Kevin berpikir, mungkin sebentar lagi tiba giliran mereka? Dia berniat bertanya kepada pelayan mendatangi mereka, dan dia pun akan segera mengetahui apa yang akan terjadi. Jadi, untuk saat ini tidak perlu terburu-buru, lebih baik menghabiskan makanan ini bersama Diana."Bos! Cepat ke sini!" Tiba-tiba seorang pelayan berteriak, Kevin melirik, dan pelayan itu berdiri di samping wanita berjubah putih itu.Segera, seorang pria dengan pakaian jas berjalan hingga ke sisi wanita jubah putih itu, Kevin berpikir, pasti ini semua karena wanitajubah putih itu menolak untuk pergi."Ayo, kita ke sana!" Kata Kevin kepada Diana, lalu keduanya pun berjalan mendekati meja wanita jubah putih itu. kemudian, terlihat bos dan juga pelayan itu sedang berdebat hebat dengan wanita jubah putih ini, tetapi mereka sama sekali tidak menyadari kehadiran Kevin dan Diana di belakang mereka."Nona, kami sudah berjanji untuk tidak meminta bayaran atas makananmu ini, bisakah sekarang juga kamu keluar dari sini?" Ujar
"Tuan Dipta, Anda sudah datang?" Pria berjas itu segera menyapa dengan senyum ketika melihat kedatangan pria kekar.Pria kekar itu adalah Dipta yang dimaksud oleh Arhan, dia adalah ketua mafia di kota tua wilayah kekuasaan dari keluarga Arhan.Setelah mendapatkan perintah dari Tuan Muda Arhan, Dipta segera mengutus anak buahnya untuk mengikuti Diana dan Kevin, dan setelah mengetahui mereka masuk ke dalam Restoran, Dipta dengan segera menghubungi pemilik restoran untuk segera mengosongkan tempat. Karena dirinya hendak menculik dan membius Diana di sana, lalu membawanya ke hotel untuk dinikmati oleh Tuan Muda Arhan. Dan untuk manusia tengik Kevin itu, dia juga harus memberinya sebuah pelajaran.Para pelayan yang berdiri di samping Kevin, mereka semua pernah mendengarkan sosok Dipta ini, dan sekarang ketika bertemu dengan orangnya langsung, mereka tetap tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya, meskipun kedatangan kali ini bukan untuk mencari masalah dengan mereka.Pada saat ini, dalam re
Lalu, Kevin menangkis pukulan dua orang ini, kedua preman ini pun tidak menyangka Kevin akan melawannya, mereka akhirnya marah dan hendak melayangkan satu pukulan lagi ke arah Kevin, tetapi masih belum sempat menyerang, kedua orang ini berseru secara bersamaan.Satu orang dihajar oleh Kevin di hidungnya, dan satu di bagian matanya. Kevin sama sekali tidak segan-segan, bahkan ketika dua orang ini masih menjerit kesakitan, dia kembali menendang perut kedua preman ini. Kedua preman ini hanya bisa menjerit dan berguling kesakitan di lantai.Dalam sekejap mata, Kevin berhasil melumpuhkan dua orang preman ini, hal ini membuat emosi anak buah yang ada di belakang Dipta mendidih."Sialan.""Apakah bawahan dari Tuan Dipta bisa kamu sentuh!""Brengsek, dia sudah bosan hidup.""Tuan Dipta, biarkan aku maju dan habisi bajingan ini!"Dipta mengangkat tangannya, lalu semuaanak buahnya diam dan hanya menatap Kevin dengan kejam. Sambil tersenyum, Dipta berkata."Manusia tengik ini merasa hebat, kamu
Selesai berbicara, Diana tersenyum dan berjalan ke arah Dipta. Pikiran Kevin sangat kacau saat ini, tetapi setelah mendengarkan perkataan Diana, dia juga merasa sangat masuk akal. Hanya ke rumah sakit saja bukan suatu masalah besar, tetapi ada sesuatu yang terus mengganjal di dalam hatinya, dan pada saat ini, dia tiba-tiba mendengar bisikan suara wanita dari kejauhan seperti ilusinya."Jangan biarkan dia pergi, akan terjadi sesuatu!"Kevin tertegun, dia masih tidak menyadari dari mana datangnya suara ini, lalu bergegas dia melangkah maju, meraih tangan Diana dan menariknya ke sisinya."Apa yang kamu lakukan Kevin…" Tanya Diana tidak mengerti."Kamu tidak boleh ikut dengannya, pasti akan terjadi sesuatu." Kata Kevin dengan raut wajah serius."Apa kamu ingin mati!" Dipta berteriak dengan marah lantaran dia melihat rencananya akan segera berhasil, tetapi tiba-tiba Kevin kembali berulah. Beberapa anak buahnya telah mengambil posisi dan bahkan ada beberapa yang mengeluarkan belati.Tanpa s
Pada saat ini Kevin merasa sedikit kaku, tetapi begitu mendengar suara ini, hatinya tergerak, dia sama sekali tidak ragu, dia pun segera mengeluarkan jurus yang melintas di benaknya.Dia menurunkan tubuhnya, lalu kaki kanannya menyapu keluar ke tiga kaki orang yang ada di depannya, dua preman tumbang seketika, tetapi karena sudah sekian lama Kevin tidak pernah melatih jurus ini, maka dia gagal untuk menumbangkan orang ketiga."Manusia Tengik! Aku akan menusukmu!" Preman itu langsung menyerang Kevin dengan belatinya. Kevin sangat terkejut dan dia berpikir nyawanya akan berakhir di sini.Namun, pandangan Kevin tertuju pada wanita berjubah putih yang ada di sampingnya, dia mengibaskan lengan baju kunonya, dan tiba-tiba preman itu menjerit."Aduh!"Dan terdengar suara belati jatuh ke lantai. Kevin pun segera memanfaatkan situasi, dia segera bangkit dari lantai."'Tendangan jitu, lihat baik-baik dada orang yang ada di depan, tendang dengan kaki kanannya dan kaki kiri menginjak dengan kuat,
"Haha! Manusia tengik, sudah lihat, bukan? Aku hanya perlu menggunakan satu gerakan saja sudah berhasil menghabisimu, dan kamu masih berlagak hebat?" Ujar Dipta dengan bangga.Para preman yang tadi telah dilumpuhkan oleh Kevin saat ini telah bangkit, mereka pun berseru untuk Dipta."Tuan Dipta memang hebat!""Orang lemah ini masih berani melawan Tuan Dipta, sungguh konyol!""Tuan Dipta, bunuh dia!"Melihat Kevin yang terlempar ke lantai, Diana segera berlari ke sisi Kevin, dan berkata dengan panik."Bagaimana keadaanmu?" Mendengar ada yang meminta Dipta untuk membunuh Kevin, Diana pun berdiri dan mengulurkan kedua tangannya untuk melindungi Kevin, lalu berteriak marah ke arah Dipta."Jangan sentuh dia!"Dipta mengambil belati dan tersenyum kejam."Nona Diana, manusia tengik ini sudah melukai belasan anak buahku, jika aku tidak membunuhnya, bagaimana aku bisa jadi seorang pemimpin? Jadi, maaf sekali."Diana menatap belati yang bersinar dingin itu, dia sangat ketakutan, tetapi dia teta
"Bagaimana wajahku?" Kata wanita jubah putih seraya tersenyum."Cantik sekali, semua artis kalah denganmu! Aku..." Hati Dipta sangat gatal, dia mencondongkan tubuhnya ke depan dan bersiap untuk mencium wajah wanita itu.Namun, tiba-tiba kursi wanita itu mundur ke belakang dan menjauh dari Dipta!"Apa yang terjadi." Dipta terkejut, dia sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi.Semua orang yang menyaksikan kursi wanita jubah cantik itu melayang dan bajunya yang berkibar bagai peri, juga tidak merasakan keanehan."Kamu sudah melihat wajahku, dan sekarang kamu sudah bisa memotong jarimu." Kata wanita jubah putih itu sambil tersenyum."Cantik, aku masih harus berguling di ranjang denganmu, bagaimana kamu bisa memotong jari kekasihmu sendiri?" Ucap Dipta sambil tersenyum."Tidak menepati janji, kalau begitu tambah satu jari!"Selesai wanita jubah putih itu berbicara, dia mengambil kain yang melingkar di pinggangnya bagai sabuk, kemudian dilemparnya bagai seekor ular ke lantai, lalu berha
Melihat kondisi Dipta yang begitu mengenaskan, semua orang yang ada di sana sangat terkejut, Diana bahkan sangat ketakutan hingga bersembunyi di pelukan Kevin, sekujur tubuhnya gemetar tak henti-henti.Namun, wanita berjubah putih itu terlihat santai, dia memandang Dipta yang tergeletak di lantai dan berkata."Padahal aku hanya meminta satu jarimu saja, tetapi dirimu sendiri yang membuat masalah ini menjadi besar. Sekarang semua sudah selesai, seorang pria kekar nan tampan kini menjadi seorang pria berkaki pincang, hais, mengapa kamu harus seperti ini?"Dipta yang tergeletak di lantai hanya bisa memejamkan matanya untuk menahan rasa sakit yang amat luar biasa, dia hanya berharap wanita cantik nan busuk ini bisa secepatnya pergi dari sini, agar dia bisa secepatnya dibawa ke rumah sakit."Aku tanya padamu, apa kamu sudah jera?" Tanya wanita jubah putih.Sambil menahan sakit, Dipta menjawab."Su…dah.""Apa kamu akan membalas dendam kepada sepasang kekasih ini?" Wanita jubah putih itu kem
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan
"Kalian itu, kelas ini bukan rumah kalian. Kalau kamu berbicara sekeras itu, sepertinya kalian sudah mengerti dengan pelajaran aku! Kalau begitu aku akan bertanya, jika tidak bisa, aku akan memberikan nilai nol kepada kalian!Dari depan, seorang dosen pria yang memakai kacamata berbicara. Elmira, Meri, Dara dan Natasha berdiri semua. Dosen di universitas biasanya tidak mengenali mahasiswanya sendiri, jadi dosen ini juga tidak tahu Natasha bukan anak di kelasnya.Elmira merasa tidak nyaman, sejak kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dimarahi guru di depan umum. Sekarang malah langsung ditunjuk oleh dosen di depan semua orang. Di dalam hati Meri dan Dara masih merasa kesal dengan Natasha."Dengarkan baik-baik, apa definisi mode?" Tanya dosen kepada Elmira dan teman temannya. Ini adalah pelajaran yang sedang dia ajarkan tadi, beberapa wanita ini terus berbicara, mereka pasti tidak bisa menjawab.Mode?Elmira pernah belajar tentang ini, tapi dia tidak menghafalnya. Apalagi Meri dan Da
Elmira menemani Natasha kembali ke asramanya, setelah membantu Natasha ganti baju, mereka ngobrol sebentar, barulah Elmira pergi. Bisa menambah satu teman baik dan mengurangi satu musuh, Elmira tentu merasa sangat senang. Melihat pintu ruangannya pelan-pelan tertutup. Senyuman Natasha menjadi semakin jahat, dia mulai mengoceh."Demi mencari perhatian kalian berdua, hari ini aku harus berlutut di tengah hujan, hampir saja flu! Kalau bukan demi menikah dengan Tuan muda Damar, mana mungkin aku meminta maaf kepada kalian! Huh, tunggu hubungan kita semakin dekat, Tuan muda Damar akan mulai membalaskan dendamnya. Sampai saat itu, kita lihat bagaimana kalian akan menangis."Natasha menelepon Damar."Tuan muda Damar, sekarang aku sudah berhasil memperdekat hubungan dengan Kevin. Tunggu beberapa hari lagi, mungkin dia tidak akan waspada lagi padaku." Kata Natasha."Iya, bagus sekali." Kata Damar mengangguk. Efisiensi Natasha sangat cepat, dia tidak membuat kesalahan dalam langkah ini."Tuan
"Aku tahu kamu sangat membenciku, tapi aku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah aku lakukan." Kata Natasha. Dia memberikan termos di tangannya kepada Kevin, lalu berkata dengan lembut."Hari ini hujan, lebih gampang flu. Ini adalah Sup yang aku masak, cepat diminum, bisa menahan flu.""Tidak perlu, silahkan pergi!" Kata Kevin sambil mendorong termosnya." Kevin!" Saat ini, Elmira dan yang lainnya berjalan keluar perpustakaan.Mendengar suara Elmira, Kevin dan Natasha langsung terkejut. Melihat Natasha yang berada di samping Kevin, Elmira langsung bingung dan berdiri di tempat.Sejak ingatannya kembali, Kevin sudah memberitahu semuanya. Dirinya bisa dibawa oleh Martin dari bandara, semua karena Natasha. Dan kali itu juga hampir merenggut nyawanya."Elmira! Kamu kenapa?" Tanya Kevin dengan perhatian, dia langsung berjalan ke depan Elmira dan merangkul bahunya.Elmira!Natasha tidak pernah menyangka Elmira berada di Universitas Santara, dia selalu mengira Elmira suda
"Orang macam apa itu! Benar benar menyebalkan!" Kata Meri yang marah melihat kepergian Natasha."Huh, mau bertengkar denganku, kalian masih muda!" Kata Natasha sambil berjalan keluar kantin. Kejadian tadi membuat hatinya lebih senang, dia sangat menyukai perasaan merundung orang seperti ini. Ketika hampir sampai Kediaman keluarga, Natasha kembali menunjukkan sikap mahasiswa yang polos lagi." Kevin, ini adalah makanan yang aku belikan untukmu. Kamu pasti capek terus berjaga disini, jadi aku ambilkan makanan untukmu. Cepat makan." Kata Natasha sambil berjalan ke depan Kevin dan memberikan makanannya."Tidak perlu..." Kevin mendorong makanannya dan berjalan ke arah asramanya Natasha terus mengikuti di belakang Kevin."Tuan muda Kevin!"Saat ini, dari belakang terdengar suara, Meri dan Dara membawa makanan untuk Kevin dan bergegas kemari."Mampus, ternyata mereka, apakah mereka juga mengenali Kevin?"Melihat orang yang berjalan kemari adalah dua orang wanita yang tadi bertengkar deng
Siang hari, Natasha keluar dari Kediaman keluarga. Dia langsung menyapa Kevin, tapi Kevin bahkan tidak ingin melihatnya, dia hanya merasa Natasha menyebalkan. Natasha tersenyum dan berekspresi seperti merasa bersalah. Setelah dia menjauh, dia diam-diam menoleh ke arah Kevin dan bergumam."Bocah sialan, apakah kamu mengira aku ingin bersikap baik padamu? Kalau bukan Tuan muda Damar yang menyuruhku untuk mendekatimu, dengan tampang kamu sekarang, jika semua pria di dunia sudah matipun, aku tidak akan menyukaimu. Sekarang kamu masih bisa sombong! Konyol sekali! Kedepannya pasti akan ada waktunya kamu menangis."Natasha masuk ke kantin, setelah selesai makan, dia pergi mengambil makanan lagi.Kebetulan, Meri dan Dara juga sedang mengambil makanan untuk Kevin. Sejak Rani, Bunga, Meri dan Dara datang ke Universitas Santara, mereka sering mengambilkan makanan untuk Kevin. Rani dan Bunga sedang menemani Elmira belajar di perpustakaan, jadi hari ini mereka berdua yang datang mengambil makanan.
"Kamu tidak perlu tahu, Natasha, aku mencintaimu setulus hati. Aku ingin sekali menikah denganmu, tapi aku harus membalas dendam ini! Apakah kamu mau membantuku?"Kata Damar sambil menarik tangan Natasha, dagunya mendekat ke kening Natasha."Aku adalah orangmu sekarang, mana mungkin aku tidak mau?"Natasha berpikir, jika dia bisa menikah dengan Damar, maka kehidupannya akan sempurna, dia akan terus bahagia selamanya."Baik! Natasha, aku tahu kamu pasti akan membantuku!"Mata Damar terlihat bersinar."Aku beritahu, kamu pergi ke samping Kevin dulu. Setelah itu, apapun cara yang kamu gunakan, kamu harus bisa mendapatkan kepercayaannya. Kamu adalah pacarnya dulu, jadi pasti lebih gampang, kemudian kita baru jalankan langkah selanjutnya!"Damar menceritakan strategi yang telahdipikirkan kepada Natasha. Natasha walaupun merasakan firasat buruk, tapi dia tetap mengangguk, sambil berbicara."Tuan muda Damar, aku melakukannya demi kamu. Setelah membalas Kevin, kamu jangan meninggalkan aku!"