televisi.“Anita kamu sudah pulang?” tanya Purnomo.Pemandangan apa yang baru aku lihat!! Kenapa mereka mesra di pagi hari sepe

    Last Updated : 2022-02-19
  • Mata Elang   Ciuman Manis

    “Aku dimana?? Badanku rasanya pegal semua!!” keluh Anthony, dia memandangi sekitar dan melihat Vanya yang tertidur di samping ranjangnya dalam posisi duduk dengan tangan diluruskan ke samping tangannya untuk dijadikan bantal. Anthony tersenyum sambil membelai rambut Vanya yang tergerai, dari atas terlihat garis muka Vanya yang sangat indah. “Kenapa kamu tidak pernah terlihat jelek, bahkan dari atas sini saja masih cantik,” gumam Anthony. &

    Last Updated : 2022-02-20
  • Mata Elang   Bahasa Cinta

    “Hanya kuatir saja, dia kan juga temanku,” kelit Sean sambil tertawa garing. “Ingat loh kak Sean hanya sebatas teman, kak Vanya tahu kan milik siapa?” goda Bondan, dia suka sekali menggoda Sean karena orangnya tidak bisa marah. Jika pun marah, Sean cepat sekali meredanya. “Aihhhh!!! Bocah kecil nggak usah ikut campur!!! Sini aku jitak kepala, Lu!!” ancam Sean, dia menghampiri Bondan yang terus menghindarinya. Semoga apa yang dikatakan Sean benar, aku tidak mau pertemanan kita bermasalah, batin Anthony. Jika Anthony disuruh memilih antara Vanya dan Sean, dia tidak akan sanggup memilihnya. Karena keduanya adalah orang yang sangat berharga bagi Anthony. “Kena kau!!! Hah!! Mau berapa kali dijitak!! Hahaa!!” seru Sean yang sudah mengunci leher Bondan tidak begitu erat. “Ampun, Kak. Aku hanya bercanda,” sahut Bondan. &nb

    Last Updated : 2022-02-21
  • Mata Elang   Ceraikan Aku!!

    Satu minggu sudah Anita tidak bisa menghubungi Vanya, dia sangat butuh teman disaat Mawar sudah menjadi wanita paling berkuasa di rumah Purnomo. Apalagi Mawar dalam keadaan hamil, kehamilannya itu melulu yang dia jadikan alasan sampai membuat Anita frustrasi. “Vanya!! Kenapa nomor ponselmu masih tidak bisa dihubungi?” gumam Anita, dia belum tahu jika Vanya sedang kabur dari rumah gara-gara Purnomo menyuruh Jati untuk menangkap Vanya waktu itu. “Kemana perginya ya?? Bawa mobil lagi, apa dia pergi jauh? Jika iya, kenapa dia tidak memberitahuku?” gumam Anita. Anita sedang menyiapkan makan malam, dia sedang berada di dapur memasak sayur. Sayur itu dibiarkan tanpa diberi bumbu begitu saja meskipun air sudah mendidih, Anita tidak bisa fokus memasak. Karena dia sedang memikirkan Vanya. Rumah Purnomo hanya ada dia sendiri, sedangkan Mawar pergi entah kemana, Purnomo sendiri masih d

    Last Updated : 2022-02-22
  • Mata Elang   Junet is Come Back

    “Non, kita naik motor nggak papa ya?” tanya Asep, dia sedang berjalan di samping Vanya.“Nggak papa, aku lebih suka naik motor kok!! Soalnya cepat sampainya,” jawab Vanya sambil tersenyum.“Siap, Non,” sahut Asep balas dengan senyuman juga.Mereka berdua sudah sampai di parkiran motor, Asep membawa motor Trail milik Anthony. Meskipun singkat Vanya sudah mendapatkan banyak kenangan dengan motor itu.Perjalanan menuju restoran itu cukup jauh, jalanan macet karena ada kecelakaan di perempatan lampu merah. Untungnya Asep naik motor, sehingga kemacetan itu tidak menghambat perjalanan mereka.“Itu Sep restorannya!! Yang di sebelahnya pas restoran ayam laos itu!!” seru Vanya, lalu dia menengok ke sisi kanan untuk melihat apakah masih buka, karena tinggal 15 menit lagi restoran tutup. 

    Last Updated : 2022-02-23
  • Mata Elang   Positif Thinking Berakhir Genting

    “Loh, mana Vanya, Sep?” tanya Anthony ketika Asep baru saja tiba di rumah sakit. “Aku tadi diminta non Vanya pulang dulu, Bang. Katanya dia sudah merasa aman ketika tiba di restoran masih banyak pegawai yang belum pulang,” jawab Asep, dia duduk di kursi yang tidak jauh dari ranjang pasien Anthony. “Aku tadi juga sudah bilang, Bang. Kalau ada apa-apa aku minta non Vanya untuk menghubungiku,” imbuh Asep. Anthony menepuk jidat, dia tahu jika Vanya selama beberapa hari ini tidak memegang ponsel, ketika ditanya jawabnya hilang tidak tahu kemana. “Kenapa Bang?? Apa aku melakukan kesalahan?” tanya Asep bingung saat melihat ekspresi Anthony yang seperti orang menyesal. “Pastinya Sep, kamu itu disuruh jaga non Vanya juga, malah ditinggal,” timpal Danang, lalu dia bertanya ke Anthony, “Benar begitu tidak, Bang?” “Ehmm!!! Ta

    Last Updated : 2022-02-24
  • Mata Elang   Senjata Jarum Infus

    Waktu menunjukkan pukul 23.30, tapi Vanya belum kembali juga ke rumah sakit. Anthony sudah ingin saja melepas selang infus yang berada di tangannya, lalu mencari Vanya dan mengajaknya pulang. “Vanya, kamu dimana?? Apakah terjadi sesuatu denganmu?” gumam Anthony yang tidak bisa tenang menunggu kedatangan Vanya. Suasana malam di rumah sakit sudah sunyi dimana petugas setengahnya sudah beristirahat, pengujung juga berkurang. Hanya pasien yang merasa tidur tidak nyaman walaupun harga sewa kamarnya melebihi harga sewa hotel. “Vanya!! Vanya!! Padahal aku sudah mencegahmu tadi, baru saja kita bisa bersama kenapa pasti ada saja rintangan,” gerutu Anthony yang kadang merasa lelah harus berhadapan dengan Purnomo lagi dan lagi. “Aku tidak boleh tinggal diam sebelum kesalahan fatal terjadi,” gumam Anthony, dia pun melepas jarum infus yang berada di tangan dengan hati-hati sup

    Last Updated : 2022-02-25
  • Mata Elang   Kamar Nomor 919

    “Mbak, tolong kamar VIP 103 infusnya sudah habis. Tadi saya sudah memencet bel berulang kali, tapi perawat tidak kunjung datang. Tolong kesana segera ya!!!” kata wanita kepada perawat yang ruangannya tidak jauh dari ruang administrasi. Anthony yang masih berada di meja administrasi itu menoleh ke wanita yang sedang komplain, dia seperti melihat seseorang yang dikenalnya. Ketika wanita itu hendak kembali ke kamar pasien, Anthony segera mengikutinya dari belakang. “Mbak!!!” panggil Anthony. Wanita itu menoleh, dia terkejut melihat Anthony dan bertanya, “Kamu?? Pri tampan temannya Vanya ya?” “Iya Mbak, saya Anthony. Siapa yang sakit, Mbak?” tanya Anthony balik.

    Last Updated : 2022-02-26

Latest chapter

  • Mata Elang   Sah!! Bahagia Semua

    “Ya ampun!! Kasihan sekali orang tua mempelai wanita,” kata ibu Bondan seperti mewakili sebagian besar pertanyaan tamu yang lain.“Kita tidak tahu duduk perkaranya, Buk. Jangan berkomentar dulu, kita lihat saja,” timpal Bondan.Suasana tegang itu masih berlangsung, penghulu yang ada disana juga masih menyaksikan sampai lupa tujuannya datang di acara Anthony hari ini.Airmata Vanya mengalir deras, memalingkan muka tidak kuat untuk melihat kedua orang tuanya. Hatinya masih keras sampai tangannya disentuh oleh Dylano dengan tinggi hampir menyamainya.“Kak Vanya apa kabar? Dylano merindukan kakak,” ungkap Dylano yang menggenggam tangan Vanya.Anthony melepas rangkulannya, dia membantu Sonya

  • Mata Elang   Pertemuan Keluarga Kencana

    Hari bahagia Vanya dan Anthony tiba, mereka menggelar acara resepsi di outdoor sebuah danau yang suasananya mirip puncak. Semua sudah sibuk dengan tugas masing-masing, memanglah tidak banyak tamu yang mereka undang. Hanya kalangan teman Anthony seperti Danang bersama keluarganya, Bondan, Asep, Jon juga begitu.Tidak terkecuali dengan Junet dan kepala koki, semua nampak bahagia menunggu acara pernikahan itu dimulai.Bukit ditumbuhi berbagai pohon yang diantaranya pinus terlihat segar, lantai beralaskan rumput didekor sedemikian cantik khas ala pengantin. Tidak luput kursi pengantin lengkap dengan meja untuk melakukan akad nikah.“Wahhh!!! Lihat Anthony sudah datang!!” seru Junet berdecak kagum, dia melihat ketampanan Anthony keluar dengan balutan setelan jas hitam dengan dasi kupu

  • Mata Elang   Mobil Impian

    “Kak, kemana kak Sean?? Kenapa selama 3 hari aku tidak melihatnya?” tanya Bondan, dia sedang menyerahkan laporan keuangan kepada Anthony.Anthony masih belum menjawab, dia mengamati hasil laporan tersebut yang profitnya 3 kali lipat dari bulan-bulan sebelumnya.“Ini benar laporan bulan ini, Ndan?” tanya Anthony mengalihkan pembicaraan tentang Sean.Malam itu Anthony tidak berhasil menemukan Sean, ketika dia berhenti di pangkalan ojek sudah tidak melihat siapa-siapa lagi. Anthony juga berusaha menghubungi nomor ponsel Sean, bahkan pergi ke tempat kerjanya, akan tetapi dia juga tidak menemukannya.“Benar Kak, aku sudah menelitinya sampai 3 kali, ternyata ada peningkatan saat kita setor kardus dan dupleks, sedangkan di gud

  • Mata Elang   Pertikaian Antara Anthony dan Sean

    Seminggu setalah pesta kecil malam itu, Anita mendapatkan sebagian harta milik Purnomo yang terbukti aman dari penggelapan pajak, berupa rumah dan tanah, kecuali semua bisnis dan rekening bank untuk transaksi korupsi.“Ibu Anita, anda yang masih berstatus menjadi istri sah pak Purnomo, semua harta yang bersih ini jatuh ke tangan anda, silahkan tandatangani diatas surat kuasa ini,” kata pengacara keluarga Purnomo.Anita tersenyum sambil menerima surat yang disodorkan pengacara, dia tenang karena masih beruntung mendapatkan sedikit harta untuk mengurus kedua orang

  • Mata Elang   Sean Menyatakan Perasaan

    “Pengacara senior Jocelyn menunjukan eksistensinya, dia kembali melaporkan tersangka dengan kasus berlapis yang dilakukan oleh seorang pejabat pemerintahan terjerat banyak kasus berat diantaranya penggelapan pajak, kasus korupsi, kekerasan dengan istri-istrinya yaitu Purnomo harus rela dicopot dari jabatannya dan menjalankan sidang untuk menunggu vonis hukumannya.”“Kami berhasil mewawancarai singkat saksi kasus korupsi yang sedang menjerat Purnomo. Simak wawancara eksklusif kami,” kata pembawa berita.“Selamat malam bapak Avan, terimakasih sudah bersedia diliput di acara televisi kami. Menurut keterangan dari penyidik anda adalah orang yang dengan kesukarelaan mengajukan diri sebagai saksi, apakah anda mengetahui perbuatan Purnomo secara langsung?” tanya pembawa berita.&nbs

  • Mata Elang   Pertunjukan untuk Purnomo

    Arka tahu ketika Mawar digotong masuk kamar yang sama dengannya, dia tidak bisa mengumpat lantaran mulutnya tersumpal serta tertutup lapban.Asep tertawa melihat penderitaan Arka, dia sudah sangat menantikan penderitaan di wajah lain, yaitu wajah Purnomo.Sebuah pisau tajam di lemparkan Anthony tepat di belakang tangan Arka yang terikat, lalu dia berbicara, “Akhiri sandiwaramu dan akui bahwa anak dalam kandungan Mawar itu adalah anakmu!!”“Aku beri kau kesempatan untuk melepaskan ikatan dengan pisau itu!! Jika kau bisa keluar dari sini, aku biarkan kau bisa hidup bahagia bersama Mawar,” ungkap Anthony.“Ugh!!! Ugh!!” Hanya suara itu yang keluar dari mulut Arka, dia tidak berdaya dan membiarkan Anthony beserta anak buahnya pergi

  • Mata Elang   Pesan Mawar

    Rencana berikutnya adalah menculik Mawar, di dalam perjalanan menuju rumah Purnomo Anthony tidak menjawab serius pertanyaan Vanya, alhasil Vanya cemberut saja sambil menyilangkan kedua tangannya.“Bagaimana semalam?? Apakah tidurmu nyenyak?” tanya Anthony sambil melirik Vanya, lalu dia kembali memandang jalan.Anthony kembali menoleh untuk melihat Vanya, karena dia tidak kunjung berbicara. Anthony gemas setiap melihat tingkah laku Vanya, pengennya dia peluk dan ciumi.“Sayang, jangan cemberut gitu!! Nanti kamu tambah cantik loh!!” bual Anthony sambil membelai pipi Vanya.Vanya tampak menahan senyum, lalu dia kembali cemberut lagi untuk meneruskan sandiwaranya. Anthony semakin kuatir ketika rayuan tidak mempan membuat suasana

  • Mata Elang   Cowok Modis.

    “Siapa kalian?” teriak Arka yang berjalan mundur masuk rumah sewa.Arka panik luar biasa dimana tidak ada yang bisa dilakukan, dia sudah melawan 2 orang berwajah seram itu, akan tetapi dia kalah. Mau minta tolong juga tidak ada orang, karena rumah sewanya berada di pinggir sungai besar pengairan kota yang kebetulan tetangga kanan kirinya adalah karyawan dengan jam lembur tinggi.“Berlutut!!! Dan jangan melawan jika kamu tidak pengen lecet!!” perintah seorang pria.Arka yang ketakutan ini segera berlutut berharap dia tidak kena pukul, tindakan yang naif itu membuatnya pingsan ketika salah seorang memukul tengkuknya. Dia jatuh tergeletak di lantai dingin begitu saja.&ldqu

  • Mata Elang   Foto Skandal

    Purnomo kembali dari mencari makan siang, suasana yang dia tangkap sanggatlah ganjil. Semua staff memandanginya sambil berbisik bahkan terdengar kata-kata pedas yang terucap.“Itu ya pejabat yang suka pencitraan itu!!! Ahh!!! Pantas saja kariernya cemerlang, lah semua pakai duit!!”“Ssstt!!! Kecilkan suaramu!!” timpal staff pembantu wanita.Purnomo menoleh ke arah 2 staff wanita dengan tersenyum, akan tetapi dia tidak mendapatkan balasan yang diharapkan, bahkan 2 staff itu segera kabur menjauhi Purnomo.Ketika Purnomo berjalan semakin dalam masuk kantor, dia bertemu pejabat yang lain dan sering ngobrol ringan bersama seperti layaknya teman.“Hai!! Pak Herman!! Bagaimana makan siangnya?? Apakah tadi makan soto babat langganan?” tanya Purnomo dibuat seriang mungkin kepada pejabat divisi la

DMCA.com Protection Status