"Anak muda, bagaimana menurutmu dengan ini, aku mengajarimu jurus? Ketika kami berdua sedang bertarung, kamu hanya perlu diam saja tetapi ketika aku sudah tidak mampu mengalahkannya, kamu harus turun tangan untuk menolongku, kamu begitu baik, pasti mau kan?""Itu.." Kevin ragu-ragu menjawab."Kamu sudah melihat tubuhku dalam keadaan telanjang, aku hanya meminta kamu berbuat seperti ini saja, apa kamu tidak mau melakukannya? Kamu tidak mau? Kalau begitu, aku akan menyebarkan rumor ini, lihat bagaimana kamu akan menjalani hidup di lingkungan masyarakat!" Kata wanita jubah putih itu sembari mengancam."Baiklah, aku menyetujuinya." Kevin akhirnya menyetujuinya.Dia berpikir bahwa jika dia sungguh menguasai jurus yang kedengarannya begitu keren, dan ketika Wira dan Nenek sedang bertarunghingga menyentuh masa-masa kritis, maka dia hanya bisa turun tangan untuk menengahi konflik yang terjadi di antara dua wanita kuno cantik ini.Wira tersenyum dan berbicara."Karena kamu telah menyetujuinya
Keesokan harinya, tepat pukul jam 6 pagi, Wira membangunkan Kevin. Setelah keduanya selesai bersih-bersih, Wira kembali mengenakan cadarnya dan berjalan keluar hotel bersama Kevin.Para pelayan yang melihat Kevin berjalan keluar dari kamar yang sama dengan Wira semuanya sangat terkejut, bahkan para pelayan pria dan tamu pria juga tak habis pikir, bagaimana seorang wanita dewasa yang begitu cantik ini jatuh hati dengan seorang pria seperti itu. Terlintas pikiran dengan apa yang mereka perbuat tadi malam di dalam kamar, semua orang bahkan merasa sangat jijik.Wira dan Kevin berjalan ke sebuahtaman terdekat, setelah menemukan sebuah tempat yang sepi, Wira berbicara kepada Kevin."Sekarang juga aku ajarkan rumus mantra padamu, kamu harus serius dan mengingatnya, 'Pejamkan kedua mata, duduk dengan tenang, fokuskan pikiran. Kepalkan kedua tanganmu..."Setelah lima menit berlalu, Wira telah melafalkan sekali mantra yang total mempunyai puluhan kalimat, setiap kalimat terdapat 5 kata, semua
"Terima kasih nona cantik, Anda sungguh luarbiasa!" Pelayan itu bergegas berlari ke sisi Wira untuk mengucapkan terima kasih, lalu tempat makan ini seketika ramai dengan sorakan, Wira tidak bergerak sama sekali dan hanya tersenyum datar.Setelah Kevin melihat aksi ini, dia merasa Wira tidak sehebat hari ini ketika memperlakukan Dipta, tetapi dia tetap sangat kagum. Dan setelah dia menggigit makanan tersebut, Kevin kembali terkejut, lantaran isi sayur dan telur yang ada di dalam makanan itu telah terpisah, sungguh luar biasa."Nyonya, ini ulahmu?" Kevin bertanya dengan heran."Karena tidak ada musuh dengan orang lain, maka aku hanya bisa menunjukkan sedikitketerampilan ini saja, semua seni bela diri yang aku ajarkan padamu, tentu lebih baik daripada karate dan lebih hebat dari taekwondo!" Ujar Wira sambil tersenyum."Baik!" Jawab Kevin.Dalam beberapa hari ini, Kevin terus belajar siang dan malam dengan Wira, malam hari setelah kembali ke kamar, Wira juga akan berlatih bersama denga
"Huh! Akan lebih baik saat dia sedang seorang diri, dengan begitu akan lebih mudah bagi kita untuk menghabisinya!" Kata Arhan dengan dingin."Sekarang kamu bawa mereka berdua segera ke Hotel! Aku dan Dinara akan segera menyusul!""Nona Dinara juga ikut ke sana? Tetapi Kevin adalah teman kuliah Nona Dinara, apakah ini tidak mempengaruhi kesanmu terhadap Nona Dinara?" Tanya Temi."Apa yang perlu dikasihani dari seorang teman brengsek seperti dia? Masalah Dinara biar aku yang tangani, setelah kita memberinya pelajaran, maka segera hubungi pihak polisi untuk membawanya pergi!" Ujar Arhan dengan dingin."Baik, aku mengerti maksud Anda, kalau begitu sekarang juga aku akan membawa mereka berdua ke Hotel dan menunggu keberhasilan Tuan Muda Arhan!" Seru Temi.Arhan segera kembali ke meja makannya dan berbicara kepada Dinara. "Dinara, sekarang juga kita pergi ke Hotel ya untuk menemui beberapa teman di sana!"Dinara menuruti perkataan Arhan dan keduanya segera masuk ke dalam mobil menuju Hotel
Arhan juga pernah mendengar jika Kevin ini pernah mengejar Dinara dari mulut Erik, bahkan dia juga menganggap Dinara adalah wanita pujaan hatinya. Bukankah Kevin juga masih mempunyai keinginan untuk mengejar Dinara? Maka, Arhan akan membuat nama baik Kevin terkubur jauh dari pikiran Dinara!"Apa!" Kevin terkejut, Tuan Muda Arhan mengatakan bahwa dia sedang bersenang-senang dengan seorang pelacur di sini, apa pendapat Dinara tentang dirinya? Kevin melambaikan tangannya dengan panik."Tidak ada, Tuan Muda Arhan, apa yang kamukatakan!"Karena kejadian makan kemarin, Kevin tidak memiliki kesan buruk terhadap Arhan, tetapi mengapa dia bisa tiba-tiba memfitnah dirinya? Kevin merasa aneh dan curiga."Tidak ada? Lalu, siapa wanita yang ada di dalam kamarmu?" Kata Arhan."Itu… itu…" Kevin berpikir bahwa dia dan Wira hanya berlatih saja di dalam kamar, dia bahkan sama sekali tidak pernah menyentuhnya! Tetapi, di mata orang lain, hal ini tidak seperti itu!"Tidak bisa menjelaskan, bukan? Pasti
Kemudian, seorang yang sedari tadi berdiri di sampingnya, perlahan-lahan melangkah keluar.Di sekeliling sudah ada beberapa orang yang menonton mengelilingi mereka, begitu melihat Marlon berjalan keluar, para penonton sontak dibuat terkejut dengan otot-otot dan bekas luka itu."Orang ini sangat kekar.""Gila, lihat tangannya, lebih kekar dari pahaku.""Lihat saja tubuhnya begitu banyak bekas luka, pasti dia sangat kejam, tamatlah riwayat pemuda ini."Di sekeliling ini juga terdapat beberapa sosok bos yang menonton, mereka segera mengenali sosok Marlon ini dan sangat terkejut, lalu dengan penuh bangga dia berbisik ke seluruh penonton yang ada di sana."Orang itu adalah juara petinju paling ditakuti.""Benar, bulan lalu aku pernah bertaruh di arena tinju di Kota, dan saat itu Marlon melawan Arci juara tinju WBO dari Amerika, hanya dengan 5 babak saja, Marlon berhasil menumbangkan lawannya!""Iya, saat ini dia sudah mengantongi 40 kemenangan berturut-turut. Dia adalah sosokpetinju yang
Tetapi, setiap pukulannya ditangkis oleh Kevin dengan menggunakan jurus Timbal BalikSerangan, setiap tinjuan dari Marlon kepada Kevin, Kevin selalu mencoba untuk menempel ke tubuhnya. Dia selalu menempel pada lengan, di sikunya dan bahkan bersandar, selalu mengubah arah serangannya dan tidak ada satupun serangan yang mengenai tubuh Kevin.Kesabaran Marlon mulai habis, dia menatap Kevin dengan tajam dan berbicara."Manusia tengik, jurus setan apa yang kamu pergunakan, jika ada kemampuan sini hadapi aku, jangan bersandar terus di lenganku! Biarkan aku sadarkan kamu bahwa kamu hanyalah seorang manusia brengsek!"Setelah itu, dia berteriak keras dan kembali melayangkan pukulan ke arah Kevin.Marlon tidak memiliki banyak jenis serangannya, dan setelah melewati beberapaserangan darinya, Kevin sudah mengerti dengan rutinitas gerakannya, dia kembali menggunakan jurus Timbal Balik Serangan.Satu per satu serangan diluncurkan dan tenaga Marlon sama sekali tidak berkurang, Kevin terus mengubah
"Baik!" Odi mengepalkan tinjunya kepada Arhan, kemudian berjalan ke hadapan Kevin, lalu berbicara."Aku tidak menyangka kota ini mempunyai seorang ahli seni bela diri sepertimu, mungkin karena aku terlalu lama diam di Timur, jadi tidak mendengarkan berita ini."Meskipun kedatangan Odi ini demi mendapatkan uang dari Arhan, tetapi bagaimanapun juga dia adalah seorang master seni bela diri, dia tetap merasa sangat senang ketika melihat ada seorang anak muda yang sangat menguasai seni bela diri, karena itu nada bicaranya sangat sopan."Anda terlalu berlebihan, kemampuanku hanya sedikit ini saja, tidak pantas dipuji." Kevin juga berkata dengan sopan.Odi kembali berbicara."Namaku Odi, aku berasal dari Timur, meskipun aku sangat menyukai pemuda berbakat sepertimu, tetapi Arhan adalah majikanku, dan setelah ini aku akan mengeluarkan seluruh tenagaku, kamu harus berhati-hati, jika sampai aku mencederai kamu sampai cacat ataumengambil nyawamu, aku minta maaf terlebih dahulu padamu!"Kevin t
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan