Sepulang dari rumah Nurmala, mereka main ke rumah teman Miko. Miko sudah lama tak pernah berkunjung.
"Wah makin sukses aja, dengar-dengar di kota sebelah punya rumah makan," kata Alba.''iya, Ba. punyanya Sahara," kata Miko."Nah gitu dong, move on dari Nirina. Katanya Nirina di penjara ya karena ganggu rumah tangga kalian?" tanya Alba."Bukan hanya mengganggu, tapi dia sudah menyebabkan Sahara keguguran," jawab Miko."Anak itu memang gila, sejak dulu dia terobsesi sama kamu," kata Alba. "Aku dengar anaknya dibawa keluar negeri sama keluarga Nirina," kata Alba."Biarkan saja sih," kata Miko.**Wahyu ingin membuat Miko hancur, dia menyebarkan berita soal Miko yang menikahi wanita beranak satu. Dan wanita itu statusnya bukan janda. Melainkan wanita hamil tanpa suami.Dalam sekejap saja berita itu Viral, terlebih lagi Miko merupakan pengusaha terkenal.Miko yang baru perjalanan pulang mendapatkaSahara bangun lebih awal pagi itu, dia menyiapkan makanan kesukaan Miko. Dia yakin Miko pagi ini akan makan banyak dengan masakan Sahara yang enak."Bau apa ini?" tanya Miko saat pertama membuka mata. "Pasti ini Sahara sedang masak buat sarapan," kata Miko.Miko turun dari ranjang dan segera ke kamar mandi untuk gosok gigi dan cuci muka. Dia lalu menyusul Sahara di dapur."Sayang, kamu masak apa? Baunya enak sekali sampai ke kamar," kata Miko mendekati Sahara. "Wah masakan kesukaan aku ini," ucap Miko saat melihat apa yang Sahara masak."Udah mandi sana, nanti kamu terlambat loh," kata Sahara. "Nanti aku siapkan bajunya," sambung Sahara."Kamu memang istri idaman," kata Miko sambil mencium pipi Sahara.Sahara kesal karena Miko main nyosor saja. Beruntung tak ada yang melihat kejadian tadi.Miko mandi, Sahara yang sudah selesai menyiapkan sarapan segera menyiapkan baju Miko. Miko merasa beruntung punya istri sebaik Sahara
Wahyu berada di meja depan polisi, dia terus mengatakan bahwa dia papanya Naura. Namun, Sahara dan Miko tak menganggapnya."Dia memang yang menghamili saya, Pak. Tapi dia tidak bertanggung jawab, tapi kenapa setelah dia tahu kebenarannya dia mau merebut anakku," kata Sahara. "Aku mau di di penjara, dia sudah mengganggu ketenangan aku dan anakku," sambung Sahara."Pak Wahyu, harusnya Pak Wahyu tidak bersikap seperti ini. Memang secara biologis Naura anak Pak Wahyu, tapi jika mendengar keterangan Pak Miko dan Bu Sahara, Pak Wahyu bukan ayah yang baik untuk Naura," kata polisi. "Kamu akan tetap memproses masalah ini," sambung Polisi."Saya minta tolong untuk menghubungi temanku," kata Wahyu."Silahkan!" perintah Polisi.Sementara Sahara dan Miko sudah pulang karena dia ingin mengecek keadaan Naura. Mereka takut kalau Naura mengalami traumatis."Dilan, tolong bantu aku! Aku di kantor polisi!" pinta Wahyu."Maaf, Bro. Aku gak
Wahyu tersadar, dia melihat di sekelilingnya. Dia ternyata masih berada di rumah calon istrinya."Ma, ayo pulang!" ajak Wahyu. "Aku gak mau menikah dengannya," kata Wahyu."Wahyu, kamu udah tanda tangani surat tadi, itu artinya kamu mau menikah dengan Della," kata Eni."Siapa yang mau menikah dengan wanita seperti dia, Tante. Gak mau aku menolaknya," kata Wahyu."Kalau kamu menolaknya maka kamu akan di penjara. Bagaimana apa kamu masih ingin menolak?" tanya Eni."Gak apa-apa, Jeng. Saya akan tetap.menikahkan Wahyu dengan Della," jawab Yulia.Mereka lalu pulang, Wahyu terus memarahi Yulia karena merestui dirinya dengan wanita bergigi tongos itu."Ma, dia itu tongos," kata Wahyu. "kalau diajak jalan malu-maluin," kata Wahyu."Wahyu, mama gak minta kamu mencintai dia. Tapi tolong kamu nikahi dia, baiklah sama dia san keluarganya lalu kuras hartanya," kata Yulia."Aduh, Ma. Berat, Ma. Mana bisa Wahyu kuat t
Della dan Dinda keluar dari rumah makan milik Sahara. Mereka harus segera pulang karena akan ada acara keluarga."Biaya pernikahan akan kami tanggung," kata Eni."Ya, kalian jangan khawatir. Kalian tidak perlu mengeluarkan uang sepersen pun," kata Aditia. "Tapi saya minta hanya satu, Kamu harus baik pada Della, aku gak mau sampai Della mengadu kalau kamu sakiti," kata Aditia."Baik, Om. Saya akan patuh dengan perintah Om," kata Wahyu.Meskipun dalam hati dia memberontak tapi Wahyu harus bersandiwara. Saat Della dan Dinda datang, dia langsung menggandeng lengan Della."Sayang, kamu dari mana saja? Kenapa tak minta aku antar saja?" tanya Wahyu."Kami hanya pergi makan ke rumah makan baru itu loh, kami dengar masakannya enak sekali," jawab Della. "Pa, aku mau pernikahan aku nanti cateringnya dari sana. Makanan di sana enak sekali," kata Della."Boleh sekali, papa juga pernah ke sana. Memang benar masakannya enak sekali," u
Della terkejut saat tahu kalau ternyata Wahyu adalah duda. Awalnya dia tak pernah peduli dengan masa lalu Wahyu. Namun, saat papanya bilang Sahara adalah ipar Wahyu Della berniat mendatangi Sahara."Mbak, ada yang mau bicara. Itu anaknya Pak Aditia Mbak Della," kata salah satu karyawan Sahara."Oh ya suruh masuk," kata Sahara.Sahara kira Della datang untuk membicarakan soal makanan yang akan mereka pesan. Ternyata apa yang Della bicarakan di luar dugaan."Mbak Sahara, apa benar Mas Wahyu adalah Ipar Mbak Sahara?" tanya Della."Oh kamu mau tanya soal Wahyu, aku kira soal catering," kata Sahara. "benar, dia pernah menikah dengan kakak saya. Tapi kakak saya sudah meninggal karena kanker otak," jawab Sahara."Jadi Mbak tahu banyak soal Mas Wahyu?" tanya Della."Tidak juga sih, memang ada masalah apa?" tanya Sahara.Della lalu menanyakan banyak hal tentang Wahyu saat bersama Kamila. Sahara menjawab sebisanya, namun
"Siapa dia?" tanya Miko."Della tunangannya Wahyu," jawab Sahara."Mbak Sahara, terimakasih udah bantu saya. Saya jadi tahu bagaimana sikap Mas Wahyu," kata Della lalu pamit.Miko dan Sahara was-was takutnya Della membatalkan pernikahan dan semua pesanan di batalkan padahal acaranya tinggal satu Minggu lagi. Dan semua alat catering sudah Sahara beli.Della menangis di dalam mobil, dia mencintai pria yang tak akan pernah mencintainya. Jika Wahyu berani mengganggu Sahara yang sudah bersuami berarti Sahara sangat berarti.Sampai di rumah dia masuk ke kamar, dia tak peduli dengan panggilan Edi dan Dinda. Della mengunci pintu dan menangis di dalam kamar."Bagaimana ini? Aku takut kalau Mas Wahyu akan jahatin aku. Tapi aku mencintai dia. Apa harus aku batalkan pernikahan ini?" tanya Della.Tidak berapa lama terdengar langkah kaki."Dell, kakak mau bicara soal gaun kamu," kata Dinda."Besok aja, Kak. Della cap
Miko dengan segera membawa Sahara ke rumah sakit. Tapi baru sampai di halaman rumah sakit, Sahara terbangun."Mas, ngapain ke rumah sakit?" tanya Sahara."Kamu tadi pingsan, kok malah tanya ngapain ke rumah sakit,' jawab Miko."Hehehe, tadi aku gak kenapa-kenapa, Mas. Aku ngeprank kamu loh," kata Sahara."Hah jangan bercanda, kita sudah sampai di rumah sakit. Mau gak mau kamu harus periksa," kata Miko.Miko mengajak Sahara periksa, Dokter bilang Sahara baik-baik saja. Dia hanya diberi vitamin seperti biasa.Pagi itu Sahara berangkat ke gedung tempat Aditia membuat acara. Dia datang bersamaan catering yang sudah dia siapkan. Karyawan Sahara sudah banyak yang siap."Bagiaman semua sudah siap?" tanya Sahara."Sudah, Mbak," jawab karyawan Sahara.Saat acara di mulai semua orang datang bergantian, pagi hari acara akad nikah. Terlihat jelas Wahyu dan Della yang memakai gaun syar'i berada di depan penghulu.
Wahyu terbangun, dia melihat Della di sampingnya dengan baju syar'inya. Dia tak menyangka kalau wanita yang di bar dan sexy itu merupakan Della."Ngapain kamu ke bar waktu itu dengan penampilan yang berbeda?" tanya Wahyu."Aku lagi bosen di rumah, aku selalu dikekang papa. Ini itu semua yang atur papa," kata Della. "Aku hidup bagaikan terkurung di dalam sangkar, jadi aku mencari hiburan," kata Della."Resiko kamu dong punya orang tua yang overprotektif," kata Wahyu."Dan itu akan terjadi padamu, Mas," ucap Della. "Harusnya kamu gak usah masuk ke dalam pernikahan ini, supaya kamu gak akan jadi budak orang tuaku," kata Della.Belum sempat Della berbicara, seseorang mengetuk pintu kamar hotel mereka."Non Della, Papa meminta kalian segera pulang," kata pengawal Della.Della mengajak Wahyu untuk segera pulang, sampai di rumah Della di sambut dengan wajah menyeramkan Aditia."Bagaimana malam pertama kalian?" tanya Ad
10 tahun kemudianUsia tak lagi muda, Sahara sudah mempunyai banyak cabang rumah makan di setiap daerah hal itu membuat dia sering keluar kota, terutama ke Bali.Usia Albi sudah 17 tahun dan Aldo sudah 10 tahun. Mereka ke Bali ikut Sahara memantau cabang Bali. Mereka tengah liburan semester."Bagaimana apa semua lancar?" tanya Sahara pada karyawan yang sudah dia percaya."Alhamdulillah lancar, Bu. Sejak ada pemasok sayuran dan bahan makanan yang baru semua jadi lancar. Oh ya hari ini ada pengiriman sayur dan bahan makanan lainnya. Biasanya orangnya sendiri yang mengantar," katanya."Bagus, kalau gitu aku ke dalam ya," kata Sahara.Satu jam kemudian, Sahara keluar dari ruangannya. Tak sengaja dia menabrak seorang pria yang sedang membawa sayur mayur."Maaf, Mbak," ucapnya.Pria itu menoleh ke arah Sahara, "Sahara...," panggilnya."Wahyu...kamu tinggal di Bali?" tanya Sahara."Iya, oh ya aku ke dalam antar ini. Setelah ini ada yang mau aku obrolan kan sama kamu mumpung ketemu," kata Wah
Wahyu mendekati sang Dokter. Dia memandang Dokter tersebut."Saya mau bicara dengan Dokter, jadi ajak Abbi pergi," kata Wahyu.Della mengajak Abbi untuk pulang, sebelum pulang dia pamit pada Wahyu dan Dokter."Apa kamu sangat mencintai Della?" tanya Wahyu."Ya, aku mencintai dia," jawab Dokter."Tolong jaga Abbi, aku titip Abbi padamu. Anggap saja Abbi anak kandungmu," kata Wahyu."Itu sudah pasti, tapi tampaknya Abbi sangat mengharapkan kamu bersama dengan dia," kata Dokter."Itu tidak mungkin, aku dan Della sudah lama bercerai," kata Wahyu. "Aku hanya ingin kamu bahagiakan Della dan Abbi. Sejak dulu aku gak bisa melakukannya," kata Wahyu.Setelah mengatakan hal itu, Wahyu kembali ke kamarnya. Dia sadar bahwa dia tak pantas lagi untuk Della. Dia ikhlas jika Della bersama pria lain. Apalagi pria itu bisa menyayangi Abbi dengan baik.**Dua bulan kemudian, hari di mana Wahyu sudah keluar dari rumah sakit jiwa. Dia sudah sembuh total."Dokter, aku titip surat ini. Berikan pada Della dan
Ternyata Della sedang dekat dengan seorang dokter di rumah sakit jiwa. Dokter itu merupakan teman Dinda saat SMA. Mereka memang belum memutuskan untuk menikah tapi mereka sudah saling mengenal keluarga masing-masing.Abbi tengah duduk di bangku rumah sakit jiwa bersama baby Sisternya."Mbak, kata mama papa udah gak ada. Tapi kok aku gak lihat makam papa," kata Abbi."Mbak juga gak tahu, Sayang," ucap Baby Sisternya.Abbi memilih untuk menanyakan hal itu pada orang lain. Dia menanyakan pada salah satu pembantu di rumah Aditia. Pembantu itu menceritakan pada Abbi siapa nama papa Abbi. Tapi Abbi merasa tak asing dengan nama tersebut."Mama, apa benar nama Papa aku itu Wahyu?" tanya Abbi."Kata siapa, Nak?" tanya Della."Kata Bibi," jawab Abbi. "Kata Bi Mina itu nama papa ku, aku kayak pernah lihat dia," jawab Abbi.Della langsung menegur pembantunya, namun saat itu Abbi mendengarkannya."Bi, aku gak mau ya kalau sampai Abbi tahu kalau papanya itu Mas Wahyu. Apalagi kalau sampai dia tahu
Kain penutup itu terbuka, dan wajah yang tak asing bagi Miko tengah tertidur di sana."Tidak mungkin," teriak Miko.Tangis Miko pecah seketika melihat anak yang dia besarkan dengan kasih sayang telah tiada. Dia melihat Sahara tengah menangis, dia memeluk Sahara."Naura ninggalin kita, Mas. Dia pergi," kata Sahara.Miko dan Sahara terlihat lemah, Nurmala menghubungi semua keluarga lalu mengurus jenazah Naura."Mas, Naura....ini mimpi kan, Mas?" tanya Sahara berderai air mata.Miko hanya mampu memeluk Sahara erat dan menguatkannya. Walaupun sebenarnya dia sendiri sangat rapuh.Dari kejauhan, Wahyu melihat jenazah Naura di masukkan ke kamar Jenazah. Dia diam-diam masuk ke kamar Jenazah setalah petugas pergi. Dia ingin melihat Naura yang terakhir kalinya.Setelah melihat wajah Naura, Wahyu tak bisa menahan tangis. Dia menyesal telah menyebabkan semua terjadi. Namun, penyesalan itu sudah terlambat."Naura, m
Sahara mendapatkan panggilan dari seseorang tak di kenal. Dia mengabarkan jika Naura berada di rumah sakit. Seketika Sahara menuju rumah sakit."Naura...apa ada pasien anak SD yang katanya kecelakaan, Sus?" tanya Sahara.Perawat membawa Sahara ke ruangan di mana Naura di rawat. Seseorang menunggu di sana."Maaf, Mbak. Saya benar-benar tak sangaja menabrak anak, Mbak. Saya melihat dia berlari dan saya tak bisa mengerem mendadak," kata pria itu."Keadaan anak saya bagaimana sekarang?" tanya Sahara."Kata Dokter, dia Koma, Mbak," jawabnya.Tidak berapa lama Miko datang, dia lalu meminta penjelasan pada orang yang menabrak Naura. "Saat saya turun dari mobil untuk memanggil ambulan, saya dengar ada yang bilang kalau anak Mbak di kejar seorang pria. Makanya dia buru-buru menyebrang, sepertinya tujuannya ingin ke kantor polisi," kata pria itu."Apa bapak melihat pria itu?" tanya Miko."Maaf, Pak. Saya tidak m
Kecewa itu yang di rasakan oleh Bang Omar. Teman yang dia anggap baik ternyata menusuknya dari belakang. Saat Bang Omar tengah mencari kontrakan baru, di jalan dia bertemu dengan Sahara dan Miko."Bang Omar...," panggil Miko."Eh Pak Miko," ucap Bang Omar."Abang mau kemana? Kok bawa si kecil?" tanya Sahara melihat si kecil ikut berpanas-panasan."Panjang ceritanya, Bu. Tapi ini saya mau cari kontrakan baru," jawab Bang Omar.Sahara dan Miko saling pandang, mereka merasa kasihan pada Bang Omar."Bang, mendingan Abang ikut ke rumah kamu saja. Di rumah kami masih ada kamar kosong," kata Miko. "Kasihan kalau Bang Omar kerja di kecil mau di titipkan siapa? Kalau di rumah saya kan banyak orang, ada yang jaga," kata Miko."Tidak usah, Pak Miko. Saya tidak mau merepotkan Pak Miko," tolak Bang Omar.Miko tetap memaksa hingga Bang Omar ikut ke rumah Sahara. Sampai di sana Bang Omar menceritakan soal apa yang terjadi saat
Siang itu, Miko memanggil Wahyu untuk datang ke ruangannya. Di sana sudah ada Sahara yang menunggu kedatangan Wahyu."Maaf, Pak Miko memanggil saya?" tanya Wahyu."Wahyu, apa benar kamu habis menemui Naura kemarin di sekolahannya?" tanya Miko.Wahyu tampak terkejut, dia yakin Naura yang bercerita hal itu pada Miko dan Sahara."Maksud kamu apa memberi tahu Naura kalau kamu papanya?" tanya Sahara. "Kamu harusnya bicara sama aku dulu sebelum menemui Naura, apalagi membahas soal papa Naura," kata Sahara."Maaf, Sahara. Aku hanya ingin di akui oleh anakku," kata Wahyu."Kamu ingin di akui? Emangnya kamu pernah ada buat dia? Gak kan. Pantas saja Della melarang kamu ketemu Abbi," bantah Sahara. "Aku kecewa sama kamu," ucap Sahara."Aku hanya ingin di akui dan di panggil ayah saja oleh Naura. Karena aku tak bisa melakukannya ke Abbi," kata Wahyu."Aku tahu tapi cara kamu salah. Menemui Naura tanpa izin aku, apalagi memb
Dua tahun berlaluWahyu sudah dinyatakan bebas, dia keluar dari lapas hari itu. Tak ada yang menjemputnya. Dia hanya berbekal alamat Bang Omar. Dia tak akan pulang ke rumah orang tuanya."Wahyu, maaf aku tak bisa menjemputmu. Istriku masih kerepotan karena anak kamu demam," kata Bang Omar."Tidak apa, Bang," ucap Wahyu."Oh ya, aku udah Carikan kamu kontrakan di sebelahku ini, udah aku bayar untuk satu bulan ke depan ya. Setelah itu bayar sendiri," kata Bang Omar."Sekali lagi terimakasih, Bang," kata Wahyu.Wahyu lalu istirahat di kontrakannya, setelah tenaganya terisi penuh. Dia mulai dari ke makam Kamila dan Dini. Dia ingin mengunjungi mantan istrinya dulu."Kamila, maafkan aku. Baru kali ini aku sempat menemui makammu," kata Wahyu. Setelah mengirim doa untuk Kamila, Wahyu ganti ke makam Dini yang memang berada di satu area.Setelah itu dia kembali ke kontrakan. Dia melihat istri Bang Omar tampak di luar deng
Sahara menghadiri pemakaman Dini, biar bagaimanapun dia pernah mengenal Dini sebagai sahabat Kamila."Aku gak nyangka, setelah Carry tiada, kini Dini juga meninggal," kata Sahara."Ya mau bagaimana lagi, setiap yang hidup pasti akan kembali ke yang maha kuasa hanya menunggu giliran saja," kata Miko.Sepulang dari makam, Sahara menyempatkan diri mampir ke lapas. Dia mengabari Wahyu kalau Dini telah tiada."Baru saja dia datang menemui aku, tapi kini sudah pergi," kata Wahyu. "Dia malah berpesan sama aku, kalau dia mati, dia minta aku untuk menjaga malamnya," sambung Wahyu."Aku kira dia belum ke sini sebelumnya," kata Miko."Sudah, tapi aku juga tak menyangka akan secepat itu dia pergi," kata Wahyu."Setiap yang hidup di dunia ini kan pasti akan kembali pada yang kuasa. Bukan hanya Dini kita juga nanti akan kembali. Tinggal nunggu saatnya saja," kata Miko."Benar, tapi rasanya bekal untuk kesana masih kurang," ka