Zayn mengetuk pelan pintu kamar Zeline.
"Masuk saja, Dek. Nggak di kunci," ucap Zeline dari dalam sana tanpa bertanya siapa yang mengetuk pintu, sebab yang ia tau hanya ada dia dan kedua adiknya di rumah.
Ceklek.
Pintu di buka, namun Zeline masih saja tak menoleh, ia masih fokus menonton drakor di Handphonenya sebagai peralihan dari rasa sedih dan kesalnya atas ucapan Zayn.
"Ada apa?" tanya Zeline.
"Aku minta maaf, aku tidak bermaksud berbicara seperti itu," ucap Zyan berhasil mengejutkan Zeline yang seketika langsung menatap ke arah suara yang sangat di kenalnya.
"Kenapa kamu di sini?" tanya Zeline menatap tajam pada Zayn.
"Aku di sini karena istriku ada di sini," jawab Zayn santai.
"Zayn, aku tidak ingin berdebat denganmu. Bukankah kamu sendiri yang bilang untuk tidak ikut campur dalam urusan kita masing-masing, jadi, aku minta tolong pergilah!" ucap Zeline menatap Zayn.
"Kenapa aku harus pulang di saat istriku ada di
Setelah pertempuran di ranjang yang terjadi antara Zayn dan Zeline, keduanya terlelap dengan posisi Zeline yang berada di dalam dekapan Zayn.Beberapa saat kemudian, Zayn terbangun lebih dulu dari Zeline. Ia membuka matanya dan langsung bertemu dengan wajah cantik Zeline yang ada di depan matanya.'Kenapa aku sanagt memuja tubuhnya? Jujur saja aku sangat menyukai apa yang ada pada dirinya, belum pernah aku merasakan sensasi bercinta senikmat dan sepuas ini. Bersamanya aku merasa begitu puas dan begitu nikmat, Apa aku mulai menyukainya? Bagaimana jika benar aku menyukai? Menyukainya hanya akan menggagalkan recanaku, jika benar aku menyukainya maka aku harus membuang rasa itu sebelum tumbuh semakin besar di hatiku!' batin Zayn.Zayn perlahan melepaskan Zeline dari dekapannya, menatap Zeline sesaat setelah itu mengecup lama dahinya. "Anggaplah ini sebagai yang terakhir kalinya antara kita Ze, aku tidak akan menyentuhmu lagi. Seperti yang kamu katakan, pernika
Zayn terbangun dari tidurnya, melihat seseorang yang berada di sampingnya membuat Zayn tersenyum, ia ingin merapatkan tubuh mereka namun sesaat kemudian setelah mencium wangi yang berbeda dari wangi yang ia sukai belakangan ini membuat Zayn menyadari jika yang berada di sampingnya bukanlah Zeline. Zayn seketika bangkit dari tempat tidur dan semakin di buat terkejut saat melihat tubuhnya polos tanpa tertutup sehelai benangpun. "Apa yang terjadi? Kenapa bisa aku berada di ranjang yang sama denganya? Kenapa juga dia bisa berada di dalam kamarku?" ucap Zidan mengusap kasar wajahnya. "Sella, bangun!" Zidan berkata sedikit kencang, mengusik tidur wanita yang berada di tempat tidurnya itu. "Selamat pagi, sayang!" ucap Sella perlahan bangkit dari tempat tidur, ingin menghampiri Zayn, dengan tubuhnya yang juga terlihat polos, namun Zayn melangkah mundur menjaga jarak darinya. Tatapan Sella tertuju pada Senjata Zayn yang terpampang jelas saat Zayn belum m
Beberapa hari telah berlalu, dan selama berapa hari itu juga Zayn dan Zeline tidak saling memberi kabar apa lagi bertemu. Tepatnya bukan Zayn yang tidak memberi kabar, namun Zeline yang sama sekali tidak pernah mau membaca, apa lagi membalas pesan ataupun menerima telepon darinya. Zayn semakin gelisah memikirkan Zeline, pertemuan terakhir mereka adalah ketika mereka bercinta dan yang terakhir terjadi adalah Zeline melihat Sella keluar dari kamarnya. Zayn sangat yakin penyebab Zeline seperti itu padanya adalah karena kehadiran Sella, namun untuk mengakhiri semuanya dengan Sella ia belum bisa sebab rencanya masih harus berjalan. Satu kesalahan yang Zayn anggap enteng adalah membawa Sella tinggal bersama mereka dan hingga saat ini masih berada di rumahnya. Wanita mana yang tidak akan sakit hati saat suaminya membawa wanita lain masuk ke dalam rumah mereka, sekalipun pernikahan yang terjadi antara mereka hanya sebatas kerja sama tetap saja akan memb
Kabar dari orang suruhan Zayn yang di minta mengawasi Zeline kalah cepat dengan sebuah postingan dari akun Instagram Zeline yang mengunggah foto-foto dimana ia tengah berada di area pantai bersama kedua sahabatnya, yang dari lokasinya jelas Zayn tau letaknya ada di Bali.Zayn semakin merasa kesal pada Zeline dan pada dirinya sendiri atas apa yang telah terjadi di antara mereka, di saat ia merasa begitu gelisah dan mengkhawatirkan Zeline, namun ternyata Zeline tengah bersenang-senang di Bali sana bersama kedua para sahabatnya. Lebih membuatnya kesal saat Zeline tak meminta izin darinya.Zayn yang sedari tadi sudah tiba di kediaman Zeline akhirnya memutuskan untuk turun, dan mulai mengubah mimik wajahnya agar terlihat santai, agar bisa bersandiwara di depan keluarga Zeline.Suara ketukan pintu yang berasal darinya mendapat sahutan dari dalam sana, dan beberapa saat kemudian pintu di buka."Kakak?" ucap seorang gadis ntah itu Fara atau Fera, yang jelas salah
Zeline yang baru saja turun dari taxi di depan rumahnya, langsung menangkap sesuatu yang menarik perhatiannya yaitu sebuah mobil yang terparkir di depan rumahnya, mobil yang sangat ia kenali siapa pemiliknya."Ada perlu apa dia di sini?" gumam Zeline melangkah masuk ke dalam rumah."Assalamualaikum, Mah ini aku!" ucapnya mengetuk pintu.Beberapa saat kemudian pintu di buka oleh Mamanya, Zeline merasa sedikit tak enak hati pada Mamanya yang terlihat menguap membukakan pintu untuknya."Maaf ya Mah, harusnya aku membawa kunci cadangan," ucap Zeline."Nggak apa-apa, Mama sangat mengantuk, Mama kembali ke kamar ya Ze. Kamu kunci pintu ya," ucap Arini yang di angguki oleh Zeline.Zeline yang awalnya ingin bertanya pada Mamanya mengenai Zayan mengurungkan niatnya saat Arini sudah lebih dulu kembali ke kamar. Wanita cantik tersebut mulai membawa kopernya menaiki anak tangga menuju kamarnya, mau atau tidak ia harus bertemu Zayn saat Zayn sudah berada
Zeline sudah memutuskan jika esok ia akan ikut pulang bersama Zayn, Zeline sadar jika mereka berada di rumah orang tuanya, maka ia tidak bisa menentang Zayn. Maka dari itu ia akan pulang agar bisa menjalani kehidupan seperti biasa dimana tidak saling ikut campur urusan masing-masing dan bisa menjaga jarak dari Zidan agar kejadian yang sama tidak terulang kembali. Setelah selesai dengan tangisnya serta membersihkan tubuhnya, Zeline keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk yang melilit di tubuhnya. Ia mengabaikan Zayn yang duduk di atas ranjang menatapnya. "Ze, ada yang mau aku katakan!" ucap Zayn. "Sudahlah, tidak perlu berbicara padaku. Kita hanya perlu bersandiwara di depan keluarga jadi berhentilah sok dekat denganku, karena kita tidak sedekat itu, kita hanya orang asing yang sedang bekerja sama!" ucap Zeline ketus, kembali masuk ke dalam kamar mandi, membawa pakaian ganti yang baru saja ia ambil dari lemari pakaiannya. Zayn memegang
Seperti yang sudah Zeline rencanakan, seharian ini dia menghabiskan waktu di luar, meskipun ia hanya bertemu dengan kedua sahabatnya saat jam makan siang sebab kedua sahabatnya tersebut sudah kembali masuk bekerja, dan tidak bisa menemaninya, namun Zeline tak mengurungkan niatnya untuk pulang sore ke rumah Zayn.Zeline tiba di rumah Zayn saat jarum jam sudah menunjukan pukul lima sore. Ia masuk ke dalam rumah dan pemandangan yang ia lihat sempat membuatnya terdiam sesat sebelum kembali melanjutkan langkah kakinya sembari berucap. "Assalamualaikum..."Kedua orang yang terlihat tengah duduk di sofa saling memeluk itu, terlihat terkejut atas kedatangan Zeline terutama Zayn, Zayn langsung berdiri ingin menghampiri Zeline, namun Zeline semakin mempercepat langkahnya masuk ke dalam kamarnya yang berada di lantai bawah di bagian sudut ruangan."Ze, kamu sudah pulang?" tanya Zayn."Pertanyaan bodoh!" cibir Zeline pelan masuk ke dalam kamarnya, menutup pintu lalu
Zayn dengan cepat bergerak sebelum Zeline menutup pintu kaca kamarnya, ia tidak ingin menunda waktu untuk berbicara pada Zeline, Zayn ingin perselisihan antara mereka cepat selesai.Ia tak bisa lagi membohongi dirinya sendiri. Zayn akui jika dirinya sudah terbiasa dengan keberadaan Zeline di hidupnya. Meskipun mereka baru saja bersama, namun semua hal tentang Zeline selalu saja mengusik pikirannya dan semua hal tentang Zeline di sukainya."Apa lagi maumu?" tanya Zeline kesal menatap Zayn yang sudah berada di dalam kamarnya."Ze, dengarkan dulu, aku ada alasan melakukan semua ini," ucap Zayn mencoba mendekat, namun Zeline melangkah mundur menjauh darinya."Alasan apa? Alasan kamu masih mencintainya, namun tak bisa bersamanya karena ada aku? Kalau iya, maka ceraikan aku, ceraikan aku saat ini juga, kamu bisa memberikan talak padaku sekarang!" ucap Zeline menusuk tepat di jantung Zayn yang mendengarnya. Meskipun hanya sebatas perasaan suka yang bisa Zayn sadar
Hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang akhirnya tiba. Hari ini dan detik ini semua orang tengah berkumpul di rumah sakit. Harapan Zeline untuk melahirkan menggunakan jasa dokter cantik Kiran sebagai dokternya musnah, karena sejak beberapa bulan yang lalu dokter cantik itu berhenti dari pekerjaanya saat ia juga dinyatakan hamil. Saat ini semua keluarga tengah menunggu di luar ruangan, menunggu dengan perasaan cemas. Kecemasan yang dirasakan semua orang di luar tak sebanding dengan kecemasan seorang pria yang sedari tadi tak melepaskan tangan istrinya, pria itu terus saja mengusap lembut tangan istrinya sembari memberikan usapan yang begitu lembut di pinggang istrinya yang terlihat gelisah menahan sakit kontraksi kehamilan tersebut. Tidak ada dari mereka yang menge
Hari-hari yang buruk benar-benar dilalui oleh Sella. Semua yang Zayn ucapkan bukan hanya sebuah ancaman, namun benar-benar terjadi.Tak ada satupun perusahaan yang mau menerimanya ataupun bekerja sama dengannya. Semua tempat menolak kehadiran Sella dan itu membuatnya begitu frustasi memikirkan semua hal yang terjadi.Tujuan terakhir Sella adalah Johan. Sella berpikir hanya Johan lah yang akan siap menerimanya apa adanya. Tanpa ia sadari jika ucapan Johan saat terakhir bertemu denganya adalah suara terakhir dari Johan yang akan Sella dengar.Sella mendatangi mansion Johan yang ia tau jelas keberadaanya sebab Johan sering membawanya ke sana. Namun ia tak menemukan keberadaan Johan di sana. Mansion itu terlihat begitu sepi, hanya dihuni oleh beberapa pelayan di yang ditugaskan menjaga mansion tersebut.
Zayn tak menahan namun juga tak menghajar Johan seperti rencana awalnya. Ia sudah mendengar apa yang dibicarakan oleh Johan dan Sella, dan kecelakaan yang terjadi pada Zeline sama sekali bukan kesalahanya. Johan sudah meminta maaf padanya dan itu dapat Zayn sadari begitu tulus pria itu ucapkan. Untuk itu Zayn melepaskan Johan, dan tak berniat memperpanjang semuanya. Arya yang melihat itu semua merasa bangga dengan sahabatnya yang bisa bersikap dewasa dan memaafkan itu. "Zayn… Anak kita!" lirih Sella dengan air matanya yang mengalir deras membasahi wajahnya. "Berhenti mengatakan anak kita! Itu bukan anakku! Anakku hanya akan hadir dari rahim Zeline, tidak darimu ataupun wanita lainnya!" Seru Zayn membentak Sella, saat amarahnya kembali membuncah melihat Sella. Sella i
Seorang pria terduduk lemas di kursi yang ada di dalam ruang perawatan wanita yang ia pikir akan menjadi ibu dari anaknya itu.Pria itu adalah Johan. Johan sadar kesalahanya dulu adalah merebut Sella dari Zayn dan membawa Sella pergi dari kehidupan Zayn. Namun, menelantarkan Sella saat Sella mengatakan jika dirinya hamil, hingga akhirnya Sella mengalami keguguran.Johan dipertemukan kembali dengan Sella beberapa minggu yang lalu dan rasa yang ia miliki untuk Sella kembali hadir, Johan bermaksud mengulang dan memulai kembali hubungannya dengan Sella. Ia berniat meminta maaf pada Sella, namun keduanya kembali melakukan kesalahan dengan tidur bersama yang menghasilkan hadirnya kembali janin dalam kandungan Sella.Johan sadar jika Sella sangat membencinya atas apa yang sudah terjadi di masa lalu mereka, untu
Semua orang sudah berkumpul di ruang perawatan di mana Zeline sudah dipindahkan ke sana. Semua orang juga sudah mendengar semua yang terjadi dari Arya, dan itu tentu membuat semua orang merasa geram pada Sella. Mereka bersedih atas apa yang telah terjadi pada Zeline, namun mereka juga bersyukur saat Zeline dan kandunganya baik-baik saja. Apalagi setelah mendengar jika pengorbanan Zeline hari ini membuahkan hasil, dimana ia mendapat bukti jika anak yang dikandung Sella bukanlah anak Zayn.Zayn sedari tadi duduk di samping Zeline terus saja menggenggam tangan Zeline, sembari menatap wajah cantik istrinya yang belum sadarkan diri.Emosi Zayn masih saja menyelimutinya, apalagi saat melihat kepala istrinya yang dililit perban saat kepala sebelah kirinya mendapat lima jahitan itu. Zayn ingin sekali menghajar bahkan membunuh Sel
Zayn begitu panik setelah mendengar suara teriakan istrinya. Ia langsung bergegas keluar dari ruangannya diikuti oleh Arya yang dengan sigap mengekor di belakangnya."Zayn ada apa?" tanya Arya yang juga merasa panik. Keduanya saat ini tengah berada di dalam lift."Istriku! Sella pasti mencelakai Zeline," ucap Zayn menceritakan apa yang ia dengar sembari tangannya bergerak bermain di ponselnya mencari lokasi Zeline lewat pelacak yang ada di ponsel istrinya itu."Ar, ke rumahku!" seru Zayn bersamaan dengan lift yang terbuka.Keduanya langsung berlari menuju parkiran dan masuk ke dalam mobil dimana Arya yang mengemudikan mobilnya."Bagaimana ini? istriku tengah hamil. Aku akan membunuh Sella jika sampai terjadi sesuatu pada Zeli
Zayn masih saja terdiam setelah Sella pergi. Ia tak habis pikir dengan istrinya yang mengatakan akan menikahkan dia dengan Sella. Mengingat hal itu membuat Zayn merasa kesal. Ia pergi meninggalkan Zeline, kembali ke dalam kamar lalu berbaring membelakangi posisi yang akan di tiduri oleh istrinya. Zeline yang melihat hal itu di buat tersenyum.Ia mengambil pakaian mereka yang berserakan di lantai, meletakkannya di tempat kotor, lalu mematikan lampu yang ada di ruang tamu sebelum akhirnya kembali ke kamar menyusul suaminya yang tengah merajuk itu.Senyum di wajah Zeline semakin merekah melihat aksi merajuk Zayn yang tidur membelakanginya, dapat ia lihat juga jika kaos yang tadi Zayn kenakan sudah dibuka olehnya, namun setengah tubuhnya tertutup dengan selimut.Zeline juga memadamkan lampu utama yang ada di kamar
Zeline yang baru saja terlelap usai pergulatan panjang mereka yang melelahkan di atas ranjang itu, terusik tidurnya saat mendengar suara bel yang terus saja ditekan dari luar sana. Zeline tersenyum menatap Zayn yang terlihat tertelap dengan tenangnya usai menggempur tubuhnya, dengan tangan yang masih saja memeluknya. Ia dengan perlahan menurunkan tangan Zayn dari pinggangnya, lalu dengan cepat turun dari tempat tidur.Menyadari jika pakaiannya berserakan di luar sana, Zeline masuk ke walk in closet, mengambil asal kaus milik Zayn, memakainya lalu keluar dari kamar untuk melihat siapa yang tengah datang berkunjung itu."Sella?" gumamnya melihat dari layar monitor yang berada di samping pintu.Zeline tersenyum menyeringai, apa yang ia pikirkan benar, jika Sella tidak akan berhenti mengusik Zayn.
Setelah mendapat izin dari keluarga. Zayn dan Zeline pulang dari kediaman Arini, membawa beberapa barang milik Zeline. Tak banyak yang Zeline bawa, sebab Zayn sudah meminta Arya untuk menyiapkan kebutuhan Zeline di apartemennya."Sayang, aku sangat bahagia akhirnya bisa kembali tinggal bersamamu, dan lebih membahagiakan saat kita tak lagi tidur di kamar terpisah, aku bisa sepuasnya memeluk istriku kapanpun aku mau!" seru Zayn yang terlihat begitu riang. Senyum tak luntur di wajahnya sedari tadi, tanganya Zeline juga begitu sering ia kecup.Mendengar kata tidur bersama dan memeluk sepuasnya, semburat kemerahan di wajah Zeline kembali muncul. Wajah cantik itu kembali bersemu malu atas ucapan Zahn dan itu membuat Zayn begitu gemas melihatnya hingga menghe tijan mobil di pinggir jalan secara tiba-tiba."Ada apa?" tanya