Ya Tuhan, Bos Jillian benar, ucap William dalam hati.
“Pak William, mana dalam gates turun sangat cepat. Mungkin kurang dari dua jam gate akan tertutup sepenuhnya.” Seorang pegawai WH Organization mengkonfirmasi kondisi gate.
Truk terakhir dari guild pengangkut keluar dengan mayat-mayat monster. Petugas dari guild pengangkut mengkonfirmasi tugas terakhirnya kepada petugas militer. Kolonel Haris pun memerintahkan pasukannya tetap berjaga hingga gate tertutup sepenuhnya.
“Bos... ” William menahan kata-kata.
“Aku akan pulang besok. Ya, aku juga...” Jillian mematikan ponselnya.
“Aku harus menulis apa dalam laporan nanti?”
“Kita bahas besok, aku lelah. Oh ya, carikan aku tiket untuk kembali ke Surabaya.” Jillian melemparkan tubuhnya ke ranjang hotel.
Esok paginya William mendapat berita bahwa menteri pertahanan Indonesia telah menyampaikan konferensi pres tentang gate di kota Denpasar. Secara resmi mereka mengucapkan terima kasih te
.... Kekuatan mereka kini ada dalam kebijaksanaannya. Tujuh Tetua, veteran perang melawan Dark One, simbol dari kedamaian Anora...Arina membaca kalimat terakhir dari buku yang ditulis sahabatnya. Dunia elf, Anora, selalu menarik untuk dibaca bagaikan cerita pengantar tidurnya di masa kecil. Kini dia ingin segera mengganti buku untuk dibaca, kemampuannya telah meningkat menggunakan Bahasa Semesta— bahasa umum ras dunia lain.Ponsel berdering oleh panggilan sekretaris ayahnya, Sekretaris Toyoka.[Shido-sama memanggilmu ke kantor. Secepatnya.]“Ada apa?”Panggilan telepon berhenti.***“Aku tidak mau bekerja di WH Organization.” Arina menolak menandatangani surat rekomendasi dari ayahnya, Shido Katsuko. Cita-citanya adalah bekerja di kedutaan luar negeri Jepang, kemudian mengincar posisi di mana ia bisa mendatangi dunia Anora, Frat atau Zalen.“Ayah tidak menyekolahkan kamu hanya untuk membaca
....The One adalah entitas yang pertama, berdetak dalam dirinya sendiri hingga pecah dan dunia bersebaran. The One kemudian menjadi entitas baru yang lebih murni dan bersinar, Light One. Sedangkan sisa-sisa persebaran tersebut menjadi berbagai dunia yang tidak terhitung jumlahnya.Berbagai dunia hidup dalam damai, saling terikat, terhubung dan sangat sulit dijelaskan. Light One mengakui bahwa ada sisi lain yang muncul di sebuah dunia, entitas Dark One. Legenda kuno mengatakan, Light One dan Dark One sesungguhnya bukan sang tokoh baik atau jahat. Mereka hanya entitas yang ingin berpisah dan menyatu. Light One yang memberikan kehidupan pada seluruh dunia saat The One berdetak, sedangkan Dark One ingin kembali bersatu menjadi The One kembali. (Elma, Dunia Pertama: One)....Pertarungan besar terjadi, Light One dengan para Dewa dan Dark One dengan para Iblis saling bertarung. Tidak ada kemenangan dari peperangan tersebut. Cahaya dan kegelapan kembali ke tempat masing-masing
“Boss, ini data yang Anda minta,” William datang dengan tumpukan kertas.Jillian meletakan buku yang ia baca.“The Book of Elma? Anda sekarang suka membaca?” sindir William.Jillian tidak menjawab, ia langsung mengamati setumpuk laporan khusus. Halaman pertama berisi data pribadi dirinya. Kemudian halaman berikutnya berisi catatan gates yang pernah ia masuki. Laporan gates, daftar tim, jenis gates, material yang didapat dan lain-lainnya, tertulis lengkap. Halaman-halaman berikutnya berisi hal yang sama milik 19 hunter yang lain.“Kamu juga melaporkan dataku?” tanya Jillian saat membuka halaman pertama.“Awalnya tidak. Tetapi aku penasaran untuk membandingkan dengan yang lain. Hasilnya bisa Anda lihat di halaman terakhir.”Beberapa veteran dari insiden Australia kini menjadi ketua guild, Shido Katsuko dari Jepang dengan peringkat tiga di dunia, Eric Novis dari Amerika Serikat dengan pering
[Saya menolak. Saya menolak. Saya menolak.] Dari dua belas dewan hanya empat negara yang setuju yaitu Jepang, Jerman, Inggris dan Amerika Serikat. Sesuai prediksi Jillian, tidak banyak negara yang ingin mengirimkan hunter mereka untuk berperang di tempat yang tidak jelas. Mungkin dendam masih membekas hingga tidak sudi membantu para elf untuk berperang. Tetapi sangat jelas, perang berarti akan ada kematian dan mereka tidak ingin mengorbankan hunter terbaik mereka demi selain negaranya. “Aku ikut.” Jillian mengangkat tangan. Satu suaranya tidak mengubah hasil keputusan tetapi WH Organization berdiri di atas negara-negara dan dialah pemegang kekuasaan tertingginya. “Keputusan sudah kita dapat. Kita tidak akan mengirimkan hunter untuk berperang bersama elf,” Presiden Amerika Serika mengatakan hasil pemilihan suara. “Seperti yang perwakilan elf dari Anora katakan. Jika mereka kalah, Lord of Pollution akan segera mengincar Manaearth — Bumi. Aku tidak memin
Latihan kendo telah selesai, kini Shido Katsuko duduk beristirahat di dojo yang juga menjadi tempat latihan anggota guildnya. Meskipun umurnya hampir mencapai 60 tahun namun dia masih menyandang peringkat ketiga sebagai hunter terkuat di dunia dan sekaligus orang terkuat di Jepang. Dedikasinya sangat tinggi dalam menjaga Jepang dari ancaman gates, bahkan dia aktif dalam melatih anggota guild dan mengajar salah satu mata kuliah di Universitas Tokyo.Shido Katsuko menikmati istirahat dengan minum teh hijau favoritnya.Kemudian Sekretaris Toyoka datang, “Shido-sama dua jam lagi pesawat Tim Adam akan tiba. Saya mendapatkan informasi bahwa putri dan cucu anda juga datang ke Jepang.”“Arina dan Mulan?” ucapnya pelan.“Iya Ketua,” Toyoka mengangguk.Sejak insiden Australia yang menewaskan banyak anggota guild dan putranya, laki-laki terkuat itu hancur secara mental. Ia kehilangan putra tersayang sekaligus pewaris
Persiapan gates yang membutuhkan waktu berjam-jam untuk selesai. Jepang dengan teknologi tinggi dan keberuntungannya menjadi satu-satunya negara yang bisa membuka gate yang terhubung dengan Anora. Dua buah tiang besi besar terhubung dengan kabel-kabel yang menyalurkan energi dari kristal-kristal mana. Gerbang sebesar tingkat S terbuka dan siap menghubungkan Tim Adam menuju Anora.Jillian mengangkat ranselnya yang penuh perbekalan. Beberapa yang lain membawa busur, tombak, perisai dan pedang. Meski sudah terbiasa masuk-keluar gates tapi rasanya sedikit berat kali ini. Bukan karena kengerian perang nantinya, tapi yang tidak disukai Jillian nantinya yaitu rindu pada istri cantik dan putri lucunya. Dia mengakui bahwa kehadiran Mulan menambah arti sesungguhnya bagi seorang Jillian, seorang ayah dan seorang suami.“Aku pergi dulu,” Jillian mencium pipi Arina cukup lama.“Berhati-hatilah, Sayang.” Arina tersenyum kuat untuk suaminya.Jill
Elma dan Komandan March bersujud pada Raja Elza untuk melaporkan kedatangan para hunter. Dua komandan lain berdiri di bawah singgasana. Raja Elza tampak muram dan sedikit cemas karena merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan oleh setiap warga kota Rone. “Rajaku, hunter dari Manaearth yang saya janjikan sudah tiba,” ucap Elma dengan aksen formal. “Rajaku, izinkan saya berbicara,” ucap Komandan March. Raja Elza mengangguk. “Kita semua bisa merasakannya. Salah seorang yang diundang Tuan Elma tidak bisa kami percaya. Dia memiliki kebencian yang sama dengan Makhluk Tercemar. Izinkan saya untuk...” “Untuk memulai perang? Dia adalah yang terkuat di dunia manusia dan mereka sudah cukup untuk memorak-porandakan kerajaan ini. Demi Elanor, mereka semua adalah pahlawan di Manaearth.” Elma menyela perkataan Komandan March saat berdiri. “Itukah yang kamu maksud orang yang mampu memimpin perang melawan kita? Aku pikir kamu hanya akan membawa or
Sehari sebelumnya.“Apa kalian melihat Arina?” Jillian bertanya pada Sacha, Mika, Anatasia dan Issac di ruang keluarga. Mereka sedang menikmati anggur dan perapian hangat. Anatasia menggelengkan kepala dalam pelukan Issac.“Ketua Jillian tunggu sebentar. Kami sedikit memiliki pertanyaan untuk besok.” Perkataan Mika membuat Jillian berhenti dan berbalik.“Duduklah Jillian, santai sebentar karena Arina tidak mungkin hilang di rumahnya sendiri,” sindir Anatasia. Jillian duduk dengan curiga melihat mata Mika dan Sacha yang saling melirik. Kepekaannya sebagai hunter terkuat di dunia jelas merasakan hal yang mencurigakan dari Mika dan Sacha.“My lord, tanpa mengurangi kesetiaan padamu. Ada hal yang ingin saya tanyakan, berapa banyak emas yang para elf janjikan? Maafkan kelancangan saya, My Lord.” Sacha menuangkan anggur untuk Jillian. Kecurigaan semakin meningkat bagi Jillian pada Sacha yang tiba-tiba bersikap man
“Kita harus pergi ke sana,” ucap Jillian yang langsung melepaskan pelukannya. Akan tetapi, genggaman tangan Arina semakin kencang mencengkeram baju Jillian.“Aku mohon, jangan pergi,” ucap Arina yang menahan Jillian untuk bergerak. Dia mendongakkan kepalannya dengan mata yang berkaca-kaca.“Kamu baru pulang. Kamu belum ada sehari di sini. Biarkan WH Organization yang mengurusnya. B-bahkan kamu tak memilik tim lagi, Sayang. A-aku khawatir kamu pergi sendiri,” ucap Arina mencari-cari alasan.Jillian menghela nafasnya, ia tiba-tiba senang melihat Arina yang penuh kepedulian. Akan tetapi, ia juga sedikit merasa bersalah karena membuat Arina khawatir. Beberapa ucapan istrinya benar, ia baru saja pulang dan lagi pula ia tak memiliki sebuah tim.“Apa ada kabar dari WH Organization?” tanya Jillian pada William.“Aku belum mendapat kabar jika mereka akan bergerak. Mereka baru saja kehilangan Eric Novic,
William menangis tanpa tersedu-sedu ketika mendengar cerita tentang Mika yang tewas. Air matanya hanya mengucur dengan deras, dia mencoba tetap tegar di hadapan Jillian, meski tak dipungkiri bahwa dia sangat merasa kehilangan atas Mika.“Maaf, aku tak bisa menyelamatkannya,” ucap Jillian yang masih merasa bersalah.“T-tidak, Bos. Ini bukan salahmu.” William mulai mengusap air matanya.“Jadi bagaimana soal Rusia, Anatasia, dan Issac?” tanya Jillian.Ponsel William tiba-tiba berdering, dengan masih mengusap sisa air matanya Willliam mengangkat panggilan di teleponnya. “Permisi, Bos. Ini dari Edbert.”Arina terlihat kembali bersedih, dia menempelkan tubuhnya pada suaminya. Jillian pun mulai merangkul Arina karena merasakan kesedihan istrinya. Jadi, ia mengecup rambut Arina. “Tak apa-apa,” bisik Jillian.“Tapi bagaimana dengan Ana dan Issac? Aku khawatir,” ucap Arina yang me
Anatasia bergegas lari ke belakang untuk menghampiri Presiden Alferov. Ia menyapanya dengan rasa kekhawatiran, “Tuan Presiden, apa yang sedang Anda lakukan di sini?”Presiden Alferov telah mengenakan pakaian hunternya, Anatasia tahu bahwa dulunya dia seorang hunter juga. Dia melepaskan helm hunter-nya. “Aku juga seorang hunter, Nona Prikodov.”“Tapi, tempat ini sangat berbahaya,” tutur Anatasia.“Di sini tempat terakhir kita bertahan. Kita gagal di sini, Rusia tidak akan terselamatkan. Apa kau pikir aku sudi berlarian dan bersembunyi dari kejaran monster?” ucap Presiden Alferov. Dia kemudian berbalik dan menghadap ke ribuan hunter lainnya.“Kita adalah hunter! Kita akan melawan!” teriak Presiden Alferov membangkitkan semangat juang setiap hunter di sana. Akan tetapi kehadiran Presiden Alferov membuat Antasia menjadi khawatir.Anatasia bergegas berbalik ke garis terdepan, ia mencari seseora
Lev Mashkov mengetuk pintu dan segera membuka pintu ruangan Presiden Alferov. Ia berdiri di hadapan Presiden Alferov yang sedang memandang layar gadgetnya, ia yakin presiden itu sama stresnya memikir bencana yang sedang melanda negara Rusia.“Aku kemari untuk melaporkan situasinya,” ucap Lev Mashkov.Presiden itu mulai memandang Lev Maskhov untuk mendengarkannya, “Apa sangat buruk?”“Dengan Alyesye Prikodov, kita baru saja kehilangan 4 hunter tingkat S. Zagoskin Prikodov, Artov Koneki, dan Alexander Gurvich.”“Bahkan Zagoskin Prikodov?” Mata Presiden Alferov membulat karena terkejut. Artinya pula hanya menyisakan Anatasia Prikodov sebagai hunter berkemampuan paling tinggi.Lev Mashkov mengangguk, “Kurang dari 4 jam lagi, gerombolan monster akan mencapai perimeter pertahanan di kota Pereslavl-Zalessky. Hal buruk akan terjadi, Tuan Alferov.”“B-bisakah kita menang atau mun
Suara mesin truk di jalan yang kasar membangunkan Anatasia. Bintang di langit malam tampak bergerak dan begitu indah. Langit tampak cerah meski malam masih gelap gulita. Ia mencoba bangkit, tapi kepalanya terasa pening dan badannya terasa remuk.‘Apa yang terjadi?’“S-seorang.” Bibir Anatasia terasa berat untuk berkata-kata.“Dia bangun. Kau baik-baik saja?” Suara seseorang menjawab. Anatasia mengenali suara dan wajah yang kemudian mendekat itu. Dia adalah Nestikov si hunter beastmaster.“Apa yang terjadi?”“Kamu pingsan, Nona Anatasia,” jawab Nestikov.“Di mana yang lain?” Anatasia mencoba bangkit tapi seluruh tubuhnya terasa kaku.Nestikov menjawab dengan raut wajah penuh kesedihan. “Kami semua mundur sesuai perintahmu. Ledakkan itu... menewaskan Pavel dan Grigory.”Perasaan Anatasia terasa tertusuk sangat dalam. Ia tak menyangka telah k
Mobil kembali melaju dengan kencang. Satu per satu monster babau mulai datang, dengan sigap Anatasia dan lainnya mengalahkan monster setengah kelelawar itu. Mereka belum terlihat kewalahan, akan tetapi gerak mobil tiba-tiba berkelok-kelok, dan Pytor diserang seekor monster babau tanpa bisa melawan.“Pytor!” teriak Anatasia.“Tolong aku!” Tubuh Pytor hampir tertarik keluar, genggamannya di setir telah terlepas. Dengan cepat, Anatasia menembakkan anak panahnya dan mengenai monster babau yang mencoba menarik tubuh Pytor.Brug! Mobil menabrak sebuah tiang listrik di pinggir jalan. Anatasia dan lainnya terpental dari mobil, sedangkan Pytor jatuh berguling sendirian. Pening dirasakan oleh Anatasia, tapi ia mencoba langsung bangkit.Zagoskin dan Nestikov tampak baik-baik saja, mereka berdua telah bangkit dan menghadapi monster-monster babau yang berdatangan. Sedangkan Pavel Prikodov, Grigory Lesky, dan Zhelesky mulai bangkit. Mereka
#131 Lebih Cepat!Hati Anatasia tertusuk oleh kesedihan yang cukup dalam. Lagi-lagi ia kehilangan seorang rekannya dan bahkan seorang anggota keluarga Prikodov-nya. Ia segera bangkit karena sadar tak bisa terus bersedih, ia menoleh ke arah barisan pasukan undead yang berbaris rapi. Undead itu tak lagi memegang dua tombaknya. Salah satu tombaknya hilang dan pastinya tombak yang menancap pada tubuh Nezhnov Prikodov.Sosok Komandan March kembali terbayang dalam undead itu. Anatasia kembali mengamati dengan serius undead berkuda itu. Ia tak mengenali wajahnya yang telah membusuk tapi dari paras tegapnya saat berkuda sangat mirip dengan Komandan March.‘Tidak mungkin itu Komandan March.’ Undead itu kembali mengangkat tangannya yang memegang tombak. Gerak pasukan undead di belakangnya tiba-tiba berubah, pasukkan undead bertombak mengarahkan tombaknya ke depan, beberapa undead yang lain menarik pedangnya. Ketika undead itu menurunkan tombaknya, ia seperti m
Zagoskin tampak sedang bergulat dengan salah satu monster yang menyerupai ular, Nestikov masih mencabik-cabik undead di baris depan. Zehelesky juga masih menghajar monster-monster yang muncul dengan belatinya. Pavel Prikodov dan Grigory Lesky pun masih menghunuskan tombak dan pedang untuk membunuh para undead. Sedangkan Anatasia, tangannya masih terus menarik tali busur dan menciptakan anak panah, akan tetapi pikirannya tak bisa fokus.‘Di mana Pytor dan Nezhnov Prikodov?’ Anatasia tidak melihat keberadaan mereka berdua.Dua puluh menit pertarungan berlalu, gerombolan monster undead pun tak terlihat berkurang sedikit pun. Puluhan hingga ratusan bangkai monster mulai bertumpuk, tapi gerombolan monster yang muncul dari arah barat tak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Jika gerombolan monster itu menerjang seperti ombak laut, maka artinya para hunter hanya menciduk airnya dan membuangnya ke pasir pantai. Mereka membunuh para undead seperti membasahi pasir
Ivon Zhelesky yang merupakan seorang hunter tanker di tim itu, bersiaga di paling depan dengan perisai besarnya. Di balik tubuh besar Zhelesky, Ivan Nestikov berlari dengan tangan kosong dan menghadang ogre besar itu. Tongkat pemukul ogre itu diayunkan namun Nestikov dengan mudah menghindar.Tangan kosong Nestikov berubah sedikit membesar, lengannya menjadi berbulu putih, dan jemarinya menjadi cakar yang cukup panjang. Ia merupakan hunter dengan class beastmaster jadi wajar sebagian tubuhnya berubah menjadi monster. Ia pun langsung menyerang balik ogre itu. Tak butuh waktu yang lama, cakar-cakar Nestikov mengoyak tubuh ogre itu hingga membunuhnya.Beberapa orang bersorak penuh bangga ketika melihat pertarungan singkat itu. Rasa cemas dan khawatir mereka hilang untuk sesaat. Truk-truk militer pun mulai bergerak pergi meninggalkan warga-warga yang masih terkagum-kagum.“Pergi! Tinggalkan kami! Tempat ini berbahaya!” teriak Anatasia pada kerumunan itu,