Home / Romansa / Marriage Express / 25. Merasakan Ketenangan

Share

25. Merasakan Ketenangan

Author: JasAlice
last update Last Updated: 2021-07-12 18:52:59

Liam melirik jam dinding. Indira belum pulang di saat sebentar lagi akan menjelang magrib. Ia mengerutkan kening, merasa jika perempuan itu tidak ikut bimbingan belajar hari ini atau ada kelas tambahan. Terakhir, perempuan itu akan pulang tepat waktu.

“Kenapa dia belum pulang juga?” gumam pria itu, memutuskan untuk menyelesaikan hidangan terakhir.

Karena ia pulang lebih dulu dan merasa mereka akan makan malam bersama. Liam memutuskan untuk masak beberapa menu; udang, ayam dan sayur tumis. Tapi, sampai masakannya selesai terhidang, Indira belum pulang juga.

“Apa aku telepon aja?”

Tiba-tiba, bel unitnya berbunyi dan napas lega Liam terdengar menenangkan perasaannya. Ia hanya takut terjadi sesuatu pada Indira dan tidak mengabarinya sama sekali. Dengan langkah lebar ia berjalan ke pintu utama, membuka dengan semangat sampai tubuhnya menegang.

Pelukan cepat itu diterimanya bersama tangis Indira yang pecah. Perempuan berbalut swea

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Marriage Express   26. Julukan Andalan

    Liam mendengkus geli melihat Indira yang semakin mengeratkan pelukannya, terlebih ketika mereka sudah merebahkan tubuh di atas ranjang. Tidak ada sekat dari guling ketika perempuan itulah yang melemparnya. Ia terlalu nyaman memeluk tubuh Liam, menyandarkan wajahnya di dada bidang pria itu. “Kamu beneran buat dia kapok, kan?”Pria itu mengusap rambut Indira, membiarkan ia sedikit melingkarkan tangan kanan di tubuh ramping itu. “Sebentar, deh. Kenapa kamu jadi manja kayak gini? Nggak sadar kalau kamu habis trauma dilecehkan pria dan sekarang? Kamu malah nempel banget kayak gini. Cari kesempatan dalam kesempitan, ya?”Indira memukul pelan bahu Liam tanpa mengubah posisi wajahnya yang bersandar nyaman di sana. “Aku lagi merayu kamu untuk tepatin janji kamu kalau bakalan kasih pelajaran ke mereka. Terlebih si pria bodoh dan berengsek itu udah sentuh aku sembarangan. Kamu aja nggak pernah sentuh aku sejauh itu.”

    Last Updated : 2021-07-15
  • Marriage Express   27. Adiknya ya, Mas?

    “Terima kasih.” Liam mengambil daftar menu yang disodorkan pelayan perempuan itu, mengulurkan pada Indira yang duduk di sampingnya. Keduanya makan siang bersama di warung pecel lele sekitar gedung apartemen. Ini keinginan Indira yang ingin makan di luar dan tidak jauh dari tempat tingga. Pria itu hanya mampu untuk mengikuti keinginan istrinya dan sengaja meliburkan diri selama satu hari, menemani Indira. “Aku dulu yang pilih,” cetus Indira sibuk tidak berbagi pilihan menu di lembar dalam tangannya. Liam mengulum senyum dan hanya mengangguk sebagai jawaban untuk perempuan dengan rambut terurai, memberikan bandana di kepalanya. Indira sudah tampak baik-baik saja. “Adiknya ya, Mas?” Saat itupula Indira mendongakkan kepala, menatap cepat perempuan yang usianya ditaksir sekitar dua puluh tahun ke atas, menatap Indira sekilas dan memberikan senyum genit pada Liam. Bibir Indira mencebik dan terlebih perempuan itu mengatakan jika dirin

    Last Updated : 2021-07-17
  • Marriage Express   28. Udah Main Kelon-kelonan?

    “Gimana pekerjaan kamu selama di perusahaan, Nak?”“Baik, Pa. Semua berjalan lancar dan minggu depan mungkin Liam akan pergi ke luar kota untuk mengurusi sementara waktu hotel di Bali.”Papa Indira mengangguk disertai senyum bangga pada menantunya. Ia bahagia anaknya bisa mendapatkan pria dewasa dan baik seperti Liam serta bertanggung jawab dengan pekerjaannya. “Kamu masih bertahan untuk menjabat sebagai GM di saat kamu bisa saja sibuk dengan hotel yang kamu kelola, Nak?”“Papa hanya takut kamu lelah saja,” tambahnya dan Liam mengetahui jika Ayah mertuanya memang sangat baik. Pun Ibu mertuanya yang kini masih berkutat di dapur bersama Indira.Keduanya memutuskan singgah ke rumah orangtua Indira, sekaligus perempuan itu melepas rindu pada orangtuanya.Liam tersenyum kecil dan mengangguk pelan. “Semua bisa dilakukan secara berga

    Last Updated : 2021-07-23
  • Marriage Express   29. Nomor Tidak Dikenal

    Bagaimana rasanya mendapati dirimu sendiri duduk di pangkuan suami? Kemudian saling berciuman, terlalu larut tanpa sadar jika pintu kamar sudah terbuka, menganggap jika di dalam kamar hanya ada dirimu seorang?Indira benar-benar malu!Untuk kali pertama, ia terpergok oleh Mamanya sendiri, masih terus menikmati ciuman yang diberikan Liam dan tersadar ketika usilan jahil itu, ‘Eh, maaf, Nak! Mama benar-benar nggak tau kalau kamu realisasikan permintaan Mama secepat itu’.Indira sudah kehilangan wajahnya setelah menolak tegas pendapat Mamanya saat di dapur.Lain di mulut, lain di praktiknya.“Lo itu malu-maluin diri sendiri, Dira!”Berulang kali Indira menepuk keningnya, sibuk meratapi nasib dan mengingat bagaimana sorot jahil dan kedipan nakal Mamanya. Seolah menyiratkan; sebentar lagi dirinya akan diberikan seorang cucu.Napas Indira terembus kasar, meraih handuk kecil untuk dirinya mengeringkan permukaan wajah.

    Last Updated : 2021-07-23
  • Marriage Express   30. Lara Masa Lalu

    “Jadi, apa yang dilakukan Liam sama pria berengsek itu dan babunya?”“Lo beneran nggak tau, Ra?”Indira berdecak kesal, masih ditanya tentang informasi yang tidak didapatkan Indira dari Liam. Ia menarik napas, lalu mengembuskannya perlahan pada perempuan yang duduk di sampingnya. Jam pelajaran pertama masih akan datang sekitar lima belas menit lagi.Perempuan itu memutuskan datang ke kelas dengan tergesa hanya untuk bertemu Naomi yang memang selalu datang cukup pagi ke sekolah.“Liam nggak kasih tau gue apa yang dia lakukan ke mereka,” balasnya.Naomi bukannya menjawab lebih cepat, perempuan itu justru menerbitkan senyum penuh arti. Ia bahkan menaik turunkan alisnya. “Manis juga laki lo, Ra,” balasnya membuat Indira memicingkan matanya.“Apa sih?! Gue tanya hal benar, terus lo tanggapin beginian. Buat kesal aja,” cetusnya dibalas tawa kecil Naomi.“Tapi serius, Dira. La

    Last Updated : 2021-08-08
  • Marriage Express   31. Bahagia Bersama yang Lain

    “Sebenarnya malam itu aku yang menelepon kamu.”Liam menghentikan gerakannya yang akan mengambil potongan kentang dalam tusukan garpunya. Ia mendongak, mendapati Bianca tersenyum kecil padanya. “Maaf, aku tadinya mau bicara sama kamu mengenai pekerjaan yang sudah aku dapatkan di sini.”Penjelasan perempuan cantik itu membuat Liam menipiskan senyumnya dan mengangguk. Ia terlalu sulit hanya untuk menatap lekat dalam manik hitam itu. Parasnya masih sama; cantik. Kulit putih dan rambut panjang itu tidak ada yang berubah. Ia tetaplah Bianca yang dulu Liam kenal.“Tadinya aku cukup bingung karena nomor yang aku punya hanya untuk orang terdekat.”Bianca meringis pelan dan berucap lirih, “Kak Xavier yang memberikan nomor ponsel kamu untuk aku.”“Dia?”“Hmm.”Bianca menyibak sedikit helaian rambutnya yang sengaja ia urai.Setelah permintaan maaf yang menjadi awal hu

    Last Updated : 2021-08-09
  • Marriage Express   32. Kamu ... Cemburu?

    Baru kali ini, Indira refleks menyunggingkan senyum manis mendapati Fortuner putih itu sudah berjejer rapi di dekat luar gerbang sekolahnya. Dari pos satpam itu, Indira sudah bisa melihat ada mobil Liam terparkir mengikuti pola lurus seperti kendaraan lain. Pria itu sempat mengirim pesan dan meminta Indira menunggunya setelah pulang sekolah karena akan dijemput.“Maaf kalau lama. Kebetulan gurunya kasih sedikit arahan, termasuk untuk ujian nanti sebagai latihan di rumah.”“Iya, nggak apa-apa. Aku juga baru sampai lima menit yang lalu,” balas Liam tersenyum manis, membiarkan Indira memasang sabuk pengamannya terlebih dulu.Perempuan itu menoleh, menatap Liam yang memainkan sebentar ponselnya. “Aku beneran kaget waktu tau ternyata kamu mengeluarkan Gio dan temannya dari sekolah ini.”Liam menaruh kembali ponselnya di saku jas, belum menjalankan mobilnya sama sekali dan memilih menjawab pertanyaan Indira. “Aku nggak

    Last Updated : 2021-08-10
  • Marriage Express   33. Jangan Ikut Kilat

    Indira mencoret tidak jelas buku catatannya. Ia tidak bisa berkonsentrasi penuh atau mempercantik slide satu dalam power point yang akan dipresentasikannya dua hari lagi. Niat Indira mengerjakan tugasnya lebih cepat, tapi bayangan saat mobil itu untuk kali pertama setelah pernikahannya bersama Liam, sudah dipakai perempuan lain.Ada rasa panas dan amarah yang tidak bisa dikikisnya. Tangan Indira mengepal, melampiaskan pulpen di tangannya untuk remuk. Tapi ia tidak memiliki tenaga lebih untuk melakukannya, memilih untuk melemparnya kesal di atas meja belajar.“Apa dia nggak bisa menghargai istrinya sedikit, ha? Kalau nggak ada cinta di antara gue sama dia, seenggaknya jangan buat panas perasaan bininya,” ucapnya berdecak pelan, menatap sengit layar laptop yang belum menampilkan progres apa pun.Indira tidak bisa tenang dan mengerjakan tugas dengan santai. Bukannya santai, ia justru ingin kembali memaki pria yang tampak sibuk di luar kamar.

    Last Updated : 2021-08-11

Latest chapter

  • Marriage Express   75. Extra Chapter (5)

    Ketukan sandal, kedua tangan yang dilipat depan dadan serta sorot tajam itu membuat Liam menatap bingung istri kecilnya. Ia baru saja tiba di rumah pukul sembilan malam, sesuai perjanjian di antara dirinya dan Indira. Pria itu mendapatkan izin untuk mengikuti reuni dan pulang di saat acara belum selesai.Apa yang salah?Bahkan, selama mereka menikmati liburan bulan madu, Indira membebaskan Liam pergi datang ke reuni dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Tidak sekali, melainkan beberapa kali dan satu hari mereka pulang ke Jakarta, Indira mengingatkan Liam.Ia sudah paham dan tidak akan membuat istrinya marah atau menangis lagi.Tapi belum sempat ia membuka pintu unit apartemen. Indira sudah berada di depannya, menunggu dengan raut wajah berbeda. Sebenarnya Liam sudah sangat ketakutan karena jika Indira marah ... maka ia harus menenangkannya. Liam pernah gagal untuk meluluhkan hati Indira ketika marah. Suasana hati istrinya kerap tidak terduga akan lulu

  • Marriage Express   74. Extra Chapter (4)

    Indira tidak pernah menduga. Sekali jatuh cinta, maka ia merasakan kebahagiaan luar biasa selalu melingkupi dirinya bersama orang terkasih. Ia mencintai Liam, menerima semua kekurangan ... kesalahan yang pernah suaminya buat. Tapi apa pun itu, mereka sudah melangkah bersama, menata pecahan yang pernah menghunus tepat di hati.Bahkan, Indira sudah membuang rasa salah tingkah tiap Liam mulai menggoda atau ingin bermesraan dengannya. Karena sejak malam itu, ia ingin menjadi perempuan yang bisa mengimbangi sikap dewasa Liam, ikut mesum dan tentunya ikut romantis!Perempuan itu sedikit mendongak saat fotografer yang mereka sewa, memberikan aba-aba. Senyumnya semringah saat Liam memeluk pinggangnya dari samping, lalu membawa bibir basah itu ke leher istrinya. Mereka sudah menghabiskan banyak pose di tempat berbeda.“Cium, dong,” pinta perempuan itu merona saat pelukan mereka terurai.“Dari tadi kamu nggak pernah cium bibir aku,” gerutu I

  • Marriage Express   73. Extra Chapter (3)

    ‘Ingat, Dira Sayang. Sekarang kamu udah tau bagaimana isi hati kamu dan ternyata ... kamu juga sangat mencintai suamimu. Jadi, lupakan semua hal yang bisa membuat kamu malu dengan keadaan sebelumnya dan jadilah perempuan yang terlihat dewasa untuk merayu pria tampan.’‘Keberhasilanmu kali pertama adalah bagian terpenting yang bisa membuat Liam terus mengenang hal mendebarkan sama kamu, Nak.’‘Jangan kecewakan suamimu yang sudah menunggu kamu selama ini. Lakukan penuh cinta dan sayang yang kamu pancarkan dengan ketulusan hati.’Indira berdebar.Perempuan cantik itu memegang bagian di mana jantungnya berdetak kuat. Ia merasakan kedua pipi memanas saat di hadapannya ... ia terlihat sedikit lebih dewasa dari usianya dan juga bagaimana ia merias diri; memperlihatkan bagian yang harus terkesan sensual.Bibir kemerahan oleh lipstik dan juga riasan yang tidak terlalu tebal. Selama tinggal dalam satu unit yang sama. Indir

  • Marriage Express   72. Extra Chapter (2)

    Tidak ada hari yang membuat mereka lelah untuk menciptakan kebersamaan yang manis. Liam dan Indira membuktikan, jika hal kecil bisa sangat berarti dan membuat komunikasi di antara keduanya terjalin kuat.Setelah pulang bekerja atau Indira yang memang kerap pulang cepat karena dalam masa ujian, mereka akan menyiapkan makan malam. Baik Indira ataupun Liam sudah saling mengerti dan memusatkan status mereka sebaik mungkin.Mereka akan menonton bersama di sore hari dan di tiap malam, Liam akan menjadi tutor bagi Indira dalam mengulas materi apa pun untuk besok harinya.Hmm, lebih tepatnya tutor tampan. Suami yang merangkap sebagai guru private sangat menyenangkan bagi Indira. Ia bisa meminta hadiah istimewa dan mendebarkan. Apalagi jika bukan sebuah ciuman panjang. Karena akhir-akhir ini Liam terlalu jual mahal.Dari mereka kembali bersama ke unit, sepertinya Indira yang memperlihatkan sisi agresif. Setiap malam pun ia sengaja memeluk Liam dan membawa satu kak

  • Marriage Express   71. Extra Chapter (1)

    “Gimana? Jawabannya udah benar semua, kan?”Indira tampak nyaman melingkarkan kedua tangannya di leher Liam, merangkul pria itu dari belakang seraya membiarkan suaminya duduk memeriksa materi yang mereka ulas bersama di meja belajar Indira.Malam sudah menunjukkan pukul sembilan. Tapi ditemani suaminya, Indira tetap semangat untuk ujian nasional di hari pertama besok. Harinya berlanjut dengan bahagia tanpa beban dan belajar ... tentu saja ia memahami dengan baik, tanpa berpikir hal pelik seperti beberapa waktu lalu.Omong-omong, suami ya? Tentu saja! Indira dengan perasaan berdebar melirik cincin di jemari tangannya. Ia mengulum senyum, menghadirkan rona merah yang begitu kentara. Pun, jemari tangan Liam di atas meja belajar Indira yang sesekali membuka lembaran materi, memperlihatkan jemari itu tetap tersemat cincin pernikahan mereka.Keduanya memberikan simbol cinta dengan cincin pernikahan yang tidak akan mereka lepas, kecuali untuk sementa

  • Marriage Express   70. Ending

    Liam tersenyum miris saat pandangannya sangat lekat memandang foto pernikahan yang ia diam-diam simpan dengan rapi di galeri. Ruang khusus dengan nama yang tertera ringkas ‘Pernikahan’, entah kenapa pernah ia pisahkan dan membuat folder sendiri.“Setelah pernikahan kita yang aku ingat hanya untuk terus sadar kalau waktu itu aku udah punya kamu. Aku nggak menjalani hari sebagai pria lajang dan ada seorang perempuan yang menjalani komitmen bersamaku.”Liam mengulas senyum manis, meskipun perih dan gemuruh dalam dadanya kian menguat seiring jemari tangan mengusap lembut layar ponsel. Foto pernikahan ia dan Indira yang terlihat banyak orang manis. Tapi Liam tahu, dalam hati Indira menatap dirinya dengan umpatan yang terlalu banyak.Ia tertawa kecil, membayangkan kemarahan Indira yang memantik bagian terdalam hatinya. Pria itu tidak pernah menemukan kesan seringan dan semanis ini saat berkomunikasi dengan seorang perempuan.Itu yang mem

  • Marriage Express   69. Lara Cintaku

    Bianca mengalihkan pandangan saat wanita itu menatapnya lurus, meskipun ia tahu jika ada air mata di pelupuk matanya. Diam-diam, jemari tangan itu mengepal di bawah meja, membawa dirinya pada keadaan yang tidak diinginkan.“Pernikahan putri Tante hancur, Bi. Kamu tau hal itu, kan?”Rahang Bianca mengetat ketika suara itu bergetar. Nyaris berupa bisikan dan itu sangat membuat Bianca kian mengepalkan kedua tangan, membuat buku jemari tangannya memutih. Ia membenci jika yang membawanya ke mari adalah Mama Indira.Ia tidak sengaja bertemu wanita itu di supermarket dan sekarang? Bianca terjebak dalam percakapan yang serius dan wanita itu adalah sosok pertama yang akan melindungi Indira.“Pernikahan Dira sudah berada di ujung tanduk,” lanjut wanita itu.Bianca langsung menatap manik mata Mama Indira dengan sorot tegasnya. Ia seolah tersudut ... dipojokkan dengan sangat tidak adil. Senyumnya tertarik sedikit, tampak menatap dan mem

  • Marriage Express   68. Mengembalikan dengan Tanggung Jawab

    Tangis Indira pecah saat ia memeluk erat wanita yang telah melahirkan dan meyakinkan Indira tentang suaminya sendiri. Ia mengatakan semua ... tanpa ada satupun yang ditutupi mengenai keretakan hubungan di antara dirinya dan Liam.Bahkan, Mama Indira membungkam mulutnya, nyaris bergetar saat Indira mengatakan hubungan asmara yang sempat dijalin antara Liam dan Bianca.Wanita itu hanya duduk tenang bersama suaminya di ruang tengah. Sampai ia mendengar satu tamu yang datang magrib, ia langsung membuka dan mendapati Indira memeluknya erat dalam mata sembab dan air mata yang tidak berhenti usai.Orangtua Indira kaget, mengenai hal yang tidak pernah perempuan itu ungkapkan sama sekali.Namun, bukan hanya air mata Indira yang terus saja membawa pilu dan sesak dalam hati orangtuanya. Mama Indira dan Papanya pun tampak sakit ... ketika Indira membuang begitu saja kue ulang tahun yang telah disiapkan pria itu untuknya.“Naomi datang ke unit Dira dan Li

  • Marriage Express   67. Perpisahan

    ‘Maaf, Indira. Aku harus pergi sebelum kamu bangun. Pagi tadi Xavier minta aku temani dia ke Bandung dan kami berdua akan balik lagi ke Jakarta setelahnya. Kamu pergi ke sekolah sendiri, ya. Sarapan paginya udah aku siapkan.’Indira menggerutu sebal dan melempar asal secarik kertas di tempel bagian depan kulkas. Ia menaruhnya di atas meja dapur, lalu duduk di sana dengan mengembuskan napas lelah.“Kenapa, sih?”“Giliran kemarin bangun pagi, dia masih tidur dan suasananya aman-aman aja. Sekarang harus ditinggal, tepat di saat gue ulang tahun,” sahutnya mengusap wajahnya yang masih kusut.Indira pikir, ia kembali berada di posisi Liam kemarin. Perempuan itu baru bangun jam enam kurang lima belas menit dan beranjak terlebih dulu keluar kamar saat tidak mendapati Liam berada di sisi ranjang.Namun, kenyataannya Liam memang tidak ada di unit dan sudah pergi duluan.Indira menilik piama tidurnya. “Ya udah,

DMCA.com Protection Status