Andin pun segera menambahkan."Benar, Diana, kamu pergi saja dengan Tuan Muda Wira, apa enaknya pergi bersama dengan sampah ini?""Benar, Nona Diana, pergilah bersama Tuan Muda Wira.""Manusia tengik ini tidak pantas berteman denganmu.""Tuan Muda Wira sudah sangat jelas jauh lebih hebat dari sampah ini."Wira segera berjalan ke hadapan Kevin, sambil mendorong Kevin berkata."Apa kamu tidak tahu diri? Tidakkah kamu melihat aku dan Nona Diana hendak pergi, cepat menyingkir!"Baru saja Kevin hendak mendorong Wira, tetapi Diana bergerak jauh lebih cepat dari Kevin, dia mendorongnya dan memandang Wira dengan kesal."Apa yang kamu lakukan? Aku tidak ingin pergi denganmu, pergilah!""Nona Diana, aku..." Wira merasa sangat kesal setelah didorong oleh Diana, dia pun berusaha menahan amarah yang ada di dalamhatinya.Melihat ekspresi marah Diana dan bersikeras untuk tidak pergi bersamanya, dia pun hanya bisa meminta maaf dan berkata."Baik, aku yang salah, aku mohon Nona Diana jangan marah.""
Sungguh tidak menghargai.""Benar, semua orang keluar untuk bersenang-senang, tetapi manusia tengik ini bahkan enggan bersuara, apa dia berpikir mulutnya itu sangat berharga?""Keterlaluan, aku tidak suka bermain dengan orang seperti ini."Sejak awal Wira sudah tidak menyukai Kevin, jika bukan karena dia, maka dia dan Diana pasti sudah menjalani hubungan yang baik.Wira berjalan ke hadapan Kevin, dengan dingin dia berkata."Heh manusia bau, kamu tidak bisu 'kan? Atau kamu tidak menghargai kami semua yang ada di sini? Memintamu berbicara saja kamu tidak bisa! Sungguh tak berguna! Kamu pikir, jika kamu berbicara, mobil ini bisa langsung menyala?"Emosi Diana segera memuncak, dia hendak memaki Wira, tetapi tangan Kevin menahannya yang memberikan isyarat bahwa dia tidak perlu ikut campur."Tuan Muda Wira, jika aku sungguh bisa membuat Ferrari ini menyala, apa yang akan kamu lakukan?" Kata Kevin dengan dingin.Wira tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan ini, orang lain pun juga ikut te
Ferrari ini menyala!""Gila, orang ini sungguh menyalakan Ferrari ini!""Dia sangat beruntung."Kevin menoleh ke arah Wira, dan hanya melihat Wira dan Andin mereka terperangah, mereka mengeluarkan ekspresi tak percaya dan sangat terkejut kepada Kevin, bahkan Wira sampai memundurkan langkahnya, Kevin pun tersenyum dan berkata."Tuan Muda Wira, aku sudah menyalakannya, bukankah sudah waktunya kamu menepati janjimu?""Apa…" Wira panik seketika, lalu kembali menstabilkan emosinya, dia pun tertawa dengan sinis."Hei, manusia tengik, mungkin ini hanya error dari mesin Ferrari ini, makanya dia bisa menyala. Apa aku harus menepati perkataanku? Aku malah ingin bertanya padamu, apa kamu pantas?"Diana segera berjalan ke sisi Kevin, lalu memaki Wira."Wira, dasar tidak tahu malu! Kamu bukan seorang pria jika tidak bisa menepati perkataannya sendiri!"Kemudian, Diana segera menarik tangan Kevin, dan berkata."Ayo, kita pergi! Tidak usah hiraukan orang jahat ini."Kevin tidak bergerak, dan berkata
Setelah Kevin menghentikan mobilnya, barulah penderitaan Wira berakhir, pakaiannya terkoyak sana-sini seperti seorang pengemis.Melihat kondisi Wira berubah menjadi seperti itu, semua orang yang ada di sana hanya bisa menontonnya, Andin dan yang lainnya juga semakin ketakutan, mereka takut mereka juga akan diperlakukan seperti itu oleh Kevin.Perlahan-lahan, Wira mulai merangkak bangun dari tanah, punggungnya terpampang keluar karena pakaiannya yang robek, bahkan terlihat ada darah yang mengalir karena siksaan yang terjadi barusan.Kevin yang sedang memperhatikan Wira telah berdiri, dirinya pun menekan sebuah tombol yang ada di dalam Ferrari tersebut, dan seketika empat knalpot Ferrari tersebut menyemburkan api."Brum, brum."Langsung ke tubuh Wira. Rambut Wira seketika terbakar hangus, dan beberapa goresan yang ada di tubuhnya juga seketika kembali terasa perih, dirinya yang tadinya sudah lemas, kini kembali merasakan sakit yang menusuk!Wira memejamkan kedua matanya dan melolong kes
"Eh… sebenarnya aku dan pemilik mobil ini teman baik saja, lebih baik kita segera pergi saja." Ketika Kevin hendak menarik Diana untuk pergi, tiba-tiba terdengar suara lembut dari belakang yang memanggilnya."Kevin!"Kevin tertegun, dia bisa mendengarkan bahwa ini adalah suara Devina. Entah mengapa, hatinya yang sangat kacau ini tiba-tiba menjadi tenang ketika mendengar suaranya.Perlahan-lahan Kevin membalikkanbadannya, dia melihat tubuh Devina berdiri berjarak beberapa meter darinya, matanya menatapnya dengan lekat, ada sebuah kilatan di matanya, ekspresinya terlihat jauh lebih semangat, malu, dan bahagia, bahkan masih ada sebuah perasaan yang dulu pernah ada, matanya memancarkan kelembutan dan cinta, mungkin orang lain tidak bisa merasakannya, tetapi Kevin bisa merasakannya dengan jelas.Devina berjalan hingga ke hadapan Kevin, perasaannya sangat campur aduk dan dia berusaha keras untuk menekannya, lalu bertanya dengan pelan."Bagaimana kabarmu?""Sangat baik! Kamu?" Kevin juga me
Katamu, temannya memiliki Ferrari yang lebih unggul dariku? Seperti apa wanita itu?""Tidak tahu, terdengar dari pembicaraan mereka, wanita itu seperti seorang putri dari keluarga bangsawan di bengkulu." Ujar Wira."Bengkulu?" Arhan memutar otaknya, dan kemungkinan keluarga yang itu.Pada saat ini, pengawal Arhan bernama Temi berjalan masuk ke dalam bangsal, lalu berkata."Tuan Muda Arhan, aku sudah menemukan informasi mengenai kedua orang ini, orang yang membawa mobil Ferrari itu adalah Nona Devina dari Kota bengkulu. Sedangkan Kevin, dia adalah seorang mahasiswa di Universitas Neo, dari informasi yang didapat, dia telah menyumbangkan uang milyaran untuk kampusnya, tetapi dia adalah seorang bajingan biasa, dan sampai hari ini masih belum diketahui dari mana dia mendapatkan uang sebesar itu."Arhan memikirkan hal ini dalam benaknya, lalu mencibir."Keluarga Devina hanyalah segelintir keluarga di Kota bengkulu, berbeda jauh dengan Keluarga Arhan. Tidak perlu dihiraukan Devina ini, apa
Tiba-tiba, Arhan berkata."Gampang, gampang." Lalu melirik ke arah Temi dan bertanya."Apa kamu tahu di mana Kevin dan Diana saat ini?"Temi berkata."Mereka sedang berada di kota tua, di sana terdapat banyak hotel dan toko milik kita."Mata Arhan memancarkan aura dingin, dan berkata."Baiklah, beri tahu bawahanku yang ada disekitar sana, minta dia melakukan hal ini, segera kabari aku setelah dia membawa Diana ke hotel!""Baik!" ujar Temi dengan tegas, kemudian bergegas keluar untuk menjalankan perintah.Di sisi lain, Kevin dan Diana telah bersenang-senang selama 2 jam di kota tua, langit juga mulai gelap."Ayo, kita pergi makan, selesai makan akuakan mengantarmu pulang!" Kata Kevin."Baiklah." Tangan Diana membawa boneka kecil dan gantungan yang baru dibelinya, tetapi dia masih tampak belum ingin menyudahinya, tetapi karena Kevin sudah menemaninya, dia sudah merasa sangat senang.Keduanya pun berjalan keluar ke sebuah jalan yang ada di kota tua, disana terdapat berbagai macam restor
Kevin berpikir, mungkin sebentar lagi tiba giliran mereka? Dia berniat bertanya kepada pelayan mendatangi mereka, dan dia pun akan segera mengetahui apa yang akan terjadi. Jadi, untuk saat ini tidak perlu terburu-buru, lebih baik menghabiskan makanan ini bersama Diana."Bos! Cepat ke sini!" Tiba-tiba seorang pelayan berteriak, Kevin melirik, dan pelayan itu berdiri di samping wanita berjubah putih itu.Segera, seorang pria dengan pakaian jas berjalan hingga ke sisi wanita jubah putih itu, Kevin berpikir, pasti ini semua karena wanitajubah putih itu menolak untuk pergi."Ayo, kita ke sana!" Kata Kevin kepada Diana, lalu keduanya pun berjalan mendekati meja wanita jubah putih itu. kemudian, terlihat bos dan juga pelayan itu sedang berdebat hebat dengan wanita jubah putih ini, tetapi mereka sama sekali tidak menyadari kehadiran Kevin dan Diana di belakang mereka."Nona, kami sudah berjanji untuk tidak meminta bayaran atas makananmu ini, bisakah sekarang juga kamu keluar dari sini?" Ujar
Tidak lama kemudian, ratusan wanita dari Istana sudah berhadapan dengan ribuan orang dari Organisasi lainnya. Kevin menengok ke belakang, Elmira sedang dijaga oleh Meri yang terluka. Walaupun Meri dipukul oleh Raja Biru, tubuhnya sekarang lemah, tapi untuk mengatasi orang-orang lemah seperti ini bukanlah hal yang sulit baginya. Tapi Kevin tetap khawatir dengan keselamatan Elmira.Setelah memukul seorang pemimpin kecil sampai mati, Kevin berlari ke arah Elmira. Raja Biru langsung tahu wanita yang sedang pingsan di samping Meri itu sangat penting bagi Kevin! Sepertinya dia bisa memanfaatkan wanita ini.Kevin melompat ke samping Meri. Beberapa anggota organisasi menyerang Kevin dan Meri dengan pisau dan kapak. Kevin mengambil gelang di tangan Meri, menggenggamnya dengan keras, benang gelang tersebut putus seketika, menjadi beberapa butir mutiara."Awas!" Kevin melempar belasan butir mutiara tersebut ke arah mereka, seketika mereka terjatuh di tanah dan kesakitan."Semuanya, kita bunuh w
Teriak Raja Biru, dia merasa Kevin hanyalah seekor ayam lemah yang tidak tahu berasal dari mana."Aku adalah muridnya Nenek!”Ucap Kevin."Segera bawa orang kalian pergi dari Istana, kami masih bisa mengampuni kalian!""Haha, mengampuni kami? Sekarang pasukan kami yang sedang menyerangmu, kamu bilangkamu bisa memaafkan kami? Lucu!" Kata Raja Biru sambil tertawa sinis."Kamu adalah muridnya Nenek? Kalau begitu aku akan membunuhmu dulu, lalu baru menghancurkan Istana!""Bocah, mati kamu!" Raja Biru sudah menganggap Kevin adalah seekor ayam lemah, dia mau menggunakan Kevin untuk mengancam mereka semua, juga sebagai balasan atas kematian bawahannya tadi."Cari mati!"Keempat wanita ingin bergerak untuk mengatasi Raja Biru. Seketika mereka berempat berlari ke arah Raja Biru! Kedua pihak mulai bertarung. Kemampuan Raja Biru juga tidak lemah, walaupun dia dikepung oleh empat orang, tapi dia tetap tidak panik, bahkan bisa mengimbangi mereka berempat."Aku juga ikut!"Ada beberapa pemimpin
"Tidak tahu malu…""Murid boleh dibunuh, tapi tidak boleh dihina, kami semua akan menghabisi kalian.""Nona Ranti, ayo kita bergerak, orang-orang yang tidak tahu malu ini sangat keterlaluan."Para pengikut dari Istana meminta Ranti memberi perintah untuk bertarung dengan mereka, tapi Ranti sebagai penanggung jawab Istana sementara, jika keputusannya membuat Istana hancur seketika, bagaimana dia bisa bertemu dengan pemimpin?Rantig terdiam."Nona Ranti tidak bicara, berarti ku anggap kamu menyetujuinya."Raja Biru tertawa, dia memanggil seorang bawahannya yang jelek, menunjuk para pengikut dari Istana dengan dagunya"Ku Beri kamu satu kesempatan, kamu boleh mengelus satu wanita yang kamu suka! Tenang saja, mereka tidak berani menyerang, jika mereka berani menyerangmu, maka kita semua akan meratakan Istana ini!"Raja Biru mendorong bawahannya itu ke arah para pengikut Istana. Para pengikut Istana menatap seorang bawahan yang sedang tertawa jahat itu, dia tidak bisa membiarkan para peng
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb