"Dia pasti sudah melihat jika tiketnya tidak terlalu mahal, makanya dia ingin sekali kamu yang membayar tiket untuk ibunya, kalau tidak, dia mungkin tidak akan mengatakan apa-apa, biaya makan dan tempat tinggal bagaimana? Itu biaya yang besar.""Kita juga tidak mengatakan jika kamu harus menanggung semua itu kan?" Tanya Kevin sambil tersenyum."Apa yang kamu katakan, dua keluarga dari desa yang sama dan datang bersama-sama, kamu seenaknya meminta mereka berpisah tempat tinggal? Apa yang kamu pikirkan? Lagi pula aku tidak bisa melakukan itu." Kata Romi dengan angkuh."Kalau begitu seluruh biaya tinggal dan makan akan aku yang tanggung, dengan begitu boleh kan?" Kevin agak kesal."Kalian akan menanggung biaya tempat tinggal dan makan, mau tinggal di hotel kecil pinggir jalan? Aku tidak bisa, aku malu jika seperti itu!" Romi menatap Kevin dengan jijik."Aduh, sayang, dia juga ingin pamer di depan calon mertuanya." Nanda berkata dengan senyuman jahat, "Karena dia berkata seperti itu, kita
"Benar, saat bertemu Nanda nanti, aku harus memberitahukan dia, saat kuliah haru mencari satu, jika sudah kembali ke kampung, tidak akan ada pria kaya lagi." Kata ibu Lina."Siapa yang tahu jelas soal pernikahan, lihat saja sendiri." Walaupun Ratna berkata seperti itu, tapi di dalam hatinya dia sudah menentukan, jika nanti sudah bertemu dengan Nanda, dirinya harus mengingatkan Nanda.Mereka pun berjalan keluar dari gedung bandara."Aku agak lapar, bagaimana dengan kalian?" Kata Ratna sambil meraba perutnya, yang lain juga lapar, hari ini, mereka pagi-pagi naik bus dari kampung ke bandara dan langsung naik pesawat, mereka hanya makan camilan yang diberikan di pesawat saja sampai sekarang, tentu pasti sangat lapar."Kalian pasti lapar, ayo, kita makan, ini kue buatanku sendiri, aku juga membawa sayur dan ada nasi, sangat enak." Saat ini, Wanita paruh baya yang terus berada di belakang mereka pun datang menghampiri, dia membuka tasnya dengan semangat dan bersiap untuk mengeluarkan nasi
Kali ini datang ke bengkulu bisa atau tidaknya menemukan lelaki kaya seperti itu hanya satu kata, 'takdir'."Hei, aku merasa tenang kamu berkata seperti itu, hehe, harapanku dari kecil adalah menghabiskan uang untuk tidur dengan lelaki kaya, kali ini akhirnya impian itu akan terwujud." Kata Yola sambil tersenyum."Kalian kali ini ikut denganku, walaupun tidak bisa tidur dengan orang kaya, aku jamin kalian akan bersenang-senang, bermain dengan anak muda, bergandengan tangan, pasti akan aku jamin." Kata Ratna dengan percaya diri."Shh, kecilkan suaramu, di belakang masih ada orang yang mengikuti kita." Lina menatap Wulan yang ada di belakangnya, sangat memalukan harus berbicara seperti itu."Takut apa, kalau dia berani berbicara yang macam-macam, aku akan langsung meninggalkan dia di kota ini, lihatlah nanti bagaimana dia bisa pulang, kalau pun bisa pulang, di kampung kita juga kita yang lebih berkuasa, kentut dihadapan kita saja dia tidak beranit." Kata Ratna dengan jijik. Ratna berkat
"Keluarga Elmira kan miskin, tapi mau bagaimanapun dia teman sekampungku, aku pun meminta ibu untuk membawa ibunya datang ke sini, ibu lihat saja pakaian Kevin, sudah bisa terlihat, situasinya kurang lebih sama dengan Elmira, sama-sama miskin, aku pun meminta Romi untuk menjemput mereka." Nanda menjelaskan situasi Elmira kepada ibunya."Oh jadi begitu." Mendengar anaknya berkata Kevin kondisinya kurang lebih sama dengan Elmira, hati Ratna pun menjadi semakin senang. Hm, Wulan, keluarga kalian memang pantas mendapatkan pecundang miskin dibandingkan dengan Nanda, tentu saja seperti langit dan bumi."Elmira, bukannya tante ingin menceramahi kamu, kamu sendiri juga tahu kondisi keluargamu, kuliah agar kamu bisa belajar, bukan untuk mencari pasangan, kamu tidak boleh sama dengan Nanda, kalaupun Nanda tidak berkuliah, keluarga kita bisa memberikan pekerjaan untuknya. Sedangkan kamu, kamu lebih baik merendah saja, jangan mencoba untuk menggapai hal yang tinggi. kalau pun kamu bisa menemukan
Restoran mewah itu sedang sangat ramai sekarang. Saat Romi sampai membawa Nanda dan ibunya, di ruangan besar itu tidak ada lagi tempat duduk yang kosong. Di ruang tunggu, ada belasan tamu yang sedang menunggu.Mesin antri menunjukkan setidaknya perlu menunggu selama setengah jam, baru bisa mendapatkan tempat duduk."Aku akan pergi mencari dan berbicara kepada manajernya, dan melihat apakah bisa membayar lebih untuk mengaturkan kita tempat duduk lebih dulu." Ratna tidak tahan lagi, perutnya sangat lapar. Di kampung mereka Ratna adalah "orang kelas atas", tidak pernah menunggu di restoran."Ibu, lupakanlah, kita menunggu saja." Kata Nanda, Restoran ini adalah restoran besar yang terkenal di bengkulu, ibunya bisa apa?"Sudahlah, kamu tunggu saja, aku sendiri yang akan pergi." Ratna tidak mengindahkan perkataan anaknya, dia merasa di kampung dia juga orang yang memiliki martabat tinggi. Sekalinya dia mengatakan harus memberikan uang lebih, manajernya pasti akan memberikan tempat duduk unt
Memikirkan nasib Bian saat itu, Manajer pun ikut ketakutan! Dia menelan air ludahnya sendiri."Manajer, Manajer..." Romi bingung akan apa yang terjadi kepada Manajer itu."Oh iya..." Pandangan Manajer itu kembali ke wajah Romi, "Anda ingin memesan reservasi tempat ya? maaf, sudah membiarkan kalian menunggu. Saya sekarang akan segera mengaturkan tempat untuk Anda dan teman-teman Anda, mohon Anda tunggu sebentar.""Oh baiklah." Romi baru saja menjawab, Manajer itu langsung pergi mengatur dengan hormat, hal ini membuat Romi bingung."Sejak kapan ayahku jadi sehebat ini?" Romi menggaruk kepalanya, tadinya dia berpikir perusahaan keluarganya di kota bengkulu juga hanya perusahaan kelas menengah. Manajer restoran itu tidak pasti akan memberikan tempat untuk mereka. tapi tiidak mengira saat dirinya baru mengucapkan nama ayahnya, Manajer itu langsung dengan cepat menuruti permintaannya.Kelihatannya ayahnya memiliki reputasi tinggi di kota bengkulu. Berpikir seperti itu, Romi pun kembali ke r
"Romi, statusmu sungguh tinggi ya, tidak hanya kita diberikan ruangan paling mewah, tapi juga makan gratis, siapa yang bisa diperlakukan seperti itu? Kalau bukan Romi seorang?" Ratna duduk, lalu sengaja memuji Romi. Pacar anaknya ini hebat sekali, hatinya pun merasa sangat puas."Oh Iya, Romi, keluarga kalian berjalan di bisnis apa, bisa berstatus tinggi seperti ini." Yola sangat tertarik dengan Romi."Keluargaku menjalankan perusahaan konstruksi kecil saja, pendapatan pertahun hanya mendapatkan sebesar 10 milyar, tidak perlu dibahas." Kata Romi dengan santai sambil mengacungkan jarinya."Hei, 10 milyar katanya tidak perlu dibicarakan? Romi, kalau kita bisa sepertimu mungkin kita langsung mati." Kata Lina sambil tertawa, dia pun menoleh ke arah Kevin, menatap dari atas ke bawah, lalu bertanya dengan jijik, "Anak muda, keluargamu menjalankan bisnis apa, dan pendapatan setahun bisa mencapai berapa?""Keluargaku tidak ada bisnis, pendapatanku juga tidak sampai puluhan juta." Kevin sekara
"Hm..." Manajer itu tertawa canggung, dia juga tidak bisa berkata-kata, dia sudah bersusah payah ingin memberikan dua botol Louis XIV itu kepada Kevin secara pribadi, tidak mengira malah Romi sendiri yang mengatakan itu khusus untuk dia. Tidak baik juga berebutan dengan Romi di depan Kevin.Melihat senyuman di wajah Romi, Manajer itu menjadi curiga, apa sebenarnya hubungan anak muda ini dengan Kevin? Melihat Kevin yang duduk di meja dengan tampang datar, muncul berbagai pikirannya.Anak muda ini pasti bawahan Kevin, status dirinya tidak cukup tinggi untuk secara pribadi berkontak dengan Kevin, hanya bisa berbincang dengan bawahan Kevin.Memikirkan ini, rasa hormat Manajer itu kepada Kevin menjadi semakin dalam. Juga dia "mengerti" alasan tindakan dari Romi."Kalian sudah datang makan di restoran saya adalah sebuah kehormatan bagi saya, mari bersulang." Setelah mengatakan itu, Manajer meminta pelayan untuk membuka botol Louis XIV, lalu menuangkan ke gelas orang-orang yang ada di meja.
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan