Aula Kerajaan Elapu cukup ramai dipenuhi orang-orang yang berperan penting dalam perang ini. Panglima perang dipimpin oleh Raja Nozar dan para komandan menjadi pemimpin batalion-batalion elf. Batalion dwarf dipimpin oleh Raja Sehana dan batalion The Horn di pimpin oleh Kanta— Kepala Suku Seikalija. Keempat kepala suku The Horn telah hadir di sana sama seperti saat konferensi di bumi. Para kepala suku memiliki empat hingga lima tanduk yang berarti mereka adalah The Horn terkuat yang pantas menyandang gelar mereka.
“Lama tidak berjumpa, Hunter Jillian,” Kanta menyapa dengan aksen bahasa Inggris yang baru belajar. Di kepalanya terdapat lima tanduk yang melengkung bagaikan rambut dan di lehernya terdapat trompet berbentuk tanduk. Konon trompet tersebut bisa memanggil Kepala Suku Agung Soar, Dewa dari Zalen dan veteran perang yang setara dengan para Tetua Elf.
“Anda berbahasa Inggris dengan baik,” puji Jillian.
Raja Nozar melangkah ke si
Padang rumput luas dengan hutan lebat tumbuh subur, Tanah Alk bagikan surga yang tidak pantas dihuni oleh monster. Satu-satunya tempat di Dunia Siklus yang memberikan kedamaian dan sekaligus rumah bagi para Balkanji. Monster yang haus kekuatan itu kini terkurung dengan damai di tanah mereka. Monster itu kini hidup tanpa tujuan setelah tuan mereka mati – Lord of Almighty. Balkanji lahir bersama dengan perpisahan The One dan ketika perang pertama muncul mereka berada di sisi Dark One. Mereka ada dalam jumlah yang tetap yaitu 177 monster yang mengalami siklus kehidupan dan kematian. Balkanji hidup dalam perkembangan kekuatan yang sangat pesat dari makhluk lain yang mereka bunuh. Sisi inilah yang menjadi propaganda ras Iblis Kuno untuk memanfaatkan para Balkanji. Tapi ras mereka bagaikan kutukan, makhluk yang membunuh Balkanji akan berubah menjadi monster. Khaaa... Raungan keras mereka terdengar, puluhan Balkanji meraung dan menyerang. Leng
Langit malam dengan bulan merah tidak pernah berganti menjadi pagi dan tanah tandus hanya menubuhkan pohon-pohon mati. Sudah 3 hari menurut perhitungan waktu di bumi Shido Katsuko dan timnya berperang melawan monster setengah kelelawar yang tidak ada habisnya. Reruntuhan kastel tempat gate dibuka telah dikuasai namun monster pembuka gerbang tak pernah menampakkan diri.“Bagaimana kondisinya?” Anssi Toivonen mendatangi Shido Katsuko di reruntuhan menara tertinggi.“Kita harus segera menemukan monster pembuka gate itu.” Ke mana pun Shido Katsuko memandang, ia hanya melihat hutan hitam lebat dengan pohon-pohon mati. Kondisi ini mirip dengan laporan gate tingkat S yang muncul di Indonesia beberapa bulan yang lalu. Kini yang mereka tunggu adalah satu monster dengan sayap kelelawar terbesar dan mulut yang bersilang tiga.“Tim Henokh sudah tiba.” Anssi Toivonen menyalakan rokok. Hari-hari berat yang mereka lalu mungkin akan segera be
Tegukan terakhir dari gelas anggurnya telah habis tetapi itu tidak cukup untuk menghilangkan rasa gugup Kapten Vosien. Badai tidak pernah membuatnya takut atau cemas tetapi daratan hitam itu lebih buruk dari badai. Ada kengerian yang tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata mungkin seperti insting yang merasakan bahaya. Kapten Vosien menarik tuas untuk mempercepat laju kapal, dua orang dwarf mengamati nilai jarum-jarum parameter dan salah satu dwarf mengintip di batu-batu kristal khusus. Batu itu berguna sebagai kamera pengawas di berbagai sisi kapal. Setidaknya dibutuhkan empat dwarf untuk mengemudikan kapal bedroom dan sekitar seratus dwarf sebagai anak buah kapal. “Bagaimana jaraknya?” Kapten Vosien bertanya pada batu suara yang terhubung dengan teknisi kapal. “Masih kurang dua ribu kaki!” balas anak buah kapal yang bertugas menyiapkan gate. “Laporkan bila sudah pada jarak itu, aku tidak mau kapalku mencium pantat kapal lain.” Tiap
Jillian memimpin kuda terdepan melewati pasukan dark elf dan pasukan aliansi yang saling bentrok. Rintihan kesakitan dan teriakan semangat bercampur dengan suara adu tombak dan pedang. Sekilas Jillian merasa ada yang aneh dari pasukan musuh, jumlah mereka tak kunjung berkurang meski telah menerima serangan sihir dan menghadapi serangan kavaleri.“Sacha apa kamu merasakan hal yang aneh?” Jillian memelankan kuda mereka ketika berhadapan dengan pasukan dark elf yang lebih banyak.“Berapa jumlah mereka?” tanya balik Sacha.“Mereka banyak sekali,” Anatasi menembakkan anak panah dari energi sihir.“Tetap maju!” Jillian mengeluarkan sihir hitam yang membentuk sebuah pedang, kini dirinya terbayang dengan sosok Guardian of Nightfall lagi.Pendang hitam Jillian dan tombak Sacha memimpin di baris terdepan untuk membersihkan jalan. Jauh di depan mereka terlihat Lord of Pollution yang sedang duduk dan
Formasi kuda Tim Adam melingkar membentuk pertahanan. Jillian akui ketiga dark elf itu tidak bisa diremehkan, mereka memiliki kemampuan setingkat hunter tingkat S dan bahkan salah satu dari mereka telah mengalahkan Komandan March. Jillian sedang berpikir kritis, bagaimana dia harus membagi Tim Adam untuk menghadapi mereka. Saat itu pula dark elf berpedang api itu melemparkan penggalan kepala Komandan March tepat di depan kuda Sacha. Jillian kenal Sacha sebagai seorang rasional dan tak mudah terpancing emosi tapi kali ini berbeda, Sacha terpancing provokasi dark elf berpedang api itu. Sacha memacu kudanya dan mengarahkan tombaknya ke depan, saat itu pula Jillian tidak punya pilihan selain memecah formasi.“Beryl! Mika! Bantu Sacha melawan monster itu!”“Ya!” Jawab Mika dan Beryl kompak dengan spontan memacu kuda mereka mengikuti Sacha.“Carlos! Cari keberadaan Lord of Pollution!Aku hadapi dark elf wanita itu. Sisanya kala
“Di mana dia?” gerang Jillian.“Di balik hutan ini akan terlihat sabana yang sangat luas. Lord of Pollution disana. Ketua harus segera melihatnya sendiri.” jawab Carlos.Jillian mengamati keadaan sekeliling, kelompok Sacha masih belum mengalahkan dark elf berpedang api itu, sepertinya mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk mengalahkannya. Wylus masih menahan monster-monster ilusi, kini lebih banyak giant elf yang dihadapi, dan Anatasia beradu punggung di belakang Wylus untuk membantu. Ia mencari sosok Issac Hamis, ternyata dia telah mencengkeram kepala si dark elf pembuat ilusi hingga tubuh dark elf itu terangkat.Jillian melihat kristal kuning keemasan itu tepat di dahi si dark elf pembuat ilusi dan sedikit tertutup oleh jari-jari Issac. Jillian yakin dark elf itu tersenyum, entah apa yang ada dipikirkannya, tidakkah dia tahu bahwa Issac Hamis sesungguhnya lebih mirip monster.“Carlos, ikuti aku ke Issac.”Ji
Jillian dan Tim Adam kembali berkuda dalam hutan yang gelap dan Beryl kembali menyalakan sihir penerangan dari bukunya. Di tengah hutan mereka bertemu dengan Issac Hamis yang juga menunggangi kuda Anora, dia masih sama seperti sebelumnya dengan bertelanjang dada, memamerkan otot besarnya dan tubuh penuh tato. Perkiraan Jillian benar, Issac dengan mudah menang melawan dark elf berpedang api.“Issac! Kamu baik-baik saja? Apa kamu terluka?” Anatasia menghampiri Issac.“Aku baik-baik saja.”Kemudian Issac menarik sebuah benda yang mengantung di belakang punggungnya. Dia menarik sebuah pedang tumpul dan berkerak, entah itu karena karat atau apa pun itu, ada kerak yang menutupi bilah pedang. Jillian tampak tak asing dengan pedang itu meski belum pernah melihatnya.“Jangan-jangan pedang dark elf itu?” Sacha spontan menyahut.“Ya. Ada yang mau membawanya?” Issac menunjukkan pedang itu. Tiba-tiba bilah pedang
Tipe hunter dalam sistem hunter di bumi/Manaearth ada 6 main class hunter yaitu Core, Semicore (Frontliner), Support, Tanker, Unique, dan Carry. Dalam keenam class utama itu terdapat subclass seperti Swordsman, Lancer, Fighter, Mage, Sorcerer, dan lain-lain.Pertama, Core Class merupakan hunter dengan basis mana terkuat dan manapool yang besar. Mana merupakan tenaga dalam membentuk kekuatan hunter baik itu kekuatan sihir atau fisik, kekuatan tersebut dipengaruhi oleh mana. Dalam subclass core dibagi dalam dua tipe yaitu physical class dan magical class. Hunter tipe physical class biasanya memiliki dampak serangan berupa serangan fisik, ada 3 class dalam subclass ini yaitu Swordsman, Lancer, dan Fighter. Swordsman merupakan hunter yang menggunakan pedang, Lancer menggunakan tombak, dan Fighter menggunakan tangan kosong dalam bertarung. Biasanya ketiga subclass tersebut memberikan dampak serangan fisik, namun dalam tingkat yang lebih berkembang kategori pengguna subclass terseb
“Kita harus pergi ke sana,” ucap Jillian yang langsung melepaskan pelukannya. Akan tetapi, genggaman tangan Arina semakin kencang mencengkeram baju Jillian.“Aku mohon, jangan pergi,” ucap Arina yang menahan Jillian untuk bergerak. Dia mendongakkan kepalannya dengan mata yang berkaca-kaca.“Kamu baru pulang. Kamu belum ada sehari di sini. Biarkan WH Organization yang mengurusnya. B-bahkan kamu tak memilik tim lagi, Sayang. A-aku khawatir kamu pergi sendiri,” ucap Arina mencari-cari alasan.Jillian menghela nafasnya, ia tiba-tiba senang melihat Arina yang penuh kepedulian. Akan tetapi, ia juga sedikit merasa bersalah karena membuat Arina khawatir. Beberapa ucapan istrinya benar, ia baru saja pulang dan lagi pula ia tak memiliki sebuah tim.“Apa ada kabar dari WH Organization?” tanya Jillian pada William.“Aku belum mendapat kabar jika mereka akan bergerak. Mereka baru saja kehilangan Eric Novic,
William menangis tanpa tersedu-sedu ketika mendengar cerita tentang Mika yang tewas. Air matanya hanya mengucur dengan deras, dia mencoba tetap tegar di hadapan Jillian, meski tak dipungkiri bahwa dia sangat merasa kehilangan atas Mika.“Maaf, aku tak bisa menyelamatkannya,” ucap Jillian yang masih merasa bersalah.“T-tidak, Bos. Ini bukan salahmu.” William mulai mengusap air matanya.“Jadi bagaimana soal Rusia, Anatasia, dan Issac?” tanya Jillian.Ponsel William tiba-tiba berdering, dengan masih mengusap sisa air matanya Willliam mengangkat panggilan di teleponnya. “Permisi, Bos. Ini dari Edbert.”Arina terlihat kembali bersedih, dia menempelkan tubuhnya pada suaminya. Jillian pun mulai merangkul Arina karena merasakan kesedihan istrinya. Jadi, ia mengecup rambut Arina. “Tak apa-apa,” bisik Jillian.“Tapi bagaimana dengan Ana dan Issac? Aku khawatir,” ucap Arina yang me
Anatasia bergegas lari ke belakang untuk menghampiri Presiden Alferov. Ia menyapanya dengan rasa kekhawatiran, “Tuan Presiden, apa yang sedang Anda lakukan di sini?”Presiden Alferov telah mengenakan pakaian hunternya, Anatasia tahu bahwa dulunya dia seorang hunter juga. Dia melepaskan helm hunter-nya. “Aku juga seorang hunter, Nona Prikodov.”“Tapi, tempat ini sangat berbahaya,” tutur Anatasia.“Di sini tempat terakhir kita bertahan. Kita gagal di sini, Rusia tidak akan terselamatkan. Apa kau pikir aku sudi berlarian dan bersembunyi dari kejaran monster?” ucap Presiden Alferov. Dia kemudian berbalik dan menghadap ke ribuan hunter lainnya.“Kita adalah hunter! Kita akan melawan!” teriak Presiden Alferov membangkitkan semangat juang setiap hunter di sana. Akan tetapi kehadiran Presiden Alferov membuat Antasia menjadi khawatir.Anatasia bergegas berbalik ke garis terdepan, ia mencari seseora
Lev Mashkov mengetuk pintu dan segera membuka pintu ruangan Presiden Alferov. Ia berdiri di hadapan Presiden Alferov yang sedang memandang layar gadgetnya, ia yakin presiden itu sama stresnya memikir bencana yang sedang melanda negara Rusia.“Aku kemari untuk melaporkan situasinya,” ucap Lev Mashkov.Presiden itu mulai memandang Lev Maskhov untuk mendengarkannya, “Apa sangat buruk?”“Dengan Alyesye Prikodov, kita baru saja kehilangan 4 hunter tingkat S. Zagoskin Prikodov, Artov Koneki, dan Alexander Gurvich.”“Bahkan Zagoskin Prikodov?” Mata Presiden Alferov membulat karena terkejut. Artinya pula hanya menyisakan Anatasia Prikodov sebagai hunter berkemampuan paling tinggi.Lev Mashkov mengangguk, “Kurang dari 4 jam lagi, gerombolan monster akan mencapai perimeter pertahanan di kota Pereslavl-Zalessky. Hal buruk akan terjadi, Tuan Alferov.”“B-bisakah kita menang atau mun
Suara mesin truk di jalan yang kasar membangunkan Anatasia. Bintang di langit malam tampak bergerak dan begitu indah. Langit tampak cerah meski malam masih gelap gulita. Ia mencoba bangkit, tapi kepalanya terasa pening dan badannya terasa remuk.‘Apa yang terjadi?’“S-seorang.” Bibir Anatasia terasa berat untuk berkata-kata.“Dia bangun. Kau baik-baik saja?” Suara seseorang menjawab. Anatasia mengenali suara dan wajah yang kemudian mendekat itu. Dia adalah Nestikov si hunter beastmaster.“Apa yang terjadi?”“Kamu pingsan, Nona Anatasia,” jawab Nestikov.“Di mana yang lain?” Anatasia mencoba bangkit tapi seluruh tubuhnya terasa kaku.Nestikov menjawab dengan raut wajah penuh kesedihan. “Kami semua mundur sesuai perintahmu. Ledakkan itu... menewaskan Pavel dan Grigory.”Perasaan Anatasia terasa tertusuk sangat dalam. Ia tak menyangka telah k
Mobil kembali melaju dengan kencang. Satu per satu monster babau mulai datang, dengan sigap Anatasia dan lainnya mengalahkan monster setengah kelelawar itu. Mereka belum terlihat kewalahan, akan tetapi gerak mobil tiba-tiba berkelok-kelok, dan Pytor diserang seekor monster babau tanpa bisa melawan.“Pytor!” teriak Anatasia.“Tolong aku!” Tubuh Pytor hampir tertarik keluar, genggamannya di setir telah terlepas. Dengan cepat, Anatasia menembakkan anak panahnya dan mengenai monster babau yang mencoba menarik tubuh Pytor.Brug! Mobil menabrak sebuah tiang listrik di pinggir jalan. Anatasia dan lainnya terpental dari mobil, sedangkan Pytor jatuh berguling sendirian. Pening dirasakan oleh Anatasia, tapi ia mencoba langsung bangkit.Zagoskin dan Nestikov tampak baik-baik saja, mereka berdua telah bangkit dan menghadapi monster-monster babau yang berdatangan. Sedangkan Pavel Prikodov, Grigory Lesky, dan Zhelesky mulai bangkit. Mereka
#131 Lebih Cepat!Hati Anatasia tertusuk oleh kesedihan yang cukup dalam. Lagi-lagi ia kehilangan seorang rekannya dan bahkan seorang anggota keluarga Prikodov-nya. Ia segera bangkit karena sadar tak bisa terus bersedih, ia menoleh ke arah barisan pasukan undead yang berbaris rapi. Undead itu tak lagi memegang dua tombaknya. Salah satu tombaknya hilang dan pastinya tombak yang menancap pada tubuh Nezhnov Prikodov.Sosok Komandan March kembali terbayang dalam undead itu. Anatasia kembali mengamati dengan serius undead berkuda itu. Ia tak mengenali wajahnya yang telah membusuk tapi dari paras tegapnya saat berkuda sangat mirip dengan Komandan March.‘Tidak mungkin itu Komandan March.’ Undead itu kembali mengangkat tangannya yang memegang tombak. Gerak pasukan undead di belakangnya tiba-tiba berubah, pasukkan undead bertombak mengarahkan tombaknya ke depan, beberapa undead yang lain menarik pedangnya. Ketika undead itu menurunkan tombaknya, ia seperti m
Zagoskin tampak sedang bergulat dengan salah satu monster yang menyerupai ular, Nestikov masih mencabik-cabik undead di baris depan. Zehelesky juga masih menghajar monster-monster yang muncul dengan belatinya. Pavel Prikodov dan Grigory Lesky pun masih menghunuskan tombak dan pedang untuk membunuh para undead. Sedangkan Anatasia, tangannya masih terus menarik tali busur dan menciptakan anak panah, akan tetapi pikirannya tak bisa fokus.‘Di mana Pytor dan Nezhnov Prikodov?’ Anatasia tidak melihat keberadaan mereka berdua.Dua puluh menit pertarungan berlalu, gerombolan monster undead pun tak terlihat berkurang sedikit pun. Puluhan hingga ratusan bangkai monster mulai bertumpuk, tapi gerombolan monster yang muncul dari arah barat tak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Jika gerombolan monster itu menerjang seperti ombak laut, maka artinya para hunter hanya menciduk airnya dan membuangnya ke pasir pantai. Mereka membunuh para undead seperti membasahi pasir
Ivon Zhelesky yang merupakan seorang hunter tanker di tim itu, bersiaga di paling depan dengan perisai besarnya. Di balik tubuh besar Zhelesky, Ivan Nestikov berlari dengan tangan kosong dan menghadang ogre besar itu. Tongkat pemukul ogre itu diayunkan namun Nestikov dengan mudah menghindar.Tangan kosong Nestikov berubah sedikit membesar, lengannya menjadi berbulu putih, dan jemarinya menjadi cakar yang cukup panjang. Ia merupakan hunter dengan class beastmaster jadi wajar sebagian tubuhnya berubah menjadi monster. Ia pun langsung menyerang balik ogre itu. Tak butuh waktu yang lama, cakar-cakar Nestikov mengoyak tubuh ogre itu hingga membunuhnya.Beberapa orang bersorak penuh bangga ketika melihat pertarungan singkat itu. Rasa cemas dan khawatir mereka hilang untuk sesaat. Truk-truk militer pun mulai bergerak pergi meninggalkan warga-warga yang masih terkagum-kagum.“Pergi! Tinggalkan kami! Tempat ini berbahaya!” teriak Anatasia pada kerumunan itu,