Share

Maafkan Kami, Ran

Tubuh Ranesha ambruk, tangan kurusnya mencengkram seprai tempat tidur di samping kuat. Kepala gadis ini mulai dipenuhi ingatan-ingatan pada masa lalu yang tertinggal, atau lebih tepatnya telah dihapuskan.

"Sa-sakit ... maaf ...," racau Ranesha tidak karuan. Dadanya terasa hancur seolah diremukkan dengan himpitan timah yang meleleh. Mata dengan iris hazelnut indah itu kini memerah, semakin panas seolah cairan yang keluar dari dua bola di sana adalah darah berapi.

"Tidak ... maaf ... sungguh, maafkan aku. Aku yang jahat ... a-aku yang ... aku yang pembunuh!" jeritnya sambil memegangi kepala, meremas dan memukulnya secara brutal. Ranesha tidak berhenti meneriakkan kalau dirinya adalah seorang pembunuh dan dia meminta maaf akan hal tersebut.

Serangan-serangan potongan adegan singkat dari masa lalu menghantam memori otak dan memukul telak jiwa yang sudah retak. Ranesha tidak akan kuat, beban ini terlalu berat.

 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status