Beranda / Romansa / Mas Ganteng / Bab 38. Lebih kejamnya lagi kalau penjahat kayak mereka nggak bisa kita kalahkan

Share

Bab 38. Lebih kejamnya lagi kalau penjahat kayak mereka nggak bisa kita kalahkan

Penulis: Eka Bakti
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-13 09:33:39

Setiap Sabtu malam, kegiatan runtin Rumi adalah bermain tinju dengan Boni—petarung yang tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan kecil. Meskipun dia pandai dalam hal menghindar dan memukul, tetapi tidak dengan Boni yang mempunyai trik sendiri untuk mengambil umpan di setiap kesempatan sempit.

Ada hal yang menguntungkan dari bertinju, yaitu melatih ketahanan. Sebab setiap orang mempunyai daya ketahanan untuk menerima pukulan. Maka bertinju merupakan salah satu olahraga yang mengajarkan tentang bagaimana untuk terus menyerang demi bisa melindungi pertahanan.

Menjadi penjahat sangat penting memiliki kemampuan berkelahi. Mau diserang ataupun menyerang, penjahat pada akhirnya dituntut untuk bertarung.

“Dunia ini tambah kejam ‘kan? Penjahat ada di mana-mana. Ngebuat kita mau ngg

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mas Ganteng   Bab 39. Aku yang akan menemui kamu nanti

    Mendapati laki-laki tampan itu menoleh ke belakang dan menatapnya, Gerta langsung gugup dan berusaha untuk membuang pandangan. Dia ingin bersembunyi di tengah-tengah kerumunan karena merasa malu telah ketahuan, tetapi urung dia lakukan tatkala melihat laki-laki tampan itu berjalan ke arahnya.Ya, Rumi berjalan membelah lalu-lalang orang menuju sosok Putri Tidur itu berdiri. Membuat Gerta semakin terpaku.Tepat berdiri di hadapan Gerta, Rumi tersenyum. “Hai, kita bertemu lagi.”Gerta kembali menangkap tatapan menawan itu dari dekat. Tampak ramah laki-laki tampan itu. Membuat jantungnya berdegup kencang seperti gendang yang ditabuh. “Iya … hai juga,” balasnya malu-malu. Tangannya terlihat mencengkeram erat bunga lavender karena gugup.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-13
  • Mas Ganteng   Bab 40. Keserakahan memang sudah menjadi naluri manusia

    Seragam polisi berpangkat perwira tinggi tampak tertunduk tak berani menatap anak bawahannya di sebuah ruangan yang pintunya sengaja dikunci rapat-rapat dan sengaja pula dibuat kedap suara untuk melakukan pembicaraan rahasia. Jenderal tersebut hanya mampu memangku kedua tangannya yang gemetar. Tergambar jelas rasa bersalah dan penyesalan di balik wajah keriputnya yang tertunduk. Jantungnya sudah dipastikan berdegup penuh keterkejutan bercampur dengan kecemasan sejak membuka map biru di atas mejanya.“Tanpa persetujuan dari atasan saya diam-diam menyelidiki kasus ini. Kabar ini sebelumnya memang hanya selentingan, tapi saya ingin menyelidikinya sendiri sebelum orang lain mengetahui. Dan memang baru saya saja yang mengetahui bukti-bukti tersebut.” Zuldan menatap nanar jenderal berseragam polisi tersebut.Jenderal Qomar hany

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-13
  • Mas Ganteng   Bab 41. Ibu kota macam apa ini, Om?!

    Zuldan berusaha mengatur napasnya yang tersengal. “Kenapa Om memintaku untuk berhenti menangani kasus tersebut? Dan kenapa kasus serupa itu justru masuk dalam daftar bukti-bukti milik Om?”“Seberapa banyak kamu mendengar tentang perjudian itu?” tanya Jenderal Qomar memastikan.“Jadi benar … itu perjudian? Om terlibat di dalamnya?” Zuldan menatap nanar laki-laki paruh baya di hadapannya.Jenderal Qomar semakin tidak bisa menjawab.“Perjudian macam apa ini, Om?! Kenapa banyak orang yang bungkam?!” tanya Zuldan kecewa.“Om minta kamu jangan terlibat dalam kasus itu,” pinta Jenderal Qomar beranjak dan menatap penuh harap Zuldan. “

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-14
  • Mas Ganteng   Bab 42. Sebaiknya lo jangan pernah sebut dia bokap gue lagi, Go

    Sebuah flasdisk hitam ditunjukkan Dego kepada Rumi. “Ini senjata buat jaga-jaga kalau sesuatu yang buruk terjadi sama kita.”“Maksud lo? Gue jauh-jauh putar balik cuma buat flasdisk hitam itu doang?” Rumi mengernyit tak mengerti.“Keadaan situs kita genting sekarang.” Dego menatap sungguh-sungguh Rumi.Rumi yang sejak tadi kesal karena terpaksa memutar balik mobil dalam perjalanannya menemui Soebahir, kini bisa menebak, jika sesuatu yang buruk tengah terjadi lewat wajah sungguh-sungguh Dego.“Ini akan menjadi satu-satunya senjata kita, terutama senjata buat mewujudkan keinginan balas dendam lo itu.” Dego melempar flasdisk hitam itu ke arah Rumi.Rumi

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-14
  • Mas Ganteng   Bab 43. Gue nggak akan luluh cuma karena dia adalah bokap gue, Go

    Rumi dan Dego kemudian beradu pemikiran di meja kerja. Rencana yang sudah mereka susun tidak boleh berakhir berantakkan. Meksi kemungkinan-kemungkinan buruk akan selalu datang yang perlu mereka lakukan adalah membuat planning sebanyak mungkin untuk kemungkinan-kemungkinan buruk itu.Ya, Rumi dan Dego harus mengotak-atik isi kepalanya untuk mengeluarkan segala macam bentuk ide. Rencana yang dicetuskan Rumi memang memungkinan untuk menciptakan senjata baru. Namun, tentu saja sangat membahayakan Rumi yang memberanikan diri untuk bertemu Soebahir seorang diri. Sementara sosok di balik Mas Ganteng tidak boleh sampai terungkap.“Apa lo yakin bisa melakukan balas dendam ini sampai akhir?” tanya Dego mencoba memastikan keputusan Rumi sebelum te

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-14
  • Mas Ganteng   Bab 44. Bukankah dia anak laki-laki kebanggaan Anda?

    Soebahir melewati lorong menuju ruangan kerjanya—tempat yang selalu dia habiskan jika sedang di rumah. Dia masih tidak menyadari, jika di balik pintu ruangan yang dia dorong ada seorang penyusup yang tengah menunggu.Mendengar suara pintu terbuka Rumi memutar kursi dan langsung menunjukkan diri dengan gaya tengil—kaki bersila di atas meja tepat di atas tumpukkan map dan tatapan tertuju pada kadatangan Soebahir. Kemudian melambaikan tangan manyapa guna membuat Soebahir terkejut.Sadar sosok Mas Ganteng muncul di ruangan kerjanya, Soebahir langsung terbelalak terkejut. Dia menganga cukup lama. Sebab entah bagaimana caranya laki-laki yang kini menjadi musuhnya bisa masuk ke dalam ruangan kerjanya.“Mengejutkan sekali Anda bisa datang ke sini sendirian.” Soebahir menye

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-15
  • Mas Ganteng   Bab 45. Selesai sudah hidup Anda, Mas Ganteng

    Soebahir merogoh saku selana dan mengambil ponsel melakukan panggilan. “Hentikan serangan.”Mendengar itu Rumi akhirnya dapat bernapas lega.“Sepertinya kita memang harus mendiskusikan kesepakatan kita ulang,” ucap Soebahir. kembali menunjukan sikap berkuasanya, seolah-olah telah memenangkan pertarungan.Namun, sebetulnya tidak.“Tentu,” timpal Rumi dengan senang hati, yang sesungguhnya sedang menyimpan rencana berikutnya.“Oke, mereka udah berhenti menyerang. Sekarang giliran gue menyerang balik mereka karena sebagian data kita udah di tangan mereka. Gue akan melakukan selective program insertion dan mengakhirinya dengan mengirim vandal.”

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-15
  • Mas Ganteng   Bab 46. Flasdisk ini masih belum saatnya jatuh ke tanganmu, Mas

    Suara tembakan dan kaca pecah itu sudah pasti menarik perhatian penghuni isi rumah, terutama para body guard. Tentu juga menarik perhatian Dego.“Rum!” teriak Dego terkejut mendengar suara tembakan dan kaca pecah itu.Dua body guard penjaga halaman belakang langsung menoleh ke asal suara itu berasal. Mereka mendapati laki-laki bertopeng terjungkal di rerumputan. Dengan segera mereka berlari menghampiri.Menyadari itu Rumi langsung beranjak sebelum dua body guard tersebut me

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-15

Bab terbaru

  • Mas Ganteng   Bab 101. Kembalikan adik perempuan saya

    Sesampainya di rumah, Rumi langsung disambut ceria Gerta dan Ira yang sudah menantikan makanan yang dibawanya.“Akhirnya datang juga.” Ira langsung mengambil bingkisan itu di tangan Rumi. “Mis udah buatkan kamu kopi. Masuk, masuk,” ucapnya hangat menyambut kepulangan Rumi.Gerta langsung memeluk Rumi. “Lama banget sih kamu pulangnya?”Rumi tersenyum. “Antri beli waffle pesanan kamu.”“Makasih ya.” Gerta tersenyum manja.“Sama-sama.”“Yok, kita makan bareng-bareng sambil nonton TV. Ada acara bagus banget.” Gerta langsung merangkul lengan Rumi dan menggiringnya ke sofa.

  • Mas Ganteng   Bab 100. Gandara Barac

    Rumi tampak gelisah di sepanjang jalan pulang usai membeli dua wadah gelato pesanan Gerta dan Ira. Dia masih tak berhenti memikirkan, siapa dari orang-orang ibu kota yang berani mengusiknya lagi. Terlebih sampai memasang wajahnya ke khalayak umum dengan embel-embel seorang buronan.Berkali-kali Rumi mengembuskan napas sesal memandangi portal berita di ponselnya yang memang terang-terangan menampilkan wajah aslinya. Jika dulu dia bisa bersembunyi di balik sosok Mas Ganteng, kini sudah tidak bisa lagi.Jika benar orang-orang berengsek di ibu kota itu masih tersisa, bearti kejahatan itu juga masih belum selesai. Mau tidak mau pasti akan menyerat Rumi dan rekan-rekannya pada masalah baru.Sebuah panggilan dari Gerta masuk ke layar ponsel, membuat Rumi langsung mengangkatnya. “Iya,&rdquo

  • Mas Ganteng   Bab 99. Kejahatan yang masih belum selesai

    Setelah dipastikan Gerta hamil, dengan senang hati Rumi menawarkan diri mengurus urusan dapur dengan dibantu Ira. Menyiapkan makanan untuk istri yang sedang hamil memberikan rasa senang dan kepuasan dalam diri Rumi. Terlebih dia bisa memastikan makanan-makanan yang dikonsumsi istri dan anaknya adalah makanan yang sehat.“Itu tumis dulu bawang putihnya. Jangan dimasukkan dulu potongan sayurnya.” Ira hanya bersedekap di sebelah Rumi, tampak seperti seorang pemandu.Rumi mengikuti arahan Ira dengan gerakan pelan menumis bawang putih. “Udah belum ini?”“Belum. Belum juga semenit numisnya. Tunggu sampai bawang putihnya layu kecoklatan.”Gerta yang turun tangga dengan langkah pelan agar tak menimbulkan suara kemud

  • Mas Ganteng   Bab 98. Bulan ini udah datang bulan belum?

    Sepekan menikmati musim dingin di Kanada, kini Gerta telah kembali ke Wina yang masih berlangsung musim panas. Perempuan yang sejak pagi sudah sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan itu tampak pucat, tak seperti biasanya. Sejak bangun tadi dia merasakan pening dan sempat muntah.“Gerta, kamu kenapa?” Ira datang menatap wajah pucat Gerta.Gerta menggeleng. “Nggak papa, Mis. Mungkin kecapekan aja setalah dari Kanada. Karena di sana lagi musim dingin.”“Rumi! Rumi!” panggil Ira.“Mis, aku nggak papa. Jangan bangunin dia, dia juga pasti kecapekan,” larang Gerta memelas.Ira mengembuskan napas berat. “Ya udah, kalau begitu biarkan Mis yang masak. Ka

  • Mas Ganteng   Bab 97. Couple dansa

    Sebuah kedai kopi tampak indah oleh bunga-bunga rustic di sepanjang pintu masuk yang membantang karpet merah. Di dalam ruangan dipenuhi orang-orang berpakaian formal yang sudah siap menyambut acara. Tampak beberapa barista di balik meja panjang menunjukkan kemampuannya berseni di dalam cangkir kopi. Membuat banyak pasang mata menatap penuh kagum.Ya, pembukaan kedai kopi milik Dego digelar bersamaan dengan pesta pernikahannya. Beberapa rekan seprofesi yang datang ada yang sekalian menjaring kerja sama. Tidak ketinggalan juga Boni dan Kris yang lagi-lagi tampak gagah dengan setelan jas mahal.“Ini adalah kali kedua gue bisa memakai jas mahal ini di acara pernikahan.” Kris membenarkan letak dasinya.

  • Mas Ganteng   Bab 96. Buat simulasi kalian juga sebelum punya anak

    Satu bulan kemudian Rumi menepati janjinya untuk berkunjung ke Kanada mengunjungi keponakannya. Kedatangannya bersama Gerta disambut begitu hangat oleh Vania, terlebih Kian yang sudah lama menantikan kedatangan omnya.“Om Rumi!” seru Kian yang langsung berlari memeluk Rumi.“Halo, Kian. Apa kabar kamu?” Rumi balas memeluk keponakannya itu.“Baik, dong. Om Rumi janji akan nginap di sini ‘kan?” tanya Kian yang langsung menagih lagi janjinya.Rumi mengangguk. “Iya.”“Berapa lama?” Kedua mata Kian berbinar senang.Rumi tampak berpikir. “Mmm … seminggu?”

  • Mas Ganteng   Bab 95. Aku nggak mau kecupan

    Semburat cahaya orange yang menyeruak masuk di balik gorden putih yang tersibak separuh membuat Rumi membuka mata. Kedua tangannya masih merengkuh tubuh polos di balik selimut putih yang masih terjaga begitu nyaman. Wangi rambut panjang tergerai dan tubuh polos beraroma mawar itu begitu memabukkannya. Membuatnya tak pernah berhenti mencumbu.Rumi bergerak mengecupi pundak polos itu seraya menyibak rambut panjang tergerai itu. Setelahnya mengecupi sepanjang leher dan daun telinga mungil itu hingga membuat pemilik tubuh polos itu menggeliat.Gerta membalikkan tubuh dan mendapati Rumi mengecupi wajahnya menggoda. “Kamu udah bangun?”“Udah dari tadi. Mangkannya aku bangunin kamu.” Rumi menenggelamkan kepalanya di ceruk leher untuk mencumbu.

  • Mas Ganteng   Bab 94. Aku pengen pulang melanjutkan kegiatan kita

    Esok paginya kegiatan-kegiatan romantis menjadi pemanis kegiatan pengantin baru mereka. Gerta tampak manis mengenakan mini dress putih berpadu slippers. Sementara Rumi tampak kece dengan kaus hitam berpadu cargo pants cokelat dan sneakers. Mereka tampak satu meja menikmati hidangan Viennese breakfast yang berisi roti gulung, croissant, mentega, selai homemade

  • Mas Ganteng   Bab 93. Kamu bisa melakukan semau kamu

    Gerta mengangguk pelan.“Aku akan melakukannya pelan-palan, karena aku tahu ini adalah pertama kalinya buat kita berdua,” lirih Rumi.Gerta kembali mengangguk.“Kalau sakit, kamu bilang.”Gerta menelan ludah. “Kamu bisa lakukan semau kamu.”Rumi tersenyum. “I love you.”“I love you too.”Rumi kemudian memosisikan kepemilikannya pada lembah kenikmatan itu. Kedua tangannya memenjara kedua tangan Gerta di atas kepala. Setelahnya bergerak pelan menerobos masuk.“Ehm.” Gerta mengerang terpejam.

DMCA.com Protection Status