Beranda / Romansa / Mantan Terindah / Bab. 3 Tabrakan Jodoh

Share

Bab. 3 Tabrakan Jodoh

Penulis: Larasatiameera
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-29 11:08:52

Bella dan Melissa berbelanja di sebuah mal berdua. Melissa sebagai asisten membantu Bella memilihkan kostum yang cocok untuk acara yang akan dihadiri Bella nanti malam. Sehubungan dengan film terbarunya yang box office, Bella mendapat kehormaan untuk hadir sebaga bintang tamu di salah satu acara talk show di televisi. Tentunya dengan semua pendukung film tersebut.

Melissa sibuk memilihkan baju untuk Bella, sedangkan Bella malah melamun. Sepertinya pertemuannya dengan Rayhan beberapa saat lalu telah benar-benar membuat pikirannya kacau sepanjang hari.

"Kenapa tadi kita nggak ke butik langganan aja sih, Bel? Tumben banget kamu ngajak belanja di luar?" tanya Melissa sambil memilah-milah beberapa baju yang sekiranya cocok dengan Bella.

"Lagi pengen keluar aja," jawab Bella asal tanpa berpikir.

Melissa mengambil sebuah gaun cantik berwarna biru muda kesukaan Bella. "Gimana kalau ntar malem kamu pake aja yang ini, Bel?" tanya Melissa sembari menempelkannya di badan Bella dan mengamatinya. "Kayaknya oke, deh."

"Terserah kamu aja, deh. Yang mana aja nggak masalah." Bella malas memberikan komentar apapun. Pikirannya masih ruwet gara-gara Rayhan. Walaupun kesal mengakuinya, tapi pada kenyataannya di otaknya dipenuhi tentang pertemuannya dengan pria tersebut.

Melissa jadi bingung. "Kamu kenapa, sih? Kayaknya belakangan ini sikap kamu aneh banget? Syuting salah melulu, banyak ngelamun, kalau diajak ngomong terserah-terserah aja? Kamu ada masalah apa?"

"Nggak ada masalah apa-apa. Aku cuma lagi mikirin soal Daniel aja." Bella mencari-cari alasan yang lain.

"Daniel? Kenapa sama dia?"

"Ya gitu deh. Setelah tahu kalau aku udah jadian sama Ferly, kayaknya Daniel agak nggak suka, deh."

Melissa mengernyitkan dahinya. "Nggak suka? Maksud kamu?"

Bella memandang Melissa. "Selama ini aku bukannya nggak tahu, tapi aku emang sengaja pura-pura nggak tahu. Kalau sebenernya ... kayaknya Daniel emang beneran suka sama aku deh, Mel. K-a-y-a-k-n-y-a." Bella memberi penekanan pada kata terakhir karena tidak mau dibilang terlalu percaya diri.

"Aku udah duga itu kan, Bel. Daniel tuh suka sama kamu. Kamu nya aja yang keras kepala, tetep nggak mau ngejalanin hubungan sama dia. Alasan kamu itu nggak masuk akal banget, tahu nggak. Temen juga bisa jadi pacar kalau mereka emang cocok."

Bella hanya menghela napas. Melissa memang tidak salah, hanya saja Bella tidak bisa melakukan itu. Berpacaran dengan sahabat? Jika suatu saat mereka putus, maka Bella akan kehilangan pacar dan juga sahabat. Dia tidak mau hal itu terjadi padanya. Lagi.

"Terus gimana tindakan kamu selanjutnya? Kamu udah tahu Daniel suka sama kamu, tapi kamu malah sengaja nyari cowok lain buat kamu pacarin. Kamu nggak mikirin gimana perasaannya Daniel?"

"Itu lebih baik."

Melissa tidak mengerti. "Lebih baik gimana?"

"Jauh lebih baik kalau aku sama dia cuma temenan aja, Mel. Karena aku jauh lebih ngehargain temen daripada pacar." Bella mengakatakan sesuatu yang sulit dimengerti oleh Melissa.

Melissa tetap bingung. "Ya udah terserah kamu aja, deh. Terus gimana? Bajunya mau yang ini apa enggak?" Melissa mengulangi pertanyaannya, menunjukkan gaun berwarna biru muda.

"Iya."

"Ya udah, mendingan kamu coba dulu aja sana. Nih." Melissa memberikan gaun.

Bella segera pergi ke kamar ganti. Dia sudah pasrah dan menurut saja dengan apa yang dipilihkan Melissa.

Malas berpikir.

Melissa menunggu Bella sambil iseng-iseng melihat-lihat baju tanpa membelinya. "Kalau aja aku punya banyak uang, pasti udah aku borong semua baju-baju di mal ini. Bagus-bagus banget."

Mike sedang mengendap-endap masuk ke arena butik tempat Bella dan Melissa berbelanja. Dia kelihatannya sedang berusaha bersembunyi dari seseorang. Dia terus-menerus menoleh ke belakang takutnya orang itu mengejarnya. Dia berjalan mundur-mundur sampai akhirnya tanpa sengaja menabrak Melissa yang berdiri di belakangnya tanpa tahu apa yang terjadi.

Keduanya kaget sekali, dan berteriak dengan spontan. Tapi Mike yang duluan sadar keburu membungkam mulut Melissa supaya Melissa tidak teriak lagi.

"Ssssttt ... jangan teriak, ya? Please." pinta Mike.

Melissa mengangguk-anggukkan kepalanya.

Mike melepas bungkaman mulut Melissa, setelah dirasa cukup aman.

Melissa bisa bernapas lega, dan dia sedikit takut melihat Mike. "Siapa kamu?"

Karena tadi terlalu kaget, Mike jadi lupa memperhatikan wanita cantik di depannya itu. Dan baru sekaranglah dia sadar kalau Melissa ini benar-benar cantik. Sifat playboy nya kumat lagi dan dia menebar senyum semanis mungkin pada Melissa.

"Sorry ya, aku nggak sengaja," kata Mike berseri-seri, mendapat calon gebetan baru lagi.

"Iya nggak apa-apa."

Mike dengan kepercayaan diri yang luar biasa, mengulurkan tangannya. "Hai, kenalin aku Michael Raditya. Panggil aja Mike. Usia 30 tahun, masih lajang. Kamu tahu Deva Market kan? Aku CEO-nya."

Melissa menjabat tangan Mike dengan ragu-ragu seakan-akan tidak terlalu peduli dengan perkenalan Mike yang amat panjang itu. "Melissa."

Mike tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk melakukan pendekatan. Dia mencium tangan Melissa, dan itu membuat Melissa takut dan buru-buru menarik tangannya.

"Jangan kurang aja ya, kamu!" Melissa berubah galak.

Namun Mike menanggapinya sesantai mungkin. "Ups, maaf banget. Aku nggak tahu kalau kamu nggak suka diperlakukan begitu."

Bella muncul dari belakang dengan membawa gaun biru muda yang sudah selesai dicobanya. "Mel."

Melissa dan Mike menoleh.

Mike kaget sekali bertemu dengan Bella, karena setahunya Bella adalah artis papan atas. Siapa sih yang tak kenal dia. Dan seketika itu juga Mike bermaksud mau ngegebet Bella juga. "Kamu ... kamu bukannya Bella? Artis itu, kan?"

Bella memandang asing ke arah Mike. "Iya, kenapa?"

Mike mengulurkan tangannya. "Kenalin, kenalin. Aku Michael Raditya, biasa dipanggil Mike. Usia 30 tahun, masih lajang, dan sekaligus CEO Deva Market."

Bella mengangguk tanpa menyentuh tangan Mike, lalu berpaling pada Melissa. "Bajunya pas. Kayaknya aku ambil yang ini aja, deh."

"Oh iya. Ayo." Melissa dan Bella pergi meninggalkan Mike sendirian.

Tangan Mike masih terulur, dia memandangi tangannya sendiri sambil berkata, "Aku Bella. Seneng banget ketemu sama kamu. Kapan-kapan gimana kalau kita jalan?"

Lalu Mike manarik tangannya, dan mendengkus kesal. "Seandainya aja tadi tuh cewek bilang gitu, aku pasti seneng setengah mati."

___

Bella dan Melissa keluar mal dan menuju ke mobil yang ada di parkiran sambil berbincang.

"Cowok yang tadi siapa, sih? Aneh banget?" tanya Bella menanyakan tentang Mike.

"Tahu tuh, aku juga nggak kenal sama dia. Ketemu juga baru tadi." Jawab Melissa. "Kalau dilihat-lihat dari tampangnya sih, kayaknya bukan cowok baik-baik."

"Kamu punya pikiran yang sama kayak aku. Dia salah satu dari sejuta cowok berengsek se - Indonesia."

Setelah berjalan di antara deretan mobil-mobil yang terparkir rapi di area parkir, Bella dan Melissa mendekati sebuah mobil berwarna merah yang terparkir di antara ratusan mobil di mal itu.

"Tukang parkirnya mana?" Melissa mengedarkan pandangan ke segala arah dan melihat si tukang parkir sedang berada di ujung area parkir mengomando mobil yang mau mundur. "Eh, di sana tuh orangnya."

"Udah biarin aja, kalau dia nggak dateng ke sini ya udah nggak usah dibayar." Bella masuk ke dalam mobilnya dan duduk di belakang kemudi.

Melissa masuk dan duduk di sebelahnya.

Sebuah mobil berwarna hitam mengkilat melaju pelan di area parkir itu, lalu dengan tidak sengaja mobil Bella yang bergerak mundur menabrak mobil yang melintas di belakangnya.

SRAK!!!

Mobil yang tertabrak tadi otomatis langsung berhenti karena pasti sopirnya kaget mendengar suara itu.

"Bel, suara apaan tuh?" Melissa menengok ke belakang dan membelalak, mobil mereka menabrak mobil orang. "Ya ampun. Nabrak, Bel."

Bella kelihatan panik, dia melihat ke belakang dari spion mobilnya. "Aduh, ada-ada aja, deh. Perasaan tadi di belakang nggak ada apa-apa."

Mobil yang ditabrak Bella maju sedikit supaya pintu bisa terbuka. Dan Rayhan keluar dari mobilnya, mengecek cat mobilnya yang lecet akibat tertabrak tadi. Dia pun berteriak ke arah mobil Bella.

"Hei, keluar! Keluar kalian!" teriak Rayhan dari samping mobilnya.

Jantung Bella berdegup kencang, dia sangat mengenali suara Rayhan biarpun tidak melihat orangnya. Setelah belasan tahun, Bella masih saja hafal dengan suara pria itu. Tentu saja itu membuatnya kesal sendiri.

'Rayhan? Serius dia?'

Bab terkait

  • Mantan Terindah   Bab. 4 Awal Masalah

    Melissa terlihat panik. "Bel, gimana nih? Orangnya marah, tuh." "Kamu keluar aja, dan bilang sama dia kita bakalan ganti kerugiannya," kata Bella menghindari untuk bertemu dengan Rayhan. "Hah, kok aku, sih? Kan yang nabrak kamu?" Melissa jelas tidak mau karena yang salah kan Bella. Lebih tepatnya dia takut. "Kamu kan asisten aku, Mel. Udah sana, sana. Kamu urus aja deh, terserah kamu gimana caranya. Pokoknya aku setuju-setuju aja." Dengan terpaksa Melissa keluar dari mobilnya dan menemui Rayhan. Bella diam-diam mengintip dari spion mobil. Dan memang benar Rayhan yang dilihatnya. Rayhan menunjuk-nunjuk cat mobilnya yang lecet dan kelihatannya Melissa mengatakan sesuatu. Pada saat itu si tukang parkir juga datang karena mungkin mendengar keributan. Tapi Melissa berhasil mendiamkannya dengan memberinya uang yang pastinya lebih banyak daripada uang parkir biasa. Tidak lama kemudian, Melissa kembali ke mobil dan menemui Bella. "Gimana? Apa kata orang itu?" tanya Bella nggak sabar. "S

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-29
  • Mantan Terindah   Bab. 5 Uang Ganti Rugi

    Rayhan berjalan bersama sekretarisnya---pak Glen---pria yang berumur jauh lebih tua dari Rayhan. Saat ini mereka berada di koridor sebuah hotel, baru saja mengadakan pertemuan dengan klien penting di restoran hotel tersebut. Pak Glen terlihat memegang sebuah map berwarna abu-abu dan mereka membicarakan mengenai perjanjian kerja sama dengan klien yang tadi barjalan lancar. "Sebelumnya, maaf kalau saya tidak sopan, Pak," kata pak Glen penuh hormat. "Kalau menurut saya, Anda ini semakin lama semakin mirip dengan pak Carlo." Rayhan hanya tersenyum. "Apa? Yang benar?" Pak Glen mengangguk. "Iya, Pak. Cerdas, cekatan dalam mengambil keputusan, dan selalu berhasil dalam menjalin kerjasama dengan klien." Rayhan merasa kepalanya kini besar sekali. "Pak Glen, Anda mau membuat saya besar kepala? Setelah kekenyangan ditraktir makan tadi, sekarang Anda juga mau membuat kepala saya besar?" Ketika mereka sampai di depan, Rayhan tiba-tiba menghentikan langkahnya. Membuat pak Glen yang jalan sediki

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-29
  • Mantan Terindah   Bab. 6 Gosip Baru

    Di luar, Bella yang menunggu di dalam taksi melihat Rayhan keluar kafe dan masuk ke mobilnya. Dia sedikit membungkukkan badannya khawatir Rayhan akan mengetahui keberadaannya. Setelah yakin mobil Rayhan berjalan meninggalkan lokasi kafe, Bella menegakkan badannya dengan lega. Mengira semua masalah suda terselesaikan. Lalu Melissa masuk ke dalam taksi."Gimana? Semuanya udah beres, kan?" tanya Bella dengan wajah berseri-seri. "Sekarang aku bisa lega."Melissa memasang wajah bad mood lalu memberikan amplop berisi uang pada Bella.Bella bingung. "Apaan nih?" Dia memeriksanya dan kaget melihat uangnya. "Kenapa ini masih ada sama kamu? Bukannya harusnya kamu kasih ke cowok itu?""Iya, tadinya aku udah kasih ke tuh cowok. Aku udah sampein apa yang tadi kamu bilang ke aku.""Terus ... kenapa masih ada di kamu?""Dia nggak mau terima uangnya."Bella membelalak. "Apa?! Nggak mau?""Dia bilang nggak bakal mau terima uang dari kamu kalau bukan kamu sendiri yang datang terus kasihin uang ke dia."

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-21
  • Mantan Terindah   Bab. 7 Si Penguntit

    Daniel tersenyum diam-diam. "Kamu kenapa sih, kayak gini aja ribet banget? Ya udahlah biarin aja. Namanya juga wartawan, suka melebih-lebihkan berita. Kamu nggak perlu cemas. Nanti juga ilang sendiri beritanya." "Tapi Dan, kamu tahu kan image apa yang melekat di aku selama ini?" "Playgirl?" Daniel menjawab. "Iya." "Emangnya kenapa kalau aku pacaran sama playgirl?" Daniel terlihat tidak keberatan sama sekali. "Aku nggak keberatan, kok." Bella terdiam---lebih tepatnya sedang memikirkan sesuatu. "Aku pikir kamu bakalan seneng dengan gosip ini, tapi nggak tahunya kamu malah kelabakan kayak gini? Aku sedih nih, sekarang," ujar Daniel sedikit bergurau. "Dan, aku udah punya pacar." Bella berusaha memberi pengertian ke Daniel yang justru terkesan santai saja."Aku tahu kamu udah punya pacar," kata Daniel masih dengan nada tenang. "Lagipula itu cuma gosip nggak berdasar, Bel. Udahlah tenang aja. Tapi kalo kamu masih khawatir aja, aku akan klarifikasi ke media.""Beneran?""Iya. Udah, ten

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • Mantan Terindah   Bab. 8 Bertemu Naura

    Bella berada di lokasi syuting, dan kali ini dia sedang beradegan mesra dengan Daniel. Di drama ini mereka berperan sebagai sepasang kekasih dan pastinya harus mesra. Adegan kemesraan mereka sangat tidak disukai oleh Nirina yang melihat mereka dari samping sutradara yang sedang sibuk memperhatikan gambar di monitornya. "CUT!!!" teriak sutradara. "Cukup bagus!"Bella dan Daniel berjalan menepi dan duduk di belakang sutradara untuk istirahat. Daniel menyodorkan sebotol air mineral pada Bella. Dari belakang, terlihat Melissa mengurungkan niatnya untuk mendekati Bella dan memberinya minuman setelah keduluan Daniel. Dia juga tidak mau mengganggu mereka, lalu memutuskan untuk kembali ke belakang. "Makasih." Bella menerimanya dan langsung meneguknya. Nirina datang dan memberikan sekaleng jus pada Daniel. "Dan, ini minum buat kamu," kata Nirina dengan penuh sayang. Daniel sedikit kaget karena Nirina tiba-tiba menghampirinya. "Oh, iya. Makasih ya, Na." Daniel menerima minuman itu.Nirina te

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-23
  • Mantan Terindah   Bab. 9 Janji Bertemu

    Mike berjalan santai keluar Deva Market---salah satu supermarket terbesar di Jakarta---yang merupakan perusahaan yang dia pimpin. Dia berjalan dengan gaya sok cool dan sok keren. Mengabaikan tatapan satpam yang berjaga di sebelah pintu masuk---yang tentu saja dia sudah hafal betul dengan sifat bosnya tersebut. Ketika itu ada telepon masuk di ponselnya."Halo, mamaku yang cantik. Ada apa?" tanya Mike narsis."MICHAEL!!!!" Sofia---mama Mike malah berteriak di ujung telepon sana.Membuat Mike menjauhkan ponsel dari telinganya. "Aduh, Mama. Ada apa sih? Kenapa teriak-teriak?""Kamu ini bener-bener mau bikin Mama cepet mati, ya?!"Mike kaget. "Mama kenapa, sih? Ya enggaklah, masa aku mau Mama cepet mati. Mama ini ngomong apa?" Mike hanya menanggapi santai kemarahan sang mama yang jika sekarang ini ada di sana pasti sudah melayangkan sendal ke arahnya.Mike menuju mobilnya dan masuk ke dalam mobilnya, bersiap untuk pergi."Mama dengar dari sekretaris kamu, katanya hari ini kamu membuat masal

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-23
  • Mantan Terindah   Bab. 10 Rumah Sakit

    Rayhan membuka matanya perlahan. Samar-samar dia melihat langit-langit putih polos, dia memejamkan matanya lagi lalu membukanya lagi. Kali ini dia bisa melihat dengan jelas langit-langit sebuah ruangan yang putih polos. Dia menoleh dan sedikit mendongakkan kepalanya, melihat kantong infus tergantung di atasnya, kemudian sadar kalau lengan kanannya dipasangi selang infus. Rayhan melihat pakaiannya, dia mengenakan baju rumah sakit. Setelah mengamati semuanya, dia baru sadar kalau dia ada di rumah sakit sekarang ini. "Aku di rumah sakit?" kata Rayhan pelan, seraya tangan kirinya yang tidak diinfus meraba kepalanya yang sekarang sudah tidak sakit lagi. "Kenapa aku bisa ada di sini?" Rayhan sama sekali tidak ingat apa yang terjadi karena dia pingsan. Dia juga tidak tahu siapa yang membawanya ke rumah sakit. Tapi mengingat tentang kantor, Rayhan jadi teringat sesuatu yang penting dan tanpa sengaja terlupakan. Rayhan terduduk dengan kaget. "Bella? Aku kan harusnya ketemu sama Bella sekaran

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-24
  • Mantan Terindah   Bab. 11 Ajakan Daniel

    Pukul delapan pagi, Rayhan mengadakan rapat di kantornya. Hampir semua karyawan berkumpul---termasuk para sutradara dan penulis naskah. Beberapa kepala bagian dan manajer keuangan memberikan laporannya pada Rayhan. Setelah semuanya mendapat tanggapan dari Rayhan dan selesai, kini giliran Pak Wilson yang mengajukan laporannya. Pak Wilson biarpun kelihatannya sangat tidak suka, dia terpaksa menyerahkan beberapa berkas ke depan Rayhan sembari berkata, "Drama Love Is Rain baru-baru ini mengalami rating yang buruk, Pak. Padahal sebelumnya drama ini tidak pernah keluar dari sepuluh besar acara paling populer di televisi." Rayhan mengamati satu per satu berkas yang diberikan Pak Wilson padanya. "Drama ini sudah sampai pada 115 episode, dan sudah tiga kali mengalami perpanjangan sebelumnya. Saya sudah membicarakan dengan Pak Gio---yang bertanggungjawab atas naskah ini, dan kami pikir, para penonton sudah mulai jenuh dengan jalan ceritanya, dan kami menyarankan bagaimana kalau kita sedikit m

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-24

Bab terbaru

  • Mantan Terindah   Bab. 105 I Love You

    Mike sedang sibuk dengan ponselnya---membaca berita di internet dalam keadaan tenang. Tiba-tiba ada keributan datang dan mengganggu ketenangannya. Empat anak kecil---dua perempuan dan dua laki-laki yang semuanya masih kecil-kecil berlari menghampirinya. "PAPA!!!!" Mike kaget dan buru-buru meletakkan ponselnya dan menyambut kedatangan mereka. "Ada apa? Kenapa ribut-ribut?" tanya Mike. "Kalian nggak sekolah?" "Aku belum sekolah, Pa," kata salah satu anak perempuannya yang masih kecil. "Aku masih tiga tahun." "Maksud Papa, kakak-kakak kamu itu." Mike menunjuk ketiga anaknya yang lainnya. "Kenapa kalian nggak sekolah?" "Ini kan hari Minggu, Pa," kata salah satu anak laki-lakinya. "Papa aja santai-santai di rumah, nggak kerja." "Apa?" Mike bengong. "Masa Papa nggak tahu kalau hari ini hari Minggu? Ih, ternyata Papa kita payah." Mike langsung kesal. "Hei, biar payah gini, aku ini papa kalian, tahu. Kalau Papa nggak ada, nggak mungkin kalian bakalan ada." Mike mengatakan hal-hal yan

  • Mantan Terindah   Bab. 104 Undangan Pernikahan

    Sepuluh Tahun Kemudian .... Bella sedang menjalani syuting film terbarunya di sebuah taman bermain. Dia berdialog panjang sekali, sampai-sampai harus mengulang sampai tiga kali karena salah terus. Dan di take ke tiga-nya .... "Kamu nggak tahu kenapa aku melakukan ini?" kata Bella dalam dialognya bersama seorang pria yang menjadi lawan mainnya. "Sudah 15 tahun aku menunggu kamu, tapi apa? Kamu hanya memberikan janji-janji tapi nggak pernah menepatinya. Kalau kamu terus seperti ini, mendingan kita---" "MAMA!!!!" Dialog Bella lagi-lagi terputus, kali ini bukan karena Bella lupa dialognya, melainkan ada yang memanggilnya di luar syuting. Dua anak laki-laki memakai seragam SD dan seorang anak perempuan memakai seragam TK berlari ke arahnya dan memasuki lokasi syuting. Mereka bertiga mendekati Bella. "CUT! CUT! CUT!!" teriak sutradara. "Aduh, ada apa lagi sih, itu?!" Sutradara mulai frustrasg "Mama, ayo pulang!" rengek salah seorang anak laki-lakinya yang kembar. "Iya, Mama!" si kemb

  • Mantan Terindah   Bab. 103 Kamu Milikku

    Daniel melihat ke foto yang dirobek Naura, lalu tersenyum kecil. "Nyerah?" Naura terdiam, memandangi fotonya yang sudah terpisah dengan foto Rayhan. "Menurut kamu?" "Aku juga udah berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan apa yang aku mau. Tapi memang, ada hal-hal yang seharusnya memang bukan menjadi milik kita. Sekeras apapun usaha kita untuk ngejar dia, kalau emang dia bukan milik kita, pasti akan tetep ninggalin kita." Naura masih diam, memandangi foto Rayhan. "Gimana kalau aku nyaranin, mendingan kamu mulai lupain dia?" tanya Daniel. "Emang itu yang mau aku lakuin sekarang," jawab Naura. "Aku udah cukup bahagia Rayhan sekarang sembuh. Aku juga bahagia, kalau Rayhan bahagia." Daniel menoleh, memandangi Naura dengan tatapan aneh. Sebuah pemikiran pun terlintas di benaknya. "Ra?" "Iya, kenapa?" "Kamu mau ikut aku ke Sidney?" tanya Daniel tiba-tiba. Naura memandang Daniel---bingung. "Sidney?" "Aku bakal bantu kamu buat bisa ngelupain Rayhan sepenuhnya," ujar Daniel. "Untuk m

  • Mantan Terindah   Bab. 102 Semua yang Hidup Pasti Mati

    Satu tahun kemudian .... Bella berlari-lari sambil membawa sepatu hak tingginya. Dia berlari di atas rerumputan hijau yang subur, dan berkali-kali dia menginjak tanah becek karena sepertinya habis hujan deras tadi malam. Tentu saja dia sangat kesusahan berlari apalagi dengan mengenakan sepatu hak tinggi, makanya dia memutuskan untuk telanjang kaki saja.Setelah lari-lari dan menghadapi beberapa rintangan, seperti tanah becek, genangan air, dan lain-lain, Bella sampai juga di tempat tujuan. Sebuah pohon besar yang sudah tidak asing lagi untuknya. Napasnya terengah-engah dan hampir saja dia tidak bisa bernapas karena terlalu lelah."Terlambat dua menit, lima puluh tiga detik," kata seseorang.Bella berteriak kesal. "HEI!"Seseorang berdiri membelakangi Bella sambil menatap pohon besar tua di depan matanya yang daunnya tampak lebat dan hijau subur. Rayhan memutar tubuhnya dan tersenyum jahil padanya. "Aku kan udah bilang, aku nggak punya banyak waktu. Aku suruh kamu dateng dalam waktu l

  • Mantan Terindah   Bab. 101 Kamu Boleh Pergi

    FlashbackRayhan dan Vicko menghabiskan akhir pekannya dengan pergi memancing sesuai rencana. Tempat yang mereka pilih untuk acara memancing adalah sebuah sungai besar yang terletak di tepi hutan. Air sungai yang jernih serta dikelilingi banyak bebatuan, menjadikan tempat itu sangat nyaman untuk bersantai sambil memancing. "Udaranya seger ya, Pa?" Rayhan yang duduk di atas bebatuan sambil memegang kail pancingnya, berkata pada sang papa yang juga melakukan hal yang sama di sebelahnya. "Iya, kebetulan cuaca agak mendung jadi nggak panas. Mudah-mudahan aja nggak hujan." Vicko menengadah ke langit dan melihat gumpalan awan abu-abu yang tersebar di langit sejak pagi tadi. "Sebenernya ya, Pa. Dari pada mancing, aku lebih suka nyemplung aja ke sungai terus berenang." Rayhan berkata sembari tertawa. "Aku udah lupa kapan terakhir kali mandi di sungai." "Waktu kamu kelas 1 SD dan Papa bawa kamu pulang sambil dijewer kupingnya." Vicko menjawab sekaligus mengingatkan. Jawaban Vicko sukses m

  • Mantan Terindah   Bab. 100 Kembalikan Senyuman Anak Saya

    Sambungan flashback"Aku janji nggak akan lupa sama pelajaran sekolah kok, Ma." Bella memberikan pembelaan. "Sekolah tetep jadi yang utama buat aku. Lagian, kita pacarannya nggak akan macem-macem, kok."Rayhan mengangguk lagi, mengiyakan ucapan Bella. "Betul, Mama---emm maksud saya Tante. Kita berdua nggak akan ngelakuin hal-hal yang aneh, kok.""Saya sudah menyuruh kamu diam, ya." Evellyn melotot ke arah Rayhan. "Kenapa kamu main nyerobot saja dari tadi? Diam."Rayhan menutup mulutnya rapat-rapat dan kembali menganggukkan kepalanya.Evellyn kembali menatap ke arah putrinya. "Bella, kamu nggak pacaran aja nilai kamu sudah jelek. Kamu bahkan menempati urutan ke tiga terendah di kelas kamu. Apalagi sekarang kamu sok-sok an pacaran segala? Mau jadi apa kamu nanti? Sebenarnya kamu ke sekolah buat belajar apa buat pacaran, sih?""Aku janji bakal rajin belajar kalau Mama ngijinin aku sama Rayhan pacaran, Ma." Bella tetap bersikeras. "Kamu pikir Mama percaya? Pokoknya Mama nggak setuju kali

  • Mantan Terindah   Bab. 99 Hanya Kamu

    Bella kembali ke lantai dasar dan sampai di lapangan basket sekolah. Dulu, tempat itu selalu ramai tiap kali jam istirahat karena ada banyak murid laki-laki yang bermain basket di sana dan para murid perempuan menjadi penonton.Di sisi yang lain, dulu pernah ada sebuah panggung hiburan di sana saat pentas seni sekolah. Di panggung itu dulu Bella dan Rayhan berduet menyanyikan lagu sampai tragedi Rayhan lupa lirik dan semua teman-temannya melempari mereka dengan segala macam benda yang ada termasuk sepatu.Pengalaman yang tak akan pernah terlupakan oleh Bella."Bella!"Bella menoleh lagi mendengar namanya disebut. Lalu dia seolah berada di masa belasan tahun yang lalu, saat hujan turun ketika pelajaran olahraga.Rayhan remaja membawakan payung berwarna kuning dan menghampiri Bella remaja yang sedang asik menikmati hujan pertama di lapangan, sementara semua teman-temannya berteduh."Kamu ngapain hujan-hujanan?" tanya Rayhan remaja sambil memayungi Bella remaja yang seragam olahraganya s

  • Mantan Terindah   Bab. 98 SMA Kenangan

    Hari ini tiba-tiba Bella ingin mengunjungi SMA tempatnya dulu bersekolah. Setelah berkali-kali hanya lewat dan lebih sering mengunjungi taman belakangnya yang merupakan tempat kencan favoritnya bersama Rayhan, kali ini Bella menyempatkan mendatangi sekolah lamanya dan menyapa beberapa guru yang dulu pernah mengajarnya di kelas. SMA Pelangi---papan nama itu masih tetap terpampang dengan jelas di atas pintu gerbang. Bella sengaja datang di saat jam pelajaran berlangsung karena dia ingin berjalan-jalan di sekolah tanpa ada keramaian. Ketika melangkahkan kakinya memasuki halaman sekolah, Bella langsung bernostalgia tentang masa-masa SMA nya dulu. Seolah dia melihat dirinya sendiri yang memakai seragam SMA sedang berlarian bersama teman-temannya---dengan tawa candanya. Senyuman Bella mengembang saat dia mulai teringat masa remajanya dulu. Dia melanjutkan langkahnya menuju serambi sekolah. Suasana sangat sepi seperti yang dia harapkan dikarenakan proses belajar mengajar masih berlangsung

  • Mantan Terindah   Bab. 97 Happy Birthday

    Bella memarkir mobilnya di tepi jalan dengan lampu sein sebelah kiri menyala. Di dalam ada Daniel yang duduk di sebelahnya. Suara kendaraan berlalu lalang menjadi latar belakang."Sebelumnya aku mau minta maaf sama kamu, Bel." Daniel membuka percakapan mereka. "Aku minta maaf karena udah minta kamu buat ketemu sama mama aku. Aku juga nggak tahu ternyata mamaku kayak gitu. Aku pikir dia minta mau ketemu kamu buat tujuan yang baik. Nggak tahunya ...." Daniel benar-benar menyesalkan semuanya."Nggak apa-apa. Aku ngerti, kok." Bella berusaha memahami perasaan Daniel, walaupun dia merasa sedikit tersinggung dengan ucapan Catherine tempo hari. "Aku juga minta maaf mewakili mama aku, Bel. Aku janji, aku bakal kasih pengertian lagi ke mama. Aku nggak akan nyerah biar mama aku bisa terima kamu.""Dan." Bella berusaha menjelaskan. "Aku yang harus minta maaf ke kamu. Mungkin selama ini aku terkesan ngasih harapan palsu ke kamu."Daniel seolah tahu apa yang akan dikatakan Bella selanjutnya, tamp

DMCA.com Protection Status