Beranda / Romansa / Mas Ganteng / Bab 46. Flasdisk ini masih belum saatnya jatuh ke tanganmu, Mas

Share

Bab 46. Flasdisk ini masih belum saatnya jatuh ke tanganmu, Mas

Penulis: Eka Bakti
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-15 12:09:22

Suara tembakan dan kaca pecah itu sudah pasti menarik perhatian penghuni isi rumah, terutama para body guard. Tentu juga menarik perhatian Dego.

“Rum!” teriak Dego terkejut mendengar suara tembakan dan kaca pecah itu.

Dua body guard penjaga halaman belakang langsung menoleh ke asal suara itu berasal. Mereka mendapati laki-laki bertopeng terjungkal di rerumputan. Dengan segera mereka berlari menghampiri.

Menyadari itu Rumi langsung beranjak sebelum dua body guard tersebut me

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mas Ganteng   Bab 47. Justru penjahat seperti kita ada karena hukum negara yang nggak berpihak

    “Seharusnya kalian itu bilang kalau membuat rencana kayak begini. Tahu begini kan gue bisa langsung masuk mobil sendiri.” Rumi menendang pantat Kris, Boni dan Dego secara bergantian.“Ya kan … kapan lagi gue bisa mukul lo, Bro.” Kris mengumpat tawa saat berhasil diapit Rumi.Lalu suara tawa berhamburan menggeluti mereka berempat.Iya, dua laki-laki yang membawa Rumi saat itu adalah Kris dan Boni. Diam-diam tanpa sepengetahuan Rumi, Dego telah mempekerjakan mereka sebagai agen rahasia. Tentu saja mereka berdua akhirnya tahu, sosok di balik Mas Ganteng.“Jadi ini sosok di balik raja judi berkode nama Mas Ganteng itu?” Kris memandangi Rumi.“Kenapa eman

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-16
  • Mas Ganteng   Bab 48. Bunga lavendernya buat aku

    Seikat bunga lavender tampak menggantung di bilik telepon merah. Seseorang dipastikan sengaja meletakkannya di sana untuk perempuan penghuni perpustakaan tua berjulukan Putri Tidur.Siapakah seseorang yang sengala meletakan bunga lavender tersebut?Pagi-pagi sekali seperti biasa, Opung akan memungut koran langganannya di kotak surat. Ketika itu dia mendapati seikat bunga lavender tanpa nama pengirim menggantung di bilik telepon merah. Tentu saja kemunculan bunga levender itu membuatnya bertanya-tanya.“Kok ada bunga lavender di sini? Dari siapa? Perasaan hari ini aku dan Gerta belum ke pasar pinggiran.” Opung bertanya pada dirinya sendiri seraya celingukan ke sekitar.Tak mendapati seseorang, Opung kemudian memutuskan melangkah mas

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-16
  • Mas Ganteng   Bab 49. Buku itu membahayakan identitas Gerta

    Di tengah-tengah menikmati sarapan, tiba-tiba tayangan berita dari televisi mengalihkan Opung dan Gerta.“Kabar duka tengah menyelimuti ibu kota sejak dini hari tadi. Salah seorang perwira tinggi kepolisian ibu kota bernama Jenderal Qomar ditemukan tak bernyawa di ruangan kerjanya seusai melakukan rapat direksi. Penyidik menemukan bekas suntik di tengkuk lehernya dan menemukan barang bukti berupa jarum suntik yang tergeletak di TKP. Kepolisian penyidik kemudian menyimpulkan kematiannya adalah pembunuhan yang disengaja. Namun, untuk mengetahui penyebab dari kematiannya, saat ini masih menunggu hasil otopsi dari rumah sakit. Saat ini penyelidikan masih berlangsung di TKP untuk pencarian bukti-bukti baru.”Gerta dan Opung menganga terkejut mendengar berita duka tersebut.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-16
  • Mas Ganteng   Bab 50. Lagi jatuh cinta 'kan?

    Dego menganga mengamati sikap aneh Rumi. “Gerta? Gimana lo tahu kalau Putri Tidur itu namanya Gerta? Lo kan masih baca bukunya sampai di bab dua.” Dia memandangi buku yang dipegang Rumi masih membuka halaman bab dua.Rumi menelan ludah.Kecurigaan Dego pun semakin menjadi. “Nama Gerta muncul di bab lima loh, Rum. Lo juga baru sepuluh menit baca. Nggak mungkin lo bisa secepat itu membaca.”“Cara baca gue memang cepat, kok. Nggak kayak lo.” Rumi berkilah.“Yakin? Gue nggak percaya. Seumur-umur gue kenal lo, gue nggak pernah lihat lo baca buku.” Dego menatap Rumi penuh selidik.Rumi mendengkus kesal. “Gue pernah baca, kok. Lo aja yang nggak pernah

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-17
  • Mas Ganteng   Bab 51. Apa pun yang terjadi, aku akan mengambil kasus ini

    Tangan kanan Zuldan mengepal kuat, matanya memerah tak bisa membendung tangis dan napasnya tersengal oleh isak tangis. Hatinya benar-benar berkecamuk hebat. Rasanya dia ingin sekali menghancurkan sesuatu yang ada di sekitarnya. Namun, tertahan oleh rangkulan ayahnya.Baru beberapa hari kemarin Zuldan berbincang dengan Jenderal Qomar di ruangan yang saat ini ternyata telah menjadi TKP, membicarakan tentang sebuah rahasia yang belum tuntas dijelaskan. Sementara ada banyak hal yang masih ingin dia tanyakan dan ingin dia sampaikan, tetapi ….Bajingan macam apa yang sudah berani membunuhnya dengan keji? Aku pasti akan menangkapnya dengan tanganku sendiri. Pembunuh itu harus membayar perbuatannya hari ini. Zuldan akan memastikan menangkap dan mengungkap pembunuhan itu.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-17
  • Mas Ganteng   Bab 52. Alat penyadap suara

    “Ada dua kemungkinan dugaan pelakunya menurut gue. Pertama adalah pemeran utama perjudian rahasia itu. Kedua adalah rekan-rekan yang terlibat,” terka Zuldan.“Rekan-rekan yang terlibat? Gimana bisa? Pak Qomar aja memutuskan menyerahkan diri dengan bungkam.” Hanan tak mengerti.Zuldan mengernyit. “Tapi nggak ada yang tahu Pak Qomar akan menyerahkan diri, Han. Kecuali lo sekarang ini.”“Brarti ada orang yang mengetahui rencana penyerahan diri Pak Qomar tepat setelah pengakuan Pak Qomar ke lo.” Hanan memicing menerka kemungkinan benang merahnya.“Lo udah memeriksa riwayat panggilan telepon Pak Qomar?” tanya Zuldan dengan napas memburu, seperti menemukan titik kuncinya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-17
  • Mas Ganteng   Bab 53. Siswo Barac

    “Siswo Barac.” Serempak mereka berempat dapat menebak pemilik suara tak dikenal itu akhirnya.“Akhirnya senjata kita berikutnya muncul,” ucap Rumi.Seperti yang sudah direncanakan Rumi sebelumnya, jika dia akan membuat senjata berikutnya lewat penyelundupannya ke rumah Soebahir. Senjata itu rupanya sudah berhasil tercipta saat ini—rekaman yang akan menjadi harga mati berikutnya Soebahir dan Siswo Barac.“Tapi …gimana Siswo Barac bisa mengetahui situs perjudian ini? Siswo Barac kan nggak ada dalam daftar orang-orang yang terlibat dalam perjudian ini,” tanya Boni.Benar, dalam daftar orang-orang yang terlibat perjudian di situs MG, nama Siswo Barac tidak ada di dalamnya. Lalu bagaimana Siswo Barac

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-18
  • Mas Ganteng   Bab 54. Momen romantis di balik gerimis

    Hari itu perjumpaan kembali terjadi. Rumi memenuhi janjinya untuk menemui Gerta. Kali ini keadaan tampak berbalik di pasar pinggiran—Rumi terlihat asyik mengintip Gerta di sela-sela kerumunan orang dengan senyum yang tak lepas dari wajah tampannya.Rumi tampak berjalan membelah kerumunan dari arah Timur, sedangkan Gerta berjalan membelah kerumunan dari arah Barat. Mereka berjalan berlawanan dengan saling pandang dan senyum malu-malu.Masih seperti biasa, Gerta pun selalu cantik dengan gaun putihnya. Kali ini dia memakai shift dress putih sepanjang lutut. Dia juga sudah mulai menyukai keramaian pagi di pasar pinggiran. Suara orang sahut menyahut dan kerumunan orang membuatnya seperti menemukan kebebasannya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-18

Bab terbaru

  • Mas Ganteng   Bab 101. Kembalikan adik perempuan saya

    Sesampainya di rumah, Rumi langsung disambut ceria Gerta dan Ira yang sudah menantikan makanan yang dibawanya.“Akhirnya datang juga.” Ira langsung mengambil bingkisan itu di tangan Rumi. “Mis udah buatkan kamu kopi. Masuk, masuk,” ucapnya hangat menyambut kepulangan Rumi.Gerta langsung memeluk Rumi. “Lama banget sih kamu pulangnya?”Rumi tersenyum. “Antri beli waffle pesanan kamu.”“Makasih ya.” Gerta tersenyum manja.“Sama-sama.”“Yok, kita makan bareng-bareng sambil nonton TV. Ada acara bagus banget.” Gerta langsung merangkul lengan Rumi dan menggiringnya ke sofa.

  • Mas Ganteng   Bab 100. Gandara Barac

    Rumi tampak gelisah di sepanjang jalan pulang usai membeli dua wadah gelato pesanan Gerta dan Ira. Dia masih tak berhenti memikirkan, siapa dari orang-orang ibu kota yang berani mengusiknya lagi. Terlebih sampai memasang wajahnya ke khalayak umum dengan embel-embel seorang buronan.Berkali-kali Rumi mengembuskan napas sesal memandangi portal berita di ponselnya yang memang terang-terangan menampilkan wajah aslinya. Jika dulu dia bisa bersembunyi di balik sosok Mas Ganteng, kini sudah tidak bisa lagi.Jika benar orang-orang berengsek di ibu kota itu masih tersisa, bearti kejahatan itu juga masih belum selesai. Mau tidak mau pasti akan menyerat Rumi dan rekan-rekannya pada masalah baru.Sebuah panggilan dari Gerta masuk ke layar ponsel, membuat Rumi langsung mengangkatnya. “Iya,&rdquo

  • Mas Ganteng   Bab 99. Kejahatan yang masih belum selesai

    Setelah dipastikan Gerta hamil, dengan senang hati Rumi menawarkan diri mengurus urusan dapur dengan dibantu Ira. Menyiapkan makanan untuk istri yang sedang hamil memberikan rasa senang dan kepuasan dalam diri Rumi. Terlebih dia bisa memastikan makanan-makanan yang dikonsumsi istri dan anaknya adalah makanan yang sehat.“Itu tumis dulu bawang putihnya. Jangan dimasukkan dulu potongan sayurnya.” Ira hanya bersedekap di sebelah Rumi, tampak seperti seorang pemandu.Rumi mengikuti arahan Ira dengan gerakan pelan menumis bawang putih. “Udah belum ini?”“Belum. Belum juga semenit numisnya. Tunggu sampai bawang putihnya layu kecoklatan.”Gerta yang turun tangga dengan langkah pelan agar tak menimbulkan suara kemud

  • Mas Ganteng   Bab 98. Bulan ini udah datang bulan belum?

    Sepekan menikmati musim dingin di Kanada, kini Gerta telah kembali ke Wina yang masih berlangsung musim panas. Perempuan yang sejak pagi sudah sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan itu tampak pucat, tak seperti biasanya. Sejak bangun tadi dia merasakan pening dan sempat muntah.“Gerta, kamu kenapa?” Ira datang menatap wajah pucat Gerta.Gerta menggeleng. “Nggak papa, Mis. Mungkin kecapekan aja setalah dari Kanada. Karena di sana lagi musim dingin.”“Rumi! Rumi!” panggil Ira.“Mis, aku nggak papa. Jangan bangunin dia, dia juga pasti kecapekan,” larang Gerta memelas.Ira mengembuskan napas berat. “Ya udah, kalau begitu biarkan Mis yang masak. Ka

  • Mas Ganteng   Bab 97. Couple dansa

    Sebuah kedai kopi tampak indah oleh bunga-bunga rustic di sepanjang pintu masuk yang membantang karpet merah. Di dalam ruangan dipenuhi orang-orang berpakaian formal yang sudah siap menyambut acara. Tampak beberapa barista di balik meja panjang menunjukkan kemampuannya berseni di dalam cangkir kopi. Membuat banyak pasang mata menatap penuh kagum.Ya, pembukaan kedai kopi milik Dego digelar bersamaan dengan pesta pernikahannya. Beberapa rekan seprofesi yang datang ada yang sekalian menjaring kerja sama. Tidak ketinggalan juga Boni dan Kris yang lagi-lagi tampak gagah dengan setelan jas mahal.“Ini adalah kali kedua gue bisa memakai jas mahal ini di acara pernikahan.” Kris membenarkan letak dasinya.

  • Mas Ganteng   Bab 96. Buat simulasi kalian juga sebelum punya anak

    Satu bulan kemudian Rumi menepati janjinya untuk berkunjung ke Kanada mengunjungi keponakannya. Kedatangannya bersama Gerta disambut begitu hangat oleh Vania, terlebih Kian yang sudah lama menantikan kedatangan omnya.“Om Rumi!” seru Kian yang langsung berlari memeluk Rumi.“Halo, Kian. Apa kabar kamu?” Rumi balas memeluk keponakannya itu.“Baik, dong. Om Rumi janji akan nginap di sini ‘kan?” tanya Kian yang langsung menagih lagi janjinya.Rumi mengangguk. “Iya.”“Berapa lama?” Kedua mata Kian berbinar senang.Rumi tampak berpikir. “Mmm … seminggu?”

  • Mas Ganteng   Bab 95. Aku nggak mau kecupan

    Semburat cahaya orange yang menyeruak masuk di balik gorden putih yang tersibak separuh membuat Rumi membuka mata. Kedua tangannya masih merengkuh tubuh polos di balik selimut putih yang masih terjaga begitu nyaman. Wangi rambut panjang tergerai dan tubuh polos beraroma mawar itu begitu memabukkannya. Membuatnya tak pernah berhenti mencumbu.Rumi bergerak mengecupi pundak polos itu seraya menyibak rambut panjang tergerai itu. Setelahnya mengecupi sepanjang leher dan daun telinga mungil itu hingga membuat pemilik tubuh polos itu menggeliat.Gerta membalikkan tubuh dan mendapati Rumi mengecupi wajahnya menggoda. “Kamu udah bangun?”“Udah dari tadi. Mangkannya aku bangunin kamu.” Rumi menenggelamkan kepalanya di ceruk leher untuk mencumbu.

  • Mas Ganteng   Bab 94. Aku pengen pulang melanjutkan kegiatan kita

    Esok paginya kegiatan-kegiatan romantis menjadi pemanis kegiatan pengantin baru mereka. Gerta tampak manis mengenakan mini dress putih berpadu slippers. Sementara Rumi tampak kece dengan kaus hitam berpadu cargo pants cokelat dan sneakers. Mereka tampak satu meja menikmati hidangan Viennese breakfast yang berisi roti gulung, croissant, mentega, selai homemade

  • Mas Ganteng   Bab 93. Kamu bisa melakukan semau kamu

    Gerta mengangguk pelan.“Aku akan melakukannya pelan-palan, karena aku tahu ini adalah pertama kalinya buat kita berdua,” lirih Rumi.Gerta kembali mengangguk.“Kalau sakit, kamu bilang.”Gerta menelan ludah. “Kamu bisa lakukan semau kamu.”Rumi tersenyum. “I love you.”“I love you too.”Rumi kemudian memosisikan kepemilikannya pada lembah kenikmatan itu. Kedua tangannya memenjara kedua tangan Gerta di atas kepala. Setelahnya bergerak pelan menerobos masuk.“Ehm.” Gerta mengerang terpejam.

DMCA.com Protection Status