Tiba-tiba, Arhan berkata."Gampang, gampang." Lalu melirik ke arah Temi dan bertanya."Apa kamu tahu di mana Kevin dan Diana saat ini?"Temi berkata."Mereka sedang berada di kota tua, di sana terdapat banyak hotel dan toko milik kita."Mata Arhan memancarkan aura dingin, dan berkata."Baiklah, beri tahu bawahanku yang ada disekitar sana, minta dia melakukan hal ini, segera kabari aku setelah dia membawa Diana ke hotel!""Baik!" ujar Temi dengan tegas, kemudian bergegas keluar untuk menjalankan perintah.Di sisi lain, Kevin dan Diana telah bersenang-senang selama 2 jam di kota tua, langit juga mulai gelap."Ayo, kita pergi makan, selesai makan akuakan mengantarmu pulang!" Kata Kevin."Baiklah." Tangan Diana membawa boneka kecil dan gantungan yang baru dibelinya, tetapi dia masih tampak belum ingin menyudahinya, tetapi karena Kevin sudah menemaninya, dia sudah merasa sangat senang.Keduanya pun berjalan keluar ke sebuah jalan yang ada di kota tua, disana terdapat berbagai macam restor
Kevin berpikir, mungkin sebentar lagi tiba giliran mereka? Dia berniat bertanya kepada pelayan mendatangi mereka, dan dia pun akan segera mengetahui apa yang akan terjadi. Jadi, untuk saat ini tidak perlu terburu-buru, lebih baik menghabiskan makanan ini bersama Diana."Bos! Cepat ke sini!" Tiba-tiba seorang pelayan berteriak, Kevin melirik, dan pelayan itu berdiri di samping wanita berjubah putih itu.Segera, seorang pria dengan pakaian jas berjalan hingga ke sisi wanita jubah putih itu, Kevin berpikir, pasti ini semua karena wanitajubah putih itu menolak untuk pergi."Ayo, kita ke sana!" Kata Kevin kepada Diana, lalu keduanya pun berjalan mendekati meja wanita jubah putih itu. kemudian, terlihat bos dan juga pelayan itu sedang berdebat hebat dengan wanita jubah putih ini, tetapi mereka sama sekali tidak menyadari kehadiran Kevin dan Diana di belakang mereka."Nona, kami sudah berjanji untuk tidak meminta bayaran atas makananmu ini, bisakah sekarang juga kamu keluar dari sini?" Ujar
"Tuan Dipta, Anda sudah datang?" Pria berjas itu segera menyapa dengan senyum ketika melihat kedatangan pria kekar.Pria kekar itu adalah Dipta yang dimaksud oleh Arhan, dia adalah ketua mafia di kota tua wilayah kekuasaan dari keluarga Arhan.Setelah mendapatkan perintah dari Tuan Muda Arhan, Dipta segera mengutus anak buahnya untuk mengikuti Diana dan Kevin, dan setelah mengetahui mereka masuk ke dalam Restoran, Dipta dengan segera menghubungi pemilik restoran untuk segera mengosongkan tempat. Karena dirinya hendak menculik dan membius Diana di sana, lalu membawanya ke hotel untuk dinikmati oleh Tuan Muda Arhan. Dan untuk manusia tengik Kevin itu, dia juga harus memberinya sebuah pelajaran.Para pelayan yang berdiri di samping Kevin, mereka semua pernah mendengarkan sosok Dipta ini, dan sekarang ketika bertemu dengan orangnya langsung, mereka tetap tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya, meskipun kedatangan kali ini bukan untuk mencari masalah dengan mereka.Pada saat ini, dalam re
Lalu, Kevin menangkis pukulan dua orang ini, kedua preman ini pun tidak menyangka Kevin akan melawannya, mereka akhirnya marah dan hendak melayangkan satu pukulan lagi ke arah Kevin, tetapi masih belum sempat menyerang, kedua orang ini berseru secara bersamaan.Satu orang dihajar oleh Kevin di hidungnya, dan satu di bagian matanya. Kevin sama sekali tidak segan-segan, bahkan ketika dua orang ini masih menjerit kesakitan, dia kembali menendang perut kedua preman ini. Kedua preman ini hanya bisa menjerit dan berguling kesakitan di lantai.Dalam sekejap mata, Kevin berhasil melumpuhkan dua orang preman ini, hal ini membuat emosi anak buah yang ada di belakang Dipta mendidih."Sialan.""Apakah bawahan dari Tuan Dipta bisa kamu sentuh!""Brengsek, dia sudah bosan hidup.""Tuan Dipta, biarkan aku maju dan habisi bajingan ini!"Dipta mengangkat tangannya, lalu semuaanak buahnya diam dan hanya menatap Kevin dengan kejam. Sambil tersenyum, Dipta berkata."Manusia tengik ini merasa hebat, kamu
Selesai berbicara, Diana tersenyum dan berjalan ke arah Dipta. Pikiran Kevin sangat kacau saat ini, tetapi setelah mendengarkan perkataan Diana, dia juga merasa sangat masuk akal. Hanya ke rumah sakit saja bukan suatu masalah besar, tetapi ada sesuatu yang terus mengganjal di dalam hatinya, dan pada saat ini, dia tiba-tiba mendengar bisikan suara wanita dari kejauhan seperti ilusinya."Jangan biarkan dia pergi, akan terjadi sesuatu!"Kevin tertegun, dia masih tidak menyadari dari mana datangnya suara ini, lalu bergegas dia melangkah maju, meraih tangan Diana dan menariknya ke sisinya."Apa yang kamu lakukan Kevin…" Tanya Diana tidak mengerti."Kamu tidak boleh ikut dengannya, pasti akan terjadi sesuatu." Kata Kevin dengan raut wajah serius."Apa kamu ingin mati!" Dipta berteriak dengan marah lantaran dia melihat rencananya akan segera berhasil, tetapi tiba-tiba Kevin kembali berulah. Beberapa anak buahnya telah mengambil posisi dan bahkan ada beberapa yang mengeluarkan belati.Tanpa s
Pada saat ini Kevin merasa sedikit kaku, tetapi begitu mendengar suara ini, hatinya tergerak, dia sama sekali tidak ragu, dia pun segera mengeluarkan jurus yang melintas di benaknya.Dia menurunkan tubuhnya, lalu kaki kanannya menyapu keluar ke tiga kaki orang yang ada di depannya, dua preman tumbang seketika, tetapi karena sudah sekian lama Kevin tidak pernah melatih jurus ini, maka dia gagal untuk menumbangkan orang ketiga."Manusia Tengik! Aku akan menusukmu!" Preman itu langsung menyerang Kevin dengan belatinya. Kevin sangat terkejut dan dia berpikir nyawanya akan berakhir di sini.Namun, pandangan Kevin tertuju pada wanita berjubah putih yang ada di sampingnya, dia mengibaskan lengan baju kunonya, dan tiba-tiba preman itu menjerit."Aduh!"Dan terdengar suara belati jatuh ke lantai. Kevin pun segera memanfaatkan situasi, dia segera bangkit dari lantai."'Tendangan jitu, lihat baik-baik dada orang yang ada di depan, tendang dengan kaki kanannya dan kaki kiri menginjak dengan kuat,
"Haha! Manusia tengik, sudah lihat, bukan? Aku hanya perlu menggunakan satu gerakan saja sudah berhasil menghabisimu, dan kamu masih berlagak hebat?" Ujar Dipta dengan bangga.Para preman yang tadi telah dilumpuhkan oleh Kevin saat ini telah bangkit, mereka pun berseru untuk Dipta."Tuan Dipta memang hebat!""Orang lemah ini masih berani melawan Tuan Dipta, sungguh konyol!""Tuan Dipta, bunuh dia!"Melihat Kevin yang terlempar ke lantai, Diana segera berlari ke sisi Kevin, dan berkata dengan panik."Bagaimana keadaanmu?" Mendengar ada yang meminta Dipta untuk membunuh Kevin, Diana pun berdiri dan mengulurkan kedua tangannya untuk melindungi Kevin, lalu berteriak marah ke arah Dipta."Jangan sentuh dia!"Dipta mengambil belati dan tersenyum kejam."Nona Diana, manusia tengik ini sudah melukai belasan anak buahku, jika aku tidak membunuhnya, bagaimana aku bisa jadi seorang pemimpin? Jadi, maaf sekali."Diana menatap belati yang bersinar dingin itu, dia sangat ketakutan, tetapi dia teta
"Bagaimana wajahku?" Kata wanita jubah putih seraya tersenyum."Cantik sekali, semua artis kalah denganmu! Aku..." Hati Dipta sangat gatal, dia mencondongkan tubuhnya ke depan dan bersiap untuk mencium wajah wanita itu.Namun, tiba-tiba kursi wanita itu mundur ke belakang dan menjauh dari Dipta!"Apa yang terjadi." Dipta terkejut, dia sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi.Semua orang yang menyaksikan kursi wanita jubah cantik itu melayang dan bajunya yang berkibar bagai peri, juga tidak merasakan keanehan."Kamu sudah melihat wajahku, dan sekarang kamu sudah bisa memotong jarimu." Kata wanita jubah putih itu sambil tersenyum."Cantik, aku masih harus berguling di ranjang denganmu, bagaimana kamu bisa memotong jari kekasihmu sendiri?" Ucap Dipta sambil tersenyum."Tidak menepati janji, kalau begitu tambah satu jari!"Selesai wanita jubah putih itu berbicara, dia mengambil kain yang melingkar di pinggangnya bagai sabuk, kemudian dilemparnya bagai seekor ular ke lantai, lalu berha
Tidak lama kemudian, ratusan wanita dari Istana sudah berhadapan dengan ribuan orang dari Organisasi lainnya. Kevin menengok ke belakang, Elmira sedang dijaga oleh Meri yang terluka. Walaupun Meri dipukul oleh Raja Biru, tubuhnya sekarang lemah, tapi untuk mengatasi orang-orang lemah seperti ini bukanlah hal yang sulit baginya. Tapi Kevin tetap khawatir dengan keselamatan Elmira.Setelah memukul seorang pemimpin kecil sampai mati, Kevin berlari ke arah Elmira. Raja Biru langsung tahu wanita yang sedang pingsan di samping Meri itu sangat penting bagi Kevin! Sepertinya dia bisa memanfaatkan wanita ini.Kevin melompat ke samping Meri. Beberapa anggota organisasi menyerang Kevin dan Meri dengan pisau dan kapak. Kevin mengambil gelang di tangan Meri, menggenggamnya dengan keras, benang gelang tersebut putus seketika, menjadi beberapa butir mutiara."Awas!" Kevin melempar belasan butir mutiara tersebut ke arah mereka, seketika mereka terjatuh di tanah dan kesakitan."Semuanya, kita bunuh w
Teriak Raja Biru, dia merasa Kevin hanyalah seekor ayam lemah yang tidak tahu berasal dari mana."Aku adalah muridnya Nenek!”Ucap Kevin."Segera bawa orang kalian pergi dari Istana, kami masih bisa mengampuni kalian!""Haha, mengampuni kami? Sekarang pasukan kami yang sedang menyerangmu, kamu bilangkamu bisa memaafkan kami? Lucu!" Kata Raja Biru sambil tertawa sinis."Kamu adalah muridnya Nenek? Kalau begitu aku akan membunuhmu dulu, lalu baru menghancurkan Istana!""Bocah, mati kamu!" Raja Biru sudah menganggap Kevin adalah seekor ayam lemah, dia mau menggunakan Kevin untuk mengancam mereka semua, juga sebagai balasan atas kematian bawahannya tadi."Cari mati!"Keempat wanita ingin bergerak untuk mengatasi Raja Biru. Seketika mereka berempat berlari ke arah Raja Biru! Kedua pihak mulai bertarung. Kemampuan Raja Biru juga tidak lemah, walaupun dia dikepung oleh empat orang, tapi dia tetap tidak panik, bahkan bisa mengimbangi mereka berempat."Aku juga ikut!"Ada beberapa pemimpin
"Tidak tahu malu…""Murid boleh dibunuh, tapi tidak boleh dihina, kami semua akan menghabisi kalian.""Nona Ranti, ayo kita bergerak, orang-orang yang tidak tahu malu ini sangat keterlaluan."Para pengikut dari Istana meminta Ranti memberi perintah untuk bertarung dengan mereka, tapi Ranti sebagai penanggung jawab Istana sementara, jika keputusannya membuat Istana hancur seketika, bagaimana dia bisa bertemu dengan pemimpin?Rantig terdiam."Nona Ranti tidak bicara, berarti ku anggap kamu menyetujuinya."Raja Biru tertawa, dia memanggil seorang bawahannya yang jelek, menunjuk para pengikut dari Istana dengan dagunya"Ku Beri kamu satu kesempatan, kamu boleh mengelus satu wanita yang kamu suka! Tenang saja, mereka tidak berani menyerang, jika mereka berani menyerangmu, maka kita semua akan meratakan Istana ini!"Raja Biru mendorong bawahannya itu ke arah para pengikut Istana. Para pengikut Istana menatap seorang bawahan yang sedang tertawa jahat itu, dia tidak bisa membiarkan para peng
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb