Melihat kondisi Dipta yang begitu mengenaskan, semua orang yang ada di sana sangat terkejut, Diana bahkan sangat ketakutan hingga bersembunyi di pelukan Kevin, sekujur tubuhnya gemetar tak henti-henti.Namun, wanita berjubah putih itu terlihat santai, dia memandang Dipta yang tergeletak di lantai dan berkata."Padahal aku hanya meminta satu jarimu saja, tetapi dirimu sendiri yang membuat masalah ini menjadi besar. Sekarang semua sudah selesai, seorang pria kekar nan tampan kini menjadi seorang pria berkaki pincang, hais, mengapa kamu harus seperti ini?"Dipta yang tergeletak di lantai hanya bisa memejamkan matanya untuk menahan rasa sakit yang amat luar biasa, dia hanya berharap wanita cantik nan busuk ini bisa secepatnya pergi dari sini, agar dia bisa secepatnya dibawa ke rumah sakit."Aku tanya padamu, apa kamu sudah jera?" Tanya wanita jubah putih.Sambil menahan sakit, Dipta menjawab."Su…dah.""Apa kamu akan membalas dendam kepada sepasang kekasih ini?" Wanita jubah putih itu kem
Diana juga terkejut, dia kembali teringat dengan aksi brutal yang dilakukan oleh wanita jubah putih ini, dan jika Kevin bersamanya, bukankah akan sangat berbahaya? Dia pun berdiri di hadapan wanita jubah putih itu dan berkata."Biar aku saja yang ikut denganmu, biarkan dia pergi!"Wanita jubah putih itu menggelengkan kepalanya dan berkata."Kamu tadi saja sudah ketakutan seperti itu, kamu tidak cocok."Diana kembali berkata."Kalau begitu aku juga ikut dengannya!"Wanita juba putih itu hanya tersenyum dan berkata."Gadis kecil, kamu boleh saja ikut denganku, tetapi perlu diingat, kamu akan sering berjumpa dengan yang namanya, darah, bertarung, bahkan sampai membunuh orang." Wanita jubah putih itu sengaja berkata dengan suara rendah, dan kedengarannya sangat menyeramkan.Diana merinding, tetapi tatapan matanya kembali serius."Aku… aku tidak takut, bawalah aku bersamamu."Wanita jubah putih itu kembali tertawa,sambil menghelakan nafas, dia berkata."Karena ada cinta, maka ada kekhawat
Kevin memandang wanita jubah putihbeberapa detik, lalu menghelakan napas dan berkata."Betul, ini adalah permasalahan kalian dan tidak perlu beri tahu aku. Tetapi, Nyonya, berapa lama masalah ini bisa diselesaikan? Aku hanyalah seorang mahasiswa dan banyak yang harus aku kerjakan."Dengan santai wanita jubah putih itu berkata."Tidak tahu, orang itu menghilang begitu saja, mungkin beberapa hari, atau bisa juga beberapa bulan. Lihat saja nanti, kamu hanya bisa mengesampingkan urusanmu, dan setelah urusanku selesai, kamu bisa pergi dan aku tidak akan merugikanmu."Kevin hendak berkata, tetapi dipotong oleh wanita jubah putih ini, dengan senyum dingin."Kamu tidak perlu banyak berbicara, segala sesuatu yang sudah aku putuskan, aku tidak akan mengubahnya! Jika kamu ingin pergi, silahkan saja, tetapi setelah kamu mengalahkanku."Tidak ada pilihan lain, Kevin hanya bisa mengikuti wanita jubah putih ini sementara waktu. Kevin menghentikan sebuah taksi, kemudian menuju Hotel yang ada di perk
"Apa hubunganmu dengan Nenek?"Napas Kevin terengah-engah, dan berkata."Apa yang Anda katakan... aku tidak mengerti…"Wanita jubah putih itu melepaskan Kevin, dia menarik bajunya dan melemparnya, Kevin terbang dan jatuh di atas ranjang.Wanita jubah putih itu menjentikkan tangannya dan jubah putih yang sedang tergantung di atas gantungan segera terbang ke arahnya, dan membalut tubuhnya.Melihat napas Kevin sudah kembali normal, dia berkata."Barusan kamu menggunakan pisauuntuk menghancurkan kain ini. Siapa yang mengajarimu jurus itu?"Kevin merasa sangat kesal lantaran dibanting dan pinggangnya terasa sakit, dia berkata."Seorang nenek yang mengajarku saat berada di bemgkulu!""Nenek? Seperti apa rupanya?" Tanya wanita jubah putih.Kevin mulai curiga, apakah wanita jubah putih ini mengenal nenek itu, lalu berkata."Dia sama sepertimu, memakai jubah kuno, hanya saja dia berwarna merah, rambutnya juga dikepang, terlihat sangat beraura."Wanita jubah putih terkejut, tetapi dia terlihat
"Kamu!" Ekspresi wajah Wira sangat marah, dan berkata dengan dingin."Baiklah, aku akan memutuskan kedua tanganmu terlebih dahulu!" Sambil berbicara, dia menariknya dengan kuat.Kevin terangkat ke udara, kemudian 'prak' jatuh ke lantai, hatinya sangat terkejut, pasti tangannya sudah putus? Tetapi yang mengejutkan adalah, tangannya tidak putus dan masih dalam kondisi menempel dengan baik di tubuhnya, hanya saja ada beberapa bekas memar di kulitnya. Dia tahu ini pasti ulah dari jarum tipis itu, jika Wira benar-benar mengeluarkan kekuatan batinnya, pastinya dua tangannya akan terputus seketika!Kevin menatap Wira dengan ngeri."Nyonya, kamu tidak memutuskan tanganku!"Wira melirik Kevin sekilas, dan berbicara. "Nyalimu cukup besar juga! Hari ini aku mengampunimu." Kemudian, Wira melirik ke saku celana Kevin, terlihat ada seutas tali merah di saku celananya, dia berbicara."Apa itu?"Kevin melihat dan hatinya sangat terkejut, itu adalah 'seutas benang' yang diberikan oleh nenek pada saa
"Anak muda, bagaimana menurutmu dengan ini, aku mengajarimu jurus? Ketika kami berdua sedang bertarung, kamu hanya perlu diam saja tetapi ketika aku sudah tidak mampu mengalahkannya, kamu harus turun tangan untuk menolongku, kamu begitu baik, pasti mau kan?""Itu.." Kevin ragu-ragu menjawab."Kamu sudah melihat tubuhku dalam keadaan telanjang, aku hanya meminta kamu berbuat seperti ini saja, apa kamu tidak mau melakukannya? Kamu tidak mau? Kalau begitu, aku akan menyebarkan rumor ini, lihat bagaimana kamu akan menjalani hidup di lingkungan masyarakat!" Kata wanita jubah putih itu sembari mengancam."Baiklah, aku menyetujuinya." Kevin akhirnya menyetujuinya.Dia berpikir bahwa jika dia sungguh menguasai jurus yang kedengarannya begitu keren, dan ketika Wira dan Nenek sedang bertarunghingga menyentuh masa-masa kritis, maka dia hanya bisa turun tangan untuk menengahi konflik yang terjadi di antara dua wanita kuno cantik ini.Wira tersenyum dan berbicara."Karena kamu telah menyetujuinya
Keesokan harinya, tepat pukul jam 6 pagi, Wira membangunkan Kevin. Setelah keduanya selesai bersih-bersih, Wira kembali mengenakan cadarnya dan berjalan keluar hotel bersama Kevin.Para pelayan yang melihat Kevin berjalan keluar dari kamar yang sama dengan Wira semuanya sangat terkejut, bahkan para pelayan pria dan tamu pria juga tak habis pikir, bagaimana seorang wanita dewasa yang begitu cantik ini jatuh hati dengan seorang pria seperti itu. Terlintas pikiran dengan apa yang mereka perbuat tadi malam di dalam kamar, semua orang bahkan merasa sangat jijik.Wira dan Kevin berjalan ke sebuahtaman terdekat, setelah menemukan sebuah tempat yang sepi, Wira berbicara kepada Kevin."Sekarang juga aku ajarkan rumus mantra padamu, kamu harus serius dan mengingatnya, 'Pejamkan kedua mata, duduk dengan tenang, fokuskan pikiran. Kepalkan kedua tanganmu..."Setelah lima menit berlalu, Wira telah melafalkan sekali mantra yang total mempunyai puluhan kalimat, setiap kalimat terdapat 5 kata, semua
"Terima kasih nona cantik, Anda sungguh luarbiasa!" Pelayan itu bergegas berlari ke sisi Wira untuk mengucapkan terima kasih, lalu tempat makan ini seketika ramai dengan sorakan, Wira tidak bergerak sama sekali dan hanya tersenyum datar.Setelah Kevin melihat aksi ini, dia merasa Wira tidak sehebat hari ini ketika memperlakukan Dipta, tetapi dia tetap sangat kagum. Dan setelah dia menggigit makanan tersebut, Kevin kembali terkejut, lantaran isi sayur dan telur yang ada di dalam makanan itu telah terpisah, sungguh luar biasa."Nyonya, ini ulahmu?" Kevin bertanya dengan heran."Karena tidak ada musuh dengan orang lain, maka aku hanya bisa menunjukkan sedikitketerampilan ini saja, semua seni bela diri yang aku ajarkan padamu, tentu lebih baik daripada karate dan lebih hebat dari taekwondo!" Ujar Wira sambil tersenyum."Baik!" Jawab Kevin.Dalam beberapa hari ini, Kevin terus belajar siang dan malam dengan Wira, malam hari setelah kembali ke kamar, Wira juga akan berlatih bersama denga
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan
"Kalian itu, kelas ini bukan rumah kalian. Kalau kamu berbicara sekeras itu, sepertinya kalian sudah mengerti dengan pelajaran aku! Kalau begitu aku akan bertanya, jika tidak bisa, aku akan memberikan nilai nol kepada kalian!Dari depan, seorang dosen pria yang memakai kacamata berbicara. Elmira, Meri, Dara dan Natasha berdiri semua. Dosen di universitas biasanya tidak mengenali mahasiswanya sendiri, jadi dosen ini juga tidak tahu Natasha bukan anak di kelasnya.Elmira merasa tidak nyaman, sejak kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dimarahi guru di depan umum. Sekarang malah langsung ditunjuk oleh dosen di depan semua orang. Di dalam hati Meri dan Dara masih merasa kesal dengan Natasha."Dengarkan baik-baik, apa definisi mode?" Tanya dosen kepada Elmira dan teman temannya. Ini adalah pelajaran yang sedang dia ajarkan tadi, beberapa wanita ini terus berbicara, mereka pasti tidak bisa menjawab.Mode?Elmira pernah belajar tentang ini, tapi dia tidak menghafalnya. Apalagi Meri dan Da
Elmira menemani Natasha kembali ke asramanya, setelah membantu Natasha ganti baju, mereka ngobrol sebentar, barulah Elmira pergi. Bisa menambah satu teman baik dan mengurangi satu musuh, Elmira tentu merasa sangat senang. Melihat pintu ruangannya pelan-pelan tertutup. Senyuman Natasha menjadi semakin jahat, dia mulai mengoceh."Demi mencari perhatian kalian berdua, hari ini aku harus berlutut di tengah hujan, hampir saja flu! Kalau bukan demi menikah dengan Tuan muda Damar, mana mungkin aku meminta maaf kepada kalian! Huh, tunggu hubungan kita semakin dekat, Tuan muda Damar akan mulai membalaskan dendamnya. Sampai saat itu, kita lihat bagaimana kalian akan menangis."Natasha menelepon Damar."Tuan muda Damar, sekarang aku sudah berhasil memperdekat hubungan dengan Kevin. Tunggu beberapa hari lagi, mungkin dia tidak akan waspada lagi padaku." Kata Natasha."Iya, bagus sekali." Kata Damar mengangguk. Efisiensi Natasha sangat cepat, dia tidak membuat kesalahan dalam langkah ini."Tuan
"Aku tahu kamu sangat membenciku, tapi aku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah aku lakukan." Kata Natasha. Dia memberikan termos di tangannya kepada Kevin, lalu berkata dengan lembut."Hari ini hujan, lebih gampang flu. Ini adalah Sup yang aku masak, cepat diminum, bisa menahan flu.""Tidak perlu, silahkan pergi!" Kata Kevin sambil mendorong termosnya." Kevin!" Saat ini, Elmira dan yang lainnya berjalan keluar perpustakaan.Mendengar suara Elmira, Kevin dan Natasha langsung terkejut. Melihat Natasha yang berada di samping Kevin, Elmira langsung bingung dan berdiri di tempat.Sejak ingatannya kembali, Kevin sudah memberitahu semuanya. Dirinya bisa dibawa oleh Martin dari bandara, semua karena Natasha. Dan kali itu juga hampir merenggut nyawanya."Elmira! Kamu kenapa?" Tanya Kevin dengan perhatian, dia langsung berjalan ke depan Elmira dan merangkul bahunya.Elmira!Natasha tidak pernah menyangka Elmira berada di Universitas Santara, dia selalu mengira Elmira suda
"Orang macam apa itu! Benar benar menyebalkan!" Kata Meri yang marah melihat kepergian Natasha."Huh, mau bertengkar denganku, kalian masih muda!" Kata Natasha sambil berjalan keluar kantin. Kejadian tadi membuat hatinya lebih senang, dia sangat menyukai perasaan merundung orang seperti ini. Ketika hampir sampai Kediaman keluarga, Natasha kembali menunjukkan sikap mahasiswa yang polos lagi." Kevin, ini adalah makanan yang aku belikan untukmu. Kamu pasti capek terus berjaga disini, jadi aku ambilkan makanan untukmu. Cepat makan." Kata Natasha sambil berjalan ke depan Kevin dan memberikan makanannya."Tidak perlu..." Kevin mendorong makanannya dan berjalan ke arah asramanya Natasha terus mengikuti di belakang Kevin."Tuan muda Kevin!"Saat ini, dari belakang terdengar suara, Meri dan Dara membawa makanan untuk Kevin dan bergegas kemari."Mampus, ternyata mereka, apakah mereka juga mengenali Kevin?"Melihat orang yang berjalan kemari adalah dua orang wanita yang tadi bertengkar deng
Siang hari, Natasha keluar dari Kediaman keluarga. Dia langsung menyapa Kevin, tapi Kevin bahkan tidak ingin melihatnya, dia hanya merasa Natasha menyebalkan. Natasha tersenyum dan berekspresi seperti merasa bersalah. Setelah dia menjauh, dia diam-diam menoleh ke arah Kevin dan bergumam."Bocah sialan, apakah kamu mengira aku ingin bersikap baik padamu? Kalau bukan Tuan muda Damar yang menyuruhku untuk mendekatimu, dengan tampang kamu sekarang, jika semua pria di dunia sudah matipun, aku tidak akan menyukaimu. Sekarang kamu masih bisa sombong! Konyol sekali! Kedepannya pasti akan ada waktunya kamu menangis."Natasha masuk ke kantin, setelah selesai makan, dia pergi mengambil makanan lagi.Kebetulan, Meri dan Dara juga sedang mengambil makanan untuk Kevin. Sejak Rani, Bunga, Meri dan Dara datang ke Universitas Santara, mereka sering mengambilkan makanan untuk Kevin. Rani dan Bunga sedang menemani Elmira belajar di perpustakaan, jadi hari ini mereka berdua yang datang mengambil makanan.
"Kamu tidak perlu tahu, Natasha, aku mencintaimu setulus hati. Aku ingin sekali menikah denganmu, tapi aku harus membalas dendam ini! Apakah kamu mau membantuku?"Kata Damar sambil menarik tangan Natasha, dagunya mendekat ke kening Natasha."Aku adalah orangmu sekarang, mana mungkin aku tidak mau?"Natasha berpikir, jika dia bisa menikah dengan Damar, maka kehidupannya akan sempurna, dia akan terus bahagia selamanya."Baik! Natasha, aku tahu kamu pasti akan membantuku!"Mata Damar terlihat bersinar."Aku beritahu, kamu pergi ke samping Kevin dulu. Setelah itu, apapun cara yang kamu gunakan, kamu harus bisa mendapatkan kepercayaannya. Kamu adalah pacarnya dulu, jadi pasti lebih gampang, kemudian kita baru jalankan langkah selanjutnya!"Damar menceritakan strategi yang telahdipikirkan kepada Natasha. Natasha walaupun merasakan firasat buruk, tapi dia tetap mengangguk, sambil berbicara."Tuan muda Damar, aku melakukannya demi kamu. Setelah membalas Kevin, kamu jangan meninggalkan aku!"