Dan ketika mengungkit Kevin, beberapa ekspresi pemuda itu berubah, bukan karena dua kata "Kevin". Hanya karena ucapan mereka yang lain, sejak awal mereka sudah memastikan tali merah itu adalah milik Kevin. Makanya mereka mengira orang-orang itu marah karena mengungkit tentang Kevin.Syifa dan Lisa saling bertatapan. Tatapan mereka mengatakan bahwa mereka saling mengerti satu sama lain sekarang.Lisa dan Syifa sudah memastikan, Kevin bukanlah tuan muda yang menyelamatkan mereka waktu itu!Lisa masih mengira Kevin membantunya diam-diam, dia menjadi orang miskin di universitas hanya karena ingin menutupi identitasnya. Hari ini dia demi bertemu Kevin, dia menghabiskan waktu berjam-jam untuk berdandan, sekarang dia hanya merasa lucu dan kesal."Aku tanya, waktu aku dan Syifa ditangkap oleh Rendi, apa yang kamu lakukan?" Lisa langsung menjadi marah."Aku..." Kevin tiba-tiba terdiam, dia tidak bisa mengatakan bahwa dirinya membantu mereka diam-diam. Tapi dia juga tidak bisa mengatakan diriny
"Halo, aku adalah mahasiswa yang baru lulus, sementara ini tidak punya pekerjaan. Aku lihat daerah sini lumayan ramai, harusnya punya banyak kesempatan kerja di sini. Jadi aku inginmenyewa rumah di sini, tapi uangku tidak banyak, hanya sekitar 3 juta. Apakah bisa rekomendasikan kamar untukku?" Kata Kevin dengan sopan.Ketika Kevin berbicara, wanita berambut pendek itu terus melihat ponselnya, sama sekali tidak mendengar apa yang Kevin katakan."Kamu lihat sendiri saja, harga dan ukuran semua ada. Jika sudah selesai pilih, beri tahu aku." Wanita berambut pendek itu memberikan brosur kepada Kevin dan melihat ponselnya lagi.Kevin menghela nafas dalam hati, brosur seperti ini biasanya diberikan kepada orang yang tidak punya waktu, informasi di dalamnya biasanya bersifat umum. Mereka sebagai orang di dalam kantor, seharusnya memperkenalkan rumahnya dengan seksama. Tapi melihat kelakuan mereka sekarang, hanya menggunakan satu brosur untuk menyelesaikan masalah, jika begitu gampang, buat a
"Halo, apakah kamu datang untuk menyewa unit?" Kata Tio sambil berjalan ke depan wanita itu. Dari jarak sedekat ini, wanita itu semakin membuat hati Rio bergetar."Iya." Wanita itu mengangguk."Aku sudah memilih unit ini, tapi tadi kakak ini yang memilihnya duluan, jadi aku harus lihat yang lain.""Oh…" Tio melihat ke arah Kevin dan menariknya ke samping. Dengan pelan dia berkata kepada Kevin."Tuan, aku punya pilihan unit yang lebih bagus untukmu. Harga tetap ikut 2.2 juta ini, bagaimana jika kamu memberikan unit kepada wanita itu? Wanita itu sepertinya masih muda, kita sebagai pria, bagaimanapun harus lebih mengalah kepadanya bukan..."Ketika Manajer Tio berdiskusi dengan Kevin, Kevin berpikir, kamu sebagai manajer, harga unit di Gedung Luxury semuanya transparan. Kamu diam-diam menurunkan harga untuk penyewa, selisih uangnya siapa yang bayar?Tapi Kevin memang sudah bermaksud memberikan unit itu kepada wanita itu, jadi sementara ini dia mengiyakan ucapan Manajer Tio."Adik cantik,
Karena dia adalah manajer bagian penyewaan, dengan memanfaatkan kemudahan saat penyewaan, para penyewa wanita gampang sekali ditipu dan percaya padanya.Setelah mendapatkan kepercayaannya, Tio akan mencari kesempatan untuk berhubungan badan dengan penyewanya. Rata-rata semua penyewa wanita selalu sama-sama mau dan ketika mereka pergi, semuanya juga berakhir. Tio mulai mencari target selanjutnya, bagi Tio, ini adalah transaksi yang tidak membutuhkan modal.Bagi karyawan yang sudah lama di kantor ini, semuanya tahu rahasia ini. Dan sampai sekarang, Tio belum pernah terkena masalah sekalipun. Berpikir sampai sini, wanita berambut pendek melihat ke arah pria di sampingnya.L"Sayangku, kamu cantik sekali, sini aku peluk." Pria itu memeluk wanita berambut pendek."Menurut kamu, kapan Manajer Tio Akan ketahuan oleh atasannya?" Tanya wanita berambut pendek kepada pria."Siapa yang tahu, kamu juga bukan tidak tahu, apartemen kita ini baru ganti bosnya, samasaja berganti lingkungan yang baru,
"Sampai ketemu Kakak Tio!" Wanita itu berdiri di depan pintu dan melambaikan tangannya ke Manajer Tio dan kemudian kembali ke unitnya.Melihat wanita itu berjalan masuk, Manajer Tio menyalakan ponselnya, melihat wanita itusudah menambahkan teman di chatnya, wajahnya langsung tersenyum genit, berbeda sekali ketika bersama wanita itu tadi."1 bulan kemudian pasti wanita ini bisa aku dapatkan! Sayangku! Aku sangat menantikan kamu mandi dan telanjang bulat di kasur sambil menungguku." Manajer Tio bergumam pelan. Wanita polos yang tidak punya pengalaman paling gampang ditipu. Sejak melihat wanita ini, Manajer Tio sudah berpikir dalam benaknya, bagaimana agar bisa merayunya ke atas ranjang.Manajer Tio mematikan layer ponselnya, wanita yang ini tidak buru-buru. Sekarang dia harus pergi melihat target yang sudah dia nantikan selama beberapa bulan.Dia merasa hari ini saatnya "panen." Manajer Tio kembali ke kantornya dan mengambil kondom dan sebutir obat kuat. Kemudian datang ke unit "target
"Manajer Tio, apa yang kamu lakukan? Cepat lepaskan aku."Sebelumnya, Manajer Tio adalah orang yang lembut di mata Bela. Tapi sekarang, Bela akhirnya menyadari, jika ada yang salah dengan Manajer Tio. Tapi dia tetap berusaha menahan diri untuk berbicara dengan Manajer Tio."Aku sudah membantumu, nona Bela, apakah kamu tidak mengerti, aku menyukaimu." Melihat wajah cantik Bela, Manajer Tio semakin bersemangat."Sekarang puaskan aku satu kali, aku juga tidak akan meminta uang sewa 4 bulan itu lagi denganmu, mulai sekarang kamu bisa tinggal selama yang kamu mau di sini.""Apa yang kamu katakan, lepaskan aku!" Kata Bela sambil melihat mata Manajer Tio yang sudah memerah. Dia akhirnya menyadari betapa parahnya masalah ini, Bela mulai melawan, tapi tangannya sudah digenggam erat oleh Manajer Tio, dia tidak bisa menariknya kembali"Bahkan suara teriakan kamu begitu indah." Perhatian Manajer Tio tertuju ke wajah Bela. Tatapan jahat di dalam matanya semakin terang, Manajer Tio kali ini menggen
Saat ini, tv dan AC di ruangan tiba-tiba berhenti, Bela pergi ke kamar mandi dan air juga sudah berhenti."Apa yang terjadi?" Kata Kevin sambil mengerutkan keningnya. Bela belum sempatmenjawab, langsung terdengar suara ketukan pintu dari luar. Kemudian masuk dua orang karyawan dan berteriak dengan tidak sopan kepada Bela."Hari ini kamu harus pindah dan sebaiknya kamu cepat bayar hutang sewa 4 bulan yang ditunda. Kami sudah memasukkan kamu ke dalam daftar hitam properti, jika kamu tidak ingin menyewa unit lagi, maka kamu tidak perlu membayar hutangnya." Kata kedua orang pria itu kepada Bela sambil tersenyum dingin."Cepat bereskan semua barangmu, jika sampai nanti malam kamu masih di sini, jangan salahkan kami berbuat sesuatu padamu!" Selesai berkata, kedua pria itu pergi dengan ekspresi sombong."Pasti karena ulah Manajer Tio." Kata Kevin sambil mengerutkan keningnya.Bela menghela nafas dengan berat. Dia mengira Manajer Tio memang membantunya tanpa pamrih, lucu sekali jika dipikir
"Bela, kenapa kamu bisa begini?" Tanya Kevin sambil membantu membereskan barang Bela. Dia sebenarnya merasa bingung, dengan wanita yang "pintar" seperti Bela, seharusnya dia tidak mungkin sampai tidak bisa membayar biaya sewa.Bela menghela nafas. Ini tentang kesedihannya. Dia juga merasa tidak enak jika dipendam di hati, jadi tidak apa-apa dia ceritakan saja pada Kevin."Dulu aku adalah seorang jurnalis olahraga. Gaji bulananku sampai 8 juta, walaupun tidak tinggi, tapi masih cukup. Karena itu adalah pekerjaan yang aku suka, semua olahraga besar dan kecil di dalam negeri bisa aku liput dan juga karena pekerjaan inilah, aku bisa mendatangi hampir setengah ibukota di Indonesia. Bahkan ada kesempatan untuk wawancara keluar negeri." Kata Bela dengan mata bersinar."Tapi kemudian, demi rating, atasanku menyuruh diriku untuk memfitnah seorang atlet dalam negeri di depan kamera. Karena aku tidak mau, atasanku langsung memecatku dan memblokirku dari industri ini. Kemudian dia juga mencari ba
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan
"Kalian itu, kelas ini bukan rumah kalian. Kalau kamu berbicara sekeras itu, sepertinya kalian sudah mengerti dengan pelajaran aku! Kalau begitu aku akan bertanya, jika tidak bisa, aku akan memberikan nilai nol kepada kalian!Dari depan, seorang dosen pria yang memakai kacamata berbicara. Elmira, Meri, Dara dan Natasha berdiri semua. Dosen di universitas biasanya tidak mengenali mahasiswanya sendiri, jadi dosen ini juga tidak tahu Natasha bukan anak di kelasnya.Elmira merasa tidak nyaman, sejak kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dimarahi guru di depan umum. Sekarang malah langsung ditunjuk oleh dosen di depan semua orang. Di dalam hati Meri dan Dara masih merasa kesal dengan Natasha."Dengarkan baik-baik, apa definisi mode?" Tanya dosen kepada Elmira dan teman temannya. Ini adalah pelajaran yang sedang dia ajarkan tadi, beberapa wanita ini terus berbicara, mereka pasti tidak bisa menjawab.Mode?Elmira pernah belajar tentang ini, tapi dia tidak menghafalnya. Apalagi Meri dan Da
Elmira menemani Natasha kembali ke asramanya, setelah membantu Natasha ganti baju, mereka ngobrol sebentar, barulah Elmira pergi. Bisa menambah satu teman baik dan mengurangi satu musuh, Elmira tentu merasa sangat senang. Melihat pintu ruangannya pelan-pelan tertutup. Senyuman Natasha menjadi semakin jahat, dia mulai mengoceh."Demi mencari perhatian kalian berdua, hari ini aku harus berlutut di tengah hujan, hampir saja flu! Kalau bukan demi menikah dengan Tuan muda Damar, mana mungkin aku meminta maaf kepada kalian! Huh, tunggu hubungan kita semakin dekat, Tuan muda Damar akan mulai membalaskan dendamnya. Sampai saat itu, kita lihat bagaimana kalian akan menangis."Natasha menelepon Damar."Tuan muda Damar, sekarang aku sudah berhasil memperdekat hubungan dengan Kevin. Tunggu beberapa hari lagi, mungkin dia tidak akan waspada lagi padaku." Kata Natasha."Iya, bagus sekali." Kata Damar mengangguk. Efisiensi Natasha sangat cepat, dia tidak membuat kesalahan dalam langkah ini."Tuan
"Aku tahu kamu sangat membenciku, tapi aku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah aku lakukan." Kata Natasha. Dia memberikan termos di tangannya kepada Kevin, lalu berkata dengan lembut."Hari ini hujan, lebih gampang flu. Ini adalah Sup yang aku masak, cepat diminum, bisa menahan flu.""Tidak perlu, silahkan pergi!" Kata Kevin sambil mendorong termosnya." Kevin!" Saat ini, Elmira dan yang lainnya berjalan keluar perpustakaan.Mendengar suara Elmira, Kevin dan Natasha langsung terkejut. Melihat Natasha yang berada di samping Kevin, Elmira langsung bingung dan berdiri di tempat.Sejak ingatannya kembali, Kevin sudah memberitahu semuanya. Dirinya bisa dibawa oleh Martin dari bandara, semua karena Natasha. Dan kali itu juga hampir merenggut nyawanya."Elmira! Kamu kenapa?" Tanya Kevin dengan perhatian, dia langsung berjalan ke depan Elmira dan merangkul bahunya.Elmira!Natasha tidak pernah menyangka Elmira berada di Universitas Santara, dia selalu mengira Elmira suda
"Orang macam apa itu! Benar benar menyebalkan!" Kata Meri yang marah melihat kepergian Natasha."Huh, mau bertengkar denganku, kalian masih muda!" Kata Natasha sambil berjalan keluar kantin. Kejadian tadi membuat hatinya lebih senang, dia sangat menyukai perasaan merundung orang seperti ini. Ketika hampir sampai Kediaman keluarga, Natasha kembali menunjukkan sikap mahasiswa yang polos lagi." Kevin, ini adalah makanan yang aku belikan untukmu. Kamu pasti capek terus berjaga disini, jadi aku ambilkan makanan untukmu. Cepat makan." Kata Natasha sambil berjalan ke depan Kevin dan memberikan makanannya."Tidak perlu..." Kevin mendorong makanannya dan berjalan ke arah asramanya Natasha terus mengikuti di belakang Kevin."Tuan muda Kevin!"Saat ini, dari belakang terdengar suara, Meri dan Dara membawa makanan untuk Kevin dan bergegas kemari."Mampus, ternyata mereka, apakah mereka juga mengenali Kevin?"Melihat orang yang berjalan kemari adalah dua orang wanita yang tadi bertengkar deng
Siang hari, Natasha keluar dari Kediaman keluarga. Dia langsung menyapa Kevin, tapi Kevin bahkan tidak ingin melihatnya, dia hanya merasa Natasha menyebalkan. Natasha tersenyum dan berekspresi seperti merasa bersalah. Setelah dia menjauh, dia diam-diam menoleh ke arah Kevin dan bergumam."Bocah sialan, apakah kamu mengira aku ingin bersikap baik padamu? Kalau bukan Tuan muda Damar yang menyuruhku untuk mendekatimu, dengan tampang kamu sekarang, jika semua pria di dunia sudah matipun, aku tidak akan menyukaimu. Sekarang kamu masih bisa sombong! Konyol sekali! Kedepannya pasti akan ada waktunya kamu menangis."Natasha masuk ke kantin, setelah selesai makan, dia pergi mengambil makanan lagi.Kebetulan, Meri dan Dara juga sedang mengambil makanan untuk Kevin. Sejak Rani, Bunga, Meri dan Dara datang ke Universitas Santara, mereka sering mengambilkan makanan untuk Kevin. Rani dan Bunga sedang menemani Elmira belajar di perpustakaan, jadi hari ini mereka berdua yang datang mengambil makanan.