Share

Bab 39. Cobaan Berat

Penulis: Pixie
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-06 12:31:55

“Astaga, Oma? Apa yang terjadi, Vir?” seru Vela ketika mendapati sang nenek sudah berlutut di lantai. Sepupunya yang terlalu kurus itu sedang berjuang mati-matian untuk menahan tubuh Oma Stela agar tidak mendarat sepenuhnya.

“Oma mau ke toilet. Tapi tiba-tiba, jatuh begini,” terang Virgo dengan napas terengah-engah. Ketika Vela dan Eridan mengambil alih beban di tangannya, barulah perempuan itu membebaskan udara. “Ah, sakit pinggangku. Oma berat sekali.”

“Kenapa enggak panggil aku saja kalau kamu enggak kuat?” tanya Vela dengan kerut alis cemas.

“Mana kutahu kalau Oma bisa jatuh seperti itu? Kamu jangan cuma bisa menyalahkanku saja. Dari tadi, aku sudah menjaga Oma, sedangkan kamu asyik bermesraan di luar.”

Sadar bahwa ribut tidak akan menyelesaikan masalah, Vela pun mengabaikan ocehan sepupunya. Dengan hati-hati, ia membantu Eridan membawa sang nenek ke ranjang.

”Iiuuuh … disgusting!” guma

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Indah Carolina
jahat banget ya ampun ... cassie kenapa harus begitu ?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Married with My Best Friend (INDONESIA)   Bab 40. Masalahmu adalah Masalahku

    “Bagaimana hari ini, Vel? Apakah Virgo mengganggumu lagi?” tanya Eridan ketika mereka sedang makan bersama. Wanita yang sedang memutar-mutar sendoknya di atas nasi pun melirik sejenak.“Enggak,” sahutnya singkat. Ia enggan membahas tentang Sagita, khawatir jika air mata tidak mampu lagi dibendung.“Lalu, kenapa kamu murung? Dari tadi, kamu belum makan satu suap pun, sedangkan aku sudah hampir habis.”“Aku enggak lapar.”Napas Eridan pun berembus cepat. Setelah meletakkan kotak nasinya di atas meja, ia mengambil jatah Vela dan langsung menyuapinya. “Aaak ….”Vela menggeleng lalu menunduk, menyembunyikan mata merah di bawah bayang-bayang wajahnya.“Kamu marah karena aku baru datang jam tujuh malam?”“Enggak,” sahut sang istri datar. Getar suaranya tak mampu lagi ditutupi.“Kalau begitu, ada apa?”Tidak ada jawaban yang terdengar. Sang

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-06
  • Married with My Best Friend (INDONESIA)   Bab 41. Jantungku Bisa Lepas

    Seorang laki-laki berpakaian olahraga berlari menyusul perempuan berseragam serupa. Begitu tiba, tanpa ragu ia menahan lengan si gadis.“Kok kamu ikut jalan santai sih, Vel?” tanya Eridan dengan nada khawatir. Ia tidak peduli dengan gadis lain yang sedang berbisik.“Memangnya kenapa?” Vela mengerutkan alis.“Kamu kan lagi datang bulan. Kalau pingsan, bagaimana? Pas upacara yang cuma berdiri diam saja kamu sering pingsan.”Rombongan yang semula berbisik spontan memekik. “Vel, kami jalan duluan, ya. Kamu bareng sama Eri saja. Da ….” Gadis-gadis lain pun berlari meninggalkan teman mereka yang tidak dibiarkan mengejar. Dengan tampang memelas, Vela membalas tatapan sahabatnya.“Ridan, kamu jangan membuatku malu, dong.”“Lebih malu mana dibandingkan dengan pingsan di jalan? Kamu mau diangkut orang-orang pakai tandu?”“Jangan berlebihan, deh,” celetuk Vela sambil menepuk t

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-07
  • Married with My Best Friend (INDONESIA)   Bab 42. Kejujuran yang Terpendam

    Tubuh Eridan mulai merapat ke arah Vela. Semakin kecil jarak di antara mereka, semakin besar getaran dalam dada si wanita. Ketika bibir sang pria menyentuh miliknya, letupan kecil sontak melambungkan jiwa. Vela tidak sanggup memungkiri bahwa hatinya telah tunduk pada Eridan.“Engh, Ridan ….”Sang suami pun terpanggil untuk menatap kedua matanya. “Kenapa belakangan ini, pipimu cepat sekali merah?” tanya pria itu dengan senyum menggoda.“Aku juga enggak tahu. Mungkin, karena cuaca.”Setelah membunyikan tawa kecil, sang pria kembali melancarkan aksi. Vela semakin mabuk karenanya. Perlahan-lahan, pikiran wanita itu tertarik ke masa lampau, masa ketika ia pernah memiliki perasaan yang sama.*“Ayo, Vel. Kan kamu yang penasaran mau ke sini. Jangan sampai bensinku sia-sia. Perjalanan kita jauh, loh,” bujuk Eridan yang sedang berdiri di atas sebilah papan. Dengan tampang ngeri, Vela melihat

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-07
  • Married with My Best Friend (INDONESIA)   Bab 43. Tak Mau Menyerah

    “Kenapa enggak jawab? Apakah kamu mencintaiku?” Vela mengulangi pertanyaannya. Pria yang sedang membalas tatapannya pun mengerjap.“Kenapa kamu tiba-tiba bertanya begitu?” ucap Eridan seraya memasang senyuman. Ia takut jika matanya menyiratkan kejujuran.“Karena ucapanmu barusan bisa membuatku salah paham. Aku hampir mengira kalau kamu mencintaiku. Perkataanmu terlalu menyanjungku, Ridan,” terang Vela seraya menyeka air mata. “Bagus, Vela. Kamu berhasil mengendalikan situasi dengan cukup baik,” puji perempuan itu dalam hati.“Ck, apa yang kamu bicarakan? Aku hanya mengatakan yang sesungguhnya. Sudahlah, aku masuk saja. Biar aku yang memasak untuk makan malam. Kamu coba pertimbangkan data dariku itu. Siapa tahu, kamu benar-benar menemukan platform yang lebih sesuai.” Eridan langsung berdiri dan menghilang dari hadapan Vela. Si wanita hanya terdiam menatap punggungnya.“Lihatlah, Vel. Kamu menyakiti hatimu lagi,” batinnya sebelum mengembuskan napas pasrah.

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-08
  • Married with My Best Friend (INDONESIA)   Bab 44. Wanita Tercantik yang Kukenal

    Tawa Eridan sontak reda ketika Vela berlari tanpa sepatah kata. Beberapa detik kemudian, terdengar suara pintu dibanting dari arah luar. “Loh? Kenapa dia mengambek? Aku kan cuma bercanda.” Sambil bertanya-tanya, Eridan pergi menghampiri tempat persembunyian istrinya.“Vel? Kamu marah?” tanya sang pria setelah mengetuk pintu kamar mandi. Tak ada seorang pun yang menyahutnya.“Vel, aku minta maaf deh. Aku kan cuma bercanda. Jangan tersinggung, dong!” Lagi-lagi, keheningan yang menjawab. Eridan mulai mengaruk-garuk kepala. “Gawat! Dia benar-benar marah. Ck, apa yang harus kulakukan sekarang?”Setelah menimbang-nimbang sejenak, pria itu tidak lagi memanggil istrinya. Ia membiarkan Vela menyendiri hingga kemarahannya reda. Sementara itu, di balik pintu, Vela bersandar sembari mengelap air mata. Rasa dongkol telah memenuhi hatinya.“Lihatlah! Dia bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-08
  • Married with My Best Friend (INDONESIA)   Bab 45. Berjuang Demi Ridan

    “Kok bisa tidak diterima? Bukankah wawancaramu lancar dan pihak sekuritas memujimu dalam banyak hal? Ini benar-benar tidak masuk akal, Ridan,” protes Vela di depan suaminya yang memaksakan senyuman.“Sudahlah, Vel. Kita harus menerima hasilnya dengan lapang dada. Mungkin, aku memang enggak ditakdirkan bekerja di sana.”“Tetap saja, ini aneh Ridan. Kenapa mereka menolakmu kalau masih membutuhkan tenaga kerja? Lihat ini! Mereka masih memasang pengumuman lowongan kerja.” Vela menunjukkan poster dari website LMN Sekuritas.“Mungkin, mereka belum sempat menghapusnya.”“Enggak mungkin, Ridan.”“Vela, tolong jangan seperti ini. Sikapmu malah membuatku tak enak hati,” ucap Eridan mengungkapkan kejujuran. Hanya dengan dua kalimat tersebut, ia berhasil membungkam mulut sang istri. “Maaf kalau aku masih p

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-09
  • Married with My Best Friend (INDONESIA)   Bab 46. Berbuah Manis

    “Vela, kamu mau menunggu sampai kapan?” tanya Eridan sambil menekuk lutut di hadapan istrinya yang duduk di bangku panjang.“Sampai Pak Rion mau menerimamu bekerja di sini. Ini enggak bisa dibiarkan, Ridan. Ares selalu mengarang cerita yang tidak masuk akal. Aku heran kenapa orang-orang mau saja percaya padanya.”“Sst, pelankan suaramu. Enggak enak kalau sampai terdengar orang lain,” bisik Eridan seraya memeriksa sekeliling mereka.“Biarkan saja! Justru bagus kalau orang-orang mengetahui sifat aslinya.”Sang pria hanya bisa menghela napas menghadapi emosi istrinya yang berkobar terlampau besar. “Bagaimana kalau kita makan siang dulu? Ini sudah hampir jam satu, Vel. Jam istirahat kantor saja sudah hampir habis.”“Kamu saja yang makan. Aku enggak boleh pindah ke mana-mana. Kalau Pak Rion lewat ketika aku enggak di si

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-10
  • Married with My Best Friend (INDONESIA)   Bab 47. Hadir dalam Setiap Momen

    “Ridan, coba kamu pakai ini!” pinta Vela sambil memosisikan sehelai kemeja biru di depan tubuh sang suami.“Apa ini? Hadiah untukku?”“Coba saja dulu!” desak Vela sembari menarik kaus oblong sang pria. Eridan pun menurut.“Wah, pas sekali! Syukurlah,” gumam sang wanita dengan senyum kecil. Selang satu desah napas, ia memutar tubuh sang suami agar menghadap cermin. “Apa kamu suka?”Eridan mengangguk. “Suka …. Jadi, ini hadiah untukku?” tanyanya dengan sebelah sudut bibir terangkat lebih tinggi.Vela pun mengulum senyum. “Ya,” sahutnya ambigu. Nada bicaranya menyuarakan kebahagiaan sekaligus kesedihan. Sebelum sang pria mengetahui kegundahannya, ia mengerjap dan membuka kancing kemeja baru itu. “Kalau begitu, biar kucuci sekarang. Jadi, kamu bisa memakainya di hari pertama kerja besok.”“Terima kasih, Vel,” ucap Eridan tulus.“Sama-sama.” Setelah menunjukkan senyum ke

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-11

Bab terbaru

  • Married with My Best Friend (INDONESIA)   BONUS: Vela, Eridan, dan Ular Kecil

    “Kamu tunggu di sini, ya. Aku cari dulu di mana mainannya. Carina pasti meletakkannya sembarangan,” perintah Vela saat ia dan Eridan masuk ke rumah.“Oke! Jangan lama-lama, ya!”Anak laki-laki itu pun menurut dan langsung duduk di ruang tamu. Sambil celingak-celinguk, ia mengetuk-ngetuk jari pada batas celana merahnya di lutut.“Mainan ular yang seperti asli? Seperti apa bentuknya?” gumam bocah itu seraya mengingat penjelasan Vela tadi pagi. Selang beberapa detik, ia pun berteriak. “Sudah ketemu belum, Vel?”“Belum! Sabar!”Eridan kecil pun berdecak dan melangkah masuk ke ruang tengah. Ketika ia melewati lemari TV, kakinya berhenti. Matanya tertuju pada ular kecil berwarna hijau yang melintang di dekat kaki lemari.“Loh? Ini mainannya. Vel, sudah ketemu. Ada di sini.” Dengan berani, Eridan mencengkeram ekor ular dan membawanya menemui Vela.Di saat yang hampir bersamaan, gadis kecil itu menghampiri dengan senyum semringah. Tangannya sedang m

  • Married with My Best Friend (INDONESIA)   Bab 70. Ciuman Pertama yang Sesungguhnya (TAMAT)

    “Ridan, kamu masih berutang penjelasan kepadaku!” desak Vela ketika suaminya masuk ke dalam kamar. Ia bahkan tidak membiarkan pria itu mengenakan baju terlebih dulu.“Penjelasan apa sih, Vel?” desah Eridan seraya menarik celana dari lemari dan mengenakannya.“Kamu jangan pura-pura lupa, deh. Tentang ciuman pertama kita. Kenapa kamu menjawab di perpustakaan?”“Kalau aku jujur, kamu bakal marah, enggak?” tanya sang pria dengan sebelah alis terangkat. Dengan langkah santai, ia menghampiri istrinya yang duduk di ranjang.“Tergantung,” sahut Vela seraya mengangkat sebelah bahu.Dengan senyum misterius, Eridan ikut duduk di atas kasur. Sambil menatap istrinya lekat-lekat, ia pun memulai cerita. “Dulu itu, kita sering belajar di perpustakaan, kan? Tempatnya sepi, cocok untuk belajar tapi bikin mengantuk.”Mulut Vela tiba-tiba menganga tanpa suara. Setelah mengangguk-angguk, barulah perempu

  • Married with My Best Friend (INDONESIA)   Bab 69. Permainan yang Berujung Keterbukaan

    “Ridan ... kamu harus membayar berapa untuk menyewa tempat ini?” bisik Vela ketika sang suami menarik tangannya memasuki sebuah gedung mewah. Dengan sudut bibir terangkat misterius, pria berkemeja merah itu mendekat ke telinga istrinya.“Tidak mahal, kok. Aku dapat diskon karena pemilik gedung ini berteman dekat dengan Roger.” Setelah mengedipkan sebelah mata, ia membawa istrinya masuk ke lift.“Terima kasih, ya, Ridan. Kamu sudah melakukan banyak hal untukku,” tutur sang wanita selagi lantai yang mereka pijak bergerak naik.“Vela, pesta bahkan belum dimulai, tapi kamu sudah berterima kasih kepadaku? Bagaimana kalau kamu simpan rasa syukurmu itu sampai tiga minggu lagi,” tutur Eridan seraya mengangkat alis. Dengus napas langsung berembus dari hidung istrinya.“Sampai kita boleh berhubungan, maksudmu?”“Tepat sekali

  • Married with My Best Friend (INDONESIA)   Bab 68. Nostalgia

    “Loh, Pa? Sepatu siapa ini?” tanya Nyonya Aster begitu mendapati sepatu asing di samping tempat anak bungsunya meletakkan sepatu.“Bukan sepatu Carina?” celetuk sang suami dengan raut tak acuh.“Bukan dong, Pa. Ukurannya saja besar begini,” terang sang istri heran.“Mama,” sapa seorang anak kecil berambut panjang. Mata bingung sang wanita sontak berubah hangat. “Eh, Carina ... kamu lagi apa?”“Nonton TV.”“Sama Kakak?” tanya sang ibu sambil menghampiri.“Sendiri.”“Tumben? Kakakmu mana?” tanya Nyonya Aster seraya membelai rambut putrinya.“Di kamar. Katanya mau mengerjakan tugas bareng teman.”“Teman?” Mata Nyonya Aster terbelalak. Setelah berkedip-kedip cepat, wanita

  • Married with My Best Friend (INDONESIA)   Bab 67. Yang Lalu Biarlah Berlalu

    “Aku pergi ke bar itu karena Roger memintaku untuk menemaninya,” jawab Eridan seraya merapikan rambut Vela yang menutupi leher.“Kenapa dia mau ditemani? Apakah dia mau memperkenalkanmu kepada seseorang?” terka perempuan itu asal. Tanpa terduga, pria yang sedang duduk di tepi ranjang mengangguk dengan tampang datar. “Siapa?” Mata Vela otomatis membulat.“Orang tuanya.”Kerut alis si wanita sontak bertambah dalam. “Orang tuanya? Tapi, kenapa memilih tempat di bar?”“Karena bar itu milik orang tua Roger.”Mulut Vela spontan menganga. “Seorang pengacara memiliki bar?”Tawa kecil pun berembus dari mulut Ridan. “Bukan orang tua angkat Roger, Vel, tapi orang tua kandungnya.”Sang istri seketika berkedip-kedip heran. “Tunggu dulu. Jadi, Roger itu anak angkat?”Eridan kembali mengangguk. “Ya. Aku tidak bisa menceritakan secara rinci, tapi intinya, Roger dul

  • Married with My Best Friend (INDONESIA)   Bab 66. Rahasia di Bawah Pohon

    “Kamu sedang apa, Vel? Bukankah dokter bilang kamu enggak boleh melakukan aktivitas berat dulu?” tanya Eridan ketika mendapati istrinya sedang mencuci beras.“Memasak bukan aktivitas berat, Ridan.”“Tetap saja, kamu mengeluarkan energi ketika memasak,” protes pria yang berkacak pinggang di samping istrinya.“Bernapas juga mengeluarkan energi. Jadi, aku enggak boleh bernapas?” celetuk Vela menggemaskan. Sang suami langsung terpancing untuk mengecup bibirnya yang mengerucut.“Apa kamu lupa? Ada urusan penting yang harus kita selesaikan,” tutur Eridan seraya menaikkan alis.“Tunggu sampai aku selesai memasak, ya,” timpal Vela tanpa perlu mengingat-ingat. Hal itu sudah memenuhi otaknya sejak tadi malam, saat orang-orang yang menjenguknya sudah pulang.“Tidak usah memasak, Vela. Kita pes

  • Married with My Best Friend (INDONESIA)   Bab 65. Alasan Sesungguhnya Eridan Melamar Vela

    “Kenapa Oma bertanya seperti itu?” selidik Vela tak langsung memberikan jawaban.“Karena saat bertemu dengan Ares, dia mengatakan seperti itu. Kalau memang benar demikian, maka pernikahan kalian tidak seharusnya dilanjutkan. Oma tidak akan memaksamu dengan pria mana pun lagi.”Deg! Jantung Vela sontak memompa darah lebih kencang. Ia tidak menyangka jika topik tentang perceraian kembali mencuat. “M-maksud Oma?” tanyanya pura-pura tak mengerti.“Ya, kalau memang benar itu alasan pernikahan kalian, maka sekarang kalian harus bercerai. Bukankah keadaan sudah berubah. Kamu tidak perlu seseorang untuk dijadikan tameng dari perjodohan.”Helaan napas pun berembus samar. Udara di sekitar Vela mendadak beku, sama dengan raganya yang mematung. Otaknya terlalu sibuk mencerna perintah neneknya.“Kenapa? Kamu tidak mau menceraikan Eridan?” tukas sang nenek sukses menarik kembali perhatian cucunya. Alis Vela kini

  • Married with My Best Friend (INDONESIA)   Bab 64. Di Sini Menjagamu

    “Vela ..., ini aku, Vel. Eridan,” ucap sang pria dengan suara lembut dan pelan.Bukannya sadar, Vela malah semakin menunduk, menyembunyikan setengah wajah di balik lipatan tangan. Ketika sang suami melangkah maju, ia bahkan bergeser menjauh tanpa peduli batas kasur.“Vel, jangan takut ...” bisik Eridan yang terus berjalan. Sebelah tangannya pun terangkat perlahan, mencoba menaklukan kekalutan sang istri. Akan tetapi, semakin pendek jaraknya dengan pundak Vela, semakin gemetar tubuh wanita itu.“Vel,” panggil pria itu lembut. Tangannya telah berhasil menyentuh sang istri. Namun, belum sempat ia lanjut bicara, suara tangis sudah lebih dulu pecah.“Jangan takut, Vel. Ada aku di sini. Hm?” ucap Eridan ketika menyejajarkan pandangan. Alih-alih menjawab, perempuan itu hanya menggeleng-geleng tanpa kata.“Vela, tatap mataku,” pinta sang pria sembari memindahkan tangannya dari pundak menuju pipi sang istri.

  • Married with My Best Friend (INDONESIA)   Bab 63. Obat Perangsang (2)

    “Kau yakin itu tidak apa-apa?” tanya pria yang mengernyit melihat darah di celana Vela. Tampangnya seperti baru saja memakan lemon yang sangat masam.“Astaga, Res. Kenapa kau pengecut sekali, sih? Itu cuma darah menstruasi. Tidak apa-apa. Kita saja pernah melakukannya ketika aku sedang dalam periode.”Selang keheningan sejenak, pria itu kembali menggeleng. “Tidak mungkin. Dia enggak memakai pembalut. Pasti itu bukan darah menstruasi.”Cassie pun menggaruk-garuk kepala tak habis pikir. “Jadi, sekarang, kau mau menyia-nyiakan semua usaha kita? Kau tinggal sedikit lagi mendapatkan Vela, Res. Come on!”“Tapi tidak dalam kondisi seperti ini, Cas. Kalau seandainya terjadi apa-apa pada Vela, bagaimana? Aku tidak mau dituduh sebagai pembunuh.”Helaan napas lelah kini berembus dari mulut si pencetus ide. “Ares, dar

DMCA.com Protection Status