Ini membuat Syifa dan Lisa bingung, apa yang sebenarnya terjadi. Mereka bertanya dengan pertanyaan yang seharusnya seorang generasi kedua yang super kaya mengerti menurut mereka. Dan juga, mereka sangat yakin, Kevin tidak menyadari dirinya sedang dites oleh mereka.Bagaimana seorang Kevin tidak bisa menjawab satu pertanyaan pun? Syifa dan Lisa mulai curiga, Kevin mungkin memang orang miskin dan bukan generasi kedua super kaya yang mereka pikirkan. Lisa menghela nafas dengan berat."Kevin, aku ingat ketika di pasar malam waktu itu, tali yang kamu pakai dengan Lisa adalah "satu tali", kamu yang membawanya kan?" Kata Syifa.Mata Lisa langsung berbinar, waktu itu mereka menemukan dua tali itu di mobil. Mereka bisa memastikan jika tali merah itu terjatuh dari Kevin, maka bisa dipastikan Kevin adalah tuan muda yang menolong mereka itu."Iya, kenapa?" Kevin menjawabnya dengan santai dan mengeluarkan tali merahnya itu dari kantongnya. Melihat tali merahnya, Syifa dan Lisa langsung senang, mer
Dan ketika mengungkit Kevin, beberapa ekspresi pemuda itu berubah, bukan karena dua kata "Kevin". Hanya karena ucapan mereka yang lain, sejak awal mereka sudah memastikan tali merah itu adalah milik Kevin. Makanya mereka mengira orang-orang itu marah karena mengungkit tentang Kevin.Syifa dan Lisa saling bertatapan. Tatapan mereka mengatakan bahwa mereka saling mengerti satu sama lain sekarang.Lisa dan Syifa sudah memastikan, Kevin bukanlah tuan muda yang menyelamatkan mereka waktu itu!Lisa masih mengira Kevin membantunya diam-diam, dia menjadi orang miskin di universitas hanya karena ingin menutupi identitasnya. Hari ini dia demi bertemu Kevin, dia menghabiskan waktu berjam-jam untuk berdandan, sekarang dia hanya merasa lucu dan kesal."Aku tanya, waktu aku dan Syifa ditangkap oleh Rendi, apa yang kamu lakukan?" Lisa langsung menjadi marah."Aku..." Kevin tiba-tiba terdiam, dia tidak bisa mengatakan bahwa dirinya membantu mereka diam-diam. Tapi dia juga tidak bisa mengatakan diriny
"Halo, aku adalah mahasiswa yang baru lulus, sementara ini tidak punya pekerjaan. Aku lihat daerah sini lumayan ramai, harusnya punya banyak kesempatan kerja di sini. Jadi aku inginmenyewa rumah di sini, tapi uangku tidak banyak, hanya sekitar 3 juta. Apakah bisa rekomendasikan kamar untukku?" Kata Kevin dengan sopan.Ketika Kevin berbicara, wanita berambut pendek itu terus melihat ponselnya, sama sekali tidak mendengar apa yang Kevin katakan."Kamu lihat sendiri saja, harga dan ukuran semua ada. Jika sudah selesai pilih, beri tahu aku." Wanita berambut pendek itu memberikan brosur kepada Kevin dan melihat ponselnya lagi.Kevin menghela nafas dalam hati, brosur seperti ini biasanya diberikan kepada orang yang tidak punya waktu, informasi di dalamnya biasanya bersifat umum. Mereka sebagai orang di dalam kantor, seharusnya memperkenalkan rumahnya dengan seksama. Tapi melihat kelakuan mereka sekarang, hanya menggunakan satu brosur untuk menyelesaikan masalah, jika begitu gampang, buat a
"Halo, apakah kamu datang untuk menyewa unit?" Kata Tio sambil berjalan ke depan wanita itu. Dari jarak sedekat ini, wanita itu semakin membuat hati Rio bergetar."Iya." Wanita itu mengangguk."Aku sudah memilih unit ini, tapi tadi kakak ini yang memilihnya duluan, jadi aku harus lihat yang lain.""Oh…" Tio melihat ke arah Kevin dan menariknya ke samping. Dengan pelan dia berkata kepada Kevin."Tuan, aku punya pilihan unit yang lebih bagus untukmu. Harga tetap ikut 2.2 juta ini, bagaimana jika kamu memberikan unit kepada wanita itu? Wanita itu sepertinya masih muda, kita sebagai pria, bagaimanapun harus lebih mengalah kepadanya bukan..."Ketika Manajer Tio berdiskusi dengan Kevin, Kevin berpikir, kamu sebagai manajer, harga unit di Gedung Luxury semuanya transparan. Kamu diam-diam menurunkan harga untuk penyewa, selisih uangnya siapa yang bayar?Tapi Kevin memang sudah bermaksud memberikan unit itu kepada wanita itu, jadi sementara ini dia mengiyakan ucapan Manajer Tio."Adik cantik,
Karena dia adalah manajer bagian penyewaan, dengan memanfaatkan kemudahan saat penyewaan, para penyewa wanita gampang sekali ditipu dan percaya padanya.Setelah mendapatkan kepercayaannya, Tio akan mencari kesempatan untuk berhubungan badan dengan penyewanya. Rata-rata semua penyewa wanita selalu sama-sama mau dan ketika mereka pergi, semuanya juga berakhir. Tio mulai mencari target selanjutnya, bagi Tio, ini adalah transaksi yang tidak membutuhkan modal.Bagi karyawan yang sudah lama di kantor ini, semuanya tahu rahasia ini. Dan sampai sekarang, Tio belum pernah terkena masalah sekalipun. Berpikir sampai sini, wanita berambut pendek melihat ke arah pria di sampingnya.L"Sayangku, kamu cantik sekali, sini aku peluk." Pria itu memeluk wanita berambut pendek."Menurut kamu, kapan Manajer Tio Akan ketahuan oleh atasannya?" Tanya wanita berambut pendek kepada pria."Siapa yang tahu, kamu juga bukan tidak tahu, apartemen kita ini baru ganti bosnya, samasaja berganti lingkungan yang baru,
"Sampai ketemu Kakak Tio!" Wanita itu berdiri di depan pintu dan melambaikan tangannya ke Manajer Tio dan kemudian kembali ke unitnya.Melihat wanita itu berjalan masuk, Manajer Tio menyalakan ponselnya, melihat wanita itusudah menambahkan teman di chatnya, wajahnya langsung tersenyum genit, berbeda sekali ketika bersama wanita itu tadi."1 bulan kemudian pasti wanita ini bisa aku dapatkan! Sayangku! Aku sangat menantikan kamu mandi dan telanjang bulat di kasur sambil menungguku." Manajer Tio bergumam pelan. Wanita polos yang tidak punya pengalaman paling gampang ditipu. Sejak melihat wanita ini, Manajer Tio sudah berpikir dalam benaknya, bagaimana agar bisa merayunya ke atas ranjang.Manajer Tio mematikan layer ponselnya, wanita yang ini tidak buru-buru. Sekarang dia harus pergi melihat target yang sudah dia nantikan selama beberapa bulan.Dia merasa hari ini saatnya "panen." Manajer Tio kembali ke kantornya dan mengambil kondom dan sebutir obat kuat. Kemudian datang ke unit "target
"Manajer Tio, apa yang kamu lakukan? Cepat lepaskan aku."Sebelumnya, Manajer Tio adalah orang yang lembut di mata Bela. Tapi sekarang, Bela akhirnya menyadari, jika ada yang salah dengan Manajer Tio. Tapi dia tetap berusaha menahan diri untuk berbicara dengan Manajer Tio."Aku sudah membantumu, nona Bela, apakah kamu tidak mengerti, aku menyukaimu." Melihat wajah cantik Bela, Manajer Tio semakin bersemangat."Sekarang puaskan aku satu kali, aku juga tidak akan meminta uang sewa 4 bulan itu lagi denganmu, mulai sekarang kamu bisa tinggal selama yang kamu mau di sini.""Apa yang kamu katakan, lepaskan aku!" Kata Bela sambil melihat mata Manajer Tio yang sudah memerah. Dia akhirnya menyadari betapa parahnya masalah ini, Bela mulai melawan, tapi tangannya sudah digenggam erat oleh Manajer Tio, dia tidak bisa menariknya kembali"Bahkan suara teriakan kamu begitu indah." Perhatian Manajer Tio tertuju ke wajah Bela. Tatapan jahat di dalam matanya semakin terang, Manajer Tio kali ini menggen
Saat ini, tv dan AC di ruangan tiba-tiba berhenti, Bela pergi ke kamar mandi dan air juga sudah berhenti."Apa yang terjadi?" Kata Kevin sambil mengerutkan keningnya. Bela belum sempatmenjawab, langsung terdengar suara ketukan pintu dari luar. Kemudian masuk dua orang karyawan dan berteriak dengan tidak sopan kepada Bela."Hari ini kamu harus pindah dan sebaiknya kamu cepat bayar hutang sewa 4 bulan yang ditunda. Kami sudah memasukkan kamu ke dalam daftar hitam properti, jika kamu tidak ingin menyewa unit lagi, maka kamu tidak perlu membayar hutangnya." Kata kedua orang pria itu kepada Bela sambil tersenyum dingin."Cepat bereskan semua barangmu, jika sampai nanti malam kamu masih di sini, jangan salahkan kami berbuat sesuatu padamu!" Selesai berkata, kedua pria itu pergi dengan ekspresi sombong."Pasti karena ulah Manajer Tio." Kata Kevin sambil mengerutkan keningnya.Bela menghela nafas dengan berat. Dia mengira Manajer Tio memang membantunya tanpa pamrih, lucu sekali jika dipikir
"Tidak tahu malu…""Murid boleh dibunuh, tapi tidak boleh dihina, kami semua akan menghabisi kalian.""Nona Ranti, ayo kita bergerak, orang-orang yang tidak tahu malu ini sangat keterlaluan."Para pengikut dari Istana meminta Ranti memberi perintah untuk bertarung dengan mereka, tapi Ranti sebagai penanggung jawab Istana sementara, jika keputusannya membuat Istana hancur seketika, bagaimana dia bisa bertemu dengan pemimpin?Rantig terdiam."Nona Ranti tidak bicara, berarti ku anggap kamu menyetujuinya."Raja Biru tertawa, dia memanggil seorang bawahannya yang jelek, menunjuk para pengikut dari Istana dengan dagunya"Ku Beri kamu satu kesempatan, kamu boleh mengelus satu wanita yang kamu suka! Tenang saja, mereka tidak berani menyerang, jika mereka berani menyerangmu, maka kita semua akan meratakan Istana ini!"Raja Biru mendorong bawahannya itu ke arah para pengikut Istana. Para pengikut Istana menatap seorang bawahan yang sedang tertawa jahat itu, dia tidak bisa membiarkan para peng
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi