"Oh, masih ada beberapa dari kalian yang tidak ingin mengakui kesalahan!" Mia melirik Erik dan Luna, dia tersenyum berkata."Sepertinya mereka berdualah yang menjadi biang masalah ini, karena mereka tidak ingin mengakui kesalahan, kurasa kita tidak perlu disini lagi, seperti apa nanti konsekuensi untuk kalian, kami sudah tidak peduli lagi, Kevin, ayo kita pergi!"Mengatakan hal itu, Mia menarik Kevin dan Rika bersiap untuk keluar.Tepat di belakang mereka, terdengar teriakan banyak orang."Kevin, jangan pergi""Hei wanita cantik, jangan pergi!""Beri kami kesempatan."Mia tersenyum sombong pada Kevin dan Rika, dan berbalik, dengan sengaja menunjukkan ekspresi pahit di wajahnya."Tapi mereka tidak berlutut, bagaimana kami bisa melihat ketulusan kalian?"Semua orang memandang Luna dan Erik, dan beberapa orang mulai berbisik."Tuan muda Erik berlututlah""Jangan menyusahkan semua orang, berlututlah.""Tidak meminta maaf pada mereka itu juga tidak baik bagimu."Erik sedang merenung, mesk
Kevin berkata."Aku mewakili Rika memberikanmu dua tamparan, jangan menghinanya lagi kelak!"Kevin berjalan lagi menghampiri Tuan muda Erik, Tuan muda Erik gemetar di dalam hatinya, menundukkan kepala, hanya berharap Kevin akan berjalan melewatinya dengan cepat.Dia sedang berfantasi, ada bayangan gelap melintas di depannya, dan hati Tuan muda Erik tiba-tiba menyusut, tiba-tiba hidungnya terasa masam, dia telah menerima pukulan dari Kevin, dan kemudian jatuh tersungkur ke lantai.Tuan muda Erik dalam keadaan linglung selama beberapa detik, ketika tersadar, ada darah merah segar mengalir dari hidungnya. Kevin telah kembali berdiri di samping Mia.Mia bertepuk tangan dan tertawa."Kedua orang ini sudah selayaknya mendapatkan iyu! pecundang kecil, kerja yang bagus!"Kevin tersenyum dan berkata."Tidak menarik lagi di sini, ayo pergi."Kevin mengambil tas Rika dan berjalan keluar bersama Mia dan Rika, Orang-orang yang berlutut di aula segera memberi jalan kepada Kevin dan membiarkan mere
Melalui pertemuan yang sering mereka lakukan selama sepuluh hari terakhir, Dinara tidak lagi terlalu berhati-hati seperti sebelumnya."Lelah, tapi ada kamu yang menyeka keringatku, selelah apapun itu tidak akan terasa!" Arhan memandang Dinara dan tersenyum.Dinara tersipu, mengulurkan tangannya untuk menyeka keringat Arhan, hatinya terasa manis, lalu merasa sangat tersentuh. Sibuk menahan diri untuk tidak berpikir sembarangan, berpikir bahwa Tuan muda Arhan adalah tunanganadiknya, bagaimana bisa dia membantunya menyeka keringat?Arhan memarkir sepeda dan berkata kepada Dinara."Ayo pergi, kita naik taksi dan pergi bermain ke Danau."Arhan dan Dinara memanggil taksi dan sampai di pusat wisata Danau, karena Asian Games, membuat pengunjung di sini jauh lebih banyak dari biasanya. Arhan menemani Dinara, berjalan di pinggir Danau, keindahan Danau sungguh tiada tara, sampai-sampai tidak menyadari, sudah hampir pukul 12.Arhan meminta Dinara duduk di atas batu di tepi Danau, dan dia pergi m
"Tuan Muda, bagaimana keadaan Anda?" Seseorang yang datang untuk menyelamatkan bergegas menghampiri Arhan dan bertanya."Dinara, baguslah kalau kamu... baik-baik saja" Kata Arhan, lehernya miring dan pingsan."Tuan muda Arhan! Tuan muda Arhan!" Dinara memeluk kepala Arhan dan berteriak dengan keras, air mata lagi-lagi mengalir deras dari matanya.Helikopter langsung membawa Tuan muda Arhan dan Dinara ke Rumah Sakit. Tuan muda Arhan langsung diantarkan ke ruang gawat darurat.Dinara menunggu di luar ruang gawat darurat, merasa sangat khawatir dan cemas, terharu dan juga takut, dia sangat berharap yang berada di ruang gawat darurat sekarang adalah dirinya dan bukanlah Tuan muda Arhan.Pukul 5 sore Tuan muda Arhan baru dipindahkan ke kamar pasien, tetapi dia dalam keadaan tidak sadarkan diri, Dinara selalu duduk di samping Tuan muda Arhan, memegang tangannya dan menatapnya dengan penuh rasa cemas.Pukul 8 malam, Dinara melihat kelopak mata Arhan sedikit bergerak dan perlahan membuka ma
"Aku harus menikahimu, jika kamu tidak setuju kali ini, aku akan tetap mengejarmu sampai kamu bersedia untuk bersamaku, tapi mungkin aku akan terluka seperti hari ini lagi, Dinara apa kamu ingin melihatku selalu terluka? "kata Arhan."Kamu sudah tahu aku tidak ingin, masih saja bertanya padaku." Kata Dinara.Arhan tersenyum dan berkata."Karena kamu sangat peduli padaku, maka kamu temani aku untuk menjelaskan kepada Diana dan ayahmu.""Aku tidak akan pergi, kamu pergi sendiri." Kata Dinara dengan malu.Arhan meraih tangan Dinara dan memintanya untuk duduk di sebelahnya, lalu tersenyum."Aku tidak akan pergi jika sendiri, jika kamu tidak menemaniku, aku akan berpura-pura menjadi pecundang dan pergi ke kampus lagi. Orang lain mungkin akan mengejekku lagi, selama kamu tidak keberatan calon suamimu ini dimaki orang, aku juga tidak masalah."Dinara tersipu dan tersenyum malu, berkata."Seorang pria muda yang baik dan kaya, kesurupan setan apa hingga bisa berpura-pura menjadi seorang pecund
"Dinara, Ayah menuruti perkataanmu, apa kamu menyetujui Tuan muda Arhan?"Saat ini, sorot mata dari tiga orang di dalam ruang pribadi tertuju pada diri Dinara, membuat Dinara merasa sangat tidak nyaman, dia meremas sudut bajunya dengan kesal, dan raut wajahnya terlihat gusar."Aku... Aku… "Tanpa sadar melirik Diana sekilas.Hati Diana tergerak, berpikir bahwakakaknya tidak berani membuat keputusan, karena menghargai dirinya Diana meraih tangan Dinara dan berkata dengan lembut."Kakak, katakan saja apa yang kamu pikirkan, aku tidak akan marah."Dinara melihat senyum di wajah Diana, dia sama sekali tidak marah karena pembatalan pernikahan Arhan. Sudah sangat jelas, dia tidak menganggap serius kontrak pernikahan ini, rasa cemas itu perlahan hilang, berkata perlahan."Tuan muda Arhan begitu baik, aku tentu saja bersedia."Dendi tersenyum dan berkata."Karena Dinara telah berkata demikian, apa lagi yang bisa saya katakan, Tuan muda Arhan, saya setuju, menurutku Tuan muda Arhan dan Dinara
"Apa, apa maksud Tuan Muda Arhan?" Wira terkejut dan bertanya.Sambil memegang gelas, Arhan menyeret Wira menjauh dari orang lain ke samping jendela dan berkata."Kamu tahu, sebelum aku bertemu dengan Dinara, aku selalu menyukai Diana, tetapi aku belum pernah mencicipi wanita ini, tidakkah kamu merasa sedikit disayangkan?""Benar, memang cukup disayangkan." Ucap Wira.Rasa cinta Arhan terhadap Diana dulu sama sekali tidak kalah dengan rasa cintanyasaat ini kepada Dinara, karena bagaimanapun juga Keluarga Dendi termasuk lima keluarga teratas, jadi Arhan tidak bisa menggunakan cara yang jahat untuk mendapatkannya, hanya bisa menikah dengannya, kemudian mencicipi rasanya.Dan saat ini, kontrak pernikahannya dengan Diana telah berakhir, dia tidak bisa lagi mencicipi 'rasa' tubuh Diana. Pada dasarnya memang tidak ada apa-apanya, karena bagaimanapun juga baginya Dinara jauh lebih cantik dibandingkan dengan Diana. Namun, pada saat makan siang tadi, senyum Diana benar-benar telah mengusik p
"Andin, banyak sekali temanmu?" Diana terkejut, dia berpikir Andin hanya datang sendiri."Iya, semakin banyak orang semakin seru." Ujar Andin sambil tersenyum, lalu dia melirik Kevin sekilas, dan bertanya."Diana, ini…""Dia temanku, namanya Kevin." Diana menatap Kevin, dan kembali memperkenalkan."Ini Andin, dia juga temanku..."Kevin pun menyapa Andin dan juga teman-temannya yang lain, begitu juga dengan Andin, dia juga memperkenalkan teman-temannya kepada Diana.Pandangan Andin selalu tertuju pada Kevin, melihat pakaiannya yang lusuh, dalam hatinya dia sudah bisa mengetahui sebagian besar identitas Kevin, hingga akhirnya dia bertanya."Kevin, apa bisnis keluargamu?""Ah… Keluargaku orang biasa, tidak ada bisnis apa-apa." Kata Kevin sambil tersenyum."Oh… Kalau begitu, berarti keluargamu sama sekali tidak bekerja?" Andin berpikir, ternyata tebakannya tidak meleset sedikit pun.Kemarin, Tuan Muda Wira tiba-tiba mencarinya, dia mengatakan jika hari ini dirinya bisa menjodoh-jodohkanny
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan
"Kalian itu, kelas ini bukan rumah kalian. Kalau kamu berbicara sekeras itu, sepertinya kalian sudah mengerti dengan pelajaran aku! Kalau begitu aku akan bertanya, jika tidak bisa, aku akan memberikan nilai nol kepada kalian!Dari depan, seorang dosen pria yang memakai kacamata berbicara. Elmira, Meri, Dara dan Natasha berdiri semua. Dosen di universitas biasanya tidak mengenali mahasiswanya sendiri, jadi dosen ini juga tidak tahu Natasha bukan anak di kelasnya.Elmira merasa tidak nyaman, sejak kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dimarahi guru di depan umum. Sekarang malah langsung ditunjuk oleh dosen di depan semua orang. Di dalam hati Meri dan Dara masih merasa kesal dengan Natasha."Dengarkan baik-baik, apa definisi mode?" Tanya dosen kepada Elmira dan teman temannya. Ini adalah pelajaran yang sedang dia ajarkan tadi, beberapa wanita ini terus berbicara, mereka pasti tidak bisa menjawab.Mode?Elmira pernah belajar tentang ini, tapi dia tidak menghafalnya. Apalagi Meri dan Da
Elmira menemani Natasha kembali ke asramanya, setelah membantu Natasha ganti baju, mereka ngobrol sebentar, barulah Elmira pergi. Bisa menambah satu teman baik dan mengurangi satu musuh, Elmira tentu merasa sangat senang. Melihat pintu ruangannya pelan-pelan tertutup. Senyuman Natasha menjadi semakin jahat, dia mulai mengoceh."Demi mencari perhatian kalian berdua, hari ini aku harus berlutut di tengah hujan, hampir saja flu! Kalau bukan demi menikah dengan Tuan muda Damar, mana mungkin aku meminta maaf kepada kalian! Huh, tunggu hubungan kita semakin dekat, Tuan muda Damar akan mulai membalaskan dendamnya. Sampai saat itu, kita lihat bagaimana kalian akan menangis."Natasha menelepon Damar."Tuan muda Damar, sekarang aku sudah berhasil memperdekat hubungan dengan Kevin. Tunggu beberapa hari lagi, mungkin dia tidak akan waspada lagi padaku." Kata Natasha."Iya, bagus sekali." Kata Damar mengangguk. Efisiensi Natasha sangat cepat, dia tidak membuat kesalahan dalam langkah ini."Tuan
"Aku tahu kamu sangat membenciku, tapi aku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah aku lakukan." Kata Natasha. Dia memberikan termos di tangannya kepada Kevin, lalu berkata dengan lembut."Hari ini hujan, lebih gampang flu. Ini adalah Sup yang aku masak, cepat diminum, bisa menahan flu.""Tidak perlu, silahkan pergi!" Kata Kevin sambil mendorong termosnya." Kevin!" Saat ini, Elmira dan yang lainnya berjalan keluar perpustakaan.Mendengar suara Elmira, Kevin dan Natasha langsung terkejut. Melihat Natasha yang berada di samping Kevin, Elmira langsung bingung dan berdiri di tempat.Sejak ingatannya kembali, Kevin sudah memberitahu semuanya. Dirinya bisa dibawa oleh Martin dari bandara, semua karena Natasha. Dan kali itu juga hampir merenggut nyawanya."Elmira! Kamu kenapa?" Tanya Kevin dengan perhatian, dia langsung berjalan ke depan Elmira dan merangkul bahunya.Elmira!Natasha tidak pernah menyangka Elmira berada di Universitas Santara, dia selalu mengira Elmira suda
"Orang macam apa itu! Benar benar menyebalkan!" Kata Meri yang marah melihat kepergian Natasha."Huh, mau bertengkar denganku, kalian masih muda!" Kata Natasha sambil berjalan keluar kantin. Kejadian tadi membuat hatinya lebih senang, dia sangat menyukai perasaan merundung orang seperti ini. Ketika hampir sampai Kediaman keluarga, Natasha kembali menunjukkan sikap mahasiswa yang polos lagi." Kevin, ini adalah makanan yang aku belikan untukmu. Kamu pasti capek terus berjaga disini, jadi aku ambilkan makanan untukmu. Cepat makan." Kata Natasha sambil berjalan ke depan Kevin dan memberikan makanannya."Tidak perlu..." Kevin mendorong makanannya dan berjalan ke arah asramanya Natasha terus mengikuti di belakang Kevin."Tuan muda Kevin!"Saat ini, dari belakang terdengar suara, Meri dan Dara membawa makanan untuk Kevin dan bergegas kemari."Mampus, ternyata mereka, apakah mereka juga mengenali Kevin?"Melihat orang yang berjalan kemari adalah dua orang wanita yang tadi bertengkar deng
Siang hari, Natasha keluar dari Kediaman keluarga. Dia langsung menyapa Kevin, tapi Kevin bahkan tidak ingin melihatnya, dia hanya merasa Natasha menyebalkan. Natasha tersenyum dan berekspresi seperti merasa bersalah. Setelah dia menjauh, dia diam-diam menoleh ke arah Kevin dan bergumam."Bocah sialan, apakah kamu mengira aku ingin bersikap baik padamu? Kalau bukan Tuan muda Damar yang menyuruhku untuk mendekatimu, dengan tampang kamu sekarang, jika semua pria di dunia sudah matipun, aku tidak akan menyukaimu. Sekarang kamu masih bisa sombong! Konyol sekali! Kedepannya pasti akan ada waktunya kamu menangis."Natasha masuk ke kantin, setelah selesai makan, dia pergi mengambil makanan lagi.Kebetulan, Meri dan Dara juga sedang mengambil makanan untuk Kevin. Sejak Rani, Bunga, Meri dan Dara datang ke Universitas Santara, mereka sering mengambilkan makanan untuk Kevin. Rani dan Bunga sedang menemani Elmira belajar di perpustakaan, jadi hari ini mereka berdua yang datang mengambil makanan.
"Kamu tidak perlu tahu, Natasha, aku mencintaimu setulus hati. Aku ingin sekali menikah denganmu, tapi aku harus membalas dendam ini! Apakah kamu mau membantuku?"Kata Damar sambil menarik tangan Natasha, dagunya mendekat ke kening Natasha."Aku adalah orangmu sekarang, mana mungkin aku tidak mau?"Natasha berpikir, jika dia bisa menikah dengan Damar, maka kehidupannya akan sempurna, dia akan terus bahagia selamanya."Baik! Natasha, aku tahu kamu pasti akan membantuku!"Mata Damar terlihat bersinar."Aku beritahu, kamu pergi ke samping Kevin dulu. Setelah itu, apapun cara yang kamu gunakan, kamu harus bisa mendapatkan kepercayaannya. Kamu adalah pacarnya dulu, jadi pasti lebih gampang, kemudian kita baru jalankan langkah selanjutnya!"Damar menceritakan strategi yang telahdipikirkan kepada Natasha. Natasha walaupun merasakan firasat buruk, tapi dia tetap mengangguk, sambil berbicara."Tuan muda Damar, aku melakukannya demi kamu. Setelah membalas Kevin, kamu jangan meninggalkan aku!"