"Memangnya mantan pacar kamu seperti apa?" Dinda berharap ada sedikit harapan di hatinya."Wajahnya sangat cantik, tapi dia adalah wanita paling miskin dan dia sudah berselingkuh di belakangku dengan pria lain.""Apa? Pantas saja kamu meninggalkan rubah licik itu, dia tidak bisa menghargai pria yang setia terhadap perasaannya seperti kamu, jahat sekali, kamu tenang saja, sampah busuk seperti dia tidak akan bertahan lama, aku rasa untuk ke depannya nanti pasti tidak akan ada orang lain yang menginginkan dia, pria normal mana yang ingin bersama dengan wanita seperti itu?""Jangan di ingat lagi?""Ya, kenapa tidak? apakah hati kamu masih merindukan sampah busuk itu? Itu sangat tidak sepadan" Dinda mengetik dengan cepat."Sebenarnya, walaupun penampilanku tidak jauh berbeda dengannya, tapi aku bisa menjamin kepada kamu, aku bukan orang seperti dia, aku suka membaca buku, aku sangat berhati-hati dalam masalah perasaan, sampai saat ini aku juga baru berpacaran dengan satu orang saja, berpac
Dinda menempatkan tangannya ke samping mulutnya, lalu mengucapkan satu per satu "Dia adalah Doni.""Haha, kamu takut kan, orang kaya yang aku kenal kemarin adalah Doni yang kemarin kamu sudah berpura-pura menjadi dia, aku sudah menghubunginya! Kamu tenang saja, aku pasti akan membuat dia mencari tahu soal kamu yang menghadiri pesta bos Fajar dengan memakai identitasnya, lalu mengambil kalung berlian senilai 800 juta itu! Dan dia pasti akan memasukkanmu ke dalam penjara!"Kevin tidak ingin melihat tampang sombong Dinda lagi, dia merasa pusing, Kevin pun tidak menunggu dia lagi, dia langsung mendorong Dinda dan berjalan ke arah kelas, Dinda yang didorong Kevin pun mundur ke belakang."Kevin siala , aku akan memberitahukan kakak Doni tentang dirimu, jangan pikir kamu bisa bersenang-senang sekarang, kamu sebentar pasti lagi akan habis, kamu tunggu saja, sebentar lagi kamu akan masuk penjara!" Dinda menunjuk Kevin dari belakang dan memarahinya.Dinda tidak menghadiri kelas ini. Kevin yang
"Nona, tolong Anda segera pergi, atau tidak saya akan lapor polisi." Chiko mengeluarkan ponselnya, sambil menatap wanita muda itu dengan serius."Aduh, kalian semua memang tidak tahu malu ya?" Wanita muda itu mendengar Chiko ingin lapor polisi dan dia menjadi semakin marah, dia mengeluarkan pakaian dari dalam tas yang dia bawa, lalu dia mengeluarkan korek api, dia membakar pakaian itu dan dia lempar ke depan pintu. Orang lain melihat itu pun langsung bergegas menginjak-injak dan memadamkan api itu."Kenapa kau seperti ini? Di dalam toko ini semuanya baju, kamu mau tanggung jawab jika semuanya terbakar? Orang seramai ini, kalau ada apa-apa, apakah kamu mampu bertanggung jawab?" Kata Chiko dengan marah, dia tidak berbasa-basi lagi dan langsung menelpon 110.Wanita muda itu terlihat tidak takut. Polisi dari kantor polisi terdekat pun datang dan langsung mempertanyakan wanita muda itu soal masalah pakaiannya."Aku membeli sendiri pakaian ini, aku juga membakar pakaian ini satu meter dari
Dan juga mereka juga percaya, Kevin tidak mungkin mengembalikan uangnya, pebisnis seperti dia pasti sangat cerdik, bagaimana mungkin mengembalikan uang akan barang yang sudah dibeli sebulan lalu, bahkan label pakaiannya saja sudah tidak ada.Kevin menatap Dinda yang berdiri di tempat, lalu menoleh melihat Chiko dan berkata dengan datar, "Coba periksa pakaian itu totalnya berapa, kembalikan saja uangnya dengan penuh.""Tapi..." Chiko sama terkejutnya dengan orang lain, tapi Kevin adalah bosnya, dia harus menuruti perintahnya, "Baiklah, saya akan segera menghitungnya."Chiko mengambil kantong plastik Dinda, berjalan ke meja dan menghitungnya dengan asisten toko. Beberapa saat kemudian, Chiko sudah selesai menghitungnya, dia memegang sejumlah uang dan menghampiri Kevin."Saya sudah selesai menghitungnya, totalnya 28 juta. Bos, apakah kita benar-benar akan mengembalikan uangnya?"Kevin tidak mengatakan apa-apa, hanya dengan tenang menerima uang dari tangan Chiko, menghampiri Dinda, lalu m
Dinda naik taksi dan kembali ke kampus.Saat ini, dia sudah tidak ada rasa ingin bertindak seperti sebelumnya, terpikir akan uang 28 juta itu, dia merasa sayang sekali, dia sangat ingin mendapatkannya kembali, tapi, Dinda tahu, kalau pun kesempatan ini datang lagi, dia akan tetap melemparkan uang itu ke wajah Kevin, dia bisa membuang martabatnya demi uang, tapi di depan Kevin, dia tidak akan mengaku kalah.Dinda berjalan ke jalanan bawah pohon di taman kampus dengan tenang. Pikirannya masih penuh dengan masalah tentang Kevin.Dia sungguh tidak mengira, Kevin adalah bos dari butik mewah itu, dulu kenapa dirinya tidak tahu? Kenapa tokonya bisa tiba-tiba ada?Dinda memiliki banyak pertanyaan, tapi ada satu yang tidak dipungkiri, yaitu Kevin sekarang adalah orang kaya!Dinda sangat kesal, kalau dia tahu Kevin kaya, dulu bagaimana mungkin dia dengan bodoh putus dengannya? Kalau tidak putus, dirinya sendiri tidak akan hanyut dalam hutang sekarang, dan juga masih bisa menjadi bos dari butik
"Elmira, hari ini kamu sangat cantik." Kata Kevin.Elmira terkejut, dia langsung menundukkan kepalanya dan tersenyum, lalu dia mengangkat kepalanya, masih ada sedikit senyuman di wajahnya,melihat Kevin yang menatap dirinya dan bergumam, "Mulutmu itu memang sungguh manis.""Tidak, aku serius." Kata Kevin dengan serius.Hati lembut Elmira pun terketuk, dia menjitak kepala Kevin dengan ringan: "Makanlah.""Baiklah." Kevin mengangkat mangkuknya, menggunakan sendoknya untuk mengambil nasinya, matanya terus terpaku kepada Elmira. Menatap Elmira seperti ini, bagi Kevin adalah sebuah kebahagiaan."Ada apa denganmu?" Tanya Kevin kepada Elmira yang tadinya terlihat senang, tiba-tiba berubah menjadi agak sedih, juga tidak menggerakkan sendoknya, dia menundukkan alisnya, menunjukkan tampang sedih."Aku sangat rindu dengan ibuku." Elmira mengangkat kepalanya, ada senyuman di matanya: "Keluargaku tinggal di sebuah desa di gunungan kecil di timur, sedari kecil aku selalu berdua dengan ibuku, sedari
Bagus kalau Kevin bukan orang kaya, sekarang kembali ke dulu, Elmira ini masih seorang pecundang di depanku, kalau Kevin adalah orang kaya, aku sekarang harus menikahi dia. Memikirkan ini, perasaan Nanda dan Romi menjadi lebih baik."Ah, sudah beruntung kalian menang lotre, kamu juga tidak tahu bisa seperti itu, uangnya sudah nyata ada pada dirimu, tapi kamu masih mengikuti orang kaya dengan berdonasi, untuk apa melakukan hal yang tidak berguna? Pantas saja kamu miskin, memang sudah seharusnya." Sekarang Romi sama sekali tidak memandang Kevin."Elmira, Elmira, kamu juga, Kevin seorang pecundang saja tidak masalah, kamu sudah untung bisa keluar dari desa gunungmu yang miskin itu, kamu juga tidak tahu apa-apa, sial, sekarang sudah bagus bisa dapat 1.5 milyar, tapi malah dihabiskan dengan mengikuti.kegiatan yang tidak berguna, menurut kalian, apakah kalian tidak ada alasan untuk tidak miskin?" Nanda menyindir tajam Elmira.Saat ini, Nanda mengangkat telepon, dari cara memanggilnya, ibuny
"Dia pasti sudah melihat jika tiketnya tidak terlalu mahal, makanya dia ingin sekali kamu yang membayar tiket untuk ibunya, kalau tidak, dia mungkin tidak akan mengatakan apa-apa, biaya makan dan tempat tinggal bagaimana? Itu biaya yang besar.""Kita juga tidak mengatakan jika kamu harus menanggung semua itu kan?" Tanya Kevin sambil tersenyum."Apa yang kamu katakan, dua keluarga dari desa yang sama dan datang bersama-sama, kamu seenaknya meminta mereka berpisah tempat tinggal? Apa yang kamu pikirkan? Lagi pula aku tidak bisa melakukan itu." Kata Romi dengan angkuh."Kalau begitu seluruh biaya tinggal dan makan akan aku yang tanggung, dengan begitu boleh kan?" Kevin agak kesal."Kalian akan menanggung biaya tempat tinggal dan makan, mau tinggal di hotel kecil pinggir jalan? Aku tidak bisa, aku malu jika seperti itu!" Romi menatap Kevin dengan jijik."Aduh, sayang, dia juga ingin pamer di depan calon mertuanya." Nanda berkata dengan senyuman jahat, "Karena dia berkata seperti itu, kita
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan
"Kalian itu, kelas ini bukan rumah kalian. Kalau kamu berbicara sekeras itu, sepertinya kalian sudah mengerti dengan pelajaran aku! Kalau begitu aku akan bertanya, jika tidak bisa, aku akan memberikan nilai nol kepada kalian!Dari depan, seorang dosen pria yang memakai kacamata berbicara. Elmira, Meri, Dara dan Natasha berdiri semua. Dosen di universitas biasanya tidak mengenali mahasiswanya sendiri, jadi dosen ini juga tidak tahu Natasha bukan anak di kelasnya.Elmira merasa tidak nyaman, sejak kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dimarahi guru di depan umum. Sekarang malah langsung ditunjuk oleh dosen di depan semua orang. Di dalam hati Meri dan Dara masih merasa kesal dengan Natasha."Dengarkan baik-baik, apa definisi mode?" Tanya dosen kepada Elmira dan teman temannya. Ini adalah pelajaran yang sedang dia ajarkan tadi, beberapa wanita ini terus berbicara, mereka pasti tidak bisa menjawab.Mode?Elmira pernah belajar tentang ini, tapi dia tidak menghafalnya. Apalagi Meri dan Da
Elmira menemani Natasha kembali ke asramanya, setelah membantu Natasha ganti baju, mereka ngobrol sebentar, barulah Elmira pergi. Bisa menambah satu teman baik dan mengurangi satu musuh, Elmira tentu merasa sangat senang. Melihat pintu ruangannya pelan-pelan tertutup. Senyuman Natasha menjadi semakin jahat, dia mulai mengoceh."Demi mencari perhatian kalian berdua, hari ini aku harus berlutut di tengah hujan, hampir saja flu! Kalau bukan demi menikah dengan Tuan muda Damar, mana mungkin aku meminta maaf kepada kalian! Huh, tunggu hubungan kita semakin dekat, Tuan muda Damar akan mulai membalaskan dendamnya. Sampai saat itu, kita lihat bagaimana kalian akan menangis."Natasha menelepon Damar."Tuan muda Damar, sekarang aku sudah berhasil memperdekat hubungan dengan Kevin. Tunggu beberapa hari lagi, mungkin dia tidak akan waspada lagi padaku." Kata Natasha."Iya, bagus sekali." Kata Damar mengangguk. Efisiensi Natasha sangat cepat, dia tidak membuat kesalahan dalam langkah ini."Tuan
"Aku tahu kamu sangat membenciku, tapi aku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah aku lakukan." Kata Natasha. Dia memberikan termos di tangannya kepada Kevin, lalu berkata dengan lembut."Hari ini hujan, lebih gampang flu. Ini adalah Sup yang aku masak, cepat diminum, bisa menahan flu.""Tidak perlu, silahkan pergi!" Kata Kevin sambil mendorong termosnya." Kevin!" Saat ini, Elmira dan yang lainnya berjalan keluar perpustakaan.Mendengar suara Elmira, Kevin dan Natasha langsung terkejut. Melihat Natasha yang berada di samping Kevin, Elmira langsung bingung dan berdiri di tempat.Sejak ingatannya kembali, Kevin sudah memberitahu semuanya. Dirinya bisa dibawa oleh Martin dari bandara, semua karena Natasha. Dan kali itu juga hampir merenggut nyawanya."Elmira! Kamu kenapa?" Tanya Kevin dengan perhatian, dia langsung berjalan ke depan Elmira dan merangkul bahunya.Elmira!Natasha tidak pernah menyangka Elmira berada di Universitas Santara, dia selalu mengira Elmira suda
"Orang macam apa itu! Benar benar menyebalkan!" Kata Meri yang marah melihat kepergian Natasha."Huh, mau bertengkar denganku, kalian masih muda!" Kata Natasha sambil berjalan keluar kantin. Kejadian tadi membuat hatinya lebih senang, dia sangat menyukai perasaan merundung orang seperti ini. Ketika hampir sampai Kediaman keluarga, Natasha kembali menunjukkan sikap mahasiswa yang polos lagi." Kevin, ini adalah makanan yang aku belikan untukmu. Kamu pasti capek terus berjaga disini, jadi aku ambilkan makanan untukmu. Cepat makan." Kata Natasha sambil berjalan ke depan Kevin dan memberikan makanannya."Tidak perlu..." Kevin mendorong makanannya dan berjalan ke arah asramanya Natasha terus mengikuti di belakang Kevin."Tuan muda Kevin!"Saat ini, dari belakang terdengar suara, Meri dan Dara membawa makanan untuk Kevin dan bergegas kemari."Mampus, ternyata mereka, apakah mereka juga mengenali Kevin?"Melihat orang yang berjalan kemari adalah dua orang wanita yang tadi bertengkar deng
Siang hari, Natasha keluar dari Kediaman keluarga. Dia langsung menyapa Kevin, tapi Kevin bahkan tidak ingin melihatnya, dia hanya merasa Natasha menyebalkan. Natasha tersenyum dan berekspresi seperti merasa bersalah. Setelah dia menjauh, dia diam-diam menoleh ke arah Kevin dan bergumam."Bocah sialan, apakah kamu mengira aku ingin bersikap baik padamu? Kalau bukan Tuan muda Damar yang menyuruhku untuk mendekatimu, dengan tampang kamu sekarang, jika semua pria di dunia sudah matipun, aku tidak akan menyukaimu. Sekarang kamu masih bisa sombong! Konyol sekali! Kedepannya pasti akan ada waktunya kamu menangis."Natasha masuk ke kantin, setelah selesai makan, dia pergi mengambil makanan lagi.Kebetulan, Meri dan Dara juga sedang mengambil makanan untuk Kevin. Sejak Rani, Bunga, Meri dan Dara datang ke Universitas Santara, mereka sering mengambilkan makanan untuk Kevin. Rani dan Bunga sedang menemani Elmira belajar di perpustakaan, jadi hari ini mereka berdua yang datang mengambil makanan.
"Kamu tidak perlu tahu, Natasha, aku mencintaimu setulus hati. Aku ingin sekali menikah denganmu, tapi aku harus membalas dendam ini! Apakah kamu mau membantuku?"Kata Damar sambil menarik tangan Natasha, dagunya mendekat ke kening Natasha."Aku adalah orangmu sekarang, mana mungkin aku tidak mau?"Natasha berpikir, jika dia bisa menikah dengan Damar, maka kehidupannya akan sempurna, dia akan terus bahagia selamanya."Baik! Natasha, aku tahu kamu pasti akan membantuku!"Mata Damar terlihat bersinar."Aku beritahu, kamu pergi ke samping Kevin dulu. Setelah itu, apapun cara yang kamu gunakan, kamu harus bisa mendapatkan kepercayaannya. Kamu adalah pacarnya dulu, jadi pasti lebih gampang, kemudian kita baru jalankan langkah selanjutnya!"Damar menceritakan strategi yang telahdipikirkan kepada Natasha. Natasha walaupun merasakan firasat buruk, tapi dia tetap mengangguk, sambil berbicara."Tuan muda Damar, aku melakukannya demi kamu. Setelah membalas Kevin, kamu jangan meninggalkan aku!"