"Mayang, menurutmu apakah aku buta sampai bisa menyukai pria tidak berguna ini, mana mungkin dia pantas untukku, aku benar-benar tidak mengerti apa yang dipikirkan tuan muda, dia memanggilku ke sana, kukira dia menyukaiku, tapi tidak disangka, dia ingin aku memiliki hubungan dengan pria ini, benar-benar menyebalkan." Hati Wina sangat terpukul."Aku sudah membantumu, sekarang sudah bisa memberikanku surat dari Dinda?" Tanya Kevin."Kenapa terburu-buru, kamu masih takut aku tidak memberikannya?" Teriak Wina.Kevin menghela nafasnya, sementara diatidak akan memintanya dulu, setelah nanti acara selesai dan turun dari kapal, Wina pasti tidak memiliki alasan untuk tidak memberikan suratnya. Acara dua jam ini sudah berakhir.Beberapa tamu dan penonton mulai turun dari kapal, tapi ada banyak orang yang tetap berada di kapal menghadiri pesta untuk minum-minum, karena Kevin belum mendapatkan suratnya, maka mau tidak mau dia tetap tinggal di kapal ini.Sekarang masih ada 1000 orang lebih yang b
"Tuan muda, cuaca hari ini tidak begitu bagus, tadi badan cuaca sudah memberikan peringatan..." Kapten kapal ini adalah pria berumur 40 tahun, dia yang sudah memiliki banyak pengalaman tentu saja tidak berani mengambil resiko."Omong kosongmu benar-benar membuatku marah! Aku tanya, kapal yang dibeli keluargaku ini memangnya sejelek itu? Bukannya hanya badai kecil saja, memangnya kapal ini tidak kuat? Jika kapten kapal lain ingin membawa kapal ini pergi ke laut di tengah keadaan seperti ini, kamu tidak perlu membawa kapal ini lagi, yang kumau adalah kapten kapal, bukan sampah." Ucap Nicholas dengan kesal."Aku tanya kamu sekali lagi, kamu bisa atau tidak?""Ya…bisa, saya bisa!" Mau tidak mau kapten kapal menjawab seperti ini, dia memperkirakan di dalam hatinya, badan cuaca bilang level badai kali ini tidak tinggi, dengan kualitas kapal pesiar milik tuan muda ini, seharusnya bisa bertahan dari badai tersebut, apalagi kemungkinan menemui badai juga sangat kecil."Baik, kalau begitu seger
Kevin juga kembali ke dek kapal, dia tidak begitu khawatir, duduk sendirian di dek kapal, menghirup angin laut, melihat permukaan laut yang bergelombang. Kapal sudah bergerak selama dua jam lebih, di laut yang luas ini, hanya ada satu kapal pesiar ini yang menyala terang.Nicholas memanggil Wina ke sampingnya, berjarak sedekat ini dengan Nicholas, hati Wina sangat gugup."Kenapa?" Nicholas menarik Wina bersandar di bahunya, Wina terkejut dan cepat-cepat menghindar, dirinya hanyalah selebriti junior, bagaimana mungkin bisa berhubungan dengan anak orang super kaya ini."Wanita yang sangat bersih." Nicholas menarik dagunya"Mau bersama denganku?"Jantung Wina berdebar-debar mendengar pertanyaan itu, tuan muda ini sangat terang-terangan, apakah dia benar-benar menyukaiku?"Ya…" Wina menganggukkan kepalanya dengan takut."Baik." Nicholas merangkul pinggang Wina."Jika ingin bersama denganku, caranya sangat mudah, kamu tinggalkan pacarmu itu, dan kamu bisa bersama denganku.""Benarkah? Aku
"Enak kan? Santailah sedikit, aku akan memijat bahumu..." Ucap Wina dengan pelan, dia diam-diam berjongkok, kedua tangannya mengangkat kedua kaki Kevin, lalu melemparnya ke luar tiang pembatas."Ah…" Kevin tidak menyangka Wina akan mendorong dirinya, sekarang dia sudah terlempar ke luar dan terjatuh ke lautan, untungnya ada pelampung di badannya, air laut di sekitarnya yang basah ke mukanya membuatnya sulit membuka mata.Wina mengikat tali pelampung tersebut di tiang pembatas, dengan senang dia melihat ke belakang, Nicholas bertepuk tangan sambil berjalan kearahnya, juga ada beberapa orang yang menghampirinya.Mereka semua melihat Kevin yang berada di lautan, kebanyakan dari mereka berasal dari keluarga yang kaya, sama sekali tidak merasa ini berbahaya, malah membuat mereka bersemangat. Ada beberapa selebriti yang berhati baik melihat Kevin terseret di bawah laut, nyawanya mungkin akan melayang setiap saat, tapi mereka tidak bisa melakukan apa-apa, semuanya menutup mulutnya sambil men
"Ada pria dan wanita yang jatuh ke laut.""Hati-hati dimakan ikan hiu."Ada beberapa pemuda di atas kapal yang tidak takut sama sekali, ada yang berteriak, adayang mengambil foto untuk kenang-kenangan."Huhu…" Tapi ada banyak orang, terutama wanita, yang sudah menangis histeris, mereka melihat Nicholas melempar Wina ke laut seperti film horor yang membuat mereka ketakutan."Bawa pisau ke sini!" Nicholas memerintah anak buahnya, bersiap-siap memotong tali di tiang pembatas ini."Jangan." Tiba-tiba Mayang berlari ke arahnya, dia berlutut di depan Nicholas."Tuan muda, tolong Anda lepaskan mereka, tolong Anda lepaskan mereka..."Mayang menangis histeris, dia merasa jika dirinya tidak melakukan apa-apa, Wina yang akan menjadi hantu ini pasti akan terus menggentayanginya."Tuan muda, lupakan saja.""Jangan potong talinya.""Baik, kalau begitu aku tidak akan memotong talinya, siapapun tidak ada yang boleh mengangkat bocah itu, biarkan mereka berdua di bawah laut saja." Setelah bicara, Nich
"Apa!" Jantung kapten menjadi tegang, dia melihat lampu penanda kapal kemasukan air, ternyata benar-benar berwarna merah, kapten merasa jantungnya sudah mau meledak, mulutnya terus berbicara."Habis sudah…habis sudah…""Sialan! Kamu dari tadi melakukan apa saja?" Nicholas menonjok muka kapten dengan keras, tapi kapten hanya melamun seperti orang bodoh."Dasar tidak berguna…" Maki Nicholas, ruang pengemudi ada di lantai satu, dia tidak bisa tetap berada di tempat yang sangat berbahaya ini, maka Nicholas langsung berlari ke luar.Kapten terduduk lemas di lantai, dia sudah mencobanya, sistem kendali kapal ini sudah rusak setengah, dan kapal ini sudah tidak bisa bergerak lagi. Sekarang kapal sudah kemasukan air dan jarak antara kapal ke pelabuhan 60 mil lebih, kapal bantuan palingcepat dua jam baru bisa sampai, saat mereka datang, mungkin kapal ini sudah karam.Mengingat dirinya mungkin akan membunuh 1000 nyawa orang, walaupun semuanya nanti akan diselamatkan, tapi dirinya sudah menghanc
Dia menghapus air matanya, melihat Kevin yang duduk di sampingnya, yang juga sedang melihat dirinya, ketika melihat tatapan Kevin itu, hatinya sangat tegang, mengingat perbuatandirinya terhadap Kevin tadi, Wina benar-benar merasa malu."Maaf, tadi aku benar-benar salah, aku memang bukan manusia, aku terlalu jahat..." Wina perlahan-lahan merangkak ke depan Kevin, dia sudah berada di dalam air laut selama itu sehingga tenaganya sudah habis."Kevin, kamu hukum aku saja, kali ini aku benar-benar sudah sadar jika aku sudah salah, kamu boleh menyuruhku melakukan apa saja untukmu..." Kevin membuang mukanya, dia sudah tidak bisa mempercayai Wina lagi."Kevin, aku tahu kamu sudah sangat kecewa terhadapku, maaf, aku terlalu murahan..." Melihat Kevin cuek pada dirinya, rasa bersalah di dalam hati Wina semakin besar, dia berlutut di depan Kevin."Terima kasih kamu sudah menyelamatkanku, aku pasti akan membalas kebaikanmu ini, terima kasih."Kevin benar-benar tidak ingin mendengar kata-kata Wina
"Ayo kita kesana juga." Wina dan Mayang sangat senang melihat kapal bantuan sudah datang, Wina sudah beristirahat selama satu jam lebih, tenaganya sudah pulih sedikit, sudah bisa berdiri sendiri, dia mau pergi ke kapal bantuan tersebut bersama Kevin.Tapi Kevin tidak peduli dengannya, dia berjalan sendirian bersama sekumpulan orang lainnya, hati Wina menjadi sakit. Petugas dari kapal bantuan itu datang, melihat jumlah orang di atas kapal pesiar ada sebanyak ini, kapal bantuannya tidak bisa menampung semuanya, dengan pengeras suara dia berteriak."Semuanya jangan panik, kami pasti akan mengantar kalian semua dengan selamat, tapi orang di sini terlalu banyak, kapal kami tidak bisa menampung semuanya, jadi harus dibagi-bagi. Kalian tenang saja, ada dua kapal bantuan lainnya yang sedang mengarah ke sini.""Begini, kami akan membawa wanita dan orang tua yang membawa anak dulu, sisanya menunggu dua kapal lainnya datang, semuanya tenang, kami pasti akan mengantar kalian semua dengan selamat.
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan